Onew POV

Jonghyun menarik botol yang akan Onew minum. “kau bilang kau tidak akan mabuk lagi?” tanya Jongyun kesal. “neee~”

“kau kembali hidup?” tanya Jonghyun memastikan. Onew mengangguk. “aku tidak hidup sepenuhnya.”

“mwo? Apa maksudnya?”

“aku masih belum menerima kepergian BoA. Dia mirip sekali… seperti BoA.” Kata Onew sambil menengadahkan kepalanya. Dia menangis.

“kau masih menyelidikinya?” tanya Jonghyun. Onew mengangguk. “kau mau tau? Alasannya kenapa kau belum menerima kepergian BoA?”

“mwo?”

“karena kau masih menyelidikinya. Lebih baik hentikan semua itu.”

“….”

“sampai kapan kau akan terus menyalahkan Chae sun?! kau terus menghindarinya. Menganggapnya tidak ada. Dia adikmu! Mana boleh kau begitu terhadapnya?”

“LALU AKU HARUS BAGAIMANA?” tanya Onew yang tiba-tba menyerang Jonghyun. Dia menarik kerah anak itu. “KAU MAU AKU HARUS BAGAIMANA? MATI KONYOL SEPERTI ITU?! APA INI LELUCON HAH?!” teriak Onew geram.

Jonghyun menarik tangan Onew. Mendorongnya hingga tersungkur. Menatap Onew dengan penuh kecewa. “Kau tau. Hidup harus tetap berjalan. Seberapa jauh cinta meninggalkanmu. Cinta juga akan kembali kepadamu. Dia akan tetap disana. Tidak akan kemana-mana.” Kata Jonghyun sambil menendang kaki anak itu lalu pergi.

***

Key POV

Hari H… date…

“SUNGGUH?! CHAE SUN MAU BERKENCAN DENGANMU?! Ah… akhirnya…” teriak Sunny lega dari sana. “Nee! Malam ini, aku akan mengajaknya makan malam. Neee, bye!”

Key mengakhiri pembicaraannya dengan Sunny dan mengunci pintu kamarnya. Hari ini, Chaesun menunggunya di bus stop yang tak jauh dari rumahnya. Saat dia berjalan menuju bus stop, Key merasa ada yang mengikutinya. Namun saat dia berbalik, tidak ada siapa-siapa. “Hmm… aneh sekali.” Gumam Key.

Setibanya di Halte Dia menutup mata Chae sun, tapi ternyata Chae sun sudah menebaknya. “sudah, jangan main-main key. Aku sudah lapar, ayo! Mau makan dimana?” tanya chae sun.

“kau suka makan pedas kan?”

“Sunny memberitahumu?”

“Anio. Aku dengar di Jongno-gu sedang ada jajanan pasar. Kita kesana sekarang.”

“Jongno-gu…”

“hmm..”

***

Chaesun POV

Jongno-gu. Akhirnya ada yang berani mengajakku kesana. Sudah tiga tahun aku tidak kesana. Bukan. Aku memang tidak kesana sejak tiga tahun ini. hanya melewati, tidak berminat untuk mampir.  Disana, kenanganku dan Joongki hidup.

Setiap musim dingin biasanya ada banyak jajanan traditional. Dulu saat masih ada Joongki,  dia akan membelikanmu ttobokki (nasi beras yang pedas), dan jjangmyun. “aish~ aku mikir apa sih” gumammu sedih.

Setibanya disana, kau bisa melihat bayangan Joongki berkeliaran kesana-kemari. Kalian, dulu sering kesini walaupun kalian tidak tinggal di daerah sini.  Untuk beberapa saat kau tertegun. Namun tiba-tiba Key menyadarkan lamunanmu. “Hey, apa yang kau lakukan? Aku kita keliling-keliling Jongno-gu.”

Saat Key berkata seperti itu Kau melihat sisi lain dari Key. Saat melihat Key, kau merasa Joongki ada dalam diri Key. Joongki yang selalu mengajakmu keluar terlebih dahulu dari kotak pandoramu. Yang Key lakukan hari ini adalah seperti apa yang Joongki pernah lakukan padamu.

Flashback 3 tahun yang lalu~

Kau duduk murung di bus stop Jongno-gu. Kau hampir kehabisan ide untuk tugas akhir semestermu. Seseorang membawakanmu dua bungkus ttobaki dan sebotol air putih. “sudah, jangan sedih begitu! aku bisa gila kalau melihatmu seperti ini!”

Kau hanya tersenyum.

“etthoke? Aku benar-benar tidak punya ide.” Katamu sambil melahap nasi beras itu dengan kesal. Tiba-tiba Joongki berdiri dihadapanmu dan mengejutkanmu.

“Tara!!! Bagaimana? Penampilanku sudah okay belum? Apa sudah terlihat seperti Super Junior?” tanya Joongki sambil membuka mantel hitamnya, memamerkan kaos dengan gambar super Junior. Kau hanya berdecak sinis menatapnya. “itu hanya membuatku tidak selera makan.”

“Gzz…kau ini.” kata Joongki gemas dan mengacak-acak rambutmu. “Kaja!” dia berbalik membelakangimu.

“Mwo? Aku baru saja mau memulai makan!” teriakmu kesal.

“kau tidak mau keliling kota Jongno-gu?”

“mau…” katamu cemberut sambil melahap ttobakki.

“kaja..”

***

Minho POV

Sunny terus menarik tangannya dengan keras. Hari ini tiba-tiba dia mengajak Minho ke Jongno-gu tanpa memberikan alasan yang jelas. “ya! Sebenarnya kenapa kau mengajakku kesini?!” teriak Minho kesal.

“Gz… jinjja…” kata Sunny tiba-tiba ikutan kesal. “Araso! Tapi janji satu hal denganku?”

“kenapa aku harus janji?” tanya Minho.

“yasudah, kalau begitu aku tidak akan memberitahukannya padamu. lagi pula tidak ada ruginya jika aku tidak memberitahukan hal ini padamu. mungkin ini merugikanmu. Jadi, aku tidak akan memberitahumu jika kau tak janji!” kata Sunny sambil berjalan mendahului Minho.

“MWO?!!!” Minho mengolah kata-kata Sunny. Tidak merugikan Sunny tapi merugikan Minho. Apa maksudnya? Batin Minho penasaran.

Sekilas saat Minho mengikuti Sunny dari jauh, dia menyadari sesuatu. Dia ingat ketika saat pemotretan Sunny mencegah Minho untuk menemui Chae sun. Apa Sunny tengah mencomblangi Chae sun dengan Key?! Minho bergegas memanggil gadis itu.

“YA! KAU MENJODOHI CHAE SUN DAN KEY?”
“menurutmu?”
“neo michyeoss-eo?”
“wae?” tanya Sunny dengan wajah pura-pura tidak tahu. Sunny kembali mengutit, Minho geram. Dia segera berlari mendekati Sunny untuk mencubit pipinya dengan gemas. Sunny berteriak kesakitan, tapi tiba-tiba seseorang menegurnya.

“Minho oppa…” Minho menoleh dan mendapati Krystal dan Onew tengah menatap mereka berdua dengan tatapan terkejut.

“neo… kau bukannya temannya Chae sun?” tanya Onew menebak-nebak. Ia mengangguk. Minho melihat Krystal menatap unnienya dengan kesal. “kalian… jadian?” tanya Krystal.

“A…a…anio…!! Tidak seperti itu, jangan salah paham Krystal! Aku kesini karena aku ingin membeli sesuatu.” Kata Sunny ngeless.

“Oh…” jawab Krystal datar. Minho melihat tangan Krystal bergerak cepat menggandeng Onew. Anak itu juga sepertinya terkejut saat Krystal mengandengnya. “apa yang kalian lakukan disini?” tanya Minho setengah jealous.

“uri??” Onew mengulaskan senyum bahagianya, “aku dan Krystal sedang berkencan.”

***