Chapter 26

Started With a Kiss
Please Subscribe to read the full chapter

Minho memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana jeansnya. Sembari menggigit bibirnya ia pegang lengan kirinya dibagian atas, menekannya sedikit untuk menghentikan pendarahan. Beruntung, tulangnya tidak patah walaupun dia terjatuh cukup keras sebelum akhirnya terlempar dari motornya dan terguling.

 

Minho melihat lengannya lagi. Jaketnya terkoyak dan darah merembes dari sela-sela jarinya. Sial! Dia hanya ingin mendorong Kyuhyun sedikit tapi dirinya yang malah terluka. Cukup parah hingga ia tak mampu menggerakkan lengannya.

 

Kepalanya ia tolehkan kebelakang. Kebetulan ia berhenti ditaman yang ada lapangan basket dan sedang diadakan pertandingan. Membuatnya bisa memberikan alasan pada Kyuhyun agar tak menaruh curiga padanya. Walaupun dia harus mati-matian menahan rasa sakit dan ringisannya.

 

Minho membuka tutup botol air mineral dengan giginya lalu membuka jaketnya dengan hati-hati. Ringisan kembali keluar dari bibirnya saat ia menyiramkan air itu ke lukanya. Air yang semula berwarna bening itu berubah merah mengaliri lengannya. Kapas yang basah oleh alkohol ia tempelkan, membuat giginya mengerat dan sedikit menggigit pipi bagian dalamnya. Pelipisnya telah basah oleh keringat.

 

Ia melihat lukanya, cukup dalam. Entah ia menghantam apa hingga bisa begitu, ia tidak ingat. Pelan-pelan meneteskan obat merah lalu membalutnya dengan kain kassa yang sempat ia beli tadi.

 

Setelah sakitnya mereda ia berdiri dan membuang jaketnya ke tempat sampah. Ia berhenti sejenak didepan motornya. Beberapa goresan yang sangat kentara tercetak disana. Lukanya bisa ia tutupi dengan lengan panjang. Tapi bagaimana dengan motornya? Harus ia kemanakan motornya? Pasti ayahnya akan bertanya. Begitupun dengan Kyuhyun.

 

Minho mendecak. Masa bodoh. Ia bisa pikirkan itu nanti setelah motornya menjadi bagus lagi dan tidak meninggalkan jejak.

 

.
.
.

 

Suara ribut yang didominasi kaum hawa itu memenuhi ruangan. Antrian panjang terlihat. Dari remaja sampai dewasa ada, rela berdiri lama demi bisa melihat wajah sang idola lebih dekat, mendapat tanda tangan dan berjabat jika beruntung.

 

Salah satu yang terlihat mencolok adalah seorang pria cantik yang berdandan dengan nyentrik. Kaca mata hitam bertengger dihidungnya dan kipas kecil berbaterai berputar didepan lehernya sebagai usaha mengusir rasa panas. Didepannya ada anak laki-laki berumur sekitar enam tahun memegang poster besar dan selembar photocard. Kakinya tak berhenti untuk berjingkat-jingkat karena rasa antusias dan tidak sabarnya. Dia adalah satu-satunya fans anak-anak disini. Siapapun yang melihatnya pasti ingin mencubit pipinya yang bulat itu.

 

"Eomma~ kapan antrian ini akan bergerak? Kenapa lama sekali?" Keluh anak laki-laki yang berpotongan rambut seperti jamur itu.

 

"Diamlah Kyunnie. Kau pikir eomma menikmatinya?"

 

Kim Heechul menengok antrian didepannya. Masih ada sekitar dua puluh orang. Rasanya ia ingin berteriak untuk menyuruh agar lebih cepat. Tapi mungkin dia akan diserang semua orang jika berbuat demikian.

 

"Eomma~ apa aku nanti bisa berfoto?"

 

"Tentu saja tidak."

 

"Bisakah eomma berbicara pada mereka? Mungkin saja boleh karena aku anak kecil."

 

"Tidak bisa Kyunnie. Itu memakan waktu lama. Kau tidak lihat sepanjang apa antrian dibelakang kita?" Heechul memberikan alasan. Dia ingin cepat-cepat pergi.

 

Kyuhyun hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Mereka pelit, gerutunya. Sembari menunggu gilirannya ia menyanyikan jingle es krim itu dengan antusias. Dia sungguh ingin berfoto bersama Siwon lalu menunjukkannya pada teman-teman satu kelas, pasti akan sangat keren. Tapi bagaimana caranya? Apa dia harus menangis atau melakukan aegyo didepannya? Tapi itu sangat menjijikkan. Dia tidak suka melakukannya. Terlebih para noona pasti akan memekik lebih keras daripada sekarang.

 

Heechul memasukkan kipas kecilnya kedalam tas saat hanya ada beberapa orang didepannya. Anak laki-lakinya semakin bersemangat, melompat-lompat. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kyuhyun yang lebih suka berdiam diri dirumah dan menghabiskan waktunya bermain game, tak tertarik dengan yang lain termasuk kartun tiba-tiba merengek ingin menghadiri acara fansign sesaat setelah melihat iklan ice cream di televisi dimana Choi Siwon menjadi bintangnya. Sebagai ibu, dia hanya mengabulkan permintaan kecil itu setelah menolaknya mentah-mentah.

 

"Halo. Siapa namamu?" Sapa Siwon dengan memajukan badannya dan menatap kebawah.

 

Kyuhyun mendongak menatap ibunya dengan puppy eyes-nya pertama kali, minta digendong. Meja didepannya terlalu tinggi untuknya, menghalangi pandangannya dari Siwon.

 

Kyuhyun terbengong sebentar, masih tidak percaya kalau pria idamannya tepat didepan matanya. Sangat tampan sekali. Perlahan rona merah menenuhi pipinya.

Kyuhyun menampilkan senyum manisnya walaupun masih terkesan malu-malu. "Cho Kyuhyun imnida. Dua hari yang lalu aku berulang tahun yang keenam."

 

"Jinjjayo? Woahh selamat ulang tahun untukmu." Siwon menggerakkan hidung Kyuhyun dengan gemas.

 

Senyum Siwon makin lebar hingga menampilkan lesung pipinya yang dalam. Sudah sejak tadi ia mengamati Kyuhyun, si anak manis itu. Bagaimana kepalanya yang menyembul disela antrian untuk melihatnya lalu akan tersenyum lebar dan kembali bersembunyi jika ia balas menatapnya. Berkali-kali seperti itu, terkadang akan berlari kebelakang ibunya, memegang bagian baju ibunya dan mengintipnya malu-malu. Ia merasa gemas, ingin memeluknya, menciumi pipi gembilnya dan membenamkan wajah diperut kecilnya. Dan ketika jarak mereka sedekat ini, ia bisa melihat mata Kyuhyun yang indah, jernih. Menariknya untuk tak melepas pandangan, menyuruhnya untuk selalu menatapnya. Ia bertaruh, Kyuhyun akan sangat menawan saat remaja nanti.

 

"Aku suka es krim yang rasa coklat." Ujar Kyuhyun sambil memberikan photocard miliknya untuk ditanda tangani.

 

"Itu juga rasa favoritku." Siwon membubuhkan tanda tangannya.

 

"Jika aku sudah besar, aku ingin menikah denganmu. Maukah kau melamarku nanti?" Heechul dengan cepat membekap mulut anaknya, mencegah Kyuhyun mengeluarkan kalimat aneh lainnya.

 

Gerakan pena Siwon terhenti. Ia memandang Kyuhyun yang sedang memarahi ibunya dengan gaya lucu kemudian memandangnya lagi dan mengerjap polos. "Hyung mau, kan?"

 

Siwon tanpa sadar menganggukkan kepala. "Ya. Tentu saja."

 

"Janji?"

 

"Janji." Siwon mengaitkan jari kelingking mereka.

 

"Saranghae."

 

"Nado saranghae Kyuhyunnie." Siwon menyerahkan kembali photocard milik Kyuhyun.

 

"Sampai jumpa."

 

Dan hal yang selanjutnya terjadi membuat Heechul shock hingga menganga lebar. Riuh sorakan gemas memenuhi ruangan. Kyuhyun yang tersenyum dan Siwon yang mematung.

 

...

 

"Apa yang terjadi noona?" Tanya Hyukjae dengan penasaran tingkat tinggi.

 

"Kyuhyun mencium bibir Siwon." Heechul mengeluarkan satu lembar foto yang menjadi satu-satunya bukti. Foto yang diambil oleh salah satu fans lalu ia cetak.

 

Donghae menggeleng takjub. "Daebak. Ternyata Kyuhyun sangat agresif."

 

"Kyuhyun dulu sangat manis, tapi kenapa sekarang seperti setan?" Komentar Ryeowook.

 

"Kau sangat konyol. Hanya karena kejadian yang tak berarti kau menjodohkan mereka." Hangeng menanggapi.

 

Heechul menatap suaminya dengan mata berkilat. Dan seperti biasa, Ryeowook memilih kabur mencari jarak yang aman sebelum Heechul menyadari apa yang telah ia katakan. "Apa? Kau menyebutku konyol?"

 

Hangeng menelan ludahnya susah payah. "Maksudku itu hanya janji untuk menyenangkan anak kecil. Bahkan aku yakin mereka tidak mengingatnya."

 

"Otak mereka tak mengingat, tapi hati mereka yang mengingat. Hampir dua belas tahun berlalu tapi tetap saja Kyuhyun mencintai Siwon. Ini takdir. Mereka berjodoh." Kukuh Heechul.

 

"Tapi noona, sepertinya Kyuhyun tak mengingatnya?" Ucap Eunhyuk ragu. Sejauh yang ia tahu Kyuhyun itu fans berat Jung Yunho dan tidak ada tanda-tanda kalau ia fans Siwon.

 

"Dia menghanguskan semua yang berhubungan dengan Siwon karena patah hati, Siwon sudah menikah dan punya anak."

 

Hangeng mengangguk sekali. Ia ingat kejadian itu. Awal mula Kyuhyun menjadi seperti Heechul, sifat manisnya menguap tak bersisa. Kembali menjadi Kyuhyun yang gila games dan mulai bertindak seenaknya walaupun sifat manjanya masih melekat, itupun kalau ada yang dia mau. Dia baru tahu penyebabnya karena itu. Hangeng hanya tahu jika anak bungsunya mengagumi seorang aktor tapi tak mengetahui lebih jauh soal itu.

 

Hangeng mendecak. "Tapi tetap saja konyol."

 

Mata Heechul menyipit, memberi peringatan pada suaminya. "Kau sudah merestuinya. Kau tak bisa menariknya lagi."

 

.
.
.

 

"Bukankah kau bilang kita tidak boleh bertemu dulu?"

 

"Aku tidak bilang kalau aku tidak boleh menemuimu." Ucap Kyuhyun tak acuh sembari memakan sarapannya.

 

Siwon hanya membiarkan hal itu berlalu begitu saja, tak bertanya lebih jauh. Toh dia sangat paham perangai Kyuhyun. Hanya saja dia tak menyangka mereka akan bertemu secepat ini, hanya berselang satu hari setelah Kyuhyun mengucapkan ultimatum itu. Belum mencapai 100 jam.

 

"Ibu dan ayahmu sudah pergi ke Jepang, kan?"

 

"Karena itulah aku sarapan disini."

 

"Kyu hyung disini saja terus bersama Suho." Suho melahap satu sendok penuh yang disuapkan Kyuhyun.

 

"Belum bisa. Ayahmu belum juga memboyongku." Sindir Kyuhyun. Siwon tidak kunjung meminta peralihan tanggung jawab dari ayah dan ibunya kepada Siwon atas dirinya. Seharusnya Kyuhyun tidak berharap terlalu banyak pada Siwon. Mengingat pria itu tidak melakukan apa-apa. Selalu saja dirinya. Jika Kyuhyun tidak cinta bisa dipastikan pria itu sudah ia tinggalkan.

 

"Tidak usah. Dia hanya akan menghabiskan isi kulkas kita, Suho~ya." Sahut Minho. Kyuhyun hanya mendelik padanya.

 

Kyuhyun mencebik. "Seperti kau tidak saja. Dirumah saja kau berlagak diet, diluar kau seperti monster makanan."

 

"Tinggal saja disini untuk sementara. Kau kan hanya sendirian dirumah." Ucap Siwon memutuskan perdebatan antara 'ibu' dan anak itu.

 

"Tidak sekalian untuk selamanya saja?"

 

Siwon memilih bungkam. Jika ditanggapi bukan tidak mungkin akan menjadi perdebatan yang panjang. Sejak datang pagi ini Kyuhyun selalu menggunakan nada sinis jika berbicara padanya. Raut wajahnya juga tampak kesal, hanya berbeda pada Suho. Minhopun ikut terkena. Dan dia paham akan penyebabnya. Tapi mewujudkan apa yang diinginkan kekasih kecilnya bukanlah perkara yang mudah. Alasan utamanya saja belum terselesaikan. Dia berharap Kyuhyun punya kesabaran yang berlebih.

 

"Ternyata kau tidak se-gentle seperti yang ada didramamu."

 

Siwon menurunkan sendok berisi makanan didepan mulutnya. Ia kemudian menghela nafas. "Kyu~"

 

Kyuhyun beralih memperhatikan Minho yang pagi-pagi sudah sangat rapi. "Hei kodok, kau mau kemana? Bukankah kelasmu libur?"

 

"Aku ada urusan."

 

Kyuhyun melemparkan tatapan curiganya. Hidungnya mengendus-endus bau parfum yang berlebih. Bukan milik Siwon.

 

"Kenapa menatapku seperti itu?"

 

"Kau ingin kencan, kan?! Astaga ini masih terlalu pagi Minho~ya."

 

"Dengan bocah yang bernama Taemong itu?" Tanya Siwon terkejut.

 

"Namanya Taemin, Dad." Koreksi Minho.

 

"Jadi benar kau akan kencan?!"

 

Minho menutup kedua telinganya. Teriakan Kyuhyun sangat tidak manusiawi. "Aku tidak bilang begitu."

 

Kyuhyun mendecak. "Kau payah. Ayah anak sama saja."

 

"Tutup mulutmu. Urus saja ujianmu yang tinggal satu minggu lagi." Minho mengambil tasnya lalu berdiri dan pergi setelah berpamitan. Tidak mau mendengar lebih banyak lagi pertanyaan lain yang akan terlontar dari mulut Kyuhyun.

 

Kyuhyun memandang punggung Minho yang perlahan menjauh. Untuk sedetik matanya menyiratkan rasa kecewa. Dia kesini bukan hanya untuk makan tapi juga memastikan sesuatu. Hal yang ia dapatkan malah sesuatu yang coba ia singkirkan jauh-jauh.

 

"Kau akan ujian? Kenapa tidak memberitahuku?"

 

"Yang ujian kan aku. Untuk apa aku memberitahumu? Membuang waktu saja."

 

"Kurangilah bermain games. Dan tambahlah waktu belajar."

 

"Aku hanya butuh waktu 30 menit untuk mengerjakan semua soal-soal memuakkan itu."

 

Siwon bernafas dengan pelan dan panjang. Sepertinya dia juga harus menebalkan kesabarannya untuk menghadapi Kyuhyun yang dalam mode grumpy. Masalah sepele bisa jadi besar. Jadi lebih baik diam saja.

 

.
.
.

 

Hentakan sepatu yang menyentuh lantai itu bergema disepanjang koridor. Kyuhyun bersandar ditembok dengan tangan bersedekap. Dia mengecek jam diponselnya lalu menengok keberbagai arah, terutama pintu lift dan pintu kaca yang terletak lima meter dibelakangnya.

 

"Aiisshhh." Kyuhyun mengacak rambutnya yang sudah berantakan. "Kemana sih Siwon hyung?"

 

Kyuhyun sudah bertanya pada resepsionis, memastikan Siwon tidak punya jadwal apapun. Dia harus melemparkan tatapan intimidasi dan beberapa ancaman untuk mendapatkan hal itu. Tapi kenapa Siwon tidak ada dikantor? Tidak mungkin Kibum menculiknya karena si muka dua itu sudah mengundurkan diri dari agensi.

 

Bola matanya bergulir ke arah lift ketika mendengar bunyi ting. Kakinya berjalan menghampiri. Masuk kedalam lift, melewati Siwon yang sudah memasang senyum menawannya. Tangannya menggandeng lengan pria disampingnya, mencegahnya untuk keluar. Ia sempat menjulurkan lidahnya, mengejek Siwon yang memandangnya sebelum pintu lift tertutup.

 

Siwon tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala. "Dasar anak itu."

 

Rasa gengsi Kyuhyun kembali ketingkat yang paling tinggi. Padahal sebelumnya anak itu sudah terang-terangan kepadanya. Ia bisa menghitung berapa kali mereka kontak fisik dalam sehari. Terakhir saat mereka making out itu. Hampir seminggu yang lalu.

 

"Aku ingin meremukkan wajahnya sekali lagi." Walaupun hanya untuk menggodanya, tidak dipungkiri ada rasa cemburu yang menelusup.

 

"Kupikir akan ada yang melakukannya untukmu." Sahut Shindong.

 

Siwon menaikkan alisnya. "Maksudmu?"

 

"Kau tahu bagaimana beringasnya si kucing betina itu jika cemburu. Mereka kembali bersama. Dan kebetulan Jaejoong sedang berada disini."

 

....

 

Kyuhyun melepaskan tangannya. Wajahnya berubah masam dengan bibir mengerucut. Pria disampingnya, Yunho, menggiring Kyuhyun untuk duduk dicafe kantor dengan diam.

 

"Kenapa berbuat seperti itu jika hanya akan membuatmu kesal?" Yunho mendorong satu gelas bubble tea kehadapan Kyuhyun.

 

"It's my style." Kyuhyun meraih minumannya lalu mulai menyedotnya.

 

"Bersikaplah manis dan terang-terangan sesekali. Jangan bersikap seperti itu terus. Jika cemburu, katakanlah. Dia bisa saja kabur dan mencari orang lain yang bisa bersikap lebih manis daripada kau."

 

"Tidak mungkin. Siwon hyung itu sangat mencintaiku." Kyuhyun mengibaskan tangan kirinya.

 

Yunho hanya mampu menggelengkan kepalanya. Sudah merasa terbiasa dengan respon Kyuhyun.

 

"Tapi ngomong-ngomong kenapa kau kembali dengan Jaejoong hyung?"

 

Yunho tersenyum. "Sederhana. Aku mencintainya."

 

"Kenapa dia mau? Apa kau tidak takut dia kembali menyakitimu, hyung?"

 

"Kenapa kau kembali bersama Siwon hyung?"

 

"Kita membicarakan tentangmu bukan aku."<

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Agasshi_
Maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ff started with a kiss akan dibuka 2-3 hari lagi dikarenakan ada sesuatu yang salah saat chapter 26 dipost. Thanks:)

Comments

You must be logged in to comment
CHK1302 #1
Chapter 1: Ayo dong dicium samà bàbykyui
Nurh4fiz4h
#2
Chapter 29: Cerita yg sangat menarik...
Dari awal sampai ending ceritanya mengundang rasa penasaran...
Dan ending yg sangat indahhh....
terus menulis karya yg bagus tentang wonkyu eonni....???
Lokikitten #3
Chapter 18: Ok i just read it again ..stil good ..i liked it
Icha_starylla96 #4
Readers barh
arjioabrian
#5
Chapter 1: Hollaaa.... saya pendatang baru. Sebenarnya saya pernah baca ini fanfiction.net .Ini salah satu yg menkjadi fav. Saya...
bellatri32 #6
Chapter 29: Kereeeeen bgt ffx..... Q ketawa2 sndiri setiap bagian kyu mulai berdeulusi dgn pikiran2x....kocak,lucu,romantis,sedih,jengkel...lengkap deh....moga ad crita2 lain y g kalah seru....:)
nilatiwi98 #7
Chapter 2: walau sedekit tetep bagus kok ^^
nilatiwi98 #8
Chapter 1: seru aku suka wonkyu. swk. i love this story.
fifikiyu #9
Chapter 26: woah makin penasaran hmpir ending..
semoga keluarga cho n choi bhagia semuanya..
fifikiyu #10
Chapter 4: ceritanya makin menarik n mudah dipahami.. gunadi agassi