Chapter 7

Started With a Kiss
Please Subscribe to read the full chapter

 

Kyuhyun dengan gontai berjalan menuju pintu depan rumahnya, matanya sudah menutup setengah. Mulutnya menguap lebar, ini kedua puluh lima kalinya dia menguap dalam dua jam terakhir, jika dia tak salah menghitung. Dia sedikit bersyukur ini hari sabtu, jadi kelas malam hanya berakhir sampai jam 07.00 pm dan besok dia bisa tidur sepuasnya. Tangannya bergantian memukul-mukul bagian pundak dan pahanya untuk mengurangi rasa sakit karena dua hari lalu harus praktek olahraga lari dan basket. Pelajaran yang paling dibencinya selain Sejarah Korea yang membutuhkan kemampuan menghafal luar biasa.

 

Dengan mata yang sudah sesekali menutup sempurna, tangannya merogoh saku celananya mencari kunci pintu. Karena tak menemukannya dia beralih membongkar tasnya sembari duduk selonjoran dengan punggung bersandar didaun pintu. Tapi dia juga tak menemukannya walaupun sudah mengeluarkan semua barang ditasnya. Dengan jengkel kembali menjejalkannya asal-asalan kedalam tas.

 

Kyuhyun berhasil berdiri tegak setelah dua kali terhuyung. Tangan kirinya berpegangan pada dinding agar tak ambruk, tangan kanannya menekan tombol intercome disamping pintu sambil memanggil nama ibunya dengan suara lirih dan malas. Tak ada respon sama sekali dia memutuskan menelpon nomor rumahnya, tapi hasilnya tetap sama.

 

Dia baru akan mendial nomor ibunya, tapi sudah ada pesan masuk terlebih dahulu dari nomor ibunya. Kyuhyun mengacak rambutnya dan mengerang frustasi setelah membacanya.

 

"Dasar nenek sihir menyebalkan." Gerutu Kyuhyun.

 

.

.

.

 

Telunjuk Kyuhyun memutuskan memencet tombol intercome disamping kiri pintu setelah berdiri selama sepuluh menit disitu, dia merasa beruntung pagarnya tak dikunci.

 

Masa bodoh dengan yang namanya harga diri atau apapun itulah namanya. Kyuhyun tak peduli dan sudah teramat lelah. Dia tadinya berencana kerumah Hyukjae, Donghae, atau Ryeowook. Tapi dia harus menempuh jarak jauh menggunakan bus dulu untuk sampai kerumah salah satu dari mereka. Jadi dia memutuskan untuk berjalan sepanjang 700m dari rumahnya. Dan pesan dari ibunya sudah sangat jelas, bahwa ibunya pergi ke Jepang untuk keperluan bisnis bersama ayahnya setelah sebulan menetap di Korea. Pesan itu juga berisi kalau ibunya sudah mengatakan pada Choi Siwon kalau Kyuhyun akan menginap dirumahnya. Kyuhyun tak mau tidur diluar dengan udara dingin jadi dia memutuskan kesini.

 

Mata Kyuhyun yang tadinya menutup sempurna kini terbuka setengah mendengar pintu didepannya terbuka.

 

"Kau sudah mendapat pesan dari ibuku kan? Jadi biarkan aku masuk." Kyuhyun berjalan masuk rumah begitu saja, menggeser badan Siwon kesamping.

 

Siwon mengedikkan bahu, menutup pintu lalu berjalan mengikuti Kyuhyun. Dia tak mengira kalau Kyuhyun benar-benar datang kerumahnya seperti yang dikatakan Heechul tadi siang di telepon. Walaupun namja cantik itu sudah berkata pasti, tapi Siwon sedikit pesimis.

 

Jadi dia sangat terkejut saat melihat wajah Kyuhyun di intercome. Tanpa Kyuhyun mengatakan apapun dia langsung membukakan pintu. Dan dia disambut dengan wajah mengantuk Kyuhyun dengan salah satu tangannya sedang mengucek matanya yang setengah terbuka. Sungguh menggemaskan. Oh betapa dia sangat merindukan wajah manis itu. Setelah pesta sekitar 6 minggu yang lalu itu Siwon belum bertemu dengan Kyuhyun lagi. Rasa rindunya sudah bertumpuk-tumpuk.

 

Siwon memundurkan langkahnya saat tiba-tiba saja Kyuhyun berbalik menghadapnya.

 

"Jadi, dimana aku harus tidur?" Kyuhyun meletakkan tasnya keatas sofa. Tak peduli jika sikapnya tak sopan, Kyuhyun butuh kasur empuk segera.

 

"Disini hanya ada dua kamar-"

 

"Aku akan tidur bersama Suho. Aku tak mau badanku makin sakit jika tidur disofa." Potong Kyuhyun cepat.

 

"Well, dikamar Suho hanya ada single bed. Dan aku juga tak mau badanku sakit." Jelas Siwon. "Jadi hanya tersisa pilihan kita tidur bersama dikamarku."

 

"Ya sudah. Ayo ke kamarmu. Aku sudah mengantuk sekali. Dan jangan menyebutnya tidur bersama. Itu menggelikan."

 

Siwon hanya tertawa kecil mendengarnya. Dia menemukan sifat Kyuhyun yang lain. Dia selama ini menyimpulkan bahwa Kyuhyun itu anak yang sedikit pemalu, tapi ternyata sifatnya tak jauh berbeda dengan ibunya yang seenaknya sendiri. Keuntungan bagi Siwon, dengan begitu dia tak terlalu sulit mendekatkan diri dengan Kyuhyun.

 

.

.

.

 

Siwon menyesal berbagi tempat tidur dengan Kyuhyun. Berkali-kali dirinya terguling dari tempat tidur berkat tendangan Kyuhyun yang tak bisa dibilang pelan. Kyuhyun selalu berganti posisi tidur. Mulai dari tengkurap dengan kakinya diatas perut Siwon, kaki berada di headboard dengan kepala menggantung diujung tempat tidur, salah satu tangan/kakinya menggantung dan sebagainya.  Alhasil pinggangnya sedikit memar karena Kyuhyun selalu menendang di spot yang sama setiap bergerak. Beruntung dia tidak harus memegangi pinggangnya setiap kali harus berjalan. Tak ada bedanya tidur di sofa pikirnya.

 

"Daddy, yang disofa itu bukankah tas Kyuhyun hyung?" Suho tadi sempat melihat tasnya untuk memastikan.

 

Siwon mematikan kompor, memindahkan pancake terakhir ke piring. Tangannya membersihkan mulut Suho yang belepotan karena madu dengan tisu.

 

"Iya, dia semalam tidur disini." Siwon mulai makan pancake nya setelah mulut Suho bersih.

 

"Daddy!! Apakah Kyuhyun hyung akan tinggal bersama kita?!" Suho setengah berteriak, matanya berbinar-binar bahagia menatap ayahnya.

 

"Untuk sementara waktu iya." Jawaban Siwon membuat Suho sedikit murung. "Hei, apa Suho mau membangunkan Kyu hyung?"

 

"Tentu saja."

 

Suho melompat turun begitu saja dengan semangat dari kursi tingginya. Membuat Siwon tersenyum kecil, dia belum pernah melihat Suho se semangat itu.

 

Siwon beranjak dari duduknya untuk mencuci piring-piring yang kotor. Saat dia selesai dan melepaskan sarung tangannya, Suho sudah kembali dengan wajah cemberut. Membuat Siwon mengerutkan keningnya.

 

"Daddy. Kyu hyung tidak mau bangun, bahkan Suho hampir saja terkena lemparan bantal saat menggoyangkan bahunya. Tadinya Suho juga sudah mencium pipinya, tapi tak berhasil. Biasanya Suho akan bangun jika Daddy sudah mencium Suho." Cerita Suho dengan menggebu-gebu. Dia juga mempraktekkan bagaimana Kyuhyun melemparkan bantal ke arahnya.

 

Sudah Siwon duga akan seperti itu. Dia tadi malam juga berusaha menyingkirkan tubuh Kyuhyun karena dia tak dapat bagian tempat tidur, tapi Kyuhyun malah memukulnya dengan guling dan mengumpati dirinya. Siwon jadi menyesal menyuruh Suho.

 

Oh Siwon juga ingat bagaimana mengganggunya igauan Kyuhyun semalam yang mengabsen berbagai nama makanan sambil menggigiti guling yang dipeluknya. Hampir saja jari-jarinya juga menjadi korban jika dia tidak sigap menarik tangannya. Beberapa detik setelah itu terdengar suara mendengkur pelan disertai mulutnya yang memproduksi air. Benar-benar kelakuan yang buruk.

Siwon semakin mempercayai pepatah 'Jangan nilai sebuah buku dari sampulnya.' Sampul bagus belum tentu isinya juga bagus, begitupun sebaliknya.

 

"Sudah biarkan saja. Mungkin Kyu hyung terlalu lelah. Ayo sekarang waktunya kita mandi." Siwon menggandeng tangan Suho menuju kamar mandi. Suho sibuk berceloteh tentang aktifitas yang ingin dilakukannya hari ini.

 

.

.

.

 

Kyuhyun mengedipkan matanya beberapa kali, terusik oleh sinar matahari yang mengganggu. Kyuhyun membalikkan badannya terlentang, direntangkannya tangan dan kakinya untuk melemaskan otot-otot tubuhnya yang kaku. Kyuhyun mengaduh, masih merasakan sakit dikaki dan tangannya.

 

Dia melihat sekeliling kamar yang tak sempat diperhatikannya semalam karena dia langsung saja berbaring di ranjang lalu tertidur. Kamarnya bersih dan rapi tidak seperti miliknya yang berantakan layaknya tempat sampah karena banyak bungkus makanan berserakan. Dia bisa melihat 2 koper besar miliknya disamping lemari pakaian Siwon.

Ibunya benar-benar telah mempersiapkan semuanya. Apa si nenek sihir itu menyuruhnya tinggal disini selamanya? Jinjja.

 

Kyuhyun bangun dari ranjang berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh muka. Menyikat gigi bisa dia lalukan nanti saja, dia malas membongkar kopernya.

 

Seperti biasa, dengan terhuyung-huyung dan mata setengah terbuka dia menuruni tangga menuju dapur.

 

"Selamat pagi Kyuhyun hyung." Sapa Suho dengan ceria.

 

Kyuhyun menyipitkan matanya berusaha fokus. Beberapa detik kemudian mulai ingat kalau Siwon mempunyai anak. Dia memang seperti itu tiap bangun pagi, tak akan fokus pada apapun tapi masih mengingat dimana tempat makanan berada.

 

"Selamat pagi Suho." Ucap Kyuhyun sembari menguap.Tangannya mengusap kedua matanya.

 

Kyuhyun berbalik membuka kulkas mengambil botol air mineral lalu duduk dikursi meja makan dan meneguknya langsung tanpa repot-repot mengambil gelas. Tangan Kyuhyun beralih mengambil beberapa potong roti dan pancake yang ada dimeja lalu melahapnya. Perutnya sangat la

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Agasshi_
Maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ff started with a kiss akan dibuka 2-3 hari lagi dikarenakan ada sesuatu yang salah saat chapter 26 dipost. Thanks:)

Comments

You must be logged in to comment
CHK1302 #1
Chapter 1: Ayo dong dicium samà bàbykyui
Nurh4fiz4h
#2
Chapter 29: Cerita yg sangat menarik...
Dari awal sampai ending ceritanya mengundang rasa penasaran...
Dan ending yg sangat indahhh....
terus menulis karya yg bagus tentang wonkyu eonni....???
Lokikitten #3
Chapter 18: Ok i just read it again ..stil good ..i liked it
Icha_starylla96 #4
Readers barh
arjioabrian
#5
Chapter 1: Hollaaa.... saya pendatang baru. Sebenarnya saya pernah baca ini fanfiction.net .Ini salah satu yg menkjadi fav. Saya...
bellatri32 #6
Chapter 29: Kereeeeen bgt ffx..... Q ketawa2 sndiri setiap bagian kyu mulai berdeulusi dgn pikiran2x....kocak,lucu,romantis,sedih,jengkel...lengkap deh....moga ad crita2 lain y g kalah seru....:)
nilatiwi98 #7
Chapter 2: walau sedekit tetep bagus kok ^^
nilatiwi98 #8
Chapter 1: seru aku suka wonkyu. swk. i love this story.
fifikiyu #9
Chapter 26: woah makin penasaran hmpir ending..
semoga keluarga cho n choi bhagia semuanya..
fifikiyu #10
Chapter 4: ceritanya makin menarik n mudah dipahami.. gunadi agassi