Chapter 23

Started With a Kiss
Please Subscribe to read the full chapter

 

"Daddy! Daddy! Daddy! Kyu hyung! Kyu hyung!"

 

Teriakan dan gedoran brutal dipintu kamar mau tak mau membuat Siwon melepaskan tangannya yang menangkup tengkuk Kyuhyun juga pagutan bibir mereka. Siwon mendecak kesal karena kegiatan kesukaannya lagi-lagi harus terganggu oleh putra bungsunya. Bukan kali ini saja Suho melakukannya. Dan selalu tepat waktu saat ciuman Siwon dan Kyuhyun mulai menuju tahap yang panas.

 

Siwon segera beranjak dari ranjang setelah Kyuhyun membenahi baju piyamanya yang kusut dan kancingnya yang sempat lepas dari lubangnya. Suara Suho terdengar panik dan ketakutan, tak seperti biasanya.

 

"Huwaaaaaaa! Suho takut!" Suho langsung berlari setelah Siwon membuka pintu, menelusup kedalam selimut lewat ujung kaki Kyuhyun. Bocah berumur lima tahun itu memejamkan matanya erat seraya mendesakkan badannya pada Kyuhyun.

 

"Hei. Hei. Suho kenapa?" Kyuhyun mencoba melepaskan pelukan erat Suho.

 

"Suho takut hyung! Ada monster! Aniyo. Ada hantu! Huwaaaaa!"

 

Siwon mendecak seraya memutar bola matanya mendengar penuturan Suho. "Tidak ada hantu ataupun monster, Suho."

 

Suho melongokkan kepalanya dari dalam selimut dan memandang Siwon dengan berapi-api. "Ini malam halloween, Dad! Mereka berkeliaran!"

 

"Itu dulu. Sekarang tidak ada." Timpal Kyuhyun.

 

"Tapi hyung, jendela kamar Suho diketuk. Keras sekali. Itu pasti hantu!" Suho kembali masuk kedalam selimut.

 

"Jinjja?! Itu menakutkan!" Kyuhyun ikut membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Astaga dia sudah berumur 17 tahun. Laki-laki!

 

"Jangan diam saja hyung! Cepat usir mereka!"

 

"Ya ya ya aku akan memeriksanya. Kuharap ketika aku pergi hantunya tidak akan kesini."

 

"Nooooooooo!"

 

Siwon terkekeh dibalik pintu. Dua bayinya itu. Mereka menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Ia lalu bergegas kekamar Suho.

 

Sementara Kyuhyun dan Suho saling berpelukan dan memejamkan matanya erat dibalik selimut.

 

"Hyung?" Panggil Kyuhyun setelah mendengar bunyi decitan pintu terbuka.

 

"Siwon hyung?" Panggilnya lagi, tapi tidak ada sahutan. Apa hantu benar-benar ada? Bulu kuduknya mulai meremang.

 

Tubuh Kyuhyun menegang. Ada yang menyentuh pundaknya! Kemana Siwon? Dia sungguh ketakutan. Apa itu bukan hantu melainkan perampok? Itu lebih mengerikan.

 

Kyuhyun dan Suho terbelalak ketika selimut disibak paksa lalu disuguhi wajah yang mengerikan.

 

"KYYYAAAAA!!!"

 

"HUWWAAAAA!!!"

 

"BWAHAHAHAHA!"

 

Kyuhyun berhenti berteriak mendengar tawa yang berasal dari sosok mengerikan itu.

 

"Harusnya aku memotret wajah jelekmu itu." Katanya sambil membuka topengnya.

 

"Kurang ajar kau Minho!" Kyuhyun melempar Minho dengan bantal. "Sssshhh sudah jangan menangis Suho. Itu bukan hantu. Itu Minho hyung." Ucap Kyuhyun berusaha menenangkan Suho yang masih menangis sambil memanggil ayahnya.

 

"Pergi kau!" Usir Kyuhyun bertepatan dengan Siwon yang sampai dikamar.

 

"Ada apa? Kenapa berteriak?" Tanya Siwon. Matanya menelusuri seluruh kamar, mencari penyebab kegaduhan ditengah malam ini.

 

"Tanya saja pada putra sulungmu itu!"

 

Siwon menatap Minho yang memang masih memakai kostum halloween-nya seusai berpesta dengan teman-temannya. Siwon mengangggukkan kepalanya, mengerti. Mereka sebelumnya bertemu di ruang tamu sewaktu Siwon akan mengecek kamar Suho dan Minho sempat menanyakan tujuannya.

 

"Pasti kau juga kan yang menakuti Suho dikamarnya?!" Tuding Kyuhyun.

 

"Apa maksudmu? Untuk apa aku menakuti adikku? Bukankah lebih bermanfaat menakuti orang yang tidak kusuka? Seperti kau misalnya?" Minho mendengus lalu keluar kamar.

 

"Suho, sudah jangan menangis. Daddy disini." Siwon menarik Suho agar berpindah kepangkuannya lalu menepuk punggungnya. Anak itu masih mengeluarkan isakan kecil. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Siwon pada Kyuhyun setelah hening yang cukup lama menyelimuti.

 

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Gwaenchana." Tangannya ikut mengelus kepala Suho.

 

"Yang mengetuk jendela Suho itu bukan apa-apa. Hanya ranting pohon disamping rumah yang tertiup angin." Jelas Siwon. Ia membaringkan Suho ke ranjang dengan hati-hati setelah anak itu tertidur. Mengusap kedua mata yang mirip dengan Kyuhyun itu, menghapus airmata yang menggantung dikedua sudut mata dan bekas dipipinya.

 

"Kau ingin minum?" Tawarnya. Wajah Kyuhyun tampak tidak baik, seperti yang dikatakannya. Ia kemudian beranjak setelah Kyuhyun mengangguk.

 

"Aku tidak akan lama." Ucap Siwon.

 

Siwon berhenti sejenak didepan pintu untuk menoleh kearah Kyuhyun. Anak itu mulai memikirkan sesuatu. Siwon sendiri tidak bisa mengatakan padanya untuk mengabaikan perkataan Minho sebelumnya. Bagaimanapun itu cukup mengganggu, sekeras apapun untuk berusaha menepisnya.

 

Siwon mengusap wajahnya. Dia masih menimbang banyak hal untuk membuat keputusan. Yang apapun keputusan itu pasti menyakiti salah satu pihak. Dan dia ingin paling tidak, bisa meminimalisir resiko itu.

 

.

.

.

 

Siwon mengikuti langkah seorang petugas yang membimbing jalannya. Ia mengangguk setelah petugas itu mempersilahkan dirinya untuk duduk dikursi yang tidak pernah digeser dari sana. Tak lama kemudian orang yang ingin ia temui keluar dengan dikawal dua petugas dikanan kirinya, ia mendecak dan wajahnya terlihat malas.

 

"Ada apa?" Sosok itu, Lee Jinki, bertanya dengan menopang dagu. Ia sempat melirik pakaian Siwon yang berlengan panjang dan digulung. Sudah tidak ada perban ataupun bekas luka. "Oh. Lukamu sudah sembuh? Cepat sekali. Sepertinya aku menekan pisauku kurang dalam. Kau mau aku mengukirnya lagi? Sayang, kaca bodoh ini menghalangiku."

 

Ucapan Kyuhyun benar. Orang didepannya ini seperti psikopat. Raut wajahnya terlihat biasa saja. Tidak ada rasa tertekan atau yang lainnya seperti orang-orang tahanan pada umumnya. Terlalu santai. Seolah ancaman hukuman beberapa tahun didalam jeruji besi bukanlah masalah serius.

 

"Kau yang meneror Kyuhyun disekolahnya?"

 

"Kau bisa minta laporan pada petugas bodoh itu." Jinki menoleh kesamping sambil mengangkat tangannya. "Pak! Bisakah aku menolak tamu ini? Orang ini membuatku tidak nyaman." Dia mendecak melihat tidak ada petugas yang menggubrisnya. Mereka tidak melihat ada sesuatu yang berbahaya atau waktu berkunjung yang telah habis.

 

"Jangan samakan aku dengan kau yang menyakiti orang yang kucintai. Sekecil apapun itu." Jinki tersenyum miring.

 

Siwon tidak menanggapi ucapan Jinki yang tidak dipungkirinya bahwa itu benar. "Kau yang menyebarkan video itu?"

 

"Kau sangat bodoh ya? Atau tuli?"

 

"Siapa yang melakukannya?"

 

"Mana kutahu."

 

Siwon mendesah. Sia-sia ia menanyakannya sendiri pada Jinki. Jawaban pemuda itu tetap sama. Ia hanya membuang waktu yang seharusnya bisa ia gunakan untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya. Dia hanya ingin memastikannya sendiri kalau ucapan Heechul benar. Pria cantik itu sudah terlebih dahulu mengintrogasi Jinki.

 

"Hei."

 

Panggilan Jinki mengurungkan niat Siwon untuk beranjak pergi dari sana. Ia lalu menoleh, mendapati Jinki yang lagi-lagi tersenyum miring.

 

"Orang terdekat adalah senjata paling ampuh untuk menyakiti."

 

Siwon ingin bertanya lebih lanjut tentang ucapan Jinki. Tapi sial. Waktu berkunjung telah habis. Mau tidak mau dia harus menahan berbagai pertanyaan diotaknya, paling tidak sampai besok pagi.

 

Orang terdekat? Siwon menggelengkan kepalanya ketika nama Minho menghampiri otaknya. Tidak mungkin. Minho tidak mungkin bertindak sejauh itu. Walaupun ia tidak terlalu dekat dengan putra sulungnya itu, tapi ia tahu bagaimana watak Minho. Anak itu tidak akan mengotori tangannya dengan hal-hal seperti itu, sebesar apapun ia tidak menyetujui hubungannya dengan Kyuhyun.

 

...

 

Jinki mendecak, lagi-lagi ada yang mengunjunginya. Siapa lagi pikirnya? Keluarganya sudah membesuknya tadi pagi. Sorot matanya menajam, rahangnya mengeras ketika melihat seeorang dengan hoodie hitam dan bertudung berjalan mendekatinya. Pengkhianat ini.

 

Kepalan tangan Jinki mungkin saja akan melayang jika ia tidak ingat ada kaca anti pecah yang menghalangi mereka.

 

"Aku akan menghabisimu terlebih dahulu jika saja aku tahu lebih awal kalau kau yang mencelakai Kyuhyun." Jinki berucap dengan gigi yang mengatup rapat.

 

.

.

.

 

"Kau jahat Suho!" Kyungsoo mendorong Suho hingga terjatuh bersama lolipop yang digenggamnya. "Kau mencuri lolipopku! Kau menyuruh Kris mencurinya! Kau jahat!"

 

"Kyungsoo~ya!" Panggil Suho yang masih terduduk ditanah.

 

"Aku tidak mau bermain denganmu lagi!" Setelah berteriak, Kyungsoo lalu pergi dengan mengendarai sepeda kuningnya.

 

Suho bangkit berdiri dan mendorong dada Kris walaupun tidak sampai membuatnya terjatuh. "Keriseu yang jahat! Suho benci Keriseu!"

 

Suho juga langsung pergi mengendarai sepeda merahnya, bermaksud menyusul Kyungsoo. Ia mengayuh pedalnya dengan cepat karena anak yang bermata bulan purnama itu sudah tidak terlihat.

 

Kris hanya bisa memandang kepergian Suho dengan hampa. Ia lalu memandang lolipop yang sudah bercampur pasir diatas tanah. Ia tidak bermaksud jahat. Ia hanya ingin melihat Suho senang karena bisa mendapat lolipop. Jadi ia mengambil satu lolipop yang ada disebelah tas Kyungsoo.

 

...

 

Pintu utama terdorong kasar menimbulkan bunyi debam yang keras, disusul bocah berumur lima tahun berlari sambil menangis kencang.

 

"HUWAAAA"

 

Suho berbaring telungkup diatas karpet diruang televisi, wajah tersembunyi dibalik lipatan tangannya. Kyungsoo tidak mau bertemu dan mengusirnya. Bahkan Do ahjumma tidak bisa membujuknya. Dia akhirnya terpaksa pulang dengan berlari sambil menuntun sepedanya.

 

"YEAHHH!! AKU MENANG!" Kyuhyun berteriak kemudian menggerakan tangannya sebagai selebrasi. "Eh?"

 

Kyuhyun mengerutkan keningnya melihat Suho disampingnya, masih setia menangis. Kapan bocah ini pulang? Mungkin jika Suho bukan anak berumur lima tahun, kepala Kyuhyun sudah dipukul. Bisa-bisanya tidak terganggu dengan raungan Suho selama sekitar sepuluh menit.

 

"Suho, ada apa?" Kyuhyun mengangkat badan Suho lalu mendudukkannya. Suho tidak pernah menangis ketika pulang sehabis bermain, terlebih bermain bersama Kyungsoo. Kyuhyun mengelap airmata yang mengalir dipipi tembam Suho.

 

Suho berusaha meredakan tangisnya walau sangat sulit. "Kyungsoo tidak mau lagi bermain dengan Suho."

 

"Wae?" Heran, tentu saja. Kedua anak satu ibu sepersusuan ini tidak pernah bertengkar seperti anak-anak lainnya. Bahkan saudara kembarpun pasti pernah bertengkar.

 

"Keriseu." Suho menjawab ditengah isak-isaknya. "Kyungsoo bilang Keriseu mencuri lolipopnya. Keriseu memberikannya pada Suho. Lalu Kyungsoo marah. Berteriak Suho yang menyuruh Keriseu. Suho benci Keriseu."

 

Kyuhyun mengerti. Ia lalu memutar bola matanya. Sebenarnya berapa umur Kris ini? Dari cerita Suho, Kyuhyun berpikir hal yang dilakukan Kris itu seperti pria yang akan melakukan apa saja demi kekasihnya. Aigoo.

 

"Tidak baik membenci seseorang."

 

"Tapi Keriseu jahat, hyung!"

 

Bagaimana caranya memberikan pengertian pada Suho? Bagaimanapun mengambil barang yang bukan miliknya adalah perbuatan tidak terpuji.

 

"Jika Suho kesulitan menghitung disekolah, siapa yang akan membantu Suho lagi?"

 

Suho merenung. Kris adalah anak yang baik. Dia mau mengajarinya berhitung dengan benar, mengambilkan kemoceng yang tidak mampu diraih tubuh pendeknya, meminjamkannya crayon dan masih banyak lagi. Jika bukan Kris, siapa lagi? Jongin? Anak itu selalu menjahilinya.

 

"Tapi karena Keriseu, Kyungsoo tidak mau bermain dengan Suho."

 

"Suho minta maaf pada Kyungsoo. Kris juga. Pasti Kyungsoo mau bermain lagi. Bertengkar itu tidak baik."

 

Kyuhyun menoleh kearah pintu utama yang diketuk, tidak membunyikan bell karena pintu masih terbuka lebar. Kyuhyun menghampiri pintu lalu mempersilahkan Kris beserta sopirnya masuk tapi sang sopir tidak mau. Jadi ia menuntun Kris keruang televisi.

 

"Suho~ya." Kris memanggil Suho yang duduk didepannya dengan memalingkan wajahnya kesamping, menolak menatap Kris. "Aku minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi."

 

"Suho~ya." Panggil Kyuhyun.

 

Suho menunduk lalu perlahan menatap Kris. "Jangan begitu lagi. Suho tidak suka."

 

"Ya. Aku berjanji." Kris lalu mengambil kantong plastik disampingnya dan menyodorkannya pada Suho. "Lolipop untuk Suho."

 

"Suho tidak mau lagi lolipop." Suho melipat tangannya didepan dada.

 

Kyuhyun mengedikkan bahunya, meninggalkan dua anak itu untuk pergi kepintu depan lagi. Kali ini seseorang membunyikan bel. Ia mendapati Nyonya Do bersama Kyungsoo. Ia sedikit bergidik ditatap mata Kyungsoo yang besar nan bulat dengan tajam, entah memang seperti itu atau ada alasan lain. Anak sekecil itu punya bakat mengintimidasi orang, seperti ibunya.

 

Permasalahan ketiga bocah itu selesai dengan ditandai membagi tiga lolipop yang dibawa Kris. Walaupun raut Kyungsoo masih kesal, terutama pada Kris.

 

Kyuhyun mendesah lelah. Seandainya penyelesaian ketiga orang dewasa dirumah ini juga semudah itu. Andai Minho mau mengalah, pasti tidak akan rumit.

 

.

.

.

 

Siwon merubah posisi tidurnya jadi menyamping. Matanya begitu cepat terbuka ketika tangan yang meraba tempat disisinya tidak berpenghuni. Ia lalu melirik jam weker diatas nakas. Jam 03.00 AM. Kemana

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Agasshi_
Maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ff started with a kiss akan dibuka 2-3 hari lagi dikarenakan ada sesuatu yang salah saat chapter 26 dipost. Thanks:)

Comments

You must be logged in to comment
CHK1302 #1
Chapter 1: Ayo dong dicium samà bàbykyui
Nurh4fiz4h
#2
Chapter 29: Cerita yg sangat menarik...
Dari awal sampai ending ceritanya mengundang rasa penasaran...
Dan ending yg sangat indahhh....
terus menulis karya yg bagus tentang wonkyu eonni....???
Lokikitten #3
Chapter 18: Ok i just read it again ..stil good ..i liked it
Icha_starylla96 #4
Readers barh
arjioabrian
#5
Chapter 1: Hollaaa.... saya pendatang baru. Sebenarnya saya pernah baca ini fanfiction.net .Ini salah satu yg menkjadi fav. Saya...
bellatri32 #6
Chapter 29: Kereeeeen bgt ffx..... Q ketawa2 sndiri setiap bagian kyu mulai berdeulusi dgn pikiran2x....kocak,lucu,romantis,sedih,jengkel...lengkap deh....moga ad crita2 lain y g kalah seru....:)
nilatiwi98 #7
Chapter 2: walau sedekit tetep bagus kok ^^
nilatiwi98 #8
Chapter 1: seru aku suka wonkyu. swk. i love this story.
fifikiyu #9
Chapter 26: woah makin penasaran hmpir ending..
semoga keluarga cho n choi bhagia semuanya..
fifikiyu #10
Chapter 4: ceritanya makin menarik n mudah dipahami.. gunadi agassi