Chapter 1
Started With a Kiss
Kyuhyun POV
Membosankan. Satu kata yang mewakili semua perasaanku selama seharian ini. Memang apa kata yang cocok bila selama hampir 9 jam kau hanya mendengarkan setiap orangtua di depan sana bicara tanpa henti. Oh bahkan aku ragu apa aku mendengarkan mereka atau tidak. Tadinya aku berniat tidur atau memainkan benda keramatku -PSP- jika saja mata mereka tidak selalu memicing kearahku dengan sadisnya. Kalian tidak tahu saja bahkan tatapan ibuku berkali kali lipat lebih menyeramkan. Hah sabarlah Cho Kyuhyun yang tampan, keadaan ini hanya akan kau lewati beberapa bulan lagi. Setelah itu kau lulus lalu menjadi mahasiswa.
Sebenarnya bisa saja aku mengikuti jalur akselerasi lagi untuk membebaskan diri, tapi aku tidak mau. Karena aku tidak mau dikira sombong, ditatap dan dibicarakan dilingkungan Universitas. Ah tapi yang utama aku tidak mau diperebutkan oleh para wanita berbedak tebal karena wajah tampanku ini, para noona yang tingkahnya tak jauh beda seperti di drama-drama yang selalu ditonton ibuku itu. Hanya satu kata untuk menggambarkannya. Sungguh mengerikan.
Tapi kalau dipikir juga sama saja jadi mahasiswa, mendengarkan. Tsk kalau begitu lebih baik menikah saja aku. Tapi kan nanti juga aku akhirnya yang harus bekerja karena berperan sebagai suami. Lagipula siapa yang mau memperkerjakan remaja berumur 17 tahun sepertiku. Haruskah aku berperan sebagai istri? BIG NO. Hei bagaimanapun aku seorang lelaki yang mempunyai belalai. Kalaupun menikah dengan seorang pria aku harus berada diposisi atas.
.
.
.
"Hei Kyu sampai kapan kau akan menopang dagu seperti itu? Kau tak mau pulang?" Namja disebelah Kyuhyun berseru kemudian berdiri dari tempat duduk disebelah Kyuhyun setelah membereskan segala peralatan dimeja yang dia punya.
Merasa tak ada pergerakan sama sekali dari teman karibnya, namja berambut kuning yang berbadan tak lebih gemuk dari Kyuhyun itu berinisiatif untuk menepuk sedikit keras bahu Kyuhyun bermaksud membangunkan temannya dari dunia khayalannya.
"YAK CHO KHUHYUN!!! Apa kau tuli hah?!" Namja berambut kuning itu memutuskan untuk langsung berteriak ditelinga temannya setelah usaha menepuk bahunya tak menghasilkan apapun.
Kyuhyun terlonjak dari duduknya,
reflek menggosok telinga kanannya yang berdenging. Mendelik kepada si tersangka yang sedang tersenyum, yang otomatis memperlihatkan gusi merah mudanya itu.
"Kau mau mati Lee Hyukjae!!!" Kyuhyun memberikan tatapan paling mengerikan yang dia punya. Tapi yang diterimanya malah sebuah geplakan dikepala. Membuatnya meringis dan menggosok belakang kepalanya.
"Sudah berapa kali kubilang, panggil aku Hyung. Aku ini lebih tua darimu 2 tahun Cho Kyuhyun."
Kyuhyun hanya mendengus memalingkan muka, membereskan barang barangnya, memasukkan kedalam tasnya lalu menresetlingnya. Berdiri menggendong tasnya, berjalan melewati namja bernama Lee Hyukjae begitu saja. Masih merasa kesal atas geplakan yang diterimanya. Lee Hyukjae hanya bisa menghela napas panjang melihat kebiasaan temannya yang satu itu. Lalu berjalan keluar kelas menyusul Kyuhyun.
.
.
.
"Hey Kyu. Aku punya tantangan untukmu. Jika kau berhasil aku akan mentraktirmu makan es krim selama seminggu. Eotte?" Mereka berjalan menuju halte bus untuk pulang bersama yang memang arah jalannya sama. Lee Hyukjae berinisiatif membuka suara saat Kyuhyun tidak menghiraukan teman teman disekitarnya yang asik bergurau satu sama lain.
"Kepalamu tadi terbentur ya Hyukkie?" Namja berwajah kekanakan bergerak kedepan Hyukjae. Tangan serta matanya menelusuri wajah dan kepala Hyukjae, memastikan tak ada yang salah dengan kekasihnya itu.
"Terima saja Kyu tantangan itu. Kapan lagi Hyukjae Hyung mengeluarkan tawaran seperti itu. Sekali seumur hidupnya, kau tahu persis kan?" Namja kurus pendek disamping kanan Kyuhyun yang sibuk mengunyah roti ikut menimpali. Penasaran apa tantangan yang akan diberikan Hyukjae.
"Apa memangnya?" Kyuhyun berusaha untuk tidak terlalu tertarik. Masih mempertahankan acara ngambeknya.
Hyukjae menggaruk pipinya, merasa bingung apa yang harus dikatakannya. Sejujurnya dia hanya asal bicara, tidak menyangka Kyuhyun akan menanggapinya, biasanya Kyuhyun tidak akan peduli apapun yang dikatakan teman temannya saat dia bad mood seperti ini.
Hyukjae berhenti berjalan membuat teman temanya juga berhenti berjalan. Memutar pandangan kesekitar berusaha mendapatkan ide. Matanya sedikit menyipit saat memandang ke salah satu cafe di seberang jalan. Seketika dia tersenyum cerah -menyebalkan- menurut Kyuhyun.
"Tidak sulit kok. Kau hanya perlu mencium pria berkacamata hitam didepan cafe seberang itu, yang terlihat sedang sibuk dengan ponselnya."
Cepat cepat Hyukjae berlindung kebelakang Donghae -kekasihnya- sebelum Kyuhyun sempat mengamuk karena ide gilanya. Dugaan Hyukjae nyaris tepat karena Kyuhyun sudah melancarkan tatapan mematikannya.
"Terima saja Kyu. Bukankah kau bilang ibumu hanya memberimu uang untuk isi ulang transport cardmu selama dua minggu ini?" Kyuhyun beralih memandang si pendek disebelahnya yang masih sibuk dengan rotinya yang belum habis.
"Yaish Wookie-ya kenapa kau menging
Comments