Chapter 2
Started With a Kiss
Kyuhyun mengambil gelas lalu mengisinya dengan air yang diambilnya dari lemari pendingin, memasukkan beberapa balok es batu kedalamnya agar lebih dingin. Meminumnya dengan terburu-buru, sebagian air mengalir melewati dagunya. Meletakkan gelasnya kembali dimeja makan dengan sedikit keras hingga menimbulkan bunyi.
Merasa belum cukup, Kyuhyun kembali minum. Kali ini es batu nya lebih banyak, berharap akal sehatnya kembali.
Dengan langkah gusar dia menuju kamarnya, membanting tasnya kekasur. Lalu berbaring terlentang menghadap langit langit kamarnya, kakinya menggantung diujung kasur. Dengan tangannya terus menerus mengacak rambutnya frustasi.
Kyuhyun POV
Aku sudah gila. Bagaimana bisa aku dengan mudahnya mencium orang asing, lebih tepatnya seorang pria tak dikenal hanya dengan iming-iming traktir-an es krim selama seminggu. Bahkan aku langsung menerima tawaran Eunhyuk tanpa berpikir dua kali. Aku benar-benar sudah tidak waras.
Bagaimana kalau tiba-tiba dia datang menuntutku, semacam meminta ganti rugi karena mencium bibirnya sembarangan? Sepertinya itu tidak mungkin, kulihat dia bukan seseorang dengan tampang kekurangan uang. Tapi bagaimana kalau dia melaporkanku kekantor polisi? Bagaimanapun tindakanku bisa disebut mencuri, lebih parah pelecehan seksual. Tapi sepertinya dia juga bukan tipe orang seperti itu.
Tapi aku kasihan melihatnya meringis kesakitan karena pukulan tasku. Pasti sakit sekali dipukul dengan kamus Oxford yang super berat itu. Aku saja tersiksa menggendongnya.
Tapi bila mengingat kejadian sebelumnya, seharusnya dia bersyukur karena mendapatkan ciuman pertamaku.
Tunggu....
Sial, itu ciuman pertamaku. Dan aku menyia-nyiakannya begitu saja, memberikan pada orang tak dikenal. Kau benar-benar bodoh dan tidak waras Cho Kyuhyun.
Tapi wajah itu, mata itu, hidung mancung itu, bibir yang kucium. Matanya yang tajam juga meneduhkan. Wajahnya yang tampan bak model. Sialan. Jantungku mulai tidak normal lagi.
"Aish molla...!!!"
.
.
.
Pagi ini seperti biasa Kyuhyun berjalan kaki sampai halte bus. Dia sekali pernah protes pada ibunya, kenapa dia tidak diberikan sopir pribadi untuk mengantar jemput dirinya ke sekolah. Memang seberapa mahal membayar gaji seorang sopir, untuk apa uang orangtuanya yang bertumpuk-tumpuk dibank. Apa jika sudah menggunung ibunya itu dengan konyolnya akan membakar uang-uang itu? Menelisik bagaimana sifat tak terduga ibunya. Tapi hanya tatapan tajam mengerikan yang dia dapatkan, membuatnya seketika bungkam dan tak pernah berani protes lagi.
.
.
.
Suara anjing yang menyalak menghentikan langkah Kyuhyun, dia menoleh kearah salah satu rumah dengan pagar putih didepan. Dia berjalan mendekat kearah suara anjing itu.
Dia berjongkok didepan pagar yang tertutup, tetapi dia bisa melihat jelas ada anjing berwarna putih dengan tubuh lumayan besar masih menyalak. Pagar rumah itu terbuat dari besi dengan susunan yang renggang-renggang vertikal.
Kyuhyun melihat jam tangan ditangan kirinya. Jam 07.30 am. Masih ada satu jam sebelum bel masuk sekolah berbunyi, dan hanya butuh waktu sekitar 20 menit menggunakan bus untuk sampai disekolahnya. Dia juga hanya p
Comments