Chapter 20

Started With a Kiss
Please Subscribe to read the full chapter

WARNING! NYREMPET M(MEMBOSANKAN)

 

Note: jangan hanya dibaca, tapi sempatkan beberapa menit untuk meninggalkan beberapa kata untukku dikolom komentar :^)

 

 

================================================================================================

 

 

 

"Sayang sekali. Acara bersenang-senangmu berhenti didetik ini." Minho menurunkan buku yang menutupi wajah orang itu dengan pelan.

 

"Yoon Shiyoon."

 

Minho mengenali anak ini yang merupakan bagian dari grup vokal laki-laki bersama Seungyoon, yang tujuh diantaranya adalah fans Kyuhyun. Tapi sejauh yang ia tahu, anak ini tidak termasuk didalamnya.

 

Dengan gemetar Shiyoon membenahi letak kacamatanya yang sama sekali tidak berubah posisi. Matanya menghindari tatapan penuh intimidasi dari Minho.

 

"Kau tidak bisa kabur lagi kali ini. Jadi, katakan. Kenapa kau meneror Kyuhyun?"

 

Mata Shiyoon membesar, terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Minho. "A-aku tidak melakukan apapun."

 

Minho mendecak dan memutar bola matanya. "Kau sudah tertangkap basah. Kau tidak bisa mengelak lagi."

 

"Aku benar-benar tidak melakukannya. Sungguh."

 

Minho mengeluarkan name tag dan menunjukkannya kehadapan Shiyoon. "Ini milikmu, kan? Aku melepasnya dari seragam peneror itu. Dengan kata lain kau jelas pelakunya."

 

"Itu memang milikku. Tapi aku kehilangan name tag itu sepuluh hari yang lalu ditoilet."

 

"Alasan klise." Ucap Minho dengan nada mengejek. Dengan gerakan cepat dia bangkit dan memegang kerah Shiyoon, menariknya dengan paksa hingga berdiri. Tatapannya semakin tajam. "Semakin kau berbohong, maka apa yang akan aku lakukan padamu akan semakin lebih parah."

 

Minho mendorong Shiyoon kembali duduk dengan kasar, bahkan anak itu bisa saja terjatuh bersama kursinya jika tidak berpegangan pada tepi meja. "Jadi katakan sekarang atau tidak sama sekali."

 

"Aku berkata jujur. Aku tidak berbohong sama sekali." Shiyoon menggelengkan kepalanya. Dia semakin gugup dan tegang ketika pandangan Minho tidak melunak sedikitpun.

 

"Apa aku terlihat percaya? Tutup mulutmu dan segera ikut denganku."

 

"T-tunggu!" Shiyoon menjulurkan tangannya kedepan ketika Minho bersiap bangkit dari kursinya. "Li-lihat!" Shiyoon merenggut bagian kiri blazernya. "Ini name tag ku yang baru. Kau tau sendiri kalau siswa hanya punya satu name tag."

 

Minho mengetahui peraturan itu. Butuh setidaknya satu minggu hingga mendapatkan name tag yang baru, itupun harus melakukan proses yang rumit dan membayar denda. Itulah kenapa masing-masing siswa sangat menjaga name tagnya. Tapi dia tidak semudah itu untuk percaya. "Kau sudah merencanakan semua itu."

 

"M-mwo?"

 

Tanpa berkata apapun Minho menarik kedua tangan Shiyoon, menaruhnya kebelakang punggung lalu mendorongnya keluar. Beberapa siswa yang ada didalam perpustakaan menatap mereka dan berbisik satu sama lain, penasaran dengan apa yang terjadi. Beruntung petugas perpustakaan tidak ada ditempat.

 

"Yoon Shiyoon! Kau mau kemana?!" Seorang siswa yang berada tidak jauh dari pintu masuk perpustakaan berlari mengejar Minho dan Shiyoon. "Yak! Yak! Yak! Mau kau apakan temanku?!" Tangannya berusaha melepaskan tangan Minho.

 

"Jinwoon~ah."

 

"Jangan halangi aku. Temanmu ini harus mendapatkan hal yang setimpal karena sudah melakukan hal yang bisa disebut kriminalitas."

 

"A-apa? Yah! Jangan menuduh seseorang tanpa bukti!"

 

"Dia bersamaku ketika Kyuhyun~ssi dilempari didepan lokernya."

 

Jinwoon mulai mengerti dengan situasinya sekarang dan semakin berusaha melepaskan Shiyoon. "Yah! Bukan dia yang melakukannya! Itu tidak mungkin karena dengan jelas dia berada disampingku."

 

"Aku tidak bisa menjamin kalian tidak berkomplot. Bukti sudah mengarah jelas padanya."

 

"Oh ayolah. Untuk apa dia melakukan itu? Dia tidak punya alasan apapun untuk membenci Kyuhyun!" Jinwoon berteriak frustasi.

 

Minho mengabaikan Jinwoon dan kembali menggiring tawanannya.

 

"Yah!" Jinwoon menarik tangan Minho. "Dengar! Aku, kami akan membantumu mencari orang itu. Aku bersumpah bukan Shiyoon yang melakukannya." Jinwoon menulis sesuatu dibuku yang dibawanya lalu menyobek halamannya. "Hubungi aku kapanpun. Yang jelas kami harus pergi sekarang karena kami sudah terlambat ke pertunjukan." Jinwoon menaruh paksa sobekan kertas itu ketangan Minho.

 

Minho hanya memandang mereka pergi. Tidak tahu mengapa dia melepaskan mereka begitu saja. Jinwoon memberikannya nomor ponsel, alamat rumah bahkan nama ayah berserta nomor ponselnya.

 

"Sial!" Minho meninju tembok didepannya. Orang ini sungguh pintar, merencanakan semuanya dengan detail. Mengecohnya. Bahkan bukti satu-satunya yang ia dapatkanpun tidak berguna sama sekali. Oh andai saja orang yang bisa melihat bau itu benar-benar ada, pastinya sejak awal orang itu sudah tertangkap.

 

.

.

.

 

Eunhyuk memandang kedua temannya, memberikan pertanyaan lewat matanya. Dia lalu memutar bola matanya. Sudah dia duga, dua orang itu hanya akan memberikan tatapan tidak mengerti.

 

Mereka berempat, tentu saja bersama Kyuhyun, sudah dari setengah jam yang lalu duduk diruang tengah rumah Siwon. Tapi Kyuhyun hanya memasang tampang lesu, hal yang sangat langka.

 

"Kau kenapa?" Eunhyuk akhirnya angkat bicara.

 

Kyuhyun mendesah dan menyandarkan kepalanya kesofa yang ada dibelakangnya. "Hei Eunhyuk. Bagaimana kalau ayahmu tahu kau pacaran dengan Donghae? Apa kau akan putus dengannya?"

 

Eunhyuk menggaruk pipi kanannya. "Kalau aku memilih tidak."

 

"Kalau ayahmu mengancam akan mengirimmu ke luar negeri?"

 

"Ya ya ya Kyuhyun~ah. Kenapa kau bertanya seperti itu?! Ucapan itu adalah do'a. Kau tahu tidak?"

 

"Diam kau Lee Donghae." Ucap Kyuhyun dengan nada datar yang sukses membungkam Donghae.

 

"Jujur saja aku tidak tahu apa yang harus kulakukan." Jawab Eunhyuk.

 

"Kabur saja bersama Donghae hyung." Sahut Ryeowook.

 

Ketiganya hanya memandang malas teman kecil mereka. Apa dia pikir hidup ini semudah seperti didalam drama? Bagi Kyuhyun tentu saja mudah karena Siwon punya bertumpuk-tumpuk uang. Tapi hal itu juga tidak menjamin hidup mereka akan tenang.

 

"Jika jodoh pada akhirnya akan bersatu kan? Jadi jalani saja apa yang ada didepanmu." Timpal Eunhyuk. Otaknya tidak dirancang untuk memikirkan hal-hal menyusahkan seperti itu.

 

"Kau juga tidak akan berjodoh dengannya jika kau tidak melakukan usaha apapun." Kyuhyun merebut buah anggur yang sudah siap masuk mulut Donghae lalu memakannya.

 

"Hei Ryeong. Kau tidak terganggu dengan tingkah Yesung hyung?" Tanya Donghae. Ia beralih memakan popcorn karena semua buah anggur dan keripik kentang sudah dirampok Kyuhyun.

 

"Maksudmu?" Ryeowook memiringkan kepalanya sedikit dengan kening berkerut.

 

"Dia yang selalu mengambil selca." Sahut Eunhyuk.

 

"Tidak. Daripada dia berbicara dengan kura-kuranya? Itu lebih mengerikan. Setidaknya dengan begitu aku dianggap ada." Yesung merubahnya karena dirinya protes, setiap ia berkunjung bisa dihitung dengan jari berapa kali Yesung menatap dan bicara padanya.

 

"Jadi kencan kalian hanya diisi dengan mari mengambil foto?" Eunhyuk jadi merasa malas membuka SNS karena hanya berisi foto Yesung. Setiap jam diperbaharui.

 

"Yup." Ryeowook menganggukkan kepalanya.

 

"Astaga. Dasar pasangan aneh." Keluh Eunhyuk.

 

"Kau tahu? Seperti itu bisa disebut penyakit mental."

 

"Jinjjayo?" Ketakutan Ryeowook semakin besar ketika melihat Kyuhyun mengangguk dengan wajah serius. Dia tentu percaya dengan magnae itu karena dia yang paling cerdas. "Lalu aku harus bagaimana?"

 

Kyuhyun tersenyum. "Ajak saja bermain game."

 

"Itu tidak ada bedanya magnae!" Eunhyuk melemparkan bantal sofa kearah Kyuhyun. "Seperti kami saja. Kami dengan dance dan kalian bisa bernyanyi atau menciptakan lagu. Itu lebih bermanfaat."

 

"Akan kucoba. Tapi apa benar itu termasuk penyakit mental Kyu?"

 

Kyuhyun mengangkat bahunya acuh. "Mana kutahu."

 

"Apa kau tidak merasakan sesuatu tentang Minho, Kyu?" Tanya Donghae.

 

Kedua alis Kyuhyun menyatu. "Kenapa?"

 

"Menurut kami, Minho itu menyukaimu." Ucap Eunhyuk.

 

Kyuhyun terdiam sebentar lalu tertawa keras sambil memegangi perutnya. "Yang benar saja? Itu tidak mungkin."

 

"Dengar dulu. Ini masalah serius."

 

Kyuhyun menghentikan tawanya. "Sudahlah. Ini konyol sekali."

 

"Kau pernah bilang kan kalau dia selalu pergi ketika kau sedang bersama Siwon hyung? Itu karena dia cemburu. Karena dia menyukaimu." Jelas Donghae.

 

"Dia bahkan lebih terlihat membenciku daripada menyukai." Itu terlihat jelas dimata Kyuhyun. Minho yang selalu menjahilinya dan mengejeknya. Walaupun Minho berkata tidak membencinya, tapi Kyuhyun tidak percaya. "Dia bersikap begitu bukankah itu berarti dia tidak menerimaku?" Wajah Kyuhyun menjadi sendu.

 

"Dia tidak menerimamu karena dia menyukaimu, bukan sebagai calon ibunya. Setiap orang berbeda dalam menunjukkan rasa suka dan ketertarikannya. Ada yang terang-terangan dan secara tersirat." Eunhyuk tidak ingin menghancurkan hubungan sahabatnya, adiknya. Melihat bagaimana cara Minho menatap Kyuhyun, dia tidak punya kesimpulan lainnya.

 

Hal seperti itu tidak pernah terlintas dipikiran Kyuhyun, dan mungkin sangat mustahil terjadi. Sejak dulu teman-temannya lah yang selalu memberi tahunya kalau ada seseorang yang menyukainya. Dirinya bukan tipe orang yang peka dan lebih cenderung tidak mengurusi hal-hal seperti itu.

 

"Jangan menambah masalahku Lee Hyukjae." Kyuhyun berucap datar. Begitu sulitkah dia untuk bersatu dengan Siwon? Masalah ini lebih rumit dibanding Ayahnya yang menentang atau Minho yang tidak menerimanya menjadi bagian keluarganya. Karena bisa ia pastikan Siwon akan menyerah. Dan Kyuhyun tentu tidak menerima hal itu.

 

Ryeowook berdehem, mencairkan suasana yang mendadak sangat serius. Meraih tangan kanan Kyuhyun dan menggenggamnya. "Kau tenang saja. Kau punya ibu yang akan melakukan apa saja untukmu. Lagipula sebenarnya aku juga tidak sependapat dengan mereka." Ryeowook mendapat tendangan dikakinya lewat bawah meja. "Apa? Kenapa Eunhyuk hyung menendangku?"

 

Eunhyuk menepuk dahinya. Teman kecilnya sungguh polos. "Lupakan saja lah perkataanku itu. Lebih baik kita memikirkan cara untuk menjebak pelaku terror itu. Orang itu membuatku frustasi."

 

Kyuhyun menghembuskan nafas panjang. Memejamkan matanya sejenak, menyingkirkan perkataan temannya yang mulai merasuk pikirannya. Ayahnya saja belum berhasil ia luluhkan. Dan dia hanya punya waktu tiga hari untuk meyakinkan ayahnya atau dia akan diseret paksa ke Beijing.

 

.

.

.

 

"Jangan beli banyak coklat. Beli 2 batang saja."

 

Kyuhyun menghentikan gerakan tangannya yang mencakup banyak coklat mendengar suara Siwon dari ponselnya. Dia menolehkan kepalanya ke segala arah tapi dia tidak menemukan seseorang yang mencurigakan. Bagaimana Siwon tahu? Apa dia punya mata batin?

 

Kyuhyun mengedikkan bahunya tak peduli dan tetap memasukkan segenggam coklat ke troli. Suho hanya terkikik setiap mendengar peringatan ayahnya yang ajaibnya selalu tepat sasaran, Kyuhyun mengaturnya dengan loud speaker. Mereka belanja ke supermarket berdua karena Siwon sedang sakit, sedikit demam.

 

"Jangan bilang Daddy kalau hyung beli coklat dan permen yang banyak." Kyuhyun berbisik ditelinga Suho.

 

Suho mengucapkan 'oke' tanpa suara dan mengacungkan jempolnya.

 

"Kau istarahat saja. Aku tahu apa yang harus kubeli."

 

"Jangan mampir ke kedai es krim."

 

"Kau sudah mengucapkannya sepuluh kali tuan Choi. Aku mengingat semuanya. Sudah. Sampai jumpa."

 

Kyuhyun berhenti mendorong troli didepan bagian sayuran. Jika bukan karena Siwon, dia tidak sudi ketempat itu. Kyuhyun tahu apa yang harus dia beli karena Siwon menyimpan notes kedalam ponselnya. Masalahnya dia tidak tahu mana yang namanya lobak dan sebagainya. Dia tidak tertarik sama sekali dengan makanan sapi itu.

 

"Suho, mana yang namanya asparagus?"

 

Suho mengacungkan jari telunjuknya. Dia sudah terbiasa belanja dengan Siwon, dia hafal semuanya. Ayahnya itu sering memberi tahu nama setiap bahan makanan yang mereka beli. "Yang panjang dan berwarna hijau itu."

 

"Ini?" Kyuhyun mengacungkan yang ia ambil dan menunjukkannya pada Suho.

 

"Bukan hyung. Itu oyong. Yang berbentuk batang. Yang sebelah sana."

 

"Yang ini?"

 

"Bukan itu juga hyung. Itu daun bawang."

 

"Lalu yang mana?"

 

Suho berdiri, Kyuhyun menurunkannya dari troli. Suho berjalan cepat menuju tempat asparagus berada, sedikit jauh dari tempat Kyuhyun. Dia harus berjinjit untuk meraihnya.

 

"Ini namanya asparagus." Suho menunjukkannya kepada Kyuhyun sebelum memasukkannya kedalam troli.

 

"Ooooo." Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Sepertinya dia harus berguru pada anak sekecil Suho untuk masalah ini. Mengingat Siwon, Minho dan Suho sangat suka sayuran.

 

"Jadi, mana yang daun kucai?"

 

Jadilah sore itu Kyuhyun mengucapkan daftar sayuran yang harus dibeli dan Suho yang mengambilnya. Dia akan membantunya kalau anak itu tidak bisa mengambilnya. Dan kembali dibagian seafood, dia mengalami masalah yang serupa.

 

"Kau yakin ini sudah benar-benar mati Suho?"

 

Anak laki-laki berusia lima tahun itu menahan tawanya melihat wajah Kyuhyun yang menatap ngeri seekor kepiting yang berukuran lumayan besar. Bahkan Kyuhyun tidak berani mendekatinya.

 

"Lihat hyung. Dia tidak bergerak. Berarti sudah mati."

 

Dengan perlahan Kyuhyun berjalan mendekat dan menyentuh kepiting itu dengan singkat. "Bagaimana kalau dia pura-pura mati?"

 

"Hyung, itu bukan musang ataupun kumbang." Ujar Suho membuat Kyuhyun takjub. Suho masih bersekolah ditaman kanak-kanak yang setahunya tidak mengajarkan pengetahuan alam.

 

Setelah menyentuhnya beberapa kali, Kyuhyun memutuskan untuk mengambilnya.

 

"Eh tapi Suho pernah melihat seorang ahjumma tiba-tiba dicapit kepiting di supermarket."

 

"APA?!"

 

Tawa Suho meledak. Pasalnya Kyuhyun dengan reflek membuang kepiting ditangannya ke sembarang arah dengan ekspresi wajah kaget yang lucu.

 

"Aish. Kau mengerjaiku. Suho mulai nakal eoh?" Kyuhyun mengambil kepiting yang baru. Kemudian dengan cepat pergi ke kasir. Dia sungguh malu kejadian tadi dilihat oleh salah satu pegawai disana.

 

.

.

.

 

"Kau lusa libur sekolah kan?" Siwon menutup pintu kamar mandi sembari tangannya mengusak rambutnya yang masih basah.

 

"Iya." Kyuhyun menolehkan kepalanya. "Ke-YAH! Sudah kubilang pakai bajumu dikamar mandi!" Kyuhyun melemparkan pulpen yang dipegangnya, tepat mengenai perut sixpack Siwon. Wajahnya langsung ia tutupi dengan kedua tangannya. Pasti telinganya sudah memerah karena dia sempat melihat tubuh atas Siwon.

 

"Kenapa kau aneh sekali? Semua fansku bahkan suka melihatku tanpa pakaian atas. Kau yang punya kesempatan setiap hari malah menolaknya." Tapi Siwon pernah memergoki Kyuhyun memandangi foto top less-nya tanpa berkedip. Dan kekasih kecilnya itu malah lebih suka memandangi abs Yunho secara langsung. Menurutnya absnya bahkan lebih keren dari pria berkepala kecil itu.

 

"Diam dan cepat pakai bajumu!"

 

Siwon tersenyum dan berjalan menghampiri Kyuhyun. "Kau ini kenapa? Lihat. Betapa seksinya aku."

 

"Jangan mendekat Choi Siwon! Kuperingatkan kau!" Kyuhyun mengangkat kaki kirinya, mencegah Siwon agar tidak lebih mendekat.

 

"Aku tahu sebenarnya kau menyukainya Cho Kyuhyun." Siwon terkekeh. "Kau punya peluang emas sayang."

 

"Kau menyebalkan Choi Siwon!" Kyuhyun berlari dan melemparkan tubuhnya keatas ranjang dengan tengkurap. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

 

"You're so cute, sweety." Siwon tertawa.

 

"Tutup mulutmu!"

 

Selesai memakai baju, Siwon keluar kamar. Membantu Suho mengerjakan PR-nya. Karena dia yakin Kyuhyun tidak akan keluar sampai besok pagi atau karena terdesak rasa lapar.

 

Ketika Siwon masuk kamar, Kyuhyun dimeja belajarnya memainkan ponsel.

 

"Kau suka Superman?" Tanya Siwon disamping Kyuhyun. Anak itu membuka situs jual beli online khusus menjual merchandise Superman.

 

"Hmmm. Sejak aku kecil. Tapi juga tidak mengoleksi banyak barang."

 

Sebenarnya Siwon hanya berbasa-basi bertanya seperti itu karena tentu saja dia sudah tahu hal itu dari Heechul. Pria itu berjalan kearah lemari dan kembali kesamping Kyuhyun dengan membawa sesuatu.

 

"Untukmu."

 

"Aku akan membeli sendiri saja. Itu kan milikmu."

 

Siwon meraih tangan kiri Kyuhyun dan memasangkan gelang bermerk Cruciani warna biru itu karena Kyuhyun tidak juga segera mengambilnya. "Aku membelinya untukmu. Sudah lama tapi aku selalu lupa memberikannya padamu."

 

"Tapi aku sudah punya. Couple denganmu." Kyuhyun menunjukkan tangan kanannya.

 

"Yang ini sudah jelek." Ucap Siwon sambil melepasnya.

 

"Tapi kan ini couple."

 

"Simpan saja jika kau masih menyukainya. Yang ini cocok denganmu. 'S' untuk Siwon."

 

Kyuhyun hanya mendengus. Dia membuka laci belajarnya dan memberikan phone case untuk Siwon.

 

"Untukku?"

 

"Yup." Kyuhyun menganggukkan kepalanya sekali. "Aku membelinya dari Jepang. 'Sedikit' dibantu noona sih."

 

"Kenapa warna pink?"

 

"Kau tidak suka?"

 

"Aku suka apapun yang kau berikan padaku." Siwon mengambil ponselnya dan langsung memasang phone case itu. "Pink. Seperti warna pipimu ketika aku menciummu."

 

Kyuhyun langsung menendang tulang kering Siwon. "Kau

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Agasshi_
Maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ff started with a kiss akan dibuka 2-3 hari lagi dikarenakan ada sesuatu yang salah saat chapter 26 dipost. Thanks:)

Comments

You must be logged in to comment
CHK1302 #1
Chapter 1: Ayo dong dicium samà bàbykyui
Nurh4fiz4h
#2
Chapter 29: Cerita yg sangat menarik...
Dari awal sampai ending ceritanya mengundang rasa penasaran...
Dan ending yg sangat indahhh....
terus menulis karya yg bagus tentang wonkyu eonni....???
Lokikitten #3
Chapter 18: Ok i just read it again ..stil good ..i liked it
Icha_starylla96 #4
Readers barh
arjioabrian
#5
Chapter 1: Hollaaa.... saya pendatang baru. Sebenarnya saya pernah baca ini fanfiction.net .Ini salah satu yg menkjadi fav. Saya...
bellatri32 #6
Chapter 29: Kereeeeen bgt ffx..... Q ketawa2 sndiri setiap bagian kyu mulai berdeulusi dgn pikiran2x....kocak,lucu,romantis,sedih,jengkel...lengkap deh....moga ad crita2 lain y g kalah seru....:)
nilatiwi98 #7
Chapter 2: walau sedekit tetep bagus kok ^^
nilatiwi98 #8
Chapter 1: seru aku suka wonkyu. swk. i love this story.
fifikiyu #9
Chapter 26: woah makin penasaran hmpir ending..
semoga keluarga cho n choi bhagia semuanya..
fifikiyu #10
Chapter 4: ceritanya makin menarik n mudah dipahami.. gunadi agassi