Chapter 2

Someday We'll Know
Please Subscribe to read the full chapter

Previous Chapter

Jihyun P.O.V

“Umma, kapan kita akan kembali? Kapan Yunnie akan belsama dengan huung lagi?” pertanyaan Yunho seakan menjadi tamparan bagiku bahwa aku akan memisahkan seorang adik dengan kakaknya. Apalagi hubungan mereka sangat erat. Aku berusaha tidak memperdulikan ucapan polos Yunho dan segera memerintahkan supir agar segera berangkat.

“Jalan pak. Nah, Yunho manis, Yunho sama umma saja.” Ucapku membujuk Yunho agar tidak menanyakan Siwon lagi, namun Yunho semakin bertanya kenapa dia tidak bisa bersama dengan Siwon lagi dan dan terus berontak untuk dilepaskan dari pelukanku. Ketika Yunho bisa melepaskan diri dariku, dia mambalikkan badannya kearah jendela belakang agar bisa melihat Siwon. Dia mulai memukul-mukul jendela belakang mobil, berusaha memanggil Siwon dari dalam mobil yang mulai bergerak pergi dari rumah yang sudah ditiinggalinya selama lima tahun ini. Aku masih bisa melihat Seungwoo dan Siwon yang terus memandang mobil kami.

“Tidak! Kenapa Ciwon huung tidak ikut?! Yunnie mau cama Ciwon huung! Yunnie mau cama Ciwon huung!”

“Yunho! Dengar kata umma. Kita harus pergi sekarang!”

“Tidak mau! Yunnie mau cama Ciwong huung! Ciwong huung! Huung!” Aku melihat Yunho yang terus memukul-mukul jendela belakang mobil sambil terus berteriak memanggil Siwon.

“HUUNG!!!” Teriakan penuh kepedihan dan kesedihan milik Yunho bagaikan merobek hatiku. Aku tidak akan pernah melupakan bagaimana sedihnya Yunho saat itu. Tidak akan pernah lupa.

End Flashback

Masa lalu pahit itu terus membuatku tidak pernah tenang. Meskipun sekarang aku bahagia dengan suamiku Jung Hwangsoo tapi batinku terus menangis jika mengingat Siwon dan terkadang Seungwoo. Hwangsoo, suamiku adalah pria yang baik. Pria yang mau menerimaku saat dia tahu aku sudah mempunyai Yunho. Pria yang sesuai dengan keinginan keluargaku. Pria dari keluarga terpandang dan kaya raya, pria dengan reputasi yang baik, pria dengan segudang prestasi dan berhasil dalam bisnisnya. Namun satu kekurangan Hwangsoo. Dia divonis tidak bisa memberikan keturunan sehingga satu-satunya pewaris semua yang dia miliki adalah Jung Yunho, anak tirinya. Aku berpikir kehidupanku sekarang akan terus seperti ini, walau ada rasa rindu tapi aku harus memendamnya demi Hwangsoo dan juga Yunho. Namun setelah bertemu dengan Siwon dan mengetahui keadaan Seungwoo, aku tidak tahu harus merasakan apa lagi. Disatu sisi aku ingin memeluk Siwon dan mengurusi Seungwoo yang sedang sakit. Tetapi di satu sisi aku tidak mau Hwangsoo mengetahui masa laluku dan mengetahui bahwa aku meninggalkan mantan suami dan anakku karena tidak tahan jika harus jatuh miskin. Dimata Hwangsoo aku merupakan wanita sempurna yang cantik, baik, dan keibuan. Aku takut jika Hwangsoo akan membenci dan meninggalkanku jika dia mengetahui semuanya.

“Siwonnie.. Siwonnie, anak umma.” Aku terus mengulang kata-kata itu dan mengusap wajah tujuh tahun Siwon yang sedang tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya.

“Umma kangen Siwonnie. Kangen sekali.” Aku tak sanggup membendung lagi airmataku dan menangisi kebodohanku sendiri. Menangisi segala kesalahanku pada anak kandungku sendiri. Anak kandungku yang sekarang hidup menderita karenaku. Aku terus menangis sampai aku kelelahan dan tertidur, sesaat melupakan segala masalah yang harus kuhadapi.

End Jihyun P.O.V

^^^^^

 

Siwon memarkirkan mobil mewah itu dipelataran parkir kampus Dong Bang, kampus Yunho. Begitu mobil tersebut terparkir rapi, Siwon bergegas keluar dan membukakan pintu untuk Yunho. Yunho keluar namun dengan tampang sedikit kesal. Dia menatap Siwon dengan kedua alis yang ditautkankan. Dia tidak terlalu suka diperlakukan seperti tadi.

“Hyung. Kau tidak usah seperti itu. Aku bisa buka pintu sendiri.” Siwon menanggapi keluhan Yunho dengan senyumannya. Yunho menjadi sedikit mereda kekesalannya setelah melihat senyum Siwon. Entah kenapa Yunho merasa ada kedekatan tersendiri dengan Siwon.

“Tapi anda majikan saya tuan muda, jadi say..”

“Aish! Aku sudah bilang panggil aku Yunho. Hanya Yunho tanpa ssi. Kalau hyung salah bicara lagi, aku akan menghukum hyung. Paham?!” Yunho memotong segala alasan yang ingin diutarakan Siwon dan sedikit mengancam Siwon jika dia tidak mau mendengar permintaan Yunho. Dia merasa tidak sepantasnya Siwon berlaku seperti bawahan kepadanya, walau kenyataannya Siwon memang berkerja untuknya saat ini, namun Yunho tidak suka jika Siwon harus merendahkan dirinya seperti ini padahal umur Siwon lebih tua darinya. Siwon, yang terkejut dengan sikap Yunho yang tidak sombong walaupun dia memang mempunyai berbagai alasan untuk bersikap seperti itu, tersenyum lebih lebar. Siwon sudah tahu bahwa Yunho adalah adik kecilnya dulu saat dia melihat ibunya dirumah keluarga Jung tadi. Melihat sikap Yunho sekarang, Siwon merasa bangga dengan Yunho. Yunho tidak besar kepala dengan semua kekayaan yang dimilikinya. Yunho tidak seperti ibu mereka.

“Baiklah tu.. Ah.. Maksud saya, baiklah Yunho.” sahut Siwon menyetujui untuk memanggil Yunho hanya dengan namanya saja. Dalam hati Siwon ingin sekali memanggil Yunho dengan nama kecilnya dulu, Yunnie, namun dia menahannya karena selain Yunho sepertinya tidak mengingat lagi siapa dirinya, Yunho juga merupakan majikannya sekarang.

Yunho sudah memiliki hidup yang baik. Dia tidak kekurangan suatu apapun. Dia sehat dan terlihat menawan dengan wajah kecilnya yang tampan, badannya yang tegap dan tinggi, juga senyumnya yang bagai malaikat. Siwon merasa dia tidak bisa merusak kebahagian Yunho dengan keberadaannya. Biarkanlah Yunho melupakan dirinya beserta ayah mereka Seungwoo. Yunho tidak perlu mengingat sesuatu yang hanya akan membuatnya sedih atau bahkan membuatnya merasa bersalah dan tertekan karena keadaan Siwon dan Seungwoo sekarang. Sekarang Yunho sudah memiliki ayah baru yang Siwon nilai bijaksana dan berwibawa. Yunho pasti bahagia dan jika Yunho bahagia, itu sudah cukup untuk Siwon.

“Oke. Oh iya, hyung. Hyung tidak usah menungguku. Nanti setelah kuliah, aku ada acara dengan teman-teman. Aku akan bilang ke appa mengenai ini sehingga hyung bisa pulang cepat hari ini.” Suara Yunho membangunkan Siwon dari pikirannya. Walaupun dia tidak fokus pada perkataan Yunho, tapi samar-samar dia masih mendengar bahwa Yunho ingin dia untuk pulang sekarang. Siwon ragu untuk mengabulkan permintaan Yunho. Tidak saja karena ini hari pertama dia bekerja, namun dia juga khawatir jika Yunho pergi seperti itu tanpa adanya pengawasan.

“Tapi tua..eh maksud saya Yunho, saya bertugas mengantar anda kemana pun anda mau. Dan bukankah anda harus mengikuti pelajaran tambahan dengan tuan Kim setelah pulang sekolah?” ucap Siwon mencoba mengingatkan Yunho bahwa dia memiliki jadwal lain hari ini setelah kuliahnya selesai.

“Ah hyung. kenapa kau jadi seperti Hwang ahjussi saja sih?! Aku tidak suka pelajaran tambahan itu. Semua tentang bisnis. Mana tertarik aku dengan itu.” Ucapan terakhir Yunho menarik perhatian Siwon. Siwon berpikir apakah Yunho masih menyukai hobi yang dulu dia lakukan saat masih kecil. Tanpa segan, Siwon mencoba mencari tahu apa adiknya itu masih mempunyai cita-cita yang sama.

“Lalu anda tertarik dengan apa?” tanya Siwon yang membuat Yunho menatapnya tidak percaya. Selama ini tidak ada yang pernah menanyakan apa minat Yunho yang sebenarnya. Semua sudah diputuskan karena dia satu-satunya pewaris dari keluarga Jung. Sehingga ketika Siwon bertanya Yunho tertarik dengan apa, dia tidak bisa mempercayai telinganya.

“Eh? Hyung ingin tahu?”

“Jika anda tidak keberatan untuk menceritakan kepada saya.”

“Serius hyung?” Melihat Siwon mengangguk, Yunho semakin tidak percaya. Namun dia tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat ada seseorang yang perduli dengan apa yang dia mau. Siwon merupakan orang pertama, karena ibunya sendiri juga tidak pernah menanyakan hal itu. Sekali lagi, seluruh hidup Yunho sudah diputuskan bukan oleh dirinya sendiri melainkan oleh orang lain.

“Baru kali ini ada seseorang yang mau mendengarkan minatku.” Yunho tersenyum senang dan hal itu membuat Siwon juga ikut merasakan kegembiraan Yunho.

“Jadi anda tertarik dengan apa?” tanya Siwon sekali lagi. Kali ini Yunho menjawab Siwon singkat.

“Menari.”

“Menari?”

“Iya hyung, menari. Aku ingin menjadi penari professional dan jika bisa menjadi seorang koreographer tari.” Siwon mengembangkan senyumnya. Ternyata apa yang dipikirkan olehnya benar adanya. Yunho masih memiliki keinginan yang sama saat dia masih kecil. Dulu Siwon selalu menemani Yunho yang berlatih tari mengikuti setiap video musik yang ditampilkan ditelevisi. Siwon saat itu ikut menemaninya karena dia cemas jika adik sematawayangnya itu terjatuh dan terluka karena gerakan tari yang terkadang sulit bagi anak berumur lima tahun. Namun Siwon tahu bahwa Yunho memiliki bakat dibidang seni satu itu. Terbukti dengan mudahnya dia mengikuti setiap gerakan orang dewasa yang menarikan tarian tersulit sekalipun. Siwon ingin sekali membantu Yunho mewujudkan mimpinya itu jika dia sanggup dan jika Yunho juga bersungguh-sungguh.

“Anda serius?” tanya Siwon memastikan. Yunho menjawab dengan anggukan tegas. Namun sedetik kemudian wajah Yunho menjadi murung.

“Hanya saja appa dan umma pasti tidak akan setuju karena aku satu-satunya yang dapat meneruskan bisnis keluarga.” Siwon merasa kasihan pada Yunho karena masalah ini. Dia pasti kebingungan untuk memilih antara impiannya atau mewujudkan keinginan orangtuanya. Yunho yang merasa pembicaraan mereka sudah terlalu dalam memutuskan untuk mengakhirinya. Lagipula Yunho harus segera masuk ke kelas sekarang. Yunho lalu menepuk pundak Siwon pelan.

“Sudahlah hyung. Kita bicara nanti saja. Sekarang aku masuk dulu. Oh, iya hyung. Sebelum hyung pulang tolong hyung antarkan ini untuk pacarku ya. Dia kuliah di kampus ini.” Yunho menyerahkan sebuah bingkisan dan secarik kertas berisikan alamat sebuah kampus.

“Setelah itu hyung langsung pulang saja. Ingat langsung pulang. Biar aku yang bilang ke appa. Kalau sampai aku mendengar dari Shin dong ahjussi Siwon hyung kembali kerumah dan menunggu aku sampai selesai kuliah dan kembali kesini, aku akan marah hyung.” Siwon tertawa kecil mendengar Yunho sekali lagi mencoba mengancamnya. Dia lalu mengangguk menyetujui perkataan Yunho.

“Baiklah Yunho. Terima kasih.” Ujar Siwon pelan. Siwon lalu mengambil bingkisan beserta kertas bertuliskan alamat kampus itu dari tangan Yunho. Siwon menhafalkan alamat kampur tersebut dan setelah Siwon yakin akan tujuannya, dia menyimpan  kerta itu didalam saku bajunya lalu meletakkan bingkisan itu didalam mobil.

“Terima kasih? Buat apa hyung? Ah sudahlah. Sampai besok pagi hyung." Yunho yang merasa aneh dengan ucapan terima kasih hanya mengelengkan kepalanya. Lalu dia segera berlari kearah kelasnya dan meninggalkan Siwon yang menghela nafasnya perlahan. Siwon kemudian kembali masuk ke mobil dan membawa mobil itu ke tujuan yang diminta oleh Yunho. Sambil menyetir, Siwon memikirkan lagi kebaikan hati Yunho membiarkan dia untuk pulang cepat, apalagi disaat Siwon yang memang membutuhkan waktu untuk beristirahat diberikan kelonggaran untuk hari ini. Dia sangat senang melihat Yunho tumbuh dewasa seperti sekarang.

Siwon merasa sangat beruntung dan berterima kasih dengan keputusan Yunho untuk memperbolehkannya pulang karena sekarang Siwon bisa memastikan keadaan ayahnya yang menurutnya semakin memburuk. Siwon ingin sekali segera memasukkan ayahnya ke rumah sakit untuk perawatan, namun mereka berdua harus bersabar sedikit lagi selama dua bulan ini sebelum semua itu terjadi. Karena setelah Siwon menerima gajinya dari hasil bekerja di rumah keluarga Jung, maka tabungan untuk biaya pengobatan ayahnya terkumpul sudah. Siwon tersenyum senang meskipun dia sedih karena harus bertemu lagi dengan Jihyun yang sudah membuangnya. Namun rasa bahagia karena sebentar lagi Siwon bisa membawa Seungwoo kerumah sakit, menutupi kesedihannya. Siwon bersiul dan memacu mobil Yunho lebih cepat agar segera bisa memenuhi permintaan Yunho dan bisa segera kembali ke apartemennya.

Kampus SM – Siwon P.O.V

Aku tiba di kampus SM, kampus yang tertulis dikertas yang diberikan oleh Yunho. Kampus ini sama besarnya dengan kampus Dong Bang tadi. Begitu tiba, aku langsung memarkirkan mobilku dipelataran parkir yang tersedia. Setelah terparkir, aku pun keluar dari mobil itu sambil membawa bingkisan yang diberikan oleh Yunho. Aku melihat bingkisan tersebut dan melihat kartu ucapan untuk seseorang bernama Cho Kyuhyun. Apa dia kekasih Yunho yang dimaksudkan oleh dia tadi? Ah, bukan urusanku. Yang penting sekarang aku harus segera menemukan gadis bernama Cho Kyuhyun ini dan memberikan bingkisan ini agar aku bisa segera pulang. Aku mengedarkan pandanganku kesekitar, mencoba mancari seseorang yang bisa aku minta tolong. Aku melihat seorang gadis berambut pirang panjang, jelas sekali itu dicat, sedang mendengarkan musik dengan head phonenya disalah satu bangku di taman kecil dekat sebuah gedung. Aku langsung menghampiri gadis tersebut, berharap dia tahu siapa Cho Kyuhyun itu. Ketika sampai di depan gadis itu, aku menyapanya pelan sambil menepuk pundak gadis itu lembut.

“Permisi nona. Maaf mengganggu.” Aku melihat bahwa gadis itu kelihatan terganggu dengan panggilan dan tepukanku, namun setelah melihatku, dia hanya menatap wajahku datar lalu melihatku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Entah kenapa aku menjadi salah tingkah dilihat seperti itu oleh gadis secantik dia. Ya, gadis ini cantik sekali. Kulit putihnya terlihat sehat dan bersinar, mata besarnya yang indah, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang seakan meminta setiap pria untuk menciumnya. Ya, pria mana yang tidak akan tertarik dengan kecantikan seperti yang dimiliki gadis ini. Aku juga sedikit tertarik dengannya, namun aku punya urusan yang lebih penting dari mengagumi kecantikan gadis ini. Lagipula, gadis ini terlalu cantik. Dia bukan seleraku, aku lebih suka tipe-tipe yang manis.

“Kau pasti bukan mahasiswa disini. Ada yang bisa aku bantu tuan tampan?” goda gadis itu. Oke, aku yakin dia bukan tipeku. Walau aku tahu sepertinya dia hanya main-main tapi tetap saja aku kurang suka dengan sikapnya baru saja. Aku tersenyum dan menanyakan tentang gadis bernama Cho Kyuhyun. Semoga gadis ini tahu.

“Ya. Saya bukan mahasiswa disini. Saya sedang mencari seseorang bernama Cho Kyuhyun. Dia mahasiswi disini.”

“Cho Kyuhyun?”

“Benar. Apa anda mengenalnya?” Gadis itu diam saja sambil terus menatapku. Aku menjadi salah tingkah karena tatapannya. Aku mulai menggaruk kepalaku sendiri. Dia tertawa kecil karena tingkahku. Saat dia tertawa seperti itu, dia baru terlihat manis sekaligus cantik. Gadis itu lalu berdiri tiba-tiba dan menarik tanganku yang tidak membawa bingkisan. Aku agak canggung dengan tangannya yang memegang tanganku, tapi aku biarkan saja karena ingin tahu maksud gadis ini.

“Aku akan antarkan kau ke baby Kyu. Dia sedang tidak ada kuliah pagi ini. Oh ya, aku belum tahu namamu tampan?” kali ini nada suara gadis ini tidak menggoda seperti tadi. Nada suaranya hanya sekedar bercanda denganku.

“Ah, maaf, nama saya Choi Siwon.” Aku menjawabnya sambil terus berjalan menuju sebuah gedung yang berada deket dengan gedung sebelumnya. Kami berdua masuk kedalam gedung tersebut dan menyusuri lorong yang terdapat beberapa ruang kelas. Ada yang terisi dengan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang kuliah, ada juga yang kosong. Kami berhenti disebuah ruangan yang tertutup. Dia melepaskan tanganku dan berbalik menghadapku. Dia tersenyum lagi padaku.

“Choi Siwon. Nama yang sesuai dengan orangnya.” Aku hanya tersenyum menanggapi pujian dari gadis ini.

“Kalau begitu Choi Siwon, namaku Kim Jaejoong. Kau bisa memanggilku apa saja kecuali Jaejoong-ssi. Umurmu berapa Siwonnie?” Aku agak terkejut dengan caranya memanggil namaku dengan akrab seperti itu. Kami baru saja bertemu kurang dari lima menit dan dia sudah berani memanggilku dengan Siwonnie. Tapi sekali lagi, itu bukan urusanku. Jika dia ingin memanggilku seperti itu, itu adalah urusannya. Tujuanku kesini hanya satu. Bingkisan untuk Cho Kyuhyun.

“Umur saya 20 tahun nona Jaejoong.”

“And that. I don’t like that call. Panggil aku Jaejoong saja.”

“Baik, Jaejoong.”

“Well, kau setahun lebih muda dariku, tapi wajahmu boros Siwonnie. Wajahmu terlihat lebih dewasa dari umurmu.”

“Saya tersanjung jika anda bilang saya dewasa.”

“Apa cara bicaramu selalu seperti ini?”

“Tidak. Hanya saja ayah saya selalu berpesan untuk selalu berlaku sopan pada wanita.” Aku dapat melihat gadis bernama Jaejoong itu memutar bola matanya. Aku tahu terkadang cara bicaraku terdengar gombal oleh sebagian wanita, tapi aku memang menghargai mereka walaupun latar belakang mereka terkadang tidak semanis penampilan mereka. Namun, aku belum bisa memutuskan apakah aku bisa menghargai kembali wanita yang pernah meninggalkan aku dan ayahku. Ah, Siwon! Lupakan soal wanita itu. Sekarang kau disini memliki tugas. Cepat selesaikan agar kau bisa pulang. Aku mengingatkan diriku sendiri atas alasan aku bisa ada disini sekarang.

“Sudahlah. Anyway, di ruangan ini Kyuhyun berada. Kau bisa langsung bertemu dia disini. Aku pergi duluan ya, Siwonnie. Senang berkenalan denganmu. Semoga kita dapat bertemu lagi.” Suara Jaejoong menyadarkan aku kembali. Aku melihat dia membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhiku sambil melambaikan tangan kanannya. Walaupun aku tahu dia tidak akan bisa melihat diriku tapi aku tetap membungkuk kearahnya dan mengucapkan terima kasih. Paling tidak dia bisa mendengar ucapan terima kasihku karena dia membalas dengan ucapan sama-sama diiringi dengan tawa kecilnya.

Setelah kepergian Jaejoong, aku kembali menatap pintu yang tertutup ini. Jaejoong pergi meninggalkan aku yang kebingungan. Apa aku langsung membuka pintu ini atau menunggu pintu ini dibuka dari dalam. Tetapi, mengingat aku harus menggunakan waktu yang diberikan Yunho ini seefisien mungkin, maka aku memberanikan diri mengetuk pintu tersebut, menungggu balasan dari dalam.

Setelah menunggu sekitar 5 menit, pintu itupun terbuka. Dari balik pintu itu, menyeruak seorang gadis paling manis yang pernah aku lihat. Gadis itu memiliki rambut hitam selengan yang dibiarkan terurai. Namun dia menghiasi mahkota kepalanya tersebut dengan bando manis yang sederhana. Gadis ini cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Kulitnya putih seperti kulit Jaejoong walau sedikit lebih pucat. Pandanganku beralih pada wajahnya yang manis. Pipi tembemnya membuatnya semakin manis dan lucu serta bola mata coklatnya yang jernih tersebut tertutupi oleh bingkai kacamata besar, terkesan seperti kutu buku, tapi buatku kacamata tersebut menambah pesonanya. Hidungnya mancung dan bibirnya yang penuh membuat gadis ini cantik sekaligus manis. Benar-benar tipeku.

“Kau cari siapa?” suaranya membangunkan aku dari kekagumanku akan wajah dan fisiknya. Aku memberikan senyuman terbaikku untuknya, tapi kelihatannya dia tidak peduli sama sekali. Gadis itu justru menatapku dengan sedikit kesal. Aku bingung dengan reaksinya, apa aku melakukan kesalahan. Belum sempat aku bertanya, dia sudah memotongku terlebih dahulu.

“Kalau kau hanya akan berdiri seperti orang bodoh disitu, lebih baik kau pergi saja. Kau menggangguku.” Wow. Senyumku sempat menghilang ketika aku mendengar dia berbicara seketus itu. Ucapannya cukup membuatku terkejut. Gadis ini manis, tapi bicaranya tidak semanis wajahnya. Tetapi aku tidak terlalu peduli dengan perkataannya karena dengan ucapannya tersebut aku jadi menyadari bahwa aku disini bukan untuk mengagumi dia, tapi karena sebuah tugas. Aku kembali tersenyum dan mena

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hanninozuka #1
Chapter 22: senengnya wonkyu udah baikan dg cara yg simpel tapi sweet bgt .... wonkyu moment nya juga suka banget..... ✧٩(•́᎑•́๑)و ✧
elfviliebe #2
Chapter 22: Jyahhh... tbc.... itu benar benar huruf ngundang penasaran...
Ciee yang udah baikan....
Lanjut
rhina_ELF #3
Chapter 3: Baru bca smpe chap 3 tpi air mata bner2 g bs brenti euy...ya اَللّهُ sndih bgt liat khidupan siwon...
Gmn ya siwon menghdapi smua cobaan ini ..smga aja nnti kbhgian untuk siwon bs cpet dtng..
BabyBugsy
#4
Chapter 22: thank you for updated this story... Kyaaa seneng banget bisa baca lanjutannya ini.. *bow*
akhirnya wonkyu bisa saling bersama, mereka sweet banget TAT kangen banget lihat kebersamaan mereka. Jgn pisah-pisah lagi ya wonkyu ... Kkkk gemes banget lihat tingkah mereka berdua.
hahaha nahloh seunghyun.. Dunia akhiratmu akan berakhir kalau membantah si nyonya. Cah..lets to be back XDDD



update soon authornim!!!
NanyKyu #5
Chapter 20: Mdh2n wonkyu cpt bersatu lg..kshn..g tega liat wonkyu sedih..dan mdh2n authornya sll semangat utk ngelanjutin..abang T.O.P emang kereeen..
NanyKyu #6
Chapter 1: Huweee..np nasibnya wonnie jd menyedihkan bgt..semangat wonnie..lanjut bacaaa..penasaran abiis..
Wulwul0705
#7
Senoga cepat di perbarui ya aku makin suka dan penasaran
BabyBugsy
#8
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
BabyBugsy
#9
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
4melia #10
Chapter 20: Aku ga yakin wonkyi dlam 3 bln bsa bersatu, tapi dlam sebulan aja, hehe lanjutt yah eonii, semangattt