Chapter 4

Someday We'll Know
Please Subscribe to read the full chapter

Previous Chapter

Menyadari bahwa Seungwoo memang tidak akan kembali lagi, Siwon seperti mendapatkan sesuatu. Dia bergegas berlari meninggalkan ruangan itu. Hyori dan Hyunjae yang panik akan emosi Siwon yang labil saat ini segera menyusul Siwon. Ketika mereka bisa menemukan Siwon, ternyata yang bersangkutan sedang terlihat bergumul dengan penjaga rumah sakit. Ditangan Siwon terdapat sebuah pisau, yang sepertinya merupakan pisau lipat. Penjaga itu memegangi tangan Siwon yang menggenggam pisau tersebut, berusaha untuk melepaskannya dari genggaman Siwon. Siwon terus berontak, berusaha melepaskan diri dari penjaga tersebut sambil meneriakan sesuatu.

“Lepaskan! Aku harus menyusul appa! Dia sendirian kalau tidak aku! Lepaskan!!” Hyori dan Hyunjae terkejut mendengar bahwa Siwon mencoba menyusul Seungwoo. Segera Hyori memanggil suster dan dokter yang ada untuk bisa memberikan Siwon suntikan penenang. Semua orang dirumah sakit tersebut mengelilingi Siwon berusaha menenangkan Siwon yang histeris dan terus berontak, sampai ada salah satu dokter pria mampu memberikan suntikan penenang kepada Siwon sehingga Siwon menjadi lemas dan tertidur karena pengaruh obat bius tersebut. Hyori dan Hyunjae segera meminta pihak rumah sakit untuk membawa Siwon ke salah satu kamar rawat. Pihak rumah sakit pun segera melalukan permintaan pasangan Yoo tersebut dan membawa kesalah satu kamar rawat dirumah sakit tersebut. Didalam batas kesadarannya Siwon masih mengucapkan permintaan maaf dan permohonan agar dia boleh menyusul Seungwoo.

“Ap..appa.. Siwon akan segera menyusul appa.. Si..Siwon minta maaf ka..karena Siwon telah mengecewakan appa… Tunggu Si..Siwon appa..Tung…” ucapan siwon terhenti karena akhirnya pengaruh obat bius itu bekerja sempurna. Walau Siwon tertidur, airmatanya masih terus mengalir, menandakan hatinya yang hancur dan kesedihan karena kehilangan ayah tercinta. Siwon tidak tahu bagaimana hidupnya nanti setelah kepergian Seungwoo. Kerena Seungwoo satu-satunya harapan Siwon Seungwoo adalah pegangan Siwon untuk bisa menghadapi hidup ini. Tanpa Seungwoo, Siwon bukan apa-apa. Tanpa Seungwoo, Siwon sudah tidak bisa merasakan kebahagiaan karena kebahagiaan itu telah pergi bersama dengan perginya Seungwoo.

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Siwon menatap pusara Seungwoo dengan mata yang berkaca-kaca. Siwon sudah terus berdiri didepan makan Seungwoo meskipun semua orang yang menghadiri pemakaman Seungwo telah kembali kerumah dan tempat mereka masing-masing. Yang masih setia berada disana menemani Siwon hanya beberapa orang seperti tuan Lee, Kangin, dokter Cho, Hyori serta Hyujae. Mereka masih berada disana karena ingin memastikan Siwon tidak melakukan kebodohan seperti saat dia pertama kali mengetahui bahwa Seungwoo meninggal dunia, walaupun sepertinya Siwon sudah tidak akan mengulanginya lagi.

Siwon memang beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri ketika dia sadar dari obat bius saat dia berada di rumah sakit. Siwon membuat orang disekitar rumah sakit tersebut beserta Hyori dan Hyunjae kerepotan karena Siwon selalu memberontak ketika mereka berusaha menghalangi usaha Siwon. Siwon pasti masih akan terus berusaha untuk melakukan hal gila tersebut jika Hyunjae tidak turun tangan menyadarkan Siwon dari pikiran sempitnya itu.

Flashback

Plak!!

Tamparan Hyunjae yang cukup keras mendarat di pipi Siwon yang terus saja berteriak ingin mati menyusul Seungwoo. Tamparan Hyunjae tersebut membekas di pipi Siwon, membentuk bayangan tangan dan membuat pipi Siwon memerah dengan sedikit luka disudut bibir Siwon. Siwon menatap nanar kearah Hyunjae yang juga menatap dengan padangan penuh amarah namun tersirat kesedihan dimatanya. Mereka berdua saling bertatapan sampai Hyunjae dengan tiba-tiba menarik Siwon dari kamar rawatnya menuju kamar duka yang ada d irumah sakit tersebut. Tidak lupa Hyunjae membawa pisau buah kecil ditangannya. Siwon hanya diam saja mengikuti Hyunjae. Siwon tidak memberikan perlawanan apa pun ketika dia ditarik kasar oleh Hyunjae. Hyori yang melihat suaminya dan Siwon pergi begitu saja menjadi sangat khawatir dan ikut menyusul keduanya.

Sesampainya di kamar duka, Hyunjae mendorong kasar Siwon kearah sebuah meja dengan peti mati diatasnya. Didalam peti mati tersebut terdapat Seungwoo yang terbaring dengan tenang. Hyunjae mendekati Siwon yang terus memandang wajah Seungwoo dan mengambil tangan kanan Siwon dan menyerahkan pisau buah tersebut ditelapak tangannya.

“Kalau kau ingin mati, maka matilah di depan appamu. Matilah di depan appamu yang sudah mempercayai kami agar bisa menjagamu. Matilah dengan semua keegoisanmu karena kau tidak mau mendengar apa permintaan terakhir appamu pada kami.” Hyunjae berkata sengit sambil terus memegang tangan Siwon yang menggenggam pisau buah itu. Siwon tidak mengatakan apa-apa. Yang ada dipikirannya adalah ucapan terakhir Hyunjae yang menyatakan bahwa Seungwoo meninggalkan permintaan terakhir pada Hyunjae dan Hyori.

Siwon menolehkan kepalanya kearah Hyunjae dan menatapnya dengan pandangan penuh tanda tanya. Hyunjae yang menyadari bahwa Siwon mulai memberikan reaksi terhadap kata-katanya, mulai menenangkan dirinya. Hyunjae mulai mengendurkan pegangannya dari tangan Siwon dan kemudian merangkul pundak Siwon dan menariknya perlahan agar Hyunjae dapat memeluknya. Hyunjae tahu Siwon benar-benar butuh seseorang untuk berbagi kesedihannya saat ini. Seseorang yang dapat dia andalkan karena satu-satunya penyangga hidupnya telah pergi untuk selama-lamanya.

“Kenapa kau berpikir jika kau mati menyusul appamu, maka dia akan senang?! Appamu tidak sendirian Siwon. Appamu sudah tenang disana nak. Appamu sudah berada ditangan yang benar. Tuhan pasti akan menjaga dia Siwon, kau tidak perlu khawatir lagi.” Siwon tidak bisa menahan airmatanya untuk mengalir ketika dia mendengar Hyunjae terus menasehatinya. Mendengar suara seseorang yang begitu mirip dengan Seungwoo, Siwon seakan mendengar Seungwoo sendiri yang menasehatinya. Isakan demi isakan keluar dari mulut Siwon dan dengan sabar dan penuh perhatian, Hyunjae terus memeluknya.

Hyunjae tidak perduli ketika dia merasakan airmata Siwon membasahi pundaknya. Hanya satu yang menjadi perhatiannya sekarang, yaitu membuat Siwon menyadari bahwa hidupnya harus tetap berjalan. Bahwa keinginan Seungwoo adalah agar anak kebanggaannya itu menjadi orang yang sukses. Hyunjae masih mengingat pesan terakhir Seungwoo yang menyatakan bahwa dia ingin Siwon melanjutkan kuliahnya. Dia ingin Siwon bisa mendapatkan hidup yang layak. Dia ingin Siwon mendapatkan kebahagiaannya karena Siwon sudah terlalu menderita selama ini.

Hyunjae masih mengingat bagaimana pertama kali dia bertemu dengan Seungwoo sebulan yang lalu. Saat itu Seungwoo berada di persimpangan lampu merah didekat restoran miliknya. Hyunjae yang saat itu memang berada disamping Seungwoo merasa aneh dengan kondisi Seungwoo yang terlihat sangat lemah dan sedang sakit. Hyunjae memperhatikan Seungwoo karena Hyunje merasakan bahwa Seungwoo bisa pingsan kapan saja. Dan dugaannya benar, karena sedetik berikutnya, Seungwoo terjatuh tak sadarkan diri. Walaupun Hyunjae sudah tua namun dengan cekatan Hyunjae masih mampu menopang tubuh Seungwoo sebelum dia terjatuh ketanah dengan keras. Hyunjae langsung memanggil pertolongan dan terus berusaha membangunkan Seungwoo.

Hyunjae kemudian membawa Seungwoo kerumah sakit dan segera memberitahu istrinya, Hyori, bahwa dia akan terlambat karena kejadian ini. Setelah memberitahu istrinya, Hyunjae tidak langsung meninggalkan Seungwoo, melainkan dia terus menunggu sampai dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Seungwoo. Betapa terkejutnya Hyunjae ketika mengetahui bahwa Seungwoo menderita kanker dan keadaannya sudah sangat parah. Hyunjae memperhatikan dengan baik semua penjelasan dokter dan ketika dokter tersebut menyatakan bahwa dia akan melepaskan Seungwoo setelah dia sadar karena sepertinya Seungwoo tidak sanggup membayar biaya rumah sakit untuk perawatan, seketika itu juga Hyunjae langsung memutuskan bahwa dia yang akan menanggung semua biaya.

Dokter tersebut sempat menanyakan apa hubungan Hyunjae dengan Seungwoo. Dengan mantap, Hyunjae menjawab bahwa Seungwoo adalah adiknya dan dia ingin perawatan terbaik untuk Seungwoo. Hyunjae tidak tahu kenapa dia bisa memutuskan hal penting seperti itu tanpa berunding dulu dengan istrinya, namun satu hal yang Hyunjae tahu bahwa Seungwoo benar-benar membutuhkan bantuan dan demi Tuhan, Hyunjae akan memberikannya selama dia bisa.

Ketika Seungwoo sadar dari pingsannya, Seungwoo sempat heran mengapa dia bisa berada dirumah sakit. Seungwoo sempat berusaha untuk pergi dari rumah sakit namun berhasil dihentikan oleh suster. Dokter yang menangani Seungwoo memberitahu apa yang telah terjadi dengan Seungwoo dan siapa yang membantunya. Awalnya Seungwoo tidak percaya dengan penjelasan dokter tersebut karena dia berpikir apakah ada orang sebaik itu di dunia ini. Tetapi, setelah bertemu langsung dengan Hyunjae dan juga Hyori keeseokan harinya, Seungwoo merasa menjadi orang paling beruntung. Dia merasa bahwa Tuhan masih menyayanginya sehingga bisa dipertemukan dengan orang sebaik Hyunjae dan Hyori.

Hanya saja, Seungwoo yang tidak mau merepotkan pasangan Yoo itu lebih lama lagi, memutuskan untuk pergi dari rumah sakit tersebut. Seungwoo mengatakan pada pasangan tersebut bahwa dia akan pergi sehingga dia tidak akan menggangu kehidupan dari pasangan Yoo tersebut. Namun, Hyunjae yang sudah kukuh ingin membantu Seungwoo tidak memperbolehkannya. Dia bersikeras bahwa Seungwoo tetap harus menjalani perawatan di rumah sakit dan jika Seungwoo menolak, maka Hyunjae akan menganggap Seungwoo tidak tahu balas budi karena sebelumnya memang Hyunjae telah menolong Seungwoo.

Hyunjae mengatakan bahwa jika Seungwoo mau menerima bantuannya, Seungwoo meringankan kekhawatirannya akan kondisi Seungwoo. Seungwoo sempat merasa aneh dengan sikap Hyunjae. Hyunjae bersikap seakan-akan dia takut kehilangan Seungwoo, padahal Seungwoo hanyalah orang asing yang tidak sengaja bertemu dan ditolong oleh Hyunjae. Namun, kali ini Seungwoo tidak bersikap keras kepala lagi, karena bagaimana pun dia memang berhutang budi kepada Hyunjae pertama kali saat dia membawanya ke rumah sakit. Dan walaupun dia akan merepotkan pasangan Yoo tersebut, dia akan menuruti permintaan Hyunjae karena raut wajah Hyunjae mengingatkan dia akan wajah khawatir Siwon. Seungwoo memang masih merasa bersalah karena telah meninggalkan Siwon, namun hanya ini satu-satunya cara menurut Seungwoo yang dapat mengurangi beban Siwon.

Hyunjae merasa lega ketika akhirnya Seungwoo mau dirawat di rumah sakit ini. Dia langsung mengurus semua hal untuk keperluan Seungwoo dan selama Seungwoo dirawat di rumah sakit tersebut, Seungwoo selalu bercerita tentang Siwon hingga Hyunjae dan Hyori merasa mengenal dekat siapa Siwon itu. Lalu ketika Seungwoo sudah tidak bisa diselamatkan lagi, disaat terakhirnya, Seungwoo meminta bantuan kepada pasangan Yoo itu sekali lagi. Seungwoo berharap agar Hyunjae dan Hyori dapat menjaga Siwon.

Agar mereka mau membantu Siwon sebagaimana mereka telah membantu Seungwoo. Tentu saja permintaan itu disanggupi oleh Hyunjae dan Hyori. Maka dari itu mereka berdua mencoba menghubungi Siwon agar Siwon dapat bertemu dengan Seungwoo sebelum terlambat. Walau pada akhirnya Siwon tidak bisa datang tepat waktu, Seungwoo tetap merasa bahagia. Bahagia karena selama ini dia sudah diberikan berkah dengan mempunyai putra seperti Siwon. Bahagia karena bisa bersama dengan Siwon walau disaat-saat sulit. Bahagia karena akhirnya Seungwoo bisa melepaskan beban Siwon yang paling berat, yaitu dirinya sendiri. Disaat terakhir Seungwoo, hanya satu nama yang dia ucapkan, Siwon.

“Maafkan aku tuan Yoo. Ak..aku..aku..” Suara Siwon membuyarkan ingatan Hyunjae akan Seungwoo. Dia menyadari bahwa Siwon sudah melepaskan pelukannya dan sedang berusaha menghapus airmata walaupun sepertinya belum membuahkan hasil karena butir-butir airmata tersebut masih terus mengalir. Hyunjae mengelus rambut Siwon dengan penuh kasih sayang. Entah karena mendengar cerita Seungwoo tentang Siwon atau karena perasaan sentimental yang sedang mempengaruhi Hyunjae, dia merasa bahwa Siwon sudah seperti anaknya sendiri.

Jika putra tersayang Hyunjae masih hidup, mungkin Siwon dan anaknya tersebut bisa menjadi teman yang baik. Hyunjae mengerti benar bagaimana perasaan Siwon sekarang ini, karena dia dan Hyori pernah merasakan kehilangan yang sama. Tidak hanya putra sematawayangnya, namun menantu dan kedua cucunya juga pergi karena kecelakaan pesawat. Sekarang ini, Hyunjae tahu bahwa Siwon sebatang kara. Hanya dirinya dan Hyori yang mampu menjaga Siwon dan Hyunjae akan melakukannya. Hyunjae masih terus mengelus rambut Siwon, berusaha menenagkan Siwon yang masih terus menangis. Lalu Hyunjae mengajak Siwon untuk duduk disamping peti mati Seungwoo.

“Siwon. Ini terakhir kalinya kau akan bersedih karena kepergian Seungwoo. Setelah kau luapkan semuanya, kau harus berjanji untuk bisa tegar dan tabah menghadapi semua ini. Jangan pernah lupakan keinginan Seungwoo yang menginginkan kau agar bisa berbahagia dengan caramu sendiri. Jangan lupakan bahwa Seungwoo akan selalu menjagamu dari sana Siwon. Jangan lupakan bahwa kau tidak sendiri. Ada kami, orangtua barumu.”

“Tuan Yoo…”

“Jangan panggil aku tuan lagi. Mulai saat Seungwoo menitipkan kau padaku dan istriku, kami sudah menjadi appa dan ummamu.”

“Tapi tuan Yoo, aku tidak mau menanggalkan nama Choi karena..”

“Siapa bilang kau harus menanggalkan namamu. Kau akan tetap menyandang nama Choi, tapi sekarang kau juga mempunyai orangtua lengkap yang akan selalu disisimu.”

“Tuan Yoo… Aku ti..tidak tahu ba..bagaimana aku ha..harus berterima kasih padamu.. Tuan Yoo… Ah, bukan… Maksudku appa.” Hyunjae yang mendengar Siwon memanggilnya appa merasa bahagia. Hyunja merasa seakan-akan anaknya hidup kembali. Hyunjae mengelus sekali lagi rambut Siwon dan berdiri dari tempat duduknya.

“Terima kasih Siwon. Nah, sekarang aku akan tinggalkan kau dengan Seungwoo. Ingat Siwon, terakhir kali. Kita ingin agar Seungwoo bisa tenang disana.”

“Baik appa.” Dengan ucapan tersebut, Hyunjae beranjak meninggalkan ruangan tersebut setelah menarik Hyori ikut keluar bersamanya. Di luar ruangan mereka berhenti dan berdiri di depan pintu dan memperhatikan Siwon yang mengucapkan salam perpisahaannya kepada Seungwoo untuk terakhir kalinya. Hyori yang melihat hal tersebut menjadi terharu sekaligus sedih. Dia memeluk pinggang Hyunjae dan meletakkan kepalanya di bahu Hyunjae.

“Kita harus bisa menjaga dan membahagiakan Siwon, yeobo. Anak itu sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi.” Sahut Hyori lirih yang ditanggapi oleh senyuman dan rangkulan di bahu Hyori oleh Hyunjae.

“Sudah seharusnya. Ingat yeobo, Siwon anak kita sekarang.” Hyori mengangkat wajahnya dan memberikan senyum manisnya memperlihatakan sedikit kerutan karena usianya. Hyori semakin mempereart pelukannya.

“Kau betul yeobo. Siwon anak kita sekarang.” Keduanya terdiam sejenak sampai Hyunjae mengucapkan sesuatu.

“Yeobo.”

“Hm?”

“Kau tidak keberatan bukan jika aku sudah mengurus semua surat-surat mengenai Siwon?! Dan kau juga tidak akan marah jika aku sudah meminta pengacara Hwang untuk merubah surat wasiatku agar kelak jika aku sudah tiada, semua perusahaanku dan aset-aset lainnya akan jatuh padamu dan juga Siwon.” Hyori tampak terkejut dengan keputusan Hyunjae. Bukan karena dia tidak setuju melainkan, baru kali ini Hyori melihat Hyunjae yang langsung mempercayai seseorang seperti sekarang. Hyori memberikan senyumannya kembali dan mengangguk.

“Apa pun keputusan yang kau buat yeobo, aku akan mengikutinya.”

“Terima kasih.” Lalu mereka berdua kembali melihat kearah Siwon yang masih bersama dengan Seungwoo. Mereka berdua serasa diberikan kesempatan kedua oleh Tuhan untuk bisa memiliki seorang anak dan menjaga anak tersebut. Dan kali ini, keduanya akan berusaha semaksimal mungkin membahagiakan buah hati mereka yang baru.

Sementara itu Siwon yang masih berada diruangan tersebut dengan Seungwoo mulai berbicara dengan sangat pelan. Siwon seakan takut jika suaranya akan membangunkan Seungwoo walau pada kenyataannya hal tersebut sudah tidak mungkin lagi terjadi.

“Appa… Maafkan Siwon yang sudah berlaku bodoh. Siwon hanya tidak percaya appa sudah pergi meninggalkan Siwon.. Siwon..” Siwon menarik nafasnya sejenak, mendiamkan dirinya untuk bisa melanjutkan salam perpisahannya untuk Seungwoo kemudian menatap wajah damai Seungwoo. Airmata yang sedari tadi mengalir, sedikit demi sedikit mulai berhenti. Seakan Siwon sudah bisa mengerti dan menerima bahwa Seungwoo memang sudah damai sekarang. Siwon membelai lembut pipi Seungwoo lalu mencium kening Seungwoo.

“Siwon.. Siwon hanya ingin mengucapkan selamat tinggal. Siwon ingin appa tahu bahwa Siwon sayang appa. Tak ada orang di dunia ini yang bisa mengurangi rasa cinta Siwon ke appa. Appa segalanya buat Siwon dan sekarang appa sudah damai. Appa tidak akan kesakitan lagi. Appa tidak akan menderita lagi. Seperti kata appa Yoo, appa sudah berada ditangan yang tepat.” Kali ini bukan lagi kesedihan dan kegetiran yang ada dimata Siwon, melainkan rasa lega karena semua penderitaan Seungwoo berakhir. Selain rasa lega, Siwon juga berterima kasih kepada Seungwoo atas pemberian terakhirnya. Seungwoo masih sempat memikirkan kelangsungan hidup Siwon dengan menitipkan dia kepada pasangan Yoo. Siwon mendapatkan appa dan umma baru yang dengan tulus membantu Siwon menghadapi cobaan ini dan dengan tulus menyayangi Siwon. Siwon bisa merasakan itu.

“Semoga appa tidak keberatan jika Siwon memanggil appa Yoo dengan sebutan appa. Aku yakin tidak, karena appa Yoo memang cocok untuk jadi appa Siwon. Appa sendiri yang memilih beliau bukan?!” Siwon tertawa kecil menanggapi ucapannya sendiri. Siwon kemudian berdiri dari bangkunya walaupun tangannya masih membelai seluruh wajah Seungwoo. Mengukir kenangan akan wajah yang selalu menyiratkan kebijaksanaan dan kebaikan untuk semua orang disekitarnya.

“Siwon hanya ingin appa tahu, bahwa.. bahwa Siwon akan baik-baik saja. Appa sudah menitipkan aku kepada dua orang yang sangat mengagumkan. Mereka pasti menjagaku appa. Siwon juga berjanji pada appa, bahwa Siwon akan mencari kebahagiaan Siwon seperti permintaan appa. Siwon berjanji appa. Sekarang appa istirahat dengan tenang. Jaga Siwon dari sana ya appa. Siwon akan selalu mendoakan appa.” Setelah berkata demikian, Siwon beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Sebelum Siwon menutup rapat pintu ruangan tersebut, Siwon membalikkan tubuhnya untuk melihat sekali lagi peti mati yang berisikan tubuh Seungwoo lalu membuka mulutnya untuk mengatakan hal terakhir kalinya.

“Appa. Selamat tinggal.”

End Flashback

Siwon memejamkan matanya sesaat kemudian membuka matanya kembali dan bergerak meninggalkan makam Seungwoo. Semua orang yang masih berada disana sedikit tersentak ketika tanpa mengucapkan apa pun, Siwon sudah berlalu begitu saja. Mereka segera mengikuti langkah Siwon meninggalkan pemakaman tersebut, tapi belum seberapa jauh mereka melangkah, semua orang yang berada disana menghentikan langkah mereka karena Siwon terlihat mematung di depan gerbang pemakaman. Tuan Lee yang memang berada tidak jauh dari Siwon mengikuti arah pandang Siwon dan menemukan keluarga Jung beserta seorang gadis yang dia tidak kenal. Tuan Lee menghampiri mereka semua dan menyapa keluarga Jung, ketika dia bermaksud mengajak semuanya untuk menemui Siwon, niatnya terhenti karena suara Siwon yang terdengar sangat dingin.

“Mau apa anda kemari?” tuan Lee yang belum pernah mendengar Siwon berkata sedingin itu terlihat heran. Dia sekali lagi mengikuti arah pandang Siwon dan menemukan bahwa tatapan Siwon hanya tertuju pada satu orang, yaitu nyonya Jung, Jung Jihyun. Tuan Lee merasa penasaran karena kenapa kelihatannya Siwon tidak menyukai Jihyun. Apakah ketika dia bekerja dengan keluarga Jung, Jihyun sempat berbuat sesuatu yang menyebabkan Siwon bersikap seperti sekarang?

“Siwon, mereka kesini karena ingin mengucapkan bela sungkawa. Aku yang memberitahu mereka.” Ujar tuan Lee merasa harus menetralkan suasana yang cukup tegang ini. Siwon masih belum memutuskan pandangannya dari Jihyun. Justru Siwon semakin memandang tajam kearahnya.

“Saya rasa appa saya tidak perlu ucapan bela sungkawa dari anda nyonya Jung. Saya mohon anda pergi sekarang.” Semua orang yang berada disana terkejut dengan ucapan sinis Siwon tidak terkecuali Jihyun. Melupakan adanya Hwangsoo disana, Jihyun menghampiri Siwon dan mencoba memegang tangannya. Namun dengan cepat, Siwon menampik tangan Jihyun membuat semua orang kembali terkejut dengan kejadian yang terjadi di depan mata mereka.

“Jangan sentuh aku!” tukas Siwon sambil berjalan mundur dua langkah menjauhi Jihyun. Jihyun benar-benar sudah tidak perduli lagi dengan lingkungan sekitar yang terus memandangi dia dan juga Siwon. Yang dipikirkannya hanya satu, bahwa Siwon dapat mengizinkannya untuk melihat makam Seungwoo dan berdoa untuknya. Jihyun berdiri ditempatnya, takut jika dia terlalu memaksa maka Siwon akan semakin menjauh darinya.

“Siwon, umma mohon.. Berikan kesempatan pada umma untuk meminta maaf pada appamu nak. Hiks..hikss,, um..umma.. umma.. “ tangis Jihyun tumpah saat Siwon terus menatapnya penuh kebencian. Jihyun tidak menyadari raut wajah semua orang yang hadir disana mendengar Jihyun menyebutkan bahwa dia ibu dari Siwon. Jihyun tidak menyadari raut wajah tidak percaya dan kecewa dari Hwangsoo dan juga Yunho.

“Siwon..hikss..hikss.. um..umma.. moh..mohon.. nak. Umma mohon…”

“Anda bukan ummaku. Saya mohon anda pergi sekarang. Biarkan appa saya beristirahat dengan tenang.”

“Tapi Siwon…”

“PERGI!!” Siwon benar-benar tidak bisa lagi menahan emosinya. Melihat Jihyun, penyebab terbesar penderitaan Seungwoo membuat darah Siwon bergejolak dengan amarah. Semua ucapan Seungwoo tentang Siwon yang tidak boleh membenci apalagi mendendam pada ibunya sendiri, seakan dilupakan begitu saja oleh Siwon. Tenggelam dalam perasaan sedih dan kehilangan membuat Siwon juga tidak mampu menahan tangisnya. Tangis yang dia pendam sejak awal dimakamkannya Seungwoo. Tangis yang dia janjikan pada Seungwoo untuk tidak pernah lagi diteteskan demi meraih kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

Jihyun memejamkan matanya, berusaha menahan sakit dihatinya karena teriakan Siwon tadi. Jihyun merasa semakin bersalah ketika dia mendengar dari tuan Lee bahwa Seungwoo meninggal dunia. Jihyun sempat tidak sanggup menahan rasa sedihnya dan menangis seorang diri dikamar tidurnya ketika mendengar berita itu pertama kali. Dan sekarang putra sulungnya membencinya. Sangat membencinya. Jihyun mengeleng-gelengkan kepalanya seakan tidak mau menerima kenyataan bahwa semua yang dia alami sekarang adalah karena tindakannya sendiri.

Yunho yang awalnya merasa kecewa dengan apa yang dia dengar dari Jihyun bahwa dia adalah ibu dari Siwon mendadak berubah menjadi kesal kepada Siwon setelah melihat Jihyun dibentak oleh Siwon. Yunho berpikir tidak seharusnya Siwon memperlakukan ibunya seperti itu, meskipun dalam hati Yunho juga mempertanyakan apa yang telah ibunya itu perbuat sehingga Siwon bisa semarah ini. Mengikuti instingnya sebagai seorang anak yang ingin membela ibunya, Yunho segera mendekati Siwon dan secara mendadak meninju wajah Siwon hingga Siwon terjatuh.

“Yunho!!” teriak Jihyun dan juga Hwangsoo bersamaan. Mereka berdua menghampiri Yunho dan memegangi masing-masing lengan Yunho yang terdiam menyaksikan Siwon mencoba bangun sambil memegangi rahangnya. Yunho merasa sedikit bersalah ketika dia melihat ada sedikit darah keluar dari sudut bibir Siwon, namun dia segera menghiraukan rasa tersebut karena Yunho merasa benar. Yunho melakukan itu karena dia ingin membela Jihyun.

“Yunho! Ada apa denganmu?! Kenapa kau memukul Siwon?!” tanya Hwangsoo dengan nada tinggi.

“Karena dia membentak umma.” Balas Yunho tidak kalah sengit. Dia tidak mau disalahkan oleh Hwangsoo karena sudah membela Jihyun. Rasa bersalah yang sempat hadir tadi mendadak hilang menjadi kemarahan sekali lagi.

“Tapi bukan begini caranya.”

“Lalu bagaimana appa?! Kenapa appa tidak melakukan apa-apa ketika umma dibentak oleh supir tidak tahu diri, pecandu narkoba ini?!” Beberapa orang terperanjat mendengar makian Yunho terhadap Siwon. Mereka semua terdiam karena masih tidak percaya bahwa Yunho yang terkenal tidak pernah membedakan orang lain tiba-tiba memaki Siwon seperti itu. Siwon sendiri yang mendengar Yunho berkata demikian tentangnya hanya dapat diam dan menghela nafasnya berat. Siwon sudah berdiri dan memeriksa dirinya akan luka yang disebabkan oleh pukulan Yunho. Siwon tidak membalas makian Yunho mau pun pukulannya. Dia memilih menjauhi keluarga itu dan mendekati Hyunjae dan Hyori.

“Siwon, kau tidak apa-apa?” Siwon menghentikan langkahnya ketika gadis yang datang bersama dengan keluarga Jung tadi bertanya dengan wajah cemas. Siwon menolehkan wajahnya dan menatap gadis yang ternyata Kyuhyun itu dengan datar. Kyuhyun mengeluarkan saputangannya dan langsung menyeka darah yang ada disudut bibir Siwon. Yunho sendiri juga ikut menoleh, mengikuti suara tersebut dan menemukan Kyuhyun yang berusaha membersihkan darah disudut bibir Siwon dengan saputangannya. Kyuhyun terlihat telaten sekali membersihkan darah tersebut.

“Sakit?” tanya Kyuhyun lagi dengan wajah cemas. Kyuhyun tidak menyadari tatapan Yunho yang tajam kearahnya. Siwon yang juga masih meringis karena sakit yang dia rasakan akibat pukulan Yunho juga tidak memperhatikan Yunho. Dia sendiri berusaha menghilangkan darah dengan jari-jarinya, tetapi selalu ditepis oleh Kyuhyun. Akhirnya Siwon membiarkan Kyuhyun membersihkan lukanya sambil sesekali mencoba tersenyum walaupun kembali meringis karena sakit di bibirnya.

“Jangan tersenyum dulu. Bibirmu masih luka.” Perintah Kyuhyun. Siwon hanya menatapnya lembut dan dibalas oleh tatapan lembut juga dan sebuah senyuman manis dari Kyuhyun. Namun momen mereka terganggu karena ada seseorang yang ternyata mengenali Kyuhyun, memanggilnya.

“Kyunnie?” tanya dokter Cho ketika melihat anak perempuannya berada disini. Kyuhyun menolehkan kepalanya sehingga dia dapat melihat dokter Cho dan seketika itu juga matanya membulat tidak percaya karena melihat ayahnya ada di pemakaman ini juga.

“Lho? Appa? Sedang apa disini?” tanya Kyuhyun balik, membuat dokter Ch

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hanninozuka #1
Chapter 22: senengnya wonkyu udah baikan dg cara yg simpel tapi sweet bgt .... wonkyu moment nya juga suka banget..... ✧٩(•́᎑•́๑)و ✧
elfviliebe #2
Chapter 22: Jyahhh... tbc.... itu benar benar huruf ngundang penasaran...
Ciee yang udah baikan....
Lanjut
rhina_ELF #3
Chapter 3: Baru bca smpe chap 3 tpi air mata bner2 g bs brenti euy...ya اَللّهُ sndih bgt liat khidupan siwon...
Gmn ya siwon menghdapi smua cobaan ini ..smga aja nnti kbhgian untuk siwon bs cpet dtng..
BabyBugsy
#4
Chapter 22: thank you for updated this story... Kyaaa seneng banget bisa baca lanjutannya ini.. *bow*
akhirnya wonkyu bisa saling bersama, mereka sweet banget TAT kangen banget lihat kebersamaan mereka. Jgn pisah-pisah lagi ya wonkyu ... Kkkk gemes banget lihat tingkah mereka berdua.
hahaha nahloh seunghyun.. Dunia akhiratmu akan berakhir kalau membantah si nyonya. Cah..lets to be back XDDD



update soon authornim!!!
NanyKyu #5
Chapter 20: Mdh2n wonkyu cpt bersatu lg..kshn..g tega liat wonkyu sedih..dan mdh2n authornya sll semangat utk ngelanjutin..abang T.O.P emang kereeen..
NanyKyu #6
Chapter 1: Huweee..np nasibnya wonnie jd menyedihkan bgt..semangat wonnie..lanjut bacaaa..penasaran abiis..
Wulwul0705
#7
Senoga cepat di perbarui ya aku makin suka dan penasaran
BabyBugsy
#8
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
BabyBugsy
#9
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
4melia #10
Chapter 20: Aku ga yakin wonkyi dlam 3 bln bsa bersatu, tapi dlam sebulan aja, hehe lanjutt yah eonii, semangattt