Chapter 8

Someday We'll Know
Please Subscribe to read the full chapter

Previous Chapter

“Umma Yun, Umma!”

“Kenapa dengan umma hyung?!” rasa takut Yunho semakin tinggi mendengar Siwon menyebutkan Jihyun. Yunho bahkan tidak memperdulikan bahwa Siwon memanggil Jihyun dengan sebutan umma dengan entengnya. Siwon sendiri juga tidak sadar dia  telah memanggil Jihyun dengan sebutannya yang selalu didambakan oleh Jihyun.

“Umma terkena serangan lagi di otaknya. Saat ini dokter sedang menangani umma. Ayo kita segera kesana!” jelas Siwon dan mengajak Yunho untuk segera menemui Jihyun. Keduanya segera berlari diikuti oleh Kyuhyun dibelakang mereka. Siwon dan Yunho berdoa bahwa tidak ada sesuatu yang membahayakan Jihyun. Keduanya berdoa bahwa mereka tidak harus kehilangan orang tua mereka sekali lagi.

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Yunho. Siwon dan Kyuhyun tiba di kamar rawat Jihyun bertepatan dengan kedatangan dokter dan suster yang langsung bergegas menangani Jihyun secara intensif. Tampak juga Hwangsoo yang terlihat panik melihat istrinya sekarang kesakitan sambil memegangi kepalanya dan berteriak agar seseorang mampu membuat sakit kepalanya hilang.

“Yeobo.. Sa..sakit.. Sakit yeobo..” sahut Jihyun lemah. Airmatanya terus mengalir karena rasa sakit yang sangat menyiksa.

“Sabar sayang, sabar. Biarkan dokter mencoba mengatasi rasa sakitmu. Aku disini. Aku disini menemanimu.” Ucap Hwangsoo mencoba menenangkan istrinya yang ketakutan sekaligus menahan rasa sakit itu. Hwangsoo juga tidak bisa membendung airmatanya sendiri ketika melihat sang istri tidak berdaya seperti ini. Yunho dan Siwon langsung menghampiri Hwangsoo dengan Yunho berada di samping Hwangsoo dan Siwon di sebelah Yunho. Sedangkan Kyuhyun hanya melihat dari jauh. Kyuhyun tidak mau kehadirannya mengganggu kerja dokter dan suster serta ketiga lelaki yang merupakan orang terdekat Jihyun.

“Sakit.. sakit..” lirih Jihyun sampai akhirnya dia tak sadarkan diri karena tak kuat dengan sakit di kepalanya. Dokter dan suster langsung bertindak lebih cepat lagi untuk menstabilkan keadaan Jihyun. Dokter tersebut langsung memerintahkan suster untuk membawa keluar keluarga pasien sementara dia mencoba menangani Jihyun.

“Umma!” Yunho berseru ketika suster tersebut mengajak dirinya, Siwon, Hwangsoo, dan Kyuhyun keluar untuk sementara waktu.

Keadaan Jihyun ternyata semakin memburuk. Upaya dokter untuk menyembuhkan Jihyun memang masih berjalan, namun penyakit Jihyun sudah terlalu lama bersarang di tubuhnya. Kanker otak itu sedikit demi sedikit mengikis daya tahan Jihyun. Terlebih lagi berbagai macam permasalahan yang dialaminya beberapa waktu terakhir ini membuat Jihyun tertekan dan melupakan pengobatan rutinnya.

Semua orang tahu yang ada di situ tahu bahwa jika Jihyun tidak berhasil menahan serangan kali ini, Jihyun bisa saja meninggal dunia. Hal itu yang sangat ditakutkan Hwangsoo, Yunho dan Siwon. Mereka takut kehilangan Jihyun, meski Jihyun pernah melukai hati mereka bertiga. Akan tetapi, biar bagaimana pun busuknya perilaku Jihyun terdahulu, mereka tahu bahwa mereka masih sangat mencintai Jihyun dan mereka paham jika situasilah yang membuat Jihyun sampai bisa melakukan hal-hal buruk di masa lalunya.

Semua orang yang menyayangi Jihyun terus menunggu dengan tidak pasti hasil dari dokter yang sedang berusaha menyelamatkan Jihyun. Mereka terus menunggu dan berdoa semoga Jihyun baik-baik saja dan mampu melewati ini semua. Mereka menunggu sampai sekitar setengah jam sampai akhirnya dokter dan suster keluar dari ruangan Jihyun dengan raut wajah muram. Semua orang yang menunggu di luar langsung berpikiran hal yang terburuk walau mereka terus berdoa agar pikiran mereka tidak terjadi. Namun Tuhan memang miliki rencananya sendiri. Gelengan dari dokter tersebut memastikan dugaan buruk dari Yunho, Hwangsoo dan juga Siwon.

Suasana lorong rumah sakit di depan kamar rawat Jihyun seketika itu juga muram. Raut wajah penuh kesedihan dan lelehan airmata setia menemani. Yunho memperhatikan Hwangsoo yang terlihat gontai dan bisa kapan saja jatuh. Dan benar saja, dengan beberapa langkah mundur ke belakang, Hwangsoo langsung menyandarkan diri di dinding depan pintu masuk kamar rawat itu. Secara perlahan tubuhnya merosot turun lalu terduduk dengan kedua lututnya terlipat di depan dadanya.

“Semua salah appa Yun. Salah appa!” seru Hwangsoo. Airmatanya semakin deras membanjiri pipi pria tersebut. Yunho yang menyaksikan Hwangsoo begitu terpuruk karena berita duka tentang Jihyun, langsung bersimpuh di depan Hwangsoo. Yunho memeluk erat tubuh pria itu dan tanpa sadar ikut menangis bersamanya.

“Appa, ini bukan salah appa. Umma memang sudah sakit sejak lama appa dan sekarang kita harus bisa menerima kenyataan bahwa umma sudah tidak kesakitan lagi. Umma sudah tenang dan bersama dengan Tuhan.” Lirih Yunho. dalam hati Yunho meyakinkan dirinya sendiri dengan kata-katanya tadi. Dia merasa bahwa sekarang bukan waktunya untuk merasakan penyesalan yang tanpa ada ujungnya. Sekarang adalah waktu untuk bisa mendukung dan menyokong Hwangsoo agar mampu tabah menerima kenyataan pahit dan serba mendadak ini. Hanya saja, terkadang seseorang membutuhkan sesuatu untuk disalahkan kala situasi tidak memungkinkan seperti sekarang. Dan biasanya, jika tidak ada orang lain yang patut untuk disalahkan, maka diri sendiri yang akan menjadi korbannya. Tak terkecuali Hwangsoo.

“Tapi jika appa tidak meninggalkan umma, kondisi umma pasti tidak seburuk ini Yun. Umma pasti tidak akan meninggalkan kita seperti ini.”

“Appa sudahlah. Apa yang sudah terjadi, terjadilah. Kita tidak bisa melawan takdir.” Bujuk Yunho sekali lagi agar Hwangsoo tidak memikirkan hal lain selain merelakan dan mendoakan Jihyun. Yunho sendiri juga merasa sangat sedih sekarang, tetapi melihat betapa hancurnya sang appa, mau tidak mau Yunho harus bersikap lebih tegar dari Hwangsoo. Yunho mengerti benar rasa bersalah Hwangsoo karena selama Jihyun di rawat, Hwangsoo tidak pernah datang menjenguknya.

“Tapi Yun..” Hwangsoo masih belum bisa merasa tenang karena berita ini. Dia terus saja menentang perkataan Yunho dan semakin terpuruk dalam penyesalannya. Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kekeras kepalaan Hwangsoo. Yunho diam saja dan memutuskan untuk tidak mencoba membujuk Hwangsoo dulu untuk saat ini. Hwangsoo pasti tidak bisa menelaah apapun yang Yunho sampaikan.

“Ini salahku.” Yunho memalingkan wajahnya ke arah Siwon yang memang sejak dokter mengumumkan bahwa Jihyun tidak mampu bertahan, dia hanya berdiri di depan pintu ruang rawat Jihyun. Yunho menangkap nada sesal dan ketakutan yang tidak tahu pasti karena apa dari suara Siwon tadi. Yunho pun berdiri dan menghampiri Siwon.

“Hyung.” panggilnya pelan. Yunho berharap Siwon tidak merasakan hal yang sama seperti Hwangsoo karena semua ini juga bukan kesalahannya. Namun Yunho harus kecewa karena ternyata Siwon sama saja dengan Hwangsoo.

“Jika anda butuh orang untuk disalahkan tuan Jung, salahkan saya. Saya penyebab umma saya meninggal seperti sekarang. Seperti apa yang sudah saya lakukan terhadap appa saya.” Ucapnya pelan namun tersirat kesedihan di suara beratnya itu. Siwon seakan tak punya semangat lagi untuk berbuat apapun. Yunho yang mendengar perkataan Siwon tadi menjadi sangat kesal. Mengapa semua orang sibuk dengan rasa bersalahnya sendiri.

“Hyung! Jangan seperti ini!” seru Yunho kesal bukan main dengan sikap hyungnya sekarang. Yunho bingung karena mengapa Siwon bisa merasa bersalah dengan meninggalnya umma mereka bahkan Yunho sempat terkejut Siwon masih menganggap kematian Seungwoo adalah kesalahannya. Bukankah Siwon sendiri dulu sangat menderita karena perbuatan Jihyun. Bukankah Seungwoo bisa bertahan selama itu adalah karena perjuangan Siwon. Mengapa kakaknya itu sekarang rapuh sekali.

“Tapi itulah kenyataan Yun! Apa kau tidak ingat kata dokter waktu itu, umma seharusnya baik-baik saja jika dia terus melakukan pengobatan. Tapi sejak bertemu denganku, sejak dia tahu aku dan almarhum appa masih bisa bertahan kala itu, dia mulai tidak memperhatikan dirinya. Dan di saat dia seperti itu Yun, aku justru menambah bebannya. Anak macam apa aku?!”

“Hyung..”

“Sepertinya apa yang dikatakan keluarga umma ada benarnya. Aku memang anak pembawa sial.” Siwon berkata pelan namun indera pendengaran Yunho masih sangat baik. Hati pemuda bermarga Jung itu terenyuh karena sedih Siwon bisa mengucapkan hal itu tentang dirinya sendiri.

“Hyung!!”

“Seandainya aku tidak ada, umma mungkin masih hidup. Seandainya aku tidak ada mungkin keluarga kita tidak tercerai berai seperti sekarang. Seandainya aku tidak ada, mungkin umma dan appa kita masih bersama dan bahagia. Semua salahku Yun. Salahku. Seharusnya umma tidak melahirkanku.” Siwon terus mengucapkan hal yang paling dibenci oleh Yunho. Siwon terus menerus menyalahkan dirinya sendiri, padahal semua orang tahu bahkan Jihyun pun tahu bahwa yang diucapkannya sekarang hanya omong kosong. Siwon bukanlah pembawa sial. Yunho mengepalkan tangannya erat dan tanpa peringatan, kepalannya itu melayang ke rahang Siwon.

Buagh!

Siwon langsung terhempas menabrak dinding kala pukulan Yunho mendarat di rahang kirinya. Yunho menatap Siwon dengan mata yang masih basah namun pandangannya tajam. Yunho sangat marah sekaligus sedih ketika mendengar Siwon mengatakan bahwa dirinya seharusnya tidak dilahirkan. Yunho tidak mengerti mengapa Siwon bisa begitu rendah memandang dirinya sendiri. Yunho berpikir, apakah Siwon tidak tahu bagaimana berartinya dia di matanya, di mata almarhum Seungwoo, bahkan di mata almarhumah Jihyun. Apakah semua penderitaan Siwon selama ini memang membuatnya tidak merasa bahwa dirinya dibutuhkan oleh orang lain.

Yunho melangkah mendekati Siwon yang sekarang posisinya sama dengan Hwangsoo. Siwon menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututya yang tertekuk. Wajah yang mungkin telah basah sekarang karena tengah menangis. Siwon menangis bukan karena sakit di rahang kirinya, tetapi karena semua yang terjadi dalam hidupnya. Siwon merutuki dirinya sendiri yang sepertinya selalu membawa kesialan dalam kehidupan orang lain. Pertama ayahnya, Seungwoo dan sekarang Jihyun ibu kandungnya sendiri. Ini salahnya. Hal itu yang terus berputar dalam benak Siwon. Tuhan sekarang menghukumnya dengan mengambil Jihyun sebelum dia sempat mengatakan bahwadia sangat merindukan Jihyun selama ini. Bahwa Siwon masih sangat menyayanginya. Tuhan menghukumnya karena dia telah bertingkah kurang ajar dan melukai hati Jihyun.

“Argh!! Yunho.. Yunho.. hyung.. hyung.. Bukan maksud hyung membuat umma sedih Yun. Hyung, hyung tidak mau kehilangan umma seperti hyung kehilangan appa.. Hyung tidak mau Yun.. Tapi kenapa? Kenapa Tuhan selalu kejam kepada hyung? Kenapa Tuhan selalu mengambil orang-orang yang paling berharga untuk hyung? Kenapa Yun?” tangisan pedih Siwon itu membuat Yunho semakin sedih. Dia tidak tahu bagaimana untuk menenangkan Siwon yang terpukul seperti sekarang.

“Hyung..” hanya itu yang mampu dikatakan oleh Yunho. Pemuda itu kembali bersimpuh dan kali ini bersimpuh di depan Siwon. Yunho baru saja mau memeluknya, namun tiba-tiba Siwon mengangkat wajahnya dan mencengkram lengan Yunho.

“Katakan Yun, apa hyung harus mati untuk menggantikan umma? Apa hyung harus mati? Jika itu yang harus hyung lakukan, hyung bersedia Yun. Hyung bersedia mati menggantikan umma.” Siwon mulai berbicara tak karuan. Rasa sedih dan takut karena kehilangan orang tuanya sekali lagi membuatnya tak bisa berpikir secara jernih. Kejadian saat Siwon mengetahui bahwa Seungwoo meninggal dulu terulang lagi. Siwon tak sanggup menahan rasa pedihnya sehingga terus saja menimpakan segala sesuatu yang buruk yang terjadi pada keluarganya kepada dirinya sendiri. Yunho yang menyaksikan betapa hancur sang kakak sekarang tidak bisa berbuat apapun kecuali membujuknya, memberitahunya bahwa semua yang terjadi bukan salahnya. Semua ini merupakan alur yang di buat Tuhan, cobaan dariNya.

“Hyung, kumohon. Jangan menyalahkan dirimu hyung. Kau tak bisa menggantikan orang yang sudah diambil oleh Tuhan hyung. Umma sekarang sudah tenang hyung. Umma sudah bersama dengan appa Seungwoo. Umma bisa sedih jika kau seperti ini.” Yunho mengucapkan kata-kata itu, berharap Siwon bisa mengerti, berharap Siwon lebih tenang dan berpikir dengan kepala dingin. Namun sepertinya rasa sesak dan tekanan selama ini yang di alami oleh Siwon membuatnya tak bisa menerima apapun perkataan Yunho. Siwon menggelengkan kepalanya lalu berdiri dengan tiba-tiba. Yunho terperanjat dengan tindakan Siwon itu, ikut berdiri.

“Tidak. Umma akan bersama kita lagi jika hyung yang menggantikan umma. Tuhan pasti akan mengembalikan umma jika hyung menggantikan tempat umma..” ucapnya tak karuan dan tak memiliki logika  sama sekali sehingga menimbulkan rasa panik dari Yunho, Kyuhyun yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan bahkan Hwangsoo pun, mulai ikut berdiri. Hwangsoo bahkan melupakan sejenak kesedihannya karena dia sendiri terkejut dengan ucapan Siwon yang sama sekali tidak beralasan dan tidak berdasar. Mereka bertiga memikirkan hal yang sama bahwa Siwon berniat untuk mencelakakan dirinya sendiri.

“Hyung! Apa kau gila?! Apa yang kau katakan?! Tidak ada seseorang yang b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hanninozuka #1
Chapter 22: senengnya wonkyu udah baikan dg cara yg simpel tapi sweet bgt .... wonkyu moment nya juga suka banget..... ✧٩(•́᎑•́๑)و ✧
elfviliebe #2
Chapter 22: Jyahhh... tbc.... itu benar benar huruf ngundang penasaran...
Ciee yang udah baikan....
Lanjut
rhina_ELF #3
Chapter 3: Baru bca smpe chap 3 tpi air mata bner2 g bs brenti euy...ya اَللّهُ sndih bgt liat khidupan siwon...
Gmn ya siwon menghdapi smua cobaan ini ..smga aja nnti kbhgian untuk siwon bs cpet dtng..
BabyBugsy
#4
Chapter 22: thank you for updated this story... Kyaaa seneng banget bisa baca lanjutannya ini.. *bow*
akhirnya wonkyu bisa saling bersama, mereka sweet banget TAT kangen banget lihat kebersamaan mereka. Jgn pisah-pisah lagi ya wonkyu ... Kkkk gemes banget lihat tingkah mereka berdua.
hahaha nahloh seunghyun.. Dunia akhiratmu akan berakhir kalau membantah si nyonya. Cah..lets to be back XDDD



update soon authornim!!!
NanyKyu #5
Chapter 20: Mdh2n wonkyu cpt bersatu lg..kshn..g tega liat wonkyu sedih..dan mdh2n authornya sll semangat utk ngelanjutin..abang T.O.P emang kereeen..
NanyKyu #6
Chapter 1: Huweee..np nasibnya wonnie jd menyedihkan bgt..semangat wonnie..lanjut bacaaa..penasaran abiis..
Wulwul0705
#7
Senoga cepat di perbarui ya aku makin suka dan penasaran
BabyBugsy
#8
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
BabyBugsy
#9
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
4melia #10
Chapter 20: Aku ga yakin wonkyi dlam 3 bln bsa bersatu, tapi dlam sebulan aja, hehe lanjutt yah eonii, semangattt