Chapter 21

Someday We'll Know
Please Subscribe to read the full chapter

Previous Chapter

“Bukannya kau sedang menguji Kyuhyun, yeobo?”

“Memang.”

“Lalu kenapa kau membantunya mendekati Siwonnie kita?”

“Karena aku tahu dia yang bisa membahagiakan Wonnie.”

“Yeobo…”

“Ayo. Kita tinggalkan mereka berdua dulu.”

“Sebentar yeobo. Jika memang kau bermaksud membantu Kyuhyun, mengapa kau memberinya waktu tiga bulan dan menempatkan Heechul di sisi Siwon. Wanita secantik dan seseksi Heechul itu bisa membuat Kyuhyun salah paham dan mungkin membuatnya merasa minder dan mundur dari perjuangannya mendapatkan Siwonnie.”

“Jika dia melakukan itu, berarti dia bukan jodoh Siwonnie. Tapi aku yakin Kyuhyun justru akan terpacu dengan kehadiran Heechul. Lalu masalah tiga bulan itu sayang, yah… Katakan saja itu untuk motivasi Kyuhyun.”

“Kau tidak…”

“Yo know me so well.”

“Too well.”

“Ahahaha… Sudahlah. Kita pergi sekarang. Biar Siwon yang mengantar Kyuhyun. Sebastian.”

“Saya tuan.”

“Siapkan satu mobil untuk Siwon. Satu mobil untuk monyet kuning dan ikan manis itu, dan satu lagi untuk menjemput Hangeng. Suruh Heechul yang pergi menjemputnya.”

“Baik tuan.”

“Kau benar-benar merencakan semuanya dengan matang yeobo.”

“Tentu Jiyongieku tersayang. Aku selalu merencanakan yang terbaik untuk orang terkasihku. Kita pulang sekarang ratuku?”

“Setelah anda, rajaku yang tampan.”

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Second Month

Langkah kaki seorang pria terasa berat setiap menapaki anak tangga batu yang menuju ke sebuah pemakaman. Tampak sebuah tas keranjang besar berisi dua buah buket bunga, satu botol wine dan dua foto dibawa oleh sang pria. Dia terus melangkah sampai dia mencapai tujuannya. Pria itu menatap dua buah batu nisan sebelum tubuhnya dia bungkukan dalam, memberi penghormatan kepada dua nisan yang merupakan tempat peristirahan terakhir dari kedua orang yang begitu dia sayangi dan hormati sepanjang hidupnya.

Pria itu lalu duduk di depan makam tersebut lalu mengambil satu per satu buket bunga tersebut dan meletakannya di masing-masing nisan. Dia juga mengeluarkan botol wine beserta tiga gelas. Dua gelas untuk diletakan di dua nisan dan satu gelas dia pegang sendiri. Pria itu menuangkan wine tersebut sebelum membenturkan pelan gelasnya dengan dua gelas di nisan tersebut, bersulang akan sesuatu, kemudian meminum isi gelas itu tanpa menyisakan sedikit pun.

Pria itu kemudian menyimpan gelasnya di dalam tasnya lalu kembali menatap kedua nisan tersebut. Matanya sedikit berkaca-kaca walau tersungging senyuman di wajahnya yang tampan. Pria tersebut menarik nafas sebelum membuangnya perlahan.

“Apa kabar appa, umma?” tanyanya seolah-olah ada yang bisa menjawab pertanyaannya tersebut.

“Maaf, aku baru bisa datang sekarang. Begitu banyak yang terjadi sehingga aku sempat melupakan appa dan umma.” Akunya sedikit menyesal. Keheningan masih menjadi temannya karena memang tidak mungkin ada yang bisa membalas perkataannya tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus berbicara.

“Aku merindukan appa dan umma. Seandainya kalian berdua masih ada, mungkin aku tidak akan bimbang seperti sekarang karena aku bisa bertukar pikiran dengan kalian.” Ucapnya lagi sebelum terdiam cukup lama memandangi kedua nisan tersebut.

“Appa, umma, apa yang harus aku lakukan?” tanya pria itu setelah keheningan panjang yang dia ciptakan sendiri. Dia menundukkan kepalanya lalu sedetik kemudian terdengar isakan tangis dari bibir tipisnya.

Choi Siwon, pria tampan yang merupakan CEO muda itu terus mengeluarkan kegundahannya dalam bentuk tangisan. Dia tidak perlu malu untuk menangis karena dia memang membutuhkannya. Hatinya gusar karena perasaannya sendiri selalu bertentangan dengan akal pikirannya. Dia yang selalu mengikuti pikirannya dan terus saja menghiraukan apa kata hatinya kini ingin sekali melakukan apa yang hatinya perintahkan.

Hanya saja, mengapa sulit untuk memulainya? Apa yang selalu menahannya? Kebiasaan atau ada hal lain?

Entahlah. Hal itu yang sekarang ingin Siwon cari jawabannya.

Siwon memilih mengunjungi makam Sengwoo dan Jihyun karena hanya disanalah dirinya bisa berpikir dengan jernih. Berdekatan dengan kedua orang tuanya meski mereka sudah tidak ada membuat Siwon tenang. Dan ketenangan yang dia butuhkan sekarang.

“Appa, umma, apakah aku harus mencoba sekali lagi? Apa kali ini aku harus menghiraukan semua keraguan yang ada dan menggenggam tangan itu lagi? Apa aku harus kembali berusaha menjadi seseorang yang diandalkan olehnya meski aku selalu gagal? Tolong beri aku petunjuk. Appa, umma, Tuhan, tolong beri aku petunjuk.” Sahutnya sembari mahan isakan yang terus saja keluar. Siwon memohon kepada kedua orang tuanya dan Tuhan seolah-olah Siwon sedang berhadapan dengan mereka.

Siwon terus meluapkan perasaannya yang terpendam selama ini.

Sakit, marah, sesal, ragu, takut, semua bercampur menjadi satu. Siwon tak kuasa menahan lagi sehingga dia membiarkan dirinya terus terlarut dalam tangisannya.

Sekali saja.

Hanya satu kali ini saja.

Sebelum Siwon harus bisa kembali menjadi Siwon yang tegar. Siwon yang kuat. Siwon yang bisa diandalkan.

Kali ini saja, biarkan dirinya bergelung dengan kepedihan hatinya sendiri sampai Siwon merasa puas.

Hening.

Hanya terdengar sesekali suara burung, deru kendaraan, klakson dan suara orang-orang meski sayup-sayup.

Siwon menghembuskan nafasnya. Matanya yang berair menatap lurus ke arah makam kedua orang tuanya sebelum Siwon menghapus bekas airmatanya dan tersenyum. Sekali lagi Siwon menghembuskan nafas kemudian menutup matanya rapat. Dia biarkan angin semilir menyentuh permukaan kulitnya dengan lembut.

Entah apa yang didapatnya ketika berada di makam kedua orang tuanya, tapi dari raut wajahnya yang begitu damai dan selalu tersenyum, Siwon seolah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan dan keraguan dihatinya.

Jiwanya merasa tenang. Setenang situasinya sekarang.

Sampai…

Suara langkah kaki yang menaiki tangga batu yang tadi dinaiki oleh Siwon, memutus ketenangannya tersebut. Siwon membuka kedua matanya dan sedikit memanglingkan wajahnya, sedikit ingin tahu siapa yang datang ke pemakaman tersebut.

Matanya terbelalak kaget melihat sosok yang sangat dikenalnya.

Yunho.

Dan seorang batita.

Siwon beranjak dari tempat duduknya dan berdiri seakan-akan menyambut kedatangan sang adik beserta anak kecil yang digendong oleh Yunho. Sedangkan Yunho, tubuhnya membeku. Dia tak mengira akan bertemu dengan kakaknya di makam kedua orang tua mereka. Yunho tidak mengira akan bisa bertemu dengan Siwon setelah dengan jelas Siwon menyatakan tidak ingin bertemu dengan Yunho.

“Ppa.” Celoteh kecil dari sang batita membuyarkan pikiran masing-masing pria tampan itu. Keduanya secara bersamaan melihat ke arah batita lucu tersebut, menunggu dia kembali berbicara.

“Tu capa?” tanyanya lucu. Siwon dan Yunho terkekeh mendengarnya. Dengan sekali angkat, Yunho membenarkan posisi batita itu digendongannya. Dia meletakan keranjang yang dia bawa dan menunjuk ke arah Siwon.

“Minnie. Orang itu adalah samchon Minnie. Namanya Siwon.” Jawab Yunho sembari tersenyum kepada batita yang ternyata adalah Choi Changmin, putranya dengan Jaejoong. Siwon sendiri terlihat terperangah dengan berita yang dia dengar. Dia tahu bahwa Yunho telah menikah dengan Jaejoong, tapi sepertinya berita bahwa adiknya telah memiliki anak luput dari pendengarannya.

Siwon tak tahu harus berkata apa dan merasakan apa.

Bahagia? Jelas. Dia telah menjadi seorang paman dari bocah lucu dan tampaknya pintar untuk anak seusianya.

Kesal? Itu juga. Bagaimana bisa Yunho tidak mengatakan apapun tentang keberadaan keponakannya. Akan tetapi sedetik pikiran itu datang ke benaknya, sedetik pula Siwon mengerti alasannya. Dia sendiri yang menciptakan jarak.

Bersalah? Tentu. Paman seperti apa dia yang tidak mengetahui kehadiran keponakannya sendiri. Dan rasa bersalah itu semakin besar karena dia tidak ada di momen-momen penting sang adik ketika dia menjadi seorang ayah. Siwon tidak berada disisi Yunho ketika adiknya menjadi seorang pria yang sesungguhnya.

Siwon menarik nafas dan membuangnya perlahan sebelum berjalan selangkah demi selangkah mendekati Yunho dan Changmin. Begitu berdekatan, Siwon mengulurkan tangannya ke arah Changmin dan tanpa menunggu izin dari Yunho mengambil tubuh gempal Changmin.

Yunho membiarkan kakaknya menggendong Changmin karena pada dasarnya dia ingin sekali Siwon menggensong Changmin. Terlebih lagi anaknya yang biasanya mengamuk jika disentuh oleh orang asing, diam saja ketika Siwon mengambilnya dari gendongan Yunho. Batita itu hanya memandang Siwon dengan matanya yang berkedip-kedip lucu.

“Ahjucci, ahjucci benal camchon Minnie?” tanya Changmin yang dijawab dengan anggukan pasti dan senyum menawan dari Siwon. Changmin menatap lekat Siwon dan dirinya merasa bahwa pria tampan yang menggendongnya adalah orang baik dan akan menjadi seseorang yang begitu memanjakannya.

Changmin tersenyum lebar sebelum melilitkan tangan-tangan mungilnya ke leher Siwon dan memeluk Siwon.

“Hole! Minnie sekalang uga punya camchon!” pekiknya riang. Siwon tertawa lepas sebelum balas memeluk Changmin dengan sangat erat. Hatinya sangat senang karena memiliki satu lagi anggota keluarga yang harus dia lindungi dan sayangi.

Siwon merasa hidupnya kembali bermakna karena dia harus memastikan kebahagiaan Changmin dan…

“Kemari Yun.” …dan sang adik tersayang.

Yunho tak kuasa menahan keharuannya karena hanya membutuhkan pelukan seorang malaikat kecil, hati kakaknya y

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hanninozuka #1
Chapter 22: senengnya wonkyu udah baikan dg cara yg simpel tapi sweet bgt .... wonkyu moment nya juga suka banget..... ✧٩(•́᎑•́๑)و ✧
elfviliebe #2
Chapter 22: Jyahhh... tbc.... itu benar benar huruf ngundang penasaran...
Ciee yang udah baikan....
Lanjut
rhina_ELF #3
Chapter 3: Baru bca smpe chap 3 tpi air mata bner2 g bs brenti euy...ya اَللّهُ sndih bgt liat khidupan siwon...
Gmn ya siwon menghdapi smua cobaan ini ..smga aja nnti kbhgian untuk siwon bs cpet dtng..
BabyBugsy
#4
Chapter 22: thank you for updated this story... Kyaaa seneng banget bisa baca lanjutannya ini.. *bow*
akhirnya wonkyu bisa saling bersama, mereka sweet banget TAT kangen banget lihat kebersamaan mereka. Jgn pisah-pisah lagi ya wonkyu ... Kkkk gemes banget lihat tingkah mereka berdua.
hahaha nahloh seunghyun.. Dunia akhiratmu akan berakhir kalau membantah si nyonya. Cah..lets to be back XDDD



update soon authornim!!!
NanyKyu #5
Chapter 20: Mdh2n wonkyu cpt bersatu lg..kshn..g tega liat wonkyu sedih..dan mdh2n authornya sll semangat utk ngelanjutin..abang T.O.P emang kereeen..
NanyKyu #6
Chapter 1: Huweee..np nasibnya wonnie jd menyedihkan bgt..semangat wonnie..lanjut bacaaa..penasaran abiis..
Wulwul0705
#7
Senoga cepat di perbarui ya aku makin suka dan penasaran
BabyBugsy
#8
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
BabyBugsy
#9
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
4melia #10
Chapter 20: Aku ga yakin wonkyi dlam 3 bln bsa bersatu, tapi dlam sebulan aja, hehe lanjutt yah eonii, semangattt