Chapter 1

Someday We'll Know
Please Subscribe to read the full chapter

Siwon P.O.V

Terkadang hidup itu menyenangkan bagi sebagian orang yang beruntung. Sedangkan sebagian lagi menganggap hidup di dunia ini bagaikan hidup di neraka. Hah.. Padahal mereka belum pernah kesana, tapi sudah sok tahu tentang bagaimana neraka itu. Memangnya mereka pernah mati dan hidup kembali. Orang-orang kurang kerjaan. Tapi, mungkin aku termasuk orang-orang kurang kerjaan itu, karena pernah dalam satu waktu di hidupku, aku menganggap kehidupanku bagai di neraka. Segala musibah tidak pernah lepas dariku. Anehnya, aku tak pernah merasa menyesal dengan kehidupanku sekarang karena menurutku menyesal adalah pekerjaan paling bodoh yang pernah dilakukan seseorang. Tidak akan ada yang berubah dengan penyesalan.

Hh.. Buat apa aku berpikir tentang hal-hal filasat begini?! Aku punya urusan lebih penting daripada mememikirkan bagaimana hidupku. Aku harus segera membawa benda-benda yang ada ditanganku ini. Benda-benda berupa bungkusan berisi daun kering dan beberapa lembar kertas untuk menggulung rokok yang kugenggam dengan erat. Benda-benda ini adalah benda-benda yang tidak seharusnya aku bawa karena aku bisa mendapat masalah karenanya. Namun aku tak punya banyak pilihan. Aku membutuhkan benda-benda ini. Aku sangat membutuhkannya.

Aku melihat sekelilingku dan menyadari bahwa jalan sempit ini akan segera dilalui oleh orang-orang yang mencari jalan pintas ke stasiun kereta. Aku segera menyimpannya dalam tasku agar tidak terlihat orang lain dan berjalan menuju apartemen kecilku di sudut kota. Ya aku baru saja akan pulang disaat orang lain sibuk mengejar transportasi umum untuk pergi bekerja atau ke sekolah. Kenapa? Karena aku baru saja pulang dari tempat kerjaku. Tempat kerjaku yang merupakan klub malam yang memperkerjakanku sebagai pelayan sekaligus pemain piano. Pekerjaan yang berat namun cukup untuk menyokong hidup kami.

Oh maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Siwon, Choi Siwon. Aku tinggal berdua saja dengan ayahku. Sekolah? Aku mana bisa bersekolah lagi. Semua waktuku habis untuk merawat ayahku dan menghidupi kami berdua. Ibuku? Sudah mati. Saudara kandung? No comment. Kekasih? Pertanyaan bodoh. Tak usah aku jawab. Tak punya pertanyaan lagi? Ya sudah. Aku pun sudah sampai. Sekarang pergilah.

End Siwon P.O.V

^^^^^

Choi Seungwoo sedang merebahkan tubuhnya saat dia mendengar pintu depan apartemen yang dia tinggali bersama putranya terbuka. Dia mencoba duduk namun rasa sakit disekitar perut dan tulang belakangnya sangat menyiksanya. Dia menjadi terbatuk batuk dan susah bernafas.

“Uhuk..uhuk.. hah..hah..hh..”

“Appa, aku pula.. Appa!!” Siwon yang melihat ayahnya memegang perut dan dadanya langsung berhambur kesamping beliau. Siwon segera mengambil segelas air yang memang selalu dia sediakan diatas meja nakas jika ayahnya seperti sekarang ini.

“Minum dulu appa.” Seungwoo segera meneguk air putih tersebut dan menarik dalam-dalam nafasnya. Sepertinya hal tersebut berhasil karena dia sudah lebih tenang dan batuknya mereda. Siwon menepuk-nepuk punggung ayahnya dengan lembut sampai ayahnya benar-benar terlihat membaik.

“Mengapa appa bangun. Appa masih belum sanggup.”

“Appa ingin menyambutmu, Siwon. Kau baru saja pulang bukan?! Pasti kau lelah.” Siwon hanya diam menanggapi perkataan ayahnya tersebut. Sedangkan Seungwoo yang melihat putranya itu terdiam hanya memberikan senyuman kecil dan mengacak-acak rambut Siwon.

“Appa memang tidak bisa lagi bekerja membantumu, tapi paling tidak appa ingin menyambutmu. Apa appa salah?” Siwon menggeleng kepalanya perlahan. Dia lalu menatap ayahnya dan memaksakan senyumnya yang memperlihatkan kepada ayahnya dua lesung pipit di pipinya.

“Tidak salah appa. Namun appa masih sakit.” Sahut Siwon pelan agar sang ayah tidak merasa tidak enak hati atau tersinggung. Siwon sangat menghormati dan menyayangi ayahnya ini. Teruatama sejak keadaan beliau yang seperti ini. Seungwoo membalas senyum putranya itu dan mengangguk-angguk kepalanya pelan.

“Ya sudah. Mian ne. Appa akan lebih berhati-hati lagi.” Siwon sekarang bisa tersenyum lega mendengar ayahnya mau untuk lebih berhati-hati lagi. Tiba-tiba Siwon ingat bahwa dia sudah membawa obat untuk ayahnya itu. Dia kemudian beranjak dari tempat tidur ayahnya dan mengabil obat yang ada didalam tasnya.

“Oh iya appa, aku sudah bawakan obat yang biasa. Appa pasti akan merasa lebih tenang dengan obat ini.” Ucap Siwon sambil menyerahkan obat yang sudah Siwon olah agar bisa digunakan oleh ayahnya. Seungwoo melihat ketangan Siwon dan menghela nafasnya.

“Siwon, sudah appa bilang. Obat itu berbahaya bagimu. Kau bisa terkena masalah karena membelinya.” Ingat Seungwoo akan bahaya dari obat terlarang tersebut. Namun Siwon hanya membalas ayahnya dengan senyuman kecil dan terus menyodorkan obat itu kepada Seungwoo.

“Tenang saja appa. Tidak ada yang tahu. Aku mendapatkannya di tempat kerjaku. Nah sekarang appa harus menghisapnya.”

“Siwon, obat itu hanya akan membuat appa melupakan rasa sakit sementara saja. Lebih baik kau simpan uang untuk membeli obat itu agar kau bisa kuliah.” Saran Seungwoo dan seketika itu raut wajah Siwon mengeras entah karena marah, galau, atau kecewa. Namun Seungwoo tahu jika putranya sudah seperti itu, dia hanya bisa menyerah pada kemauan Siwon.

“Dan membiarkan appa mati begitu?! Sudahlah appa, percaya padaku. Aku masih sanggup merawat appa. Lagipula, aku juga sudah menyisihkan uangku untuk appa berobat nanti. Kata dokter Cho, jika aku sanggup mengumpulkan uang sesuai dengan permintaan rumah sakit, maka appa bisa mendapatkan perawatan. Dokter Cho itu baik sekali. Dia yang mengusahakan agar aku hanya membayar setengahnya saja.” Siwon mencoba mengalihkan pembicaraan agar ayahnya tidak mempersoalkan lagi tentang obat di tangannya ini. Walau sepertinya Seungwoo tidak teralihkan, namun dia mengikuti alur pembicaraan Siwon dan mengambil obat tersebut.

“Iya Siwon. Beliau memang baik sekali. Beruntungnya appa punya teman seperti dokter Cho.” Kedua ayah dan anak itu saling berpandangan dan tertawa bersama. Walau hidup mereka jauh dari kata mapan, namun meraka bahagia karena masih saling memiliki satu sama lain. Ketika Seungwoo baru akan menghisap obat tersebut, dia tidak sengaja melihat jam dinding yang ada dikamarnya.

“Siwon, bukankah kau ada pekerjaan tambahan dua jam lagi?” Siwon melirik jam dinding yang tadi dilihat oleh Seungwoo dan melihat jarum jam itu menunjukkan pukul 6, Siwon langsung berlari kearah kamar mandi.

“Argh! Sial! Aku bisa terlambat!” Seungwoo yang melihat Siwon terburu-buru seperti itu hanya bisa mendengarkan Siwon memaki lalu mengelengkan kepalanya. Seungwoo merasa sangat tidak berguna karena membuat anaknya itu bekerja sekeras mungkin demi dirinya. Seharusnya Siwon seperti pemuda lainnya, kuliah, bersenang-senang dengan teman atau kekasihnya, kerja part time untuk membeli mobil baru atau apa pun yang dia mau. Bukan mengurusi orang tua sakit-sakitan sepertinya dan bekerja siang dan malam demi bisa bertahan hidup. Seungwoo merasa bersalah karena diumurnya yang masih 20 tahun, Siwon sudah menanggung hidup berat seperti sekarang ini semenjak dia tidak sanggup lagi bekerja karena apa yang sedang dideritanya kini.

“Appa,aku pergi dulu. Aku tadi sudah meletakkan makan pagi dan makan siang appa di kulkas. Dipanaskan saja ya appa. Kalau appa tidak kuat berjalan, panggil saja Kangin hyung. Hari ini dia libur, jadi dia ada seharian diapartemennya. Aku juga sudah menitipkan segala keperluan appa padanya.” Ucapan Siwon menyadarkan Seungwoo dari lamunannya. Dia menatap Siwon yang buru-buru memakai sepatunya.

“Siwon, apa tidak sebaiknya kau batalkan pekerjaan tambahan ini? Kau baru saja pulang, nak. Kau belum tidur sama sekali.” Siwon behenti sebentar dan memandang ayahnya dengan senyuman. Sambil mengancungkan ibu jarinya, Siwon berpamitan pada ayahnya.

“Tidak usah khawatir appa. Aku baik-baik saja. Aku harus pergi sekarang. Aku hampir terlambat. Aku berangkat. Aku sayang appa.”

“Hati-hati Siwon.” Entah Siwon mendengar atau tidak karena dirinya sudah menghilang dibalik pintu. Seungwoo kembali masuk dalam lamunannya. Sejenak dia melirik kearah meja nakasnya dan membuka laci yang ada dimeja tersebut. Seungwoo mengeluarkan sebuah foto lama yang sudah usang. Dia memandang foto tersebut dengan kesedihan yang mendalam.

“Seharusnya aku bersikeras agar kau mau membawa Siwon juga Jihyun. Mengapa kau begitu tega meninggalkan darah dagingmu sendiri? Anak itu sekarang menderita bersamaku.” Seungwoo menatap foto itu sekali lagi dan mengusapnya perlahan. Tanpa dia sadari setitik demi setitik bulir airmata telah jatuh diatas foto tersebut.

“Maafkan appa Siwon. Appa tidak sanggup melihat dirimu yang selalu memikirkan appa. Maafkan appa.” Setelah mengucapkan hal tersebut, Seungwoo berusaha beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah lemari pakaiannya. Dia membereskan beberapa pakaiannya dan mengambil sedikit uang dari dalam kotak uang yang biasa ditinggalkan oleh Siwon agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Kemudian Seungwoo mengambil secarik kertas dan menuliskan pesan untuk Siwon. Setelah itu, Seungwoo berjalan perlahan menuju pintu keluar dan pergi meninggalkan apartemen tersebut.

Kediaman Keluarga Jung

Siwon berlari tergesa-gesa menuju rumah mewah tersebut. Dia berhenti didepan gerbang otomatis yang berdiri gagah dihadapannya. Siwon mengambil nafasnya terlebih dahulu sebelum dia menekan tombol interphone yang terpasang disamping gerbang tersebut.

“Kediaman Keluarga Jung. Ada yang bisa saya bantu?”

“Em, saya Choi Siwon. Supir pengganti sementara yang dikirim oleh tuan Lee.”

“Oh iya. Choi Siwon. Anda tepat waktu. Tuan muda sudah hampir siap. Masuk saja dari pintu belakang. Anda putari rumah ini dari sebelah kiri.”

“Baik. Terima kasih.”

Siwon pun memutari rumah itu dan menemukan sebuah gerbang yang lebih kecil dari gerbang sebelumnya. Disana ada seorang penjaga yang setelah Siwon memperkenalkan dirinya, membukakan gerbang tersebut agar Siwon bisa masuk. Siwon berjalan dengan tergesa-gesa kedalam rumah. Didalam rumah tersebut, dia menemukan seorang pria berpakaian ala butler menantinya. Siwon membungkuk hormat pada pria tersebut dan dibalas dengan perilaku yang sama darinya.

“Selamat pagi Choi Siwon. Saya Shin Donghee, kepala pelayan dirumah ini. Anda dikirim oleh tuan Lee untuk menggantikan supir tuan muda yang sedang sakit. Saya senang karena anda tepat waktu walaupun saya tidak menyangka bahwa anda semuda ini.” Shindong memperhatikan Siwon dari ujung kepala sampai ujung kaki. Menilai apakah Siwon bisa bekerja dengan baik diusianya yang masih muda.

“Selamat pagi tuan Shin. Saya memang masih muda, tapi saya akan mengerjakan tugas saya dengan baik.” Ujar Siwon tegas tanpa sedikitpun merasa terintimidasi dengan Shindong. Shindong terkesan dengan perilaku Siwon, namun dia tetap harus menyakini bahwa Siwon orang yang tepat untuk tuan muda.

“Baiklah. Selama 2 bulan ini, saya mohon agar anda bisa bekerja dengan baik. Tugas anda hanya mengantar kemanapun tuan muda inginkan. Namun walau begitu, tuan muda memiliki jadwal yang harus beliau hadiri. Anda pastikan tuan muda mengingat jadwal tersebut.” Ingat Shindong sambil memberikan Siwon secarik kertas berisi jadwal tuan muda Jung. Siwon menerima kertas itu dan mengangguk mengerti. Kemudian, Shindong menunjukkan ruang pelayan agar Siwon dapat menganti bajunya. Dia pun pergi keruang pelayan tersebut dan bersiap-siap untuk hari pertamanya sebagai supir.

Halaman depan Kediaman Keluarga Jung

Siwon menunggu dengan sabar tuan muda Jung untuk keluar dari rumah. Sambil menunggu, Siwon sesekali memeriksa ponselnya, memeriksa jika ayahnya atau Kangin menghubunginya. Tidak berselang lima menit dari saat Siwon memeriksa ponselnya, seorang pemuda berumur sekitar 17-18 tahun keluar dari rumah besar itu ditemani seorang wanita yang meskipun sudah cukup berumur masih menunjukkan kecantikannya dan seorang pria yang kelihatan bijaksana dan berwibawa. Siwon masih belum memperhatikan ketiga orang tersebut karena masih sibuk dengan ponselnya, sampai dia mendengar suara yang sangat dikenalnya memanggil nama pemuda tersebut.

“Yunnie. Hari ini, hari pertamamu sebagai mahasiswa. Kau baik-baiklah disana.” Siwon yang mendengar suara wanita tersebut mengangkat wajahnya dari ponsel yang dipegangnya. Dia menatap lurus kearah wanita yang sedang memeluk pemuda tadi walaupun pemuda tersebut kelihatan risih oleh perilaku ibunya tersebut. Siwon terlihat terkejut dan tidak percaya dengan penglihatannya sekarang. Dia tidak percaya bisa bertemu lagi dengan wanita tersebut. Wanita yang dia anggap sudah mati.

“Ah, umma. Aku bukan anak SD lagi. Berhentilah bersikap seperti itu.” Protes pemuda yang dipanggil Yunnie oleh ibunya itu. Dia pura-pura kesal karena bisa terlihat bahwa pemuda tersebut masih bisa memberikan senyuman manisnya kepada wanita cantik itu. Sedangkan Siwon yang melihatnya hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.

“Ah tapi kau ini anak umma satu-satunya. Mana bisa umma bersikap biasa saja jika kau akan semakin lama semakin tidak ada disamping umma.” Ketika Siwon mendengar hal tersebut, ada sesuatu yang terasa aneh dihati Siwon.

“Sudahlah yeobo. Biarkan Yunho. Dia sudah hampir terlambat untuk ke kampus. Lihat supirnya saja sudah siap.” Ketika sang lelaki yang merupakan suami dari wanita tersebut mengingatkan bahwa supir pemuda yang bernama asli Yunho itu sudah siap, barulah wanita tersebut memalingkan wajahnya. Dia melihat Siwon dan merasa mengenal rupa pemuda yang menjadi supir anaknya itu.

“Lho? Hwang ahjussi kemana?” Yunho bertanya pada sang ayah yang berdiri disampingnya.

“Kamu bagaimana?! Hwang ahjussi itu sedang sakit. Pemuda ini akan menggantikannya selama 2 bulan.” Jelas tuan Jung singkat. Yunho hanya mengangguk dan berjalan kearah Siwon. Siwon membungkuk hormat pada Yunho yang dibalas hanya dengan senyuman oleh Yunho.

“Hai, aku Jung Yunho. Siapa namamu?” Sebelum Siwon menjawab pertanyaan Yunho, dia melihat terlebih dahulu kearah wanita tersebut. Kemudian Siwon mengalihkan lagi perhatiannya pada Yunho dan memberikan senyum bisnisnya kepada Yunho.

“Perkenalkan tuan muda, nama saya Choi Siwon.” Mendengar nama Siwon, wanita tersebut membulatkan mata indahnya dan menatap tidak percaya kearah Siwon. Dia terlihat sedikit ketakutan dan cemas ketika melihat Siwon. Sesekali dia melihat kearah suaminya lalu kearah Siwon lagi.

“Jangan panggil aku tuan muda. Panggil Yunho saja. Oh iya. Umurmu berapa?”

“20 tahun tuan muda.”

“Sudah kubilang panggil aku Yunho saja. Ck.. baiklah. Kalau begitu, aku panggil Siwon-hyung saja. Ayo hyung. Aku bisa terlambat jika tidak berangkat sekarang.”

“Baik tuan muda, oh maaf maksud saya Yunho-ssi. Silahkan.”

“Tanpa ssi hyung.” Siwon tersenyum mendengar Yunho yang masih keberatan dengan nama panggilan darinya. Siwon kemudian membukakan pintu penumpang dan ketika Yunho sudah masuk, Siwon segera berjalan ke kursi pengemudi. Dia masih sempat melihat kearah wanita itu lagi sebelum akhirnya menjalankan mobil dan pergi dari rumah tersebut.

^^^^^

Jihyun P.O.V

Pemuda itu.. Tak salah lagi dia adalah Siwon kecilku dulu. Ah, dia telah tumbuh besar dan gagah seperti itu. Dia juga tampan dan tinggi. Dia seperti Seungwoo, ayahnya. Aku sudah tidak pernah melihatnya lagi sejak aku meninggalkan Seungwoo tiga belas tahun lalu. Aku tidak tahu mengapa dia bisa menjadi supir Yunho tapi yang aku tahu bahwa Siwon tidak seharusnya berada disini. Bukan berarti aku tidak merindukannya, bukan berarti aku tidak menyayanginya lagi, tapi aku sudah memiliki hidupku sendiri. Hidup yang bahagia. Aku takut jika Siwon menceritakan masa laluku pada suamiku sekarang, Hwangsoo akan meninggalkanku. Walaupun Siwon tampaknya tidak menunjukkan gelagat bahwa dia mengenal diriku dan juga Yunho tapi tetap saja aku cemas jika memikirkan dirinya berada disini.

“Yeobo.” Suara lembut nan tegas milik Hwangsoo menyadarkanku dari segala pikiranku. Aku menoleh kearahnya dan tersenyum padanya. Dia membalas senyumanku sambil memeluk pinggangku.

“Ada apa? Kenapa kau melamun?”

“Ah, tidak apa-apa. Hanya sedikit heran kenapa kau memperkerjakan pemuda itu sebagai supir Yunho? Bukankah dia masih terlalu muda. Bagaimana dengan kuliahnya? Apakah dia tidak akan kesulitan dengan jadwalnya?!” tanyaku mengalihkan perhatian Hwangsoo dari pikiranku sekaligus menyelidiki tentang keberadaan Siwon disini. Aku memang heran kenapa Siwon mau menerima pekerjaan yang menghabiskan banyak waktu seperti menjadi supir pribadi Yunho.

“Ah, iya, aku lupa bilang padamu. Siwon itu tidak kuliah yeobo. Yah sepertinya dia tidak sanggup untuk membiayai kuliahnya dengan ayahnya yang tidak bekerja karena sakit sehingga dia yang menggantikan posisi sebagai tulang punggung keluarga.”

“Ayahnya sakit?” Ketika mendengar Siwon tidak melanjutkan studinya dan Seungwoo yang sakit membuatku merasa bersalah. Aku menunggu jawaban dari Hwangsoo dengan sedikit berharap bahwa penyakit Seungwoo tidak terlalu parah.

“Itu yang aku dengar dari tuan Lee. Tuan Lee bilang bahwa ayah Siwon menderita kanker perut yang sudah menjalar ke beberapa bagian tubuhnya. Seharusnya dia sudah dirawat namun terkendala biaya. Tuan Lee merekomendasikan Siwon karena Siwon bekerja dengan baik di perusahaannya sebagai kurir. Dia tak memberikan rekomendasi lainnya hanya Siwon ketika aku menanyakan padanya adakah orang yang bisa menggantikan Hwang-ssi sebagai supir pribadi Yunho.” jawab Hwangsoo. Aku berpikir sejenak. Seungwoo menderita kanker? Sudah berapa lama? Dan selama ini Siwon bekerja dengan tuan Lee, rekanan bisnis Hwangsoo, tanpa aku ketahui? Apakah kehidupan mereka memburuk setelah aku tinggalkan? Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dikepalaku. Aku menjadi penasaran dengan keadaan mereka berdua, namun aku perlu tahu apakah ada maksud lain dengan keberadaan Siwon disini. Aku masih cemas apakah Siwon disini untuk menceritakan masa laluku pada Hwangsoo.

“Tapi yeobo, jika Siwon bekerja di perusahaan tuan Lee,

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hanninozuka #1
Chapter 22: senengnya wonkyu udah baikan dg cara yg simpel tapi sweet bgt .... wonkyu moment nya juga suka banget..... ✧٩(•́᎑•́๑)و ✧
elfviliebe #2
Chapter 22: Jyahhh... tbc.... itu benar benar huruf ngundang penasaran...
Ciee yang udah baikan....
Lanjut
rhina_ELF #3
Chapter 3: Baru bca smpe chap 3 tpi air mata bner2 g bs brenti euy...ya اَللّهُ sndih bgt liat khidupan siwon...
Gmn ya siwon menghdapi smua cobaan ini ..smga aja nnti kbhgian untuk siwon bs cpet dtng..
BabyBugsy
#4
Chapter 22: thank you for updated this story... Kyaaa seneng banget bisa baca lanjutannya ini.. *bow*
akhirnya wonkyu bisa saling bersama, mereka sweet banget TAT kangen banget lihat kebersamaan mereka. Jgn pisah-pisah lagi ya wonkyu ... Kkkk gemes banget lihat tingkah mereka berdua.
hahaha nahloh seunghyun.. Dunia akhiratmu akan berakhir kalau membantah si nyonya. Cah..lets to be back XDDD



update soon authornim!!!
NanyKyu #5
Chapter 20: Mdh2n wonkyu cpt bersatu lg..kshn..g tega liat wonkyu sedih..dan mdh2n authornya sll semangat utk ngelanjutin..abang T.O.P emang kereeen..
NanyKyu #6
Chapter 1: Huweee..np nasibnya wonnie jd menyedihkan bgt..semangat wonnie..lanjut bacaaa..penasaran abiis..
Wulwul0705
#7
Senoga cepat di perbarui ya aku makin suka dan penasaran
BabyBugsy
#8
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
BabyBugsy
#9
Chapter 20: ga ada yang bisa bantah deh kalau seunghyun yg perintah, siap laksanakan semua. Hahhaa... Orng nomor 1 dilawan, ya kagak bisa. Hihiihi seneng liat siwon manyun kek gitu gegara seunghyun, makin imut :D .D :D

senengnya lihat wonkyu bisa hangat lg kek gitu, mskpn baru permulaan. Semangat kyu.. Kamu pasti bisa!! Cayooo.... Jgn cemburu sama heechul.XD
update soon pls authornim.. Terlalu lama menunggu diriku ini TuT
4melia #10
Chapter 20: Aku ga yakin wonkyi dlam 3 bln bsa bersatu, tapi dlam sebulan aja, hehe lanjutt yah eonii, semangattt