•♦..03..♦•
Cinta Monyet
Tok tok tok!
" Kau nak apa datang sini? " Tanya bapa tiriku kasar. Aku menelan liur ketakutan. Baekhyun di sebelahku hanya mendiamkan diri. Nasib baiklah aku telah memaksanya berjanji untuk tidak buat perangai gilanya di depan bapa tiriku.
" Annyeonghaseyo. Ahjussi, omma ada? " Tanyaku sopan.
" Balik. Aku tak nak tengok muka kau kat sini. Omma kau ada tapi aku tak benarkan dia keluar jumpa kau. Dah, pergi balik "
" Tapi.. Err.. Ahjussi, saya datang ni nak tengok kalau-kalau ada surat sampai untuk saya "
Bapa tiriku kelihatan seperti sedang berfikir.
" Kalau kau nak cari barang-barang kau , kau cari dalam tong sampah depan rumah. Aku dah tak simpan barang-barang kau dalam rumah ni "
" Ahjussi- "
" Terima kasih orang tua " Baekhyun pantas menutup pintu rumah tersebut bagi pihak bapa tiriku. Aku menjeling Baekhyun atas perbuatannya.
" Baekhyun! "
" Mwo? "
" Kau dah janji.. Aish shi.. "
" Yah jangan mencarut! "
" Benci la kau ni! " Aku menumbuk dadanya.
" Jom cari surat kau " Baekhyun menarik lenganku untuk mengikutinya ke arah tong sampah.
Aku mengeluh apabila aku lihat selipar bunny yang dihadiahkan oleh Baekhyun ketika aku berusia 15 tahun turut berada di dalam tong sampah tersebut.
" Baekhyun.. Hadiah kau- " aku sebak. Apalah sangat salah aku sehingga begini cara aku dilayan. Aku mengambil selipar tersebut.
" Yah! Jangan nak emosi sangat la perempuan. Aku boleh beli 10 pasang lagi selipar macam ni untuk kau " Baekhyun sedang ligat mencari suratku disebalik sampah-sampah di dalam tong tersebut.
" Tak nak. Selipar ni lain " aku memeluk selipar tersebut.
" Kau ni dah kenapa? "
" Aku sayang selipar ni. Sebab time tu, kau sorang je yang ingat birthday aku. Kau- "
" Dah stop. Aku tak nak dengar segmen mengimbas kembali kau ni. Senyap atau aku tinggal kau kat sini " ugut Baekhyun. Telinganya merah.
" Kau nak tinggal aku kat sini? Aku wifeu kau la " aku tunjal kepalanya perlahan.
" Eoh? Wifeu aku? Oh, lupa pulak "
" Kau lupa?! " Aku tarik pipinya sekuat hati.
" Yah! Lepas la! Tangan kau bau sampah! Yah!! " Dia menepis tangan aku.
" Opss.. Mian! " Aku ketawa kekok.
" Yoobi-ah!! Kyaaa~~ "
" Wae wae wae?! " Aku tiba-tiba melompat teruja. Dia menunjukkan sampul surat di tangannya. Surat?
" Kau dapat jugak! Yehet! "
" Kyaa~ Gomawo " secara tidak sengaja aku mencium pipinya.
" Yah! "
" Mian, aku tak sengaja! " Aku menampar mulutku perlahan. Kenapa kau ni Yoobi?
" Ani. Aku nak cakap kalau nak kiss pun kiss la kat sini " dia memuncungkan mulutnya. Apakah?
" Nah! " Aku mendekatkan selipar yang aku pegang ke bibirnya. Rasakan!
" Lee Yoobi! Kotor la!! " Marah Baekhyun lalu mengelap bibirnya dengan leher bajunya.
" Eoh? Bukan dah Byun Yoobi ke sekarang? "
" Yalah. Byun Yoobi.. "
Chu!~
" Baekhyun! Kotor! " Bentakku apabila Baekhyun mencium bibirku secara tiba-tiba.
" Tahu pun. Yang kau bagi aku cium selipar kau buat apa. Jom balik. Dah macam pencacai najis bau kau "
" Baekhyun! "
" Arasseo arasseo. Jangan cubit aku la perempuan! " Baekhyun mengeluarkan jeritan keperempuanannya. Aku ketawa melihat reaksinya.
" Ini yang appa takutkan sebenarnya " abeonim mengeluh perlahan.
" Tapi appa, mesti ada cara. Hyun tak boleh lepaskan tawaran ni, ni satu-satunya tawaran yang bagi biasiswa sekali " terang Baekhyun.
" Appa tahu tu tapi Hyun sedar tak U tu tak terima pelajar yang dah kahwin? Hyun tak boleh sewenang-wenangnya langgar peraturan tu "
" Abeonim, Yoobi minta maaf sebab menyampuk. Yoobi rasa tak ada masalah kalau Baekhyun tak dedahkan status perkahwinan kami " aku memberi pendapat.
" Hyun setuju dengan apa yang Yoobi cakap " kata Baekhyun. Sejak bila dia setuju dengan apa yang aku cakap?
" Habis tu, Yoobi boleh ke berpisah dengan Baekhyun untuk dua semester tu? Setahu appa, pelajar U tu wajib duduk di kolej kediaman "
" Yoobi tak ada masal- "
" Apa maksud appa ni? "
" Dalam keadaan sekarang ni, cuma salah seorang daripada kamu je yang boleh terima tawaran tu "
" Tak nak. Baekhyun tak nak kalau Yoobi tak ikut "
" Abeonim, boleh tak Yoobi nak cakap dengan Baekhyun secara personal dulu? Esok kita bincang
Comments