Savior

Faded

*** 

 

Aku merapikan rambutku dan membuka pintu apartemenku. Dengan perasaan gusar, aku mencoba untuk menyembunyikannya dan menyambut Tifanny.

 

“Hai, Tif,” sapaku dengan canggung.

 

“Sedang apa kau, Taeng? Mengapa lama sekali membukakan pintu untukku,” keluh Tifanny.

 

Aku tertawa kikuk,”Mianhe.”

 

Tifanny membuka coatnya dan langsung duduk di sofa berwarna putih kesayanganku.

 

“Kau ingin minum apa?”

 

“Apa saja.”

 

Aku menyiapkan minuman untuk Tifanny. Aku menuangkan sebuah jus buah kesukaannya. Saat menuangkan minuman, sangat terlihat tanganku bergetar. Tapi, aku berusaha untuk menutupinya. Agar Tifanny tidak curiga.

 

“Ini,” aku memberikan segelas minuman jus dingin pada Tifanny.

 

Thank you, Taeng.”

 

Aku tersenyum. Sambil melihat ke arah kamar apartemenku di mana Jiyong sedang bersembunyi.

 

“Ah, aku baru ingat,” ucap Tifanny tiba-tiba. Membuatku langsung mengalihkan pandanganku ke arahnya.

 

“Apa?”

 

“Tadi, di parkiran, aku melihat sebuah mobil lambhorgini berwarna kuning. Rasanya, aku tidak asing dengan mobil itu.”

 

Seketika, aku menahan napasku. Dan, berdo’a semoga Tifanny tidak menyadari sang pemilik mobil yang sedang berada di sini.

 

“G-Dragon!”

 

Aku menatap Tifanny dengan was-was.

 

“Itu mobil GD, Taeng.”

 

“Oh, ya?” tanyaku berpura-pura tidak tahu.

 

“Aku ingat. Beberapa kali aku melihat mobil itu terparkir di gedung YG Entertainment.”

 

“Kau yakin? Mungkin itu milik orang lain, Tif.”

 

“Tidak, aku yakin. Aku juga melihat logo peaceminusone tertempel di kacanya.”

 

Aku mengangguk.

 

“Tapi, apa yang dia lakukan di sini?”

 

“Entahlah, Tif. Aku tidak ingin tahu.”

 

Tifanny masih sibuk memutar pikirannya untuk mencari tahu alasan mobil King of K-Pop itu berada di sini.

 

“Dia tidak tinggal di sini. Dan, tidak ada artis lain yang tinggal di sini selain kau, Taeng,” ucapnya.

 

Perasaanku semakin was-was tidak karuan. Mungkin ‘kah Tifanny akan berpikir hal yang ku takutkan.

 

Tiba-tiba saja, ia mengarahkan pandangannya padaku. Mendekati wajahku dengan tatapannya yang seolah mengetahui sesuatu.

 

“Aku tahu.”

 

“A-Apa?”

 

“Dia berada di sini pasti untuk menemui pacar gelapnya.”

 

Aku terhenyak,”M-Maksudmu?”

 

“Ah, come on, Taeng. Dia itu playboy yang suka tertangkap dengan banyak perempuan. Bulan ini saja ia sudah beberapa kali digosipkan oleh perempuan. Dan, ku yakin dia punya pacar gelap yang ia sembunyikan dari media, Taeng.”

 

“Haha, mana mungkin, Tif,” ucapku diiringi tawa yang canggung.

 

“Aku yakin seratus persen.”

 

Aku kembali menundukkan wajahku dan mencoba untuk mengalihkan pandanganku ke layar ponsel yang ku pegang.

 

“Taeng,” Tifanny kembali mendekatkan wajahnya padaku.

 

“Ya?”

 

“Berjanjilah, jangan pernah berurusan dengannya.”

 

Aku diam sejenak.

 

“Taeng,” Tifanny membuyarkan lamunanku.

 

“Iya, aku janji,” kataku dengan sedikit rasa berat pada kalimatnya.

 

“Bagus.”

 

Aku dapat sedikit lega saat Tifanny menjauhkan pandangannya dariku dan mulai tidak membahas tentang G-Dragon lagi.

 

Kini, aku juga bisa memandangi layar ponselku untuk mengurangi rasa cemasku saat ini.

 

“Bagaimana pertemuanmu dengan Seungyoon?”

 

Aku mendelik kea rah Tifanny,”S-Seungyoon?”

 

Tifanny menatapku sambal menunggu jawaban dariku atas pertanyaannya.

 

“Taeng, aku berharap kau bisa melupakannya. Aku hanya berpikir, dia bukan yang terbaik untukmu.”

 

Aku membuka jaket yang sejak tadi ku pakai, dan menyandarkan tubuhku pada Tifanny.

 

“Kenapa kau bisa berpikir begitu, Tif?”

 

Tifanny menghela napasnya,”Jika ia benar memiliki perasaan padamu, setidaknya ia akan mengakuinya padamu. Tapi, bahkan sampai kedekatan hubungan kalian terungkap, ia tidak sama sekali mengakuinya padamu. Bahkan, ia langsung menghilang bak di telan bumi.”

 

Aku menoleh ke arah Tifanny. Mungkin, Tifanny ada benarnya kali ini. Mungkin hanya aku yang menganggap hubungan ini spesial.

 

“Kau benar, Tif.”

 

Untuk beberapa saat, aku sempat lupa kalau di apartemen ini ada Jiyong yang bersembunyi. Ada Jiyong yang juga mendengar semua pembicaraanku dengan Tifanny. Dan, ada Jiyong yang bisa berbuat hal gila kapan pun ia mau.

 

“Taeng, aku lelah,” ucap Tifanny.

 

Aku membenahi posisi dudukku dan menatap ke arahnya. Sangat terlihat wajahnya begitu lelah, mungkin karena jadwalnya hari ini yang begitu sibuk.

 

“Istirahatlah, Tif.”

 

“Taeng, aku ingin tidur sebentar di kamarmu, boleh?” pertanyaan Tifanny barusan langsung membuatku teringat, bahwa laki-kaki menyebalkan itu masih ada di sini. Membuat jantungku kembali berdegub dengan begitu cepat.

 

“TIDAK,” tanpa jeda, aku langsung menjawab pertanyaan Tifanny. Dan, jelas ini akan membuat Tifanny curiga terhadapku.

 

“Taeng?”

 

“M-Maksudku, aku ingin keluar. Aku bosan berada di rumah. Temani aku, Tif,” bujukku pada Tifanny dengan wajah memelas.

 

“Ah, aku pikir ada apa.”

 

Tifanny tersenyum ke arahku sambil menghela napas,”Aku pikir kau menyembunyikan sesuatu di sana. Hampir saja aku berlari dan membuka kamarmu.”

 

Aku tersenyum masih penuh rasa cemas yang terus bergerumul di dalam dadaku.

 

“Baiklah, kalau begitu. Ayo kita jalan-jalan.”

 

Aku bisa sedikit bernapas lega saat ini. Aku meraih coatku yang tergantung dan memakai sepatuku. Sepanjang jalan, aku mencoba untuk mengirim pesan pada Jiyong yang masih bersembunyi di apartemenku.

 

Taeyeon: kau bisa pergi sekarang.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nkrksw
I think, i will make a sequel for this story. What do you think? Comment below.

Comments

You must be logged in to comment
soshifiedpixie #1
Chapter 20: The story is so good! Thank you for the update. A sequel will be very nice!
utamitaaa #2
Chapter 20: yess please make the sequel
yeoboya #3
Chapter 13: Wah ceritanya makin mendebarkan. Aku tunggu kelanjutannya ya!
yeoboya #4
Chapter 6: Authornim~~~~
Ini bagus banget! Tapi sampai chapter ini aku masih bingung gimana sih sebenernya hubungan Taeyeon sama Jiyong disini. Di satu waktu kayaknya Taeyeon yang leading hubungan mereka, tapi di waktu lain Jiyong yang ngeleading...
soshifiedpixie #5
Chapter 12: This is really good. Thankfully Chrome has translate. Thank you for this story authornim!