Wait, what?

Faded

*** 

Aku datang terlambat 10 menit setelah semua orang menyelesaikan briefing mereka. Aku menyapa semua kru dan para host yang tersenyum menyambutku. Dan, aku juga menyapa dengan canggung sosok laki-laki yang sejak tadi hanya menatapku dengan tatapan hangatnya.

 

Annyeong, Seungyoon,” sapaku padanya.

 

“Hai, Taeyeon Sunbaenim.”

 

Su-sunbae?

 

Aku tersenyum kikuk sebagai tanda balasan atas sapaannya.

 

“Taeyeon-ssi, kau sudah menerima daftar pertanyaan yang akan kami ajukan, ‘kan?” tanya seorang host padaku.

 

Aku mengangguk,”Iya, sunbae.”

 

“Ada pertanyaan yang perlu diubah? Atau, tidak perlu ditanyakan saat acara nanti?”

 

Aku menggeleng,”Aku baik-baik saja dengan semua pertanyaannya, sunbae.”

 

“Baiklah. Selamat bersiap-siap, Taeyeon.”

 

Aku menarik napasku tiga kali untuk mengatur degub jantung yang terasa seperti sedang berlari ke sana kemari.

 

“Tenang, Taeyeon. Aku di sini,” ucap Shosho sambil menepuk bahuku.

 

Melihat ia tersenyum padaku, aku pun merasa sedikit lega. Setidaknya, akan ada satu orang yang dapat aku andalkan di sini. Aku tidak benar-benar sendiri.

 

-

 

Acara sudah berjalan 90 menit, dan aku masih berusaha untuk mengatur ekspresiku saat ini. Meski perasaanku sudah tidak karuan dan berteriak ingin pulang atau pun menghilang.

 

Namun, aku berusaha untuk tetap profesional.

 

Semua baik-baik saja, hingga satu pertanyaan itu pun tiba.

 

“Jika mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan salah satu artis YG Entertainment, siapa yang akan kau pilih, Taeyeon-ssi?”

 

Aku menenggak ludah kering. Tersenyum kikuk.

 

“Hmm,” aku menggigit bibir bawahku, berusaha bersikap baik-baik saja.

 

“Ah, mungkin pertanyaannya akan kami persingkat mengingat artis YG Entertainment begitu banyak,” sambar salah satu host. “Bagaimana jika antara Kang Seungyoon dan G-Dragon, jika memiliki kesempatan, siapa yang akan kau pilih?”

 

Deg.

 

“Hahaha, sunbae, kedua leader ini sama-sama memiliki bakat yang luar biasa. Aku bahkan tidak bisa untuk memilihnya,” jawabku sambil tertawa canggung.

 

“Ah, Taeyeon-ssi, kau harus memilih salah satu,” ujar salah seorang host.

 

Aku terus menggerakkan kakiku di bawah meja, menghilangkan gugupku saat ini. Aku menoleh ke arah Seungyoon yang sedang tersenyum padaku.

 

“Pilihlah, sunbae-nim,” ucapnya padaku.

 

Aku menganggukkan kepalaku, memutar bola mata dan berpikir sejenak. Meski pun aku bisa menjawab tanpa berpikir, tapi kali ini, aku tidak ingin kembali melakukan kesalahan yang sama dan berpikir baik-baik akan apa yang ku ucap. Pasalnya, apa yang aku ucap saat ini, bisa jadi bahan headlines media-media nakal di luar sana.

 

“G-Dragon, sunbaenim,” jawabku mantap.

 

Dari ujung mataku, aku dapat melihat Seungyoon sedikit terkejut dengan jawabanku.

 

“Wah, ku pikir kau akan memilihku, sunbae,” sambar Seungyoon.

 

Seluruh orang yang ada di sini pun tertawa.

 

Tanpa ada satu pun yang tahu, bahwa...

 

Aku selalu memilihmu, Seungyoon.

 

Entah kemarin, kini, atau pun nanti.

 

Aku selalu memilihmu.

 

-

 

Setelah menjalani shooting selama dua jam, akhirnya aku dapat menyandarkan tubuhku pada sofa yang ada di ruanganku menunggu. Aku mencoba untuk menghilangkan rasa pegal pada leherku dengan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri.

 

“Ini buatmu, Taeyeon,” Shosho menyodorkan sebotol air mineral dingin untukku.

 

“Unni, terbaik,” ujarku sambil memberikan tanda ibu jari padanya.

 

Aku langsung membuka dan menenggak minumanku. Rasanya begitu menyegarkan saat air dingin ini masuk di kerongkonganku.

 

Aku langsung terdiam saat mendapati Shosho sedang memandangiku dengan tatapannya yang sulit diartikan.

 

“Unnie, ada apa?”

 

Shosho tertawa kecil,”Taeyeon, apa kau baik-baik saja?”

 

Aku heran, kenapa Shosho tiba-tiba bertanya seperti ini?

 

“Maksudmu, Unnie?”

 

“Aku tidak melihat dirimu sebagai dirimu saat ini. Apa kau baik-baik saja, Taeng?”

 

Aku tertawa kecil,”Unnie, gwenchana.”

 

Shosho hanya menggeleng dan mengarahkan pandangannya ke arah layar ponselnya.

 

“Jangan menanggapi berita apapun hari ini, Taeng,” ucapnya tiba-tiba.

 

“Ada apa, Unnie?”

 

“Percaya saja padaku. Jangan mencari tahu tentang beritamu hari ini. Lebih baik kau fokus dengan dirimu saja. Hanya kali ini, aku minta padamu, Taeng.”

 

Baru saja aku berniat meraih ponselku dari dalam tasku. Namun, niatku terhenti saat Shosho memintaku dengan tatapan tulusnya.

 

“Baiklah, Unnie,” ucapku dengan rasa penasaran.

 

Aku bangkit dari dudukku dan berniat pindah di sofa yang lebih panjang. Baru saja aku berdiri, aku melihat Seungyoon melintas di depan ruanganku. Dengan cepat, aku langsung berjalan untuk menyusul dan memanggilnya. Baru sampai di ambang pintu, Shosho menahan langkahku hanya dengan ucapannya.

 

“Berhenti, Taeng. Apapun yang kau ingin lakukan saat ini, jangan lakukan.”

 

Aku menghentikan langkahku, dan melihat Seungyoon perlahan menghilang dari pandanganku.

 

Aku membalikkan badanku, menuju ke arah Shosho yang menatapku.

 

“Unnie...”

 

“Jangan, Taeyeon. Apapun yang ingin kau lakukan saat ini, ini tidak akan menguntungkanmu dan Seungyoon. Jadi, berhentilah. Apapun hubungan kalian, semua telah berhasil saat itu, Taeyeon.”

 

Aku menghela napas dan kembali duduk di sofa. Baru saja aku duduk, terdengar suara kru panik karena kedatangan seseorang tidak terduga di sini.

 

“G-Dragon di sini?”

 

“Sedang apa dia di sini?” ujar para staff yang berada di luar ruangan.

 

G-Dragon?

 

Jiyong?

 

Tak membutuhkan waktu lama untuk Taeyeon merasakan jantungnya berdegub dengan sangat cepat.

 

“Unnie, aku ingin ke toilet dulu.”

 

“Baiklah, Taeyeon.”

 

Aku berlari ke luar ruangan. Para staff sudah berkumpul menyambut kedatangan sang mega super bintang, G-Dragon.

 

Dari kejauhan, aku dapat melihat sosoknya berjalan di lorong. Aku menggelengkan kepalaku dan langsung bergegas ke toilet.

 

Setelah memastikan tidak ada orang lain di toilet, aku langsung menelepon Jiyong.

 

“Ya?” jawabnya singkat, terdengar suara riuh dari sebrang sana. Mungkin itulah kenapa dia tidak menyebut namaku.

 

“APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI? KAU GILA?”

 

“Wooah, woooahh, tunggu... Kenapa kau marah padaku?”

 

“Jiyong!” nada bicaraku sedikit meninggi. “Aku sedang tidak bercanda. Bagaimana kalau ada orang yang curiga tentang kau dan aku. Aku tidak –“

 

“Aku datang ke sini bukan untukmu. Tapi, untuk Seungyoon. Jadi, kau tidak perlu khawatir.”

 

Klik.

 

Panggilan terputus.

 

Dan, aku berakhir dengan senyuman bodoh di wajahku karena pikiranku sendiri. Tapi, setidaknya aku dapat bernapas lega saat ku tahu ia tidak datang untukku.

 

But, wait...

 

Untuk apa dia jauh-jauh datang ke sini dan menemui Seungyoon?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nkrksw
I think, i will make a sequel for this story. What do you think? Comment below.

Comments

You must be logged in to comment
soshifiedpixie #1
Chapter 20: The story is so good! Thank you for the update. A sequel will be very nice!
utamitaaa #2
Chapter 20: yess please make the sequel
yeoboya #3
Chapter 13: Wah ceritanya makin mendebarkan. Aku tunggu kelanjutannya ya!
yeoboya #4
Chapter 6: Authornim~~~~
Ini bagus banget! Tapi sampai chapter ini aku masih bingung gimana sih sebenernya hubungan Taeyeon sama Jiyong disini. Di satu waktu kayaknya Taeyeon yang leading hubungan mereka, tapi di waktu lain Jiyong yang ngeleading...
soshifiedpixie #5
Chapter 12: This is really good. Thankfully Chrome has translate. Thank you for this story authornim!