Past

Faded

***

 

Suasana makan malam hari ini terasa begitu santai. Lee Soo Man Sajangnim, CEO SM Entertainment, mengungkapkan rasa bahagianya karena torehan yang telah SNSD berikan. Beberapa kali, ia terlihat membicarakan hal dengan wajah serius dengan managerku, Shosho.

 

Setelah keduanya saling bertukar pandangan, keduanya langsung mengalihkan pandangannya padaku yang kebetulan sedang menatap ke arah mereka berdua. Canggung, aku pun berusaha mengalihkan pandanganku. Ke arah para member SNSD yang tengah tertawa bahagia.

 

Tapi, tiba-tiba saja sebuah perasaan tidak enak terlintas di benakku.

 

“Taeyeon,” panggil Lee Soo man.

 

Tepat setelah namaku dipanggil, jantungku berdegub dengan sangat cepat.

 

“Bagaimana dengan tawaran bersama Seungyoon?”

 

Aku menelan ludah kering. Sebuah pertanyaan terlontar, dan sontak seluruh pandangan penghuni ruangan mewah ini langsung mengarah kepadaku.

 

“Sa-Sajangnim...”

 

“Kau akan menerimanya, ‘kan?”

 

Aku melemparkan pandanganku. Menatap ke arah member SNSD yang juga menunggu jawabanku.

 

“A-Aku...”

 

“Aku tahu, berita yang sempat beredar antara kau dan Seungyoon itu tidak benar. Maka, untuk membuktikannya pada media, bukan ‘kah sebaiknya kau menerima tawaran itu? Kalau kau menolaknya, dan terdengar media, mereka akan berasumsi yang macam-macam antara kau dan Seungyoon,” jelas Lee Soo Man kepadaku.

 

Aku masih diam. Bermain dengan pikiranku sendiri. Hingga akhirnya, sebuah helaan napas pun keluar dariku.

 

“Baiklah, aku akan menerimanya,” jawabku mantap.

 

Entah apa yang aku pikirkan saat itu. Ku rasa, aku sudah cukup gila untuk kembali bertemu dengan laki-laki itu.

 

Apa ini langkah yang benar?

 

Apa jawabanku tepat?

 

Apa ini tidak akan mencanggungkan?

 

Dan, apa ini akan baik-baik saja?

 

Maksudku, perasaanku...

 

...apakah perasaanku akan baik-baik saja?

 

-

 

“Kau gila, Taeng?” Tifanny memarahiku habis-habisan. “Apa kau tidak berpikir sebelum menjawab?”

 

Sambil memegangi kepalaku, aku merebahkan tubuhku di atas sofa di ruang berkumpul bersama para member SNSD. Hampir sebagian dari mereka terkejut akan jawabanku.

 

“Taeyeon, apa kau sadar dengan keputusanmu?” sambar Jessica.

 

“Kau mabuk? Ini gila, Taeyeon,” celoteh Sunny.

 

“Taeyeon, sadarlah,” ucap Hyoyeon.

 

“Memangnya apa yang salah dengan menerima tawarannya?” tanya Yoona penasaran.

 

“Taeng, jawab,” Tifanny dengan nada tinggi menghampiriku. “Apa rencanamu?”

 

Aku hanya menghela napas,”Aku lelah.”

 

Sambil bangkit dari posisiku, aku membuka coat yang ku pakai, dan berjalan ke arah kamarku.

 

“Apa kau masih mencintainya, Taeng?” pertanyaan Jessica barusan langsung menghentikan langkahku.

 

Mataku berpendar. Menatap ke setiap sudut yang ada di hadapanku. Diikuti dengan suara tidak percaya dari Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun.

 

“Unnie, apa itu benar?” tanya Seohyun tak percaya.

 

Diamku seolah menjawab semuanya. Aku tidak mengucap satu patah kata pun, dan seolah mereka sadar akan jawabannya. Ku pikir, aku dapat terus merahasiakannya. Ku pikir, aku dapat terus menyembunyikannya. Tapi, kini semua tahu kebenarannya.

 

“Aku hanya membutuhkan jawaban darinya. Dan, ini akan jadi terakhir kali pertemuanku dengannya,” tutupku sambil berjalan ke arah kamarku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nkrksw
I think, i will make a sequel for this story. What do you think? Comment below.

Comments

You must be logged in to comment
soshifiedpixie #1
Chapter 20: The story is so good! Thank you for the update. A sequel will be very nice!
utamitaaa #2
Chapter 20: yess please make the sequel
yeoboya #3
Chapter 13: Wah ceritanya makin mendebarkan. Aku tunggu kelanjutannya ya!
yeoboya #4
Chapter 6: Authornim~~~~
Ini bagus banget! Tapi sampai chapter ini aku masih bingung gimana sih sebenernya hubungan Taeyeon sama Jiyong disini. Di satu waktu kayaknya Taeyeon yang leading hubungan mereka, tapi di waktu lain Jiyong yang ngeleading...
soshifiedpixie #5
Chapter 12: This is really good. Thankfully Chrome has translate. Thank you for this story authornim!