Gate 5 - a Fool

Annalise and the Forgotten

Ada suara aneh yang mengusik tidur Annalise malam itu. Seperti erangan yang terdengar sangat dekat dan begitu jelas di telinganya. Annalise sangat terkejut saat ia membuka mata. Seorang lelaki tengah tidur di sampingnya tanpa memakai atasan.

"AAAAHHHH!!!!" Annalise menjerit sekuat tenaga, membuat lelaki itu terbangun dan melompat karena terkejut.

"SIAPA KAU?! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?! KENAPA AKU ADA DI RANJANG?!"

"Tenang, tenang!" Lelaki itu tampak panik, secepat mungkin memakai bajunya dan menjauh beberapa langkah dari tempat Annalise.

"Aku Moon Taeil, dan, aku tak tahu kau akan datang lebih cepat. Ini jam 2 malam! Kenapa kau datang secepat ini?!"

Annalise memutar bola matanya. Kenapa? Annalise sendiri bahkan tak tahu sejak kapan ia berada di sebuah ranjang pada pukul 2 malam. Apa ia patut disalahkan?

"Maafkan aku, Al! Aku lupa soal tugasku, hahaha!" Taeil menertawai ingatannya sendiri.

"Aku tak yakin bisa dapatkan ingatanku kembali. Kau saja tak bisa ingat tugasmu sendiri, Taeil," keluh Annalise.

"Agak tidak sopan, ya! Bukankah seharusnya kau memanggilku oppa, Al?"

"Uh... Aku tak pernah memanggil siapapun dengan 'oppa', tapi aku selalu menuntut untuk dihormati. Lucu, ya?"

"Hahaha! Benar, itu lucu, seperti kau, Al! Hahaha!"

"Tuan Taeil..."

Taeil berhenti tertawa.

"Itu terdengar lebih baik. Jadi, apakah kau masih sakit?"

Annalise tampak bingung. Sakit? Ia baik-baik saja.

"Itu aneh, Al! Seharusnya kau sakit, lalu kau terbangun dan aku akan membuatkan teh hangat untukmu. Kemudian aku akan mengecek suhu tubuhmu, ternyata masih tinggi, jadi aku harus mengompresmu sampai pagi. Lalu–"

"Tuan Taeil..."

"Ya?"

"Kurasa aku mendapatkan ingatanku dengan cara yang agak aneh," keluh Annalise lagi. Bagaimana bisa lelaki ini tak melakukan apapun dan hanya menyampaikan narasi panjang tentang apa yang pernah terjadi? Taeil ini konyol atau bodoh sebenarnya?

"Benarkah? Tapi aku tak ingin menghilang dengan cepat! Ayo, berpura-puralah kau sedang sakit! Aku akan membuatkan teh hangat untukmu," ujar Taeil. Annalise tak bisa menahan tawa. Kepribadian Taeil yang aneh ini membuatnya terhibur, sejenak lupa soal Jeno yang sangat ia puja. Yah, Annalise hanya belum bertemu Taeil saja. Toh, akhirnya posisi Jeno tergeser oleh kebodohan konyol Taeil.

Selama Taeil pergi ke dapur untuk membuat teh, Annalise menerawang memorinya yang lalu. Ini memang pernah terjadi, ia ingat benar saat itu. Hanya saja ia tak ingat siapa yang ada di posisi Taeil saat itu. Dirinya juga ingat bahwa tempat ini adalah rumahnya. Tapi, tempat sebelumnya –di mana ia bertemu dengan Jeno– benar-benar tempat yang tak pernah ia kenal sebelumnya.

"Al, ini teh, kan? Atau aku memasukkan hal yang salah?" Tanya Taeil saat kembali dengan membawa secangkir minuman hangat.

"Iya, itu teh. Ini mudah, kok! Kau tak mungkin membuat kesalahan untuk hal semudah ini," jawab Annalise. Gadis itu menyesap minumannya pelan-pelan, kemudian–

–menyembur.

"Maafkan aku, tapi, apakah kau memasukkan garam dan bukannya gula ke dalam minumanku, Tuan?!"

Taeil tertawa kencang.

"HAHAHA! Tadinya aku berniat untuk bertanya kepadamu mana yang gula dan mana yang bukan karena kedua benda itu berwarna putih, tapi aku malas kembali ke sini. Kupikir feelingku akan sebaik itu, ternyata tidak, yah? Hahaha!"

Annalise mendengus. Kesal sebenarnya, tapi entah kenapa ia tak bisa marah kepada Taeil.

"Maaf, Tuan. Semoga kau tak tersinggung jika aku tak meminumnya," ujar Annalise. Tanpa ia duga, Taeil mencoba minumannya dan ikut menyembur. Tertawa karena kebodohannya sendiri.

"Uh, Tuan, di luar sedang hujan, ya?" Annalise memanjat ke ranjangnya untuk menyibak gorden coklatnya. Taeil menatap ke arah jendela dengan ragu.

"Kurasa sudah sejak tadi, Al, tapi, tampaknya sekarang lebih deras," sahut Taeil.

"Hey, lihat, ada payung di bawah sana! Cepat buka pintunya, siapa tahu Jaehyun datang!" Annalise menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kenapa kata-kata itu keluar dari mulutnya tiba-tiba?

"Oh, sudah saatnya bagiku untuk pergi? Baiklah, Al! Di sana gerbangnya!" Taeil menunjuk ke satu arah di mana sebuah gerbang terbuka lebar dengan cahaya terang.

 

~

Haloo!! Maaf saya terlambat lagi :( Akhir-akhir ini tiap Sabtu gt ada acara soalnya. Btw, makasih banyak untuk teman-teman yang sudah baca! :D Saya masih berharap bakal ada yang komen buat ngasih kritikan membangun dan juga saran. Juga saya harap sebuah komentar bisa jadi awal pertemanan kita!! :D
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oolves
#1
Chapter 3: semangat ajunice ya kak lulus lolos bareng♡♡
oolves
#2
FIGHTING KAK MIRA