Epilogue

Annalise and the Forgotten

Adegan-adegan yang pernah terjadi di masa lalu terputar bagai film di kepala Annalise. Hal-hal yang telah ia lupakan muncul kembali bersamaan dengan ingatan lainnya. Ia merasa begitu pusing seolah dunianya berputar hebat. Ia tak tahu dimana dirinya sekarang. Tak bisa bergerak, tak bisa berbuat apa-apa.

Annalise dapat melihat dirinya yang lain, dirinya yang sedang berinteraksi dengan Kun dan Jaehyun. Ia dapat melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Secara instan, keberadaan Kun menjadi sangat jelas baginya. Dan Jaehyun hanyalah sesosok lelaki yang tak berarti. Selain tampan, apa kontribusi Jaehyun dalam hidupnya?

"K-Kun..." lirihnya. Kini penyesalan seolah mengungkungnya. Mengapa baru sekarang ia tahu bahwa ketulusan itu ada pada Kun? Dapatkah dirinya bertemu dengan Kun lagi?

Annalise membuka mata, merasakan tubuhnya lagi. Mengasumsikan dirinya berada di sebuah bilik putih dengan dikelilingi suara teratur yang aneh.

"Dokter, pasien sudah sadar!"

Lalu ia mendapatkan kesadarannya kembali. Ini dunia nyata. Annalise yakin benar kali ini ia sedang tak bermimpi.

"Dimana aku? Apa yang terjadi?"

Dokter mendekat dan duduk di samping pasiennya. Dokter menjelaskan tentang apa yang terjadi. Menceritakan bahwa gadis itu mengalami kecelakaan dengan kedua temannya saat mereka sedang berada dalam bus. Banyak pula korban yang juga tak sadarkan diri setelah kecelakaan itu, bahkan ada pula yang tak selamat. Setelah bercerita panjang lebar soal dimana Annalise sekarang dan apa yang terjadi, dokter bersiap untuk pergi. Namun gadis itu menahannya dan bertanya tentang Kun.

"Mungkin lelaki di kamar sebelah itu, ya? Dia belum sadar. Suster, tolong antarkan anak ini, ya!" ujar dokter. Suster pergi sejenak untuk mengambil kursi roda dan mengantar Annalise menuju kamar Kun. Melihat kondisi Kun, Annalise tanpa sadar meneteskan air mata, kemudian mendekat dan menggenggam tangan Kun.

"Sadarlah, Kun! Aku minta maaf, aku sudah salah menilaimu. Tolong bangun, ayo kita jalani hari bersama lagi," lirih Annalise. Dengan perlahan, jari-jari Kun bergerak pelan. Matanya mulai terbuka dan suster segera memanggil dokter dan membawa Annalise keluar. Annalise memohon agar dirinya diperbolehkan untuk tetap di ruangan Kun, tetapi suster melarang karena lelaki itu harus mendapat perawatan oleh dokter atas luka-lukanya saat ia tersadar. Suster takut kehadiran Annalise akan mengganggu dokter. Maka dari itu Annalise harus keluar.

"Aku ragu, tapi, dimana Jaehyun?" tanya Annalise. Suster tak berkata apa-apa dan mendorong kursi roda Annalise menuju taman belakang rumah sakit. Kemudian berhenti dan berkata, "Lelaki itu baru saja pergi, Nona."

Pandangan Annalise menajam, melihat kumpulan benda-benda aneh yang terhampar di bagian taman terjauh dari tempatnya berada sekarang. Suster berpamitan dan Annalise langsung menangis di sana. Nisan? Benda-benda aneh yang ia lihat adalah nisan, bukan? Apakah itu artinya Jaehyun...

Annalise terisak. Meski Jaehyun yang ia ingat sekarang bukanlah Jaehyun yang sebaik dulu lagi, tetap saja hatinya terluka. Sungguhkah Jaehyun pergi mendahului dirinya dan Kun?

"Apa yang kau tangisi, Anna?"

Suara itu?!

"J-jaehyun?" Annalise terkejut. Buru-buru menghapus air matanya dan mundur menjauhi Jaehyun.

"A-aku bermimpi kau meninggalkan aku..." ujar Annalise. Jaehyun tersenyum, lalu menarik tangan Annalise dan memeluknya dalam kondisi berdiri. Ternyata pergi yang dimaksud suster bukanlah pergi untuk selamanya. Lelaki itu mengatakan ia hanya pergi ke taman karena dirinya sudah sadar sejak kemarin. Annalise sesaat lupa tentang hal apapun karena rasa leganya saat tahu Jaehyun masih di sana. Perlahan, ia pun membalas pelukan Jaehyun.

Tapi, tahukah Annalise bahwa sedari tadi Kun berada di belakangnya? Tahukah ia bahwa Jaehyun sengaja memeluknya karena Jaehyun tahu Kun ada di sana?

"Ayo kita pergi, Anna! Ikutlah denganku!" seru Jaehyun, melempar seringai pada Kun sebagai tanda kemenangan.

End

 

***

Sore itu Annalise bersiap-siap untuk meninggalkan rumah sakit. Gadis itu pergi ke taman belakang rumah sakit sejenak untuk mencari udara segar. Di seberang bangku tempatnya duduk, ada seorang lelaki yang duduk menyendiri. Lelaki itu membawa piring kertas dengan sepotong kue dan sebuah lilin di atasnya. Kemudian menyanyikan lagu ulang tahun untuk dirinya sendiri. Saat lelaki itu hendak menyuap sepotong kue, tatap matanya bertemu dengan milik Annalise. Lelaki itu berhenti, lalu tersenyum manis.

"Namamu Annalise?"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oolves
#1
Chapter 3: semangat ajunice ya kak lulus lolos bareng♡♡
oolves
#2
FIGHTING KAK MIRA