Gate 0 - The Controller

Annalise and the Forgotten

"Annalise~" lelaki dengan jas hitam itu bersenandung asal. Membuat sang pemilik nama menoleh dan mendapati ada orang lain selain dirinya di sana. Siapa lelaki itu? Di manakah dirinya saat ini? Dan satu pertanyaan ia lontarkan, "Siapa kau?"

"Qian Kun." Dengan gerakan memutar dan tongkat sihir di genggaman. Annalise hampir menyembur apabila saat itu ia sedang mengunyah atau minum air, untungnya tidak. 'Konyol' batinnya. Dan lelaki itu tampaknya tak suka.

"Aku tidak konyol! Hati-hati dengan pikiranmu, Nona! Aku seorang controller di sini," ujar Kun angkuh. Rambut gelombang Annalise bergoyang tertiup angin yang Kun ciptakan, membuat Kun menyesal telah meniupkan angin. Well, Kun tak bisa berbohong bahwa ia jatuh hati dengan gadis berparas cantik di hadapannya ini. Bahkan sudah sejak lama seperti itu.

Annalise hendak membuka mulut saat Kun memotongnya dan mengungkapkan segala yang Annalise ingin katakan. Tak heran, ia pemegang kendali di sini. Benar bukan?

"Sst! Aku tahu, aku tahu. Nona manis, Annalise, kau kehilangan ingatanmu, hm? Aku bisa membantu. Aku bisa lakukan apapun untukmu, Nona. Sayang sekali kau bahkan tak ingat aku, bahkan setelah kusebutkan namaku. Sesulit itukah namaku sampai kau tak sedikitpun mengingatnya?" Annalise tertegun. Qian Kun? Ia mengenalnya? Tapi mengapa tak ada bekas apapun tentang Qian Kun dalam memorinya?

"Aku hanya--"

"Aku hanya ingat nama Jaehyun yang mulia, yang tampan, yang selalu melekat di ingatanku bahkan saat aku kehilangan segalanya seperti saat ini. Oh Jaehyunku~! Pangeranku yang rupawan~!" Kun mencibir, menirukan suara Annalise dengan cara yang aneh. Membuat aksen-aksen menggelikan yang menyertai pujian untuk si 'Jaehyun' ini.

"Aku tak mengerti mengapa kau hanya ingat Jaehyun dan Jaehyun lalu Jaehyun lagi dan akhirnya baru kau ingat namamu sendiri. Racun apa yang telah ia masukkan dalam tubuhmu hingga kau begini, hm?" Annalise menjadi geram. Ia meraih kerah Kun yang membuatnya harus berjinjit dan mengulurkan tangannya, lalu menyetaknya dengan segenap tenaganya. "Berhenti berbicara kosong dan katakan padaku bagaimana aku bisa dapatkan ingatanku kembali!" Hardik Annalise. Kun mendorong Annalise hingga jatuh ke tanah. Lalu mengangkat dagu Annalise dengan jarinya, "Apa sekarang? Kau menantangku, Nona Anna?!" Iris matanya menghitam menyertai rapalan mantranya. Sebuah gerbang kayu lapuk terbuka dan menyeret raga Annalise untuk masuk ke dalamnya.

"Pergi! Buka gerbangmu sendiri dan jangan memintaku untuk membantumu lagi!"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oolves
#1
Chapter 3: semangat ajunice ya kak lulus lolos bareng♡♡
oolves
#2
FIGHTING KAK MIRA