Memories 2 - Betrayed

Annalise and the Forgotten

Midnight, 00:01

 

"Sudah tidur, Ann?"

Annalise mengucek matanya, menguap keras, menunjukkan kepada lawan bicaranya di telepon bahwa ia sudah mengantuk.

"Kenapa, Kun?"

"Hmm. Jika itu bukan kau, aku tak akan terima diperlakukan begini."

"Apa maksudmu?"

"Bukankah agak tidak sopan memanggil seseorang yang lebih tua darimu dengan namanya langsung, tanpa embel-embel?"

"Aku juga tak memanggil Jaehyun dengan sebutan oppa."

Terdengar erangan kesal dari seseorang di ujung lain telepon. Yah, Annalise tak pernah salah. Meski ia bersalah, Jaehyun dan Kun akan mengalah dengan senang hati.

"Kudengar ada film bagus di bioskop tepi jalan esok hari. Maksudku, itu murah, tapi kita suka suasananya, kan?"

"Bioskop yang kita kunjungi tempo hari saat Jaehyun berulang tahun?"

Jaehyun lagi.

"Ya."

"Oke! Jam berapa?"

"Setengah tiga sore. Kuharap kau tandai–"

"Telepon aku lagi besok. Kau tahu benar aku seorang pelupa, ya, kan?"

Sambungan telepon diputuskan sepihak.

Kun harap Annalise sungguh mengingatnya. Yah, ia hanya perlu meneleponnya ulang esok hari. Bukan hal sulit.

***

11:50 AM

 

"Annalise~"

Mendengar suara yang familiar, gadis itu segera mengucir rambutnya dan bergegas turun untuk membukakan pintu.

"Jaehyun!"

Yang dipanggil tersenyum, mengacak rambut coklat karamel milik gadis di hadapannya. Mengusap pipi Annalise dan tersenyum manis. Ayolah, siapa yang tak jatuh hati saat diperlakukan seperti itu? Bahkan Annalise harus mengulum senyum, menjaga suara degup jantungnya, serta mempertahankan warna asli pipinya sebelum merona merah.

"Ingin pergi menonton denganku?" Tawar Jaehyun.

"Tentu!" Annalise menggangguk senang.

Annalise mempersilahkan Jaehyun masuk dan duduk di sofa sambil menunggunya bersiap-siap. Yah, Jaehyun memang sering sekali datang tiba-tiba tanpa memberi tahu Annalise terlebih dahulu. Maka dari itu, ia telah terbiasa menunggu Annalise bersiap-siap untuk ajakan 'kencan' mendadak darinya.

"Kemana?" Tanya Annalise saat ia selesai.

"Bioskop favoritmu!"

"Yang bertema lawas dengan kursi-kursi plastik itu?" Jaehyun mengangguk. Annalise meraih tasnya dan bergegas pergi dengan Jaehyun.

***

At Cinema, 12.30 PM

 

"Jaehyun, bisa kau bawakan tasku sebentar? Aku ingin ke toilet!"

"Tentu!"

Annalise pergi ke toilet tanpa menaruh curiga sedikit pun pada Jaehyun. Tapi memangnya apa yang harus dicurigai dari Jaehyun? Toh, lelaki itu tidak–

–mengambil ponsel Annalise yang bergetar....?

Nama Kun terpampang jelas di layar ponsel Annalise. Jaehyun membiarkan panggilan itu sampai selesai. Kemudian satu pesan singkat masuk, dari Kun tentunya.

Kau tidak lupa, kan, kalau kita ada janji menonton sore ini?

Jaehyun menghapus jejak telepon Kun beserta pesan singkatnya. Lalu menonaktifkan ponsel Annalise. Untunglah gadis itu tak kembali lebih cepat, sehingga aksi Jaehyun tak sampai diketahui olehnya.

"Hey, maaf ya, apakah aku terlalu lama?" Tanya Annalise sambil meraih kembali tasnya.

"Tidak juga. Ayo! Filmnya akan dimulai!"

Eh? Sejak kapan Jaehyun memilih film? Jangan-jangan lelaki itu sudah membeli tiket sebelum datang ke rumah Annalise? Film apa kiranya yang ia pilih untuk ditonton bersama?

"Jaehyun aku tak yakin kita sudah membeli tiket dan memilih film...."

"Sudah ada di tanganku, ayo masuk!"

Oh, Annalise harap film yang Jaehyun pilih bukanlah horror/thriller yang sangat ia benci. Yang notabene adalah genre film favorit Jaehyun.

"Genre filmnya horror-thriller."

Annalise bergidik.

"Tak apa, kau punya aku. Peluk saja jika kau takut, atau kau ingin kugenggam tanganmu selama pemutaran film?"

Annalise mencubit lengan Jaehyun sebagai tanggapan.

***

02.55 PM

 

Jaehyun sedang menggendong Annalise –yang tertidur– di punggungnya ketika ia melihat samar-samar sosok Kun. Kun tampak terkejut, ia lantas bersembunyi di balik tembok rumah Annalise agar bisa mengintai Annalise dan Jaehyun dengan aman. Sayangnya, Kun tak tahu bahwa Jaehyun sudah menyadari keberadaannya.

"Annalise kita sudah sampai!" Jaehyun mengguncang tubuh Annalise perlahan dan menurunkannya saat gadis itu terbangun.

"Annalise," Jaehyun membalik tubuh Annalise, membuat gadis itu membelakangi tembok di mana Kun berada.

"Ya?"

Jaehyun membelai rambut Annalise, mengusap pipi kanannya dan tersenyum. "Ada yang ingin kukatakan," katanya. Sebelum Annalise sempat bertanya, Jaehyun telah mendaratkan bibirnya pada milik Annalise. Membungkam setiap tanya, menghentikan waktu sesaat untuk menikmati indahnya cinta milik berdua.

Diwaktu itu pula ada hati yang tak suka. Dada seolah sesak tanpa alasan yang jelas. Di sanalah Kun, tersiksa, terombang-ambing jiwanya oleh gertakan iblis yang menyamar menjadi manusia. Jaehyun tahu Kun di sana, namun tidak dengan Annalise. Serangan Jaehyun jelas berhasil menghabisi Kun. Seorang lelaki seharusnya tak menangis, tapi, Kun berjalan pergi, menyisakan jejak bulir air mata di setiap langkahnya.

Apakah alasan 'dikhianati' masih belum cukup untuk membuat air mata Kun menjadi hal yang wajar?

 

~

Haloo!! Ah maaf ya saya terlambat update... T.T harusnya up setiap sabtu tapi sabtu lalu saya sibuk teman-teman :( abis try out bersama crush saya huah sangat menyenangkan! terima kasih untuk yang diam-diam membaca!! jangan diam-diam lagi ya? saya perlu kritik dan saran membangun dari kalian :) sempatkan tinggalkan jejak untuk fiksi ini! :D
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oolves
#1
Chapter 3: semangat ajunice ya kak lulus lolos bareng♡♡
oolves
#2
FIGHTING KAK MIRA