Gate 9 - Happy Birthday

Annalise and the Forgotten

Aku menemukan diriku sedang berada di halaman rumahku. Kenapa akhir-akhir ini gerbang selalu terbuka di sekitar rumahku? Apakah aku sering berada di rumah sesaat sebelum kehilangan ingatanku?

"Boleh kupanggil kau Anne?" sesosok lelaki berjalan menghampiriku. Kedua tangannya ada di belakang tubuhnya. Siapa lelaki bermata bening yang manis ini?

"Namaku Mark, bila kau bertanya. Dan kurasa kita seumuran," ujarnya lagi. Kemudian dia mengulurkan kedua tangannya yang kini memegang kue cokelat dengan lilin-lilin kecil di atasnya.

"Selamat ulang tahun! Yah, setidaknya setelah ini kau akan ingat kejadian-kejadian soal ulang tahunmu," serunya. Aku tersenyum dan berterima kasih. Lalu membantunya meletakkan kue itu di meja.

"Bisakah kuminta kau untuk berhenti tersenyum?"

Aku menaikkan sebelah alis tanda tak mengerti.

"Kau yang berhenti atau jantungku yang berhenti?" lanjutnya. Aku memukulnya pelan dan ia hanya tertawa. Mark kemudian memintaku untuk meniup lilin dan berdoa. Aku tetap melakukannya meskipun aku tak yakin apa hari ini sungguh hari ulang tahunku. Ia bertepuk tangan singkat sebelum mencolek pipiku dengan krim kue.

"Mark!" aku berseru dan bersiap untuk membalas. Namun ia bergerak lebih cepat sehingga hanya akulah yang kotor karena krim. Ini sungguh tidak adil!

"Kini aku tahu mengapa hyung sangat memujamu. Kau sangat menggemaskan, Anne. Bahkan aku pun merasa bahwa kau adalah sosok yang sangat ingin kumiliki," ujar Mark. Aku mulai merasa tak nyaman. Aku menatap matanya dan meremas kedua pergelangan tangannya.

"Kau punya akal, kan, Mark?"

Ia tampak kebingungan.

"Kau jelas bukan 'makhluk khayalan Kun'. Apa penjelasanmu soal ini semua?"

"Ah... Aku terlalu jelas menampakkan bahwa aku berakal, ya? Memangnya penjelasan apa yang ingin kau dengar? Soal asal usulku dan yang lainnya?"

Aku mengangguk sebagai balasan.

"Jeno berbohong. Dan penjaga gerbang lainnya pun. Tak ada yang namanya 'makhluk khayalan'. Singkatnya, hyung mengumpulkan jiwa kami yang sedang koma. Dia memilih jiwa manusia yang kesepian dan terlupakan. Saat tugasku selesai, aku akan menghilang dari dunia ini dan tersadar di dunia nyata," jelasnya. Jadi, sesungguhnya mereka ini nyata?

"Ayo potong kuenya, Anne!" Mark mengalihkan pembicaraan. Aku menurut saja dan menikmati kuenya berdua dengan Mark. Kami asyik bercanda sambil menghabiskan kue cokelatnya. Kemudian Mark meraih sebelah tanganku dan mengatakan sesuatu.

"Jangan khawatir, Annalise. Aku ada di sini untukmu."

Aku menatapnya bingung. Apa maksudnya?

"Wow, kau tak ingat? Apakah ada susunan kata yang salah?" tanyanya. Tapi aku masih diam. Bingung.

"Aneh sekali. Kenapa sulit bagimu mengingat Kun-hyung sementara kau dapat mengingat semua hal baik tentang Jaehyun-hyung? Bahkan kudengar kau tak ingat hal-hal buruk yang pernah Jaehyun-hyung lakukan padamu. Aku tak mengerti, Anne."

"Aku juga, Mark."

Hening. Kemudian Mark mengenakan sebuah topi ulang tahun dan meniup terompet.

"Saat kau dan aku tersadar, apakah kita akan mengingat satu sama lain?" tanyanya.

"Memangnya kenapa?"

"Aku tak lagi merasa kesepian saat denganmu. Lagipula, kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunku. Meski sebentar lagi aku akan tersadar, tak akan ada yang mau merayakannya denganku, kan?"

"Aku tak mengerti. Maksudmu kau tak punya siapapun di dunia nyata sehingga jiwamu kesepian dan dianggap sebagai jiwa yang terlupakan?"

Mark mengangguk.

"Kun-hyung adalah teman dekatmu." ujarnya. Tiba-tiba saja aku ingat sesuatu. Kun hampir selalu ada di antara aku dan Jaehyun. Bagaimana bisa aku tak mengingatnya sedikitpun?

"Kun pernah di sini untuk merayakan ulang tahunku, bukan? Aku ingat, Mark. Sungguh! Tapi aku tak yakin, mengapa ia mengatakan hal itu?"

Mark tersenyum. Menunjukkan arah gerbangnya kepadaku. Namun sebelum menghilang, lelaki itu mengatakan sesuatu.

"Maukah kau menemaniku merayakan ulang tahunku di dunia nyata?"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oolves
#1
Chapter 3: semangat ajunice ya kak lulus lolos bareng♡♡
oolves
#2
FIGHTING KAK MIRA