Sea of Monsters

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“Even in that risky moment when the storms come, don’t turn the boat around, don’t stop the voyage.”

Black Pearl by EXO

Gadis itu menutup pintu kamar dan menguncinya, dan menariknya lagi untuk memastikan bahwa pintu itu benar-benar sudah terkunci. Selesai dengan itu, dia duduk di atas ranjang, menghadap ke dinding kosong. Dia mengeluarkan botol dari saku gaunnya, lalu menyemprotkan isinya ke dinding.

“Perlihatkan aku para pengikutku.” Dia berkata pada dinding.

Pada dinding itu muncul sebuah lubang. Dia bisa melihat wajah salah satu pengikutnya disana, sedang tertidur. Dia menyeringai. Tidak salah dia membeli sebotol bubuk itu di kota.

Kekuatannya adalah ilusi, dan tidak terbatas ruang dan waktu. Jadi dia mengirimkan ilusi pada orang itu berupa air yang memercik wajahnya. Hanya ilusi, tidak benar-benar terjadi. Tapi cukup untuk membuat pengikutnya bangun.

Pengikutnya itu seorang pria diawal umur dua puluh tahun. Dan dia sangat tampan. Sang gadis bisa saja jatuh cinta padanya kalau dia tidak punya urusan lain yang lebih penting.

“Hei, lihat ke sini.” Sang gadis berseru pada dinding saat melihat pria itu celingukan sendiri.

Pria itu menoleh dan matanya membulat, dengan cepat dia berlutut. “Yang Mulia.” katanya.

“Bangkitlah,” kata sang gadis. “Bagaimana? Ada kemajuan?”

Dia bangkit dan kembali duduk di tempat tidurnya. “Mereka semakin dekat. Aku dapat merasakannya.”

“Bagaimana dengan kuncinya?”

“Segalanya aman terkendali, Yang Mulia.”

Gadis itu tersenyum seram. “Bagus sekali. Aku sangat senang bekerja denganmu. Dengan ini, rencana besarku akan berjalan dengan lancar.”

Dan dia mengeluarkan tawa memilukan.

--

Krystal membuka dua kelopak mata secara tiba-tiba. Keringat dingin mengucur dari tubuhnya. Mimpi buruk. Jika dia mengalami mimpi buruk, biasanya dia tidak berani lagi untuk mengingat-ingatnya. Tapi kali ini tidak. Dia sangat penasaran.

Karena satu benda yang menjadi tujuan mereka melakukan perjalanan ini disebutkan didalamnya.

Krystal tidak dapat mengetahui siapa gadis di mimpinya itu. Wajahnya tidak jelas. Tapi, dia merasa mengenali suaranya. Krystal sepertinya pernah mendengar suara itu di suatu tempat, tapi dia tidak ingat dimana. Tidak ingat juga siapa pemilik suara itu.

Gara-gara terus memikirkan arti dari mimpi itu, Krystal tidak bisa tidur lagi. Rasa kantuknya hilang seketika. Krystal memilih untuk keluar dari tenda. Karena posisinya persis disamping pintu, mudah baginya untuk keluar.

Matahari sudah muncul sedikit. Tanpa disangkanya dia melihat Shane di bibir laut, sedang berdiri membelakanginya. Krystal merapatkan sweater rajutan tangan Jessica yang dia bawa dari kampung halaman lalu melangkah menghampiri Shane. Diselipkannya tangannya di lengan kiri Shane lalu menyandarkan sebelah kepalanya disana.

Dirasakannya bibir Shane menyapu keningnya. Lama. Krystal memejamkan mata, merasakan kelembutan bibir Shane. Rasanya hangat dan nyaman.

“I love you.”

Dengan suara yang sama lembutnya Shane membisikkan tiga kata itu padanya. Lagi. Krystal ingin menjawab, tapi dia tidak bisa. Kata-katanya tertahan di tenggorokan saat dia ingin mengeluarkannya.

Mengapa susah sekali hanya untuk balas mengatakannya saja?

--

Mereka sedang menunggu waktu keberangkatan mereka pagi ini. Julian sedang menyiapkan perahu dan tidak ingin dibantu, sehingga yang lainnya sibuk sendiri. Shirley dan Jonathan bermesraan di pinggir laut dengan bermain basah-basahan; Jasper menghilang ke dalam hutan semenit yang lalu; Suzy, Tyler dan Jesse terlihat sedang mengobrol dibawah pohon; Krystal dan Nalia juga begitu, tapi mereka melakukannya di tempat yang sedikit jauh dari sana.

Sementara itu, Shane dan Miles hanya memerhatikan mereka semua dari atas sebuah batu karang besar.

“Jadi,” kata Miles tiba-tiba. “Bagaimana perjuanganmu mendapatkan gadis dingin itu?”

“Berhasil, sepertinya.”

Miles mengerutkan kening. “Sepertinya?”

“Eh—maksudku, iya.”

“Kau aneh,” Miles menggelengkan kepala heran.

Miles tidak bisa mengucapkan selamat kepada mereka berdua ketika di sisi lain temannya bersedih. Walaupun sekarang Shane menjadi temannya, dia sudah lebih dulu berteman dengan Julian. Bahkan sebelum dia bekerja menjadi pengajar kerajaan. Dan umur pertemanan mereka yang cukup lama itu membuatnya sudah mengerti Julian luar dalam.

Dengan satu kali melihat saja Miles sudah bisa tahu Julian jatuh hati pada Krystal. Dan Julian sakit hati begitu mendengar soal Shane dan Krystal kemarin. Seharian dia murung. Dan hari ini dia menolak dibantu semua orang. Pasti karena dia menghindari Shane dan Krystal.

Miles mengalihkan pandangan, menatap Jonathan yang sekarang menulis nama Shirley dengan sebatang kayu di pasir lalu menambahkan gambar hati disampingnya.

“Err—kau tidak ajak Krystal untuk seperti mereka?”

Bodoh, umpat Miles dalam hati. Bagaimana mungkin dia menyarankan Shane untuk melakukan itu ketika hal itu akan tambah menyakiti Julian?

“Untuk apa, Miles?” Shane tertawa pelan.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!