The First and The Last

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“And if our love was a story book, we would meet on the very first page. The last chapter would be about how I'm thankful for the life we've made.”

Breathless by Shayne Ward

Kastil dihias sedemikian rupa untuk acara besar ini. Dari pintu depan, lorongnya dihiasi pohon-pohon buatan yang berjejer rapi dengan hiasan lampu menyala putih. Disana ada meja-meja taplak putih penerima tamu dimana para tamu harus menunjukkan undangan mereka agar bisa masuk. Mawar-mawar merah dihamparkan diatasnya, dengan lilin-lilin yang menyebarkan wangi cedarwood.

Berikutnya, begitu memasuki Aula Pesta, para undangan seakan-akan dibawa masuk ke dalam hutan dengan ranting-ranting menggantung di dinding juga lampu hias keemasan. Ada bunga dimana-mana. Strelitzia, mawar, tulip, aster, lavender. Warna-warni, ada di hampir setiap sudut aula. Di hiasan ranting, di meja makan area pribadi yang dijaga pengawal, di selusur tangga dimana raja dan ratu akan turun, tak kurang di kue pernikahan.

“Kalian bisa memakan bunga-bunganya,” kata Damon, lengannya melingkari pinggang Shirley. “Mereka terbuat dari gula.”

“Siapa sangka seorang ksatria pandai membuat kue seindah ini. Cicip sedikit boleh, kan?” Chace menjulurkan tangan untuk mencolek kue, tapi langsung ditampar keras-keras oleh Damon.

Di sudut lain aula, Shane berdiri dengan gelisah. Berkali-kali dia mengecek arloji di pergelangan tangannya, lalu menoleh kesana kemari. Kedua hal itu dilakukan berkali-kali.

“Mencari Krystal?” Nalia dalam gaun pink pucat tiba-tiba muncul sambil menggamit lengan Landon.

“Oh, hai, Nalia, Landon,” sapa Shane. “Ya. Aku tidak bisa menemukannya dimanapun. Kau tahu dia kemana?”

“Kurasa dia kembali membantu merias ratu,” Nalia menebak. “Memangnya dia tidak bilang apa-apa padamu?”

Shane menggeleng. “Terakhir bertemu saat upacara. Aku tidak sempat bertemu dengannya lagi.”

“Jangan tegang, Shane, nanti kau harus membawakan pidato,” Landon mengingatkan. “Krystal pasti akan datang sebentar lagi.”

Nyatanya, Krystal tetap belum muncul sampai pesta dimulai.

“Your Majesty, Your Highnesses, my lords, maidens, guests of honour, and people of our land,” Jesse yang sedang bertugas berbicara dengan lantang. “Please welcome, His Majesty King Julian and Her Majesty Queen Seychellia.”

Alunan musik klasik terdengar. Raja dan Ratu sudah berdiri di balkon atas. Mereka berganti pakaian. Julian kini mengenakan tuksedo hitam dan Seychelle mengenakan gaun putih yang lebih sederhana. Tataan rambutnya masih sama seperti tadi, bedanya sekarang ada sebuah tiara disana. Julian juga mengenakan mahkotanya.

“Astaga, Ratu cantik sekali!” pekik Nalia tertahan. “Kita harus mendekat!”

Shane ditinggalkan sendirian. Sementara itu, Julian dan Seychelle mulai menuruni tangga. Orang-orang melingkari lantai dansa, sementara beberapa yang berdiri dekat tangga membuka jalan bagi Julian dan Seychelle. Musik tadi berhenti, digantikan oleh waltz. Shane menyukai musik ini. Dulu saat kecil, dia senang berdansa bersama Hailee mengikutinya.

Dan kini dia ingin sekali berdansa bersama seseorang yang bahkan tidak kelihatan batang hidungnya.

Julian dan Seychelle sudah mencapai lantai dansa dan mulai berdansa. Seluruh pasang mata memandang, kecuali Shane. Hal ini malah membuatnya makin gelisah.

“Hei.” Sapa seseorang, membuat Shane menoleh, mengharapkan itu Krystal. Namun bukan, hanya seseorang yang mirip Krystal.

“Halo, Jessica.” Shane balas menyapa kakak Krystal itu, dan tersenyum pada Aiden disampingnya.

“Mencari adikku?”

Shane mengangguk. Jessica tersenyum kecil, lalu menunjuk ke suatu arah. Shane mengikuti kemana dia menunjuk.

Melihat melewati kerumunan massa, Shane akhirnya menemukan Krystal. Berdiri jauh di seberang Shane, dalam balutan gaun hijau dan mahkota dari daun, terlihat seperti seorang peri hutan cantik. Dia memakai liontin milik ibunya dan liontin pemberian Shane bersamaan.

Pemandangan itu membuat Shane tidak sanggup bicara. Tanpa berterima kasih pada Jessica, dia menerobos kerumunan orang tanpa peduli apa yang akan mereka pikirkan. Saat sudah sampai, dia meraih tangan Krystal.

Krystal berjengit, tapi langsung rileks begitu sadar itu Shane. Dengan senang hati dia menggenggamnya.

“Maaf, ya, tadi ada sedikit masalah dengan riasanku. Terlalu tipis.” Krystal menjelaskan.

“Tidak dirias saja sudah cantik, kok.” Shane mengecup punggung tangan Krystal.

Krystal membelalak. “Tapi, tidak enak dengan Julian dan Seychelle. Nanti aku terkesan tidak niat menghadiri acara mereka.”

“Itu kan hanya pendapatku.”

Selanjutnya Krystal hanya memandangi Julian dan Seychelle berdansa. Sementara Shane tidak dapat mengalihkan pandangan darinya. Shane merasa harus minta maaf pada Seychelle karena berpikir Krystal lebih cantik daripada mempelai wanitanya.

Setelah cukup lama yang terasa seperti sebentar karena semua orang seakan tersihir, Julian dan Seychelle menyelesaikan dansa pertama. Dengan musik beralunan lebih cepat, pasangan-pasangan lain mulai mengisi lantai dansa.

“Hei, kamu,” Shane berdiri di depan Krystal, menawarkan tangan. “Can I have this dance?”

Krystal tersenyum bersalah. “Kamu tahu aku tidak bisa berdansa.”

“Aku akan mengajarimu.”

“Seriously, Shane? Kamu baru akan mengajariku ketika acaranya sudah mulai? Apa yang orang-orang akan katakan?”

“Aku tidak peduli bagus atau tidaknya,” kata Shane. “Tujuanku berdansa bukan untuk mendapatkan pujian, tapi untuk berbahagia karena melakukannya bersamamu.”

Pipi Krystal merona. “Shane, jangan semanis itu. Aku malu didengar orang lain.”

“Mengapa harus malu? Justru aku ingin orang-orang tahu bahwa aku sangat beruntung bisa bersamamu.”

“Oh, Tuhan, kau sudah melewati batas.” kata Krystal, segera menerima tangan Shane.

Shane tersenyum penuh kemenangan seperti anak kecil, sementara Krystal hanya bisa menghela napas.

“Apa yang harus kulakukan sekarang?”

“Berdiri di atas kedua kakiku—um, tapi jangan seluruhnya.” Kata Shane ngeri melihat sepatu hak tinggi Krystal.

Krystal yang iseng pun tidak mendengarkan kata-kata Shane. Dia sengaja menginjak sepatu pantofel Shane dengan haknya. Shane langsung merintih pelan.

“Jangan buat aku berteriak di tempat umum!” Shane mendesis.

Krystal tertawa. Kali ini dia menurut. Dia menempatkan ujung-ujung sepatunya di atas kedua kaki Shane. Shane kemudian menyatukan jari-jarinya dengan milik Krystal, menaruh tangan lain Krystal di pundaknya, dan terakhir dia menaruh tangannya sendiri di pinggang Krystal.

“Apa yang harus kulakukan sekarang?”

“Ssshh, biar aku yang memimpin,” bisik Shane. “Bergerak perlahan, seperti ini—“

Shane memimpin dengan perlahan. Beruntung mereka hanya berdiri di pinggir lantai dansa, karena gerakan mereka terbilang terlalu lambat dibandingkan dengan yang lain. Namun, Shane tetap senang. Walaupun terkadang gadis itu ceroboh dan tanpa sengaja menginjak kaki Shane berulang kali.

“Ikut aku.” Shane berbisik dan menarik tangan Krystal keluar aula, setelah mengambil dua gelas sampanye dari nampan seorang pramusaji.

Menit kemudian, mereka sudah melangkah berdampingan di koridor kastil yang lengang.

“Kita mau kemana, Shane?” tanya Krystal. Tangan kanannya menggamit lengan Shane, sementara tangan kirinya memegang gelas sampanye.

Shane meraba sebuah barang yang tersembunyi di saku celananya, lalu menoleh pada Krystal. “Bukankah keramaian membuatmu tertekan?”

“Tapi, orang-orang—“

“Didalam terlalu meriah. Mereka tidak akan sadar kita pergi.”

Mereka melewati pintu ganda dan masuk ke balkon kecil. Balkon itu menghadap ke sisi utara kastil. Bulan purnama bersinar dengan terang di langit kelam, dengan kerlip bintang di sekitarnya.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!