Bloodbath

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“This is the start of how it all ends, i’m speeding up and this is the red, orange, yellow flicker beat sparking up my heart.”

Yellow Flicker Beat by Lorde

Operasi militer langsung dijalankan malam itu juga. Seluruh warga sipil—anak-anak, wanita, orang lanjut usia—dilindungi didalam kastil. Hampir semua pria dan beberapa wanita mengajukan diri dengan sukarela untuk ikut bertempur. Mereka dan para prajurit dibagi dalam beberapa pasukan dan memiliki tugas masing-masing. Ada yang menjaga tembok kota, benteng istana, pintu depan istana.

“Yang Terpilih dan para tutornya akan menjaga pintu depan istana,” kata Julian, duduk di kursinya di ruang parlemen. Julian memiliki posisi penting di parlemen sebagai ahli siasat. “Dan yang aku maksud tutor adalah seluruh tutor, bukan yang hanya pergi kemarin. Chace, Jared, Jesse, Candice, Lay, Cyril, Miles, dan tambahan Beatrice untuk penyihir. Landon, Dylan, dan Tamara masing-masing akan menggantikan Jonathan, Shane dan Suzy.”

“Bagaimana dengan persiapan di empat kota lainnya, Jenderal Xander?” tanya Julian pada seorang pemuda. Umurnya masih dua puluh tahun, menjadikannya Jenderal termuda sepanjang sejarah.

“Seluruh warga sipil dilindungi di aula akademi masing-masing, sementara anggota Dewan, relawan dan beberapa murid akademi tingkat akhir menjaga perbatasan,” jelas Xander. “Tapi, kami lebih memfokuskan operasi di sini, karena menurut Miss Seychelle pasukan mereka tidak sebanyak kita,“ Xander mengangguk pada Seychelle. “Tapi, mereka punya pasukan monster. Jadi kami sudah memasang berbagai jebakan di luar tembok Lansmyre, didominasi oleh ranjau yang akan meledak. Prajurit yang berjaga disana bersembunyi di balik tembok, agar mereka tidak sadar kita sedang bersiap-siap.”

Julian mengangguk. “Terima kasih. Ada yang punya ide lagi?”

Sebuah tangan terangkat ke udara.

“Ya, Seychelle?”

“Lebih baik banyak pemanah ditempatkan di beberapa bagian kota, karena Kris bisa terbang,” kata Seychelle. “Dan, aku mohon izin Pangeran untuk keluar perbatasan. Aku akan menemui kakakku dan menipunya bahwa aku masih bagian dari dirinya. Kris itu persis Ayah, taktiknya pasti sama. Dia pasti akan meninggalkan beberapa orang sebagai cadangan di belakang, dan aku akan menghabisi orang-orang itu setelah dia pergi.”

“Tidak,” Julian memutuskan dengan cepat tanpa dipertimbangkan dulu. “Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu.”

“Jika saya boleh berpendapat, Pangeran, saya setuju dengan ide Miss Seychelle,” kata Xander. “Itu cara yang efektif untuk mengurangi jumlah musuh.”

“Tidak.”

“Aku juga setuju,” kata Val, langsung dipelototi kakaknya. “Jadi, dua orang setuju, satu orang tidak setuju. Siapa lagi yang tidak setuju?”

Hanya ada satu dua orang yang mengangkat tangan.

“Yang setuju?”

Sisanya mengangkat tangan, mengalahkan jumlah yang tidak setuju.

Val tersenyum penuh kemenangan. “Apa, kan?”

Julian hanya diam. Tidak ada yang berani berbicara karenanya.

“Apa masalahmu, sih, Jules?” Giliran Selena yang angkat bicara.

“Kau dan Val tidak usah ikut campur, kalian akan tetap di dalam istana bersama anak-anak lain. Titik!” Julian menegaskan begitu kedua adiknya mengeluarkan suara protes.

“Jules, kita hanya setahun lebih muda darimu!” Val dan Selena berseru berbarengan.

Julian tidak mengindahkan. “Permisi sebentar.”

Julian bangun dari kursi, menghampiri Seychelle dan menarik gadis itu ke pinggir ruangan. Dia memberi sihir di sekeliling mereka, membuat tidak ada satupun orang yang dapat mendengar perkataannya.

“Seychelle, kamu tidak bisa melakukannya.”

Seychelle menunduk. “Aku mengerti, Pangeran, tapi yang lain sangat antusias.”

“Kamu bisa terluka.”

“Semuanya bisa terluka di dalam sebuah pertempuran,” kata Seychelle. “Kalau Pangeran menakuti itu, seharusnya Pangeran tidak membiarkan wanita bertempur. Kenapa Pangeran hanya peduli pada keselamatanku?”

“Kamu tanggung jawabku!” semprot Julian, membuat Seychelle kebingungan.

“Pangeran tidak perlu—“

“Perlu, karena aku yang membawamu kesini, aku yang membebaskanmu, makanya kamu menjadi tanggung jawabku!”

“Pangeran—“ Seychelle berkata dengan lemah.

Percakapan mereka harus terhenti karena tiba-tiba pintu ruang rapat terbuka.

“Maaf aku terlambat—Oh, tidak usah berlutut! Ini bukan waktunya!” sang Ratu sudah masuk ke dalam ruangan, lengkap dengan baju zirah.

Julian menganga. “Mother!”

Charlotte menoleh menatapnya sebentar, lalu menduduki satu kursi kosong di kepala meja. “Aku menggantikan Raja. Kondisinya tidak cukup sehat untuk bertempur, tapi First Princess akan menjaganya. Jadi, apa saja yang aku lewatkan?”

Jenderal Xander menjelaskan segalanya dari awal sampai akhir, termasuk ide Seychelle yang belum pasti akan dilakukan atau tidak.

“Aku memilih setuju.” Kata Charlotte.

Val kegirangan. “Mother saja setuju. Bisa apa kau, Jules?”

“Memangnya Julian tidak setuju?”

“Benar, Mother. Tidak tahu kenapa.” Jawab Selena.

“Oke, baik!” kata Julian tak sabar. “Karena aku kalah, Seychelle boleh melakukannya. Sekarang, bubar. Kita harus bersiap-siap.”

Semua orang menuruti perkataannya, kecuali Seychelle yang masih diam di tempat, terlihat menyesal.

“Kamu tidak apa-apa?”

Seychelle mendongak, bertatapan langsung dengan sang Ratu. Dia cepat-cepat menekuk lutut.

“Tentu, Yang Mulia.”

“Kamu tenang saja,” Charlotte menepuk pundak Seychelle.

“Tapi, Pangeran kelihatan marah,” gumam Seychelle. “Apa Pangeran marah pada saya, Yang Mulia?”

“Tentu tidak, Sayang,” kata Charlotte lembut. “Anakku itu tidak terbiasa kalah. Biasanya ide dan taktiknya selalu disetujui, dan sekarang dia kalah, makanya dia seperti itu.”

“Sekarang, lepas baju zirahmu. Kamu tidak mungkin menghadapi kakakmu dengan memakai baju zirah kerajaan,” Charlotte menyodorkan sebuah gelang padanya. “Pakai ini. Ini akan berguna nantinya.”

--

“Bagaimana?”

“Tidak ada yang menjaga tembok, Tuanku. Kelihatannya mereka memang tidak tahu kita akan menyerang.”

Kris tertawa. “Mereka terlalu bodoh untuk mengetahuinya.”

“Tunggu sebentar, Tuan,” Seseor

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!