Black Pearl

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“Your hand fits in mine like it’s made just for me.”

Little Things by One Direction

Hailee terbangun pagi itu dengan rasa sakit luar biasa bergejolak di dadanya. Diusahakannya untuk duduk, hanya untuk merosot kembali di kepala ranjang. Hailee memegangi daerah dimana sakit itu berasal, meringis dan meringis.

Sambil sempoyongan, Hailee berusaha untuk mencapai pintu. Diputarnya dengan cepat kenopnya dan keluar, meninggalkan pintu terbuka lebar. Tak kuat lagi menahan bobot tubuhnya, Hailee tersungkur di lantai ruang tengah yang dingin.

“Mom!” Dia menjerit, dibalas oleh keheningan. Ibunya ada di perbatasan, menjaga kota dengan segenap kekuatannya dan hampir tidak pulang ke rumah.

“Shane!”

Hening lagi. Shane juga tidak ada. Dia juga pergi, bahkan lebih jauh dari sang Ibu.

Hal itu membuat Hailee ketakutan. Dia sendirian. Tanpa ada yang menemani. Dengan pandangan buram, dia menatap lukisan diri Shane terpasang di dinding ruang tengah. Kemana kakaknya itu saat Hailee membutuhkannya?

Hailee menggeleng keras-keras. Tidak. Dia tidak boleh menyalahkan Shane karena meninggalkannya. Shane bersedia pergi karena dirinya. Dia yang meyakinkannya untuk pergi, untuk tidak mencemaskannya. Dan Hailee juga tidak mau mati sekarang. Dia sudah berjanji pada Shane akan menyambutnya ketika dia pulang.

Mengumpulkan segala kekuatan yang tersisa, Hailee bangkit kembali dan berjalan pelan-pelan menuju dapur. Kerap kali dia terhuyung, tapi dengan sigap mencari pegangan di sekitarnya. Begitu sampai tujuan, dibukanya pintu kabinet dengan kasar. Diambilnya sebuah teko dan dituangkan isinya ke sebuah piala. Cairan yang katanya dapat menyelamatkan hidupnya.

Diteguknya ramuan tersebut tanpa sisa. Lalu dia merosot ke lantai. Hailee kira semuanya sudah selesai, tapi tidak. Sedetik kemudian dia terbatuk-batuk hebat. Cairan itu membuatnya tersedak. Hailee kontan menangkup mulut dengan tangan.

Dan saat Hailee menjauhkan tangan, dia melihat cairan merah pekat disana, mengalir dari telapak menuju pergelangan tangan, lalu menetes dan menodai gaun tidur putihnya.

--

Mimpi itu singkat dan butuh waktu yang singkat pula bagi Shane untuk menyimpulkannya. Hailee sekarat, dan dia membutuhkan Shane.

Cepat-cepat Shane menyelinap keluar dari tenda saat semua orang masih tertidur. Matahari belum terbit dan langit masih gelap. Tapi, Shane punya night vision. Dengan mudah dia menemukan salah satu perahu, ditambatkan ke batang pohon kelapa.

Shane melepaskan tambatan dan menarik perahunya mendekat menggunakan telekinesis. Baru saat dia menyeretnya ke pinggir laut, Krystal menghadangnya.

“Mau kemana?”

“Bukan urusanmu.” Jawab Shane dingin tanpa menatapnya.

Krystal mendengus. “Bisa galak juga, ya ternyata?”

“Krystal, tolong, aku sedang tidak ingin bertengkar.”

“Aku juga tidak ingin.”

“Bagus,” pemuda itu mendesis. “Sekarang, minggir.”

Karena Krystal tak kunjung minggir, Shane mendorong bahu gadis itu kasar ke samping. Krystal terbelalak.

“Hei!” Krystal menarik ujung baju Shane. “Apa yang terjadi padamu? Tadi malam kita baik-baik saja, sekarang kenapa kamu seperti ini?”

Shane menggeram. “Tolong, Krys. Aku harus pergi.”

“Dan kamu kira aku akan membiarkanmu pergi begitu saja dan dimangsa oleh monster-monster itu? Kamu tidak paham wilayah ini, Shane! Kita semua tidak!” Gadis itu melipat tangan. “Beritahu aku sekarang kenapa kamu mau kabur!”

“Hailee sekarat,” kata Shane tajam. “Adikku yang telah menghabiskan empat belas tahun bersamaku sekarat. Aku harus ada di sisinya sebelum semuanya terlambat. Sebelum dia mati. Apa kata-kataku jelas?”

Shane melangkah pergi, tapi Krystal tak kehabisan cara untuk menahannya. Kini dia memeluk Shane erat-erat dari belakang.

“Darimana kamu tahu itu, Shane?” bisik Krystal pada punggungnya.

“Krystal, aku tak punya—“

“Jawab!” Krystal berteriak. “Apa susahnya menjawab saja?”

Shane mendesah lelah. “Aku bermimpi.”

Krystal menggeleng-geleng. “Itu hanya sebuah mimpi, Shane. Hanya mimpi.”

“Mimpi bisa jadi pertanda.”

“Hailee pun tidak akan senang melihatmu pulang dengan tangan kosong!”

Kata-kata itu membuat Shane tersadar sesuatu.

Wajah bahagia Hailee saat mendengar kabar bahwa dia terpilih, lalu berganti menjadi wajah kecewanya begitu Shane bilang dia akan mundur. Akan mundur karena dia lebih memilih menjaganya. Lalu, dia meyakinkan Shane dengan sepenuh hati untuk pergi dan pulang dengan membawa kebanggaan bagi keluarga mereka, bagi Ayah mereka yang sudah gugur. Dan Shane berjanji padanya. Sekaligus ancaman Hailee untuk mendapatkan kunci itu, tepat sebelum Shane naik ke kereta kuda menuju Lansmyre.

Hailee sakit. Dan jika Shane pulang tanpa membawa apa-apa, Hailee akan tambah sakit, kecewa karena kakaknya telah mengingkari janjinya.

“Tapi bagaimana—nanti kalau dia—kalau itu benar terjadi—“

“Pembaca pikiran juga bisa bertelepati, kan?” kata Krystal. “Kirim telepati pada Ibumu untuk pulang dan menjaga adikmu. Kirim pada kakakku sekalian kalau perlu.”

Krystal menyandarkan kening di punggung Shane. “Bersabarlah, Shane. Adikmu akan baik-baik saja jika kamu baik-baik saja.”

--

Semilir angin berhembus, menerpa pipi Krystal, menerbangkan sehelai dua helai surai hitamnya. Saat ini dirinya sedang berada di pantai di sisi lain pulau, sendirian. Kakinya yang tidak beralas menimbulkan jejak di setiap pasir yang ditapaknya.

Krystal berhenti untuk memandang ke laut sebiru matanya, berimaji apa yang akan dihadapinya jika dia menyeberanginya. Apa dia akan menemukan kunci itu dan mengakhiri

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!