First Battle

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“Into the light that spreads out before us, toward the future that no one knows of.”

El Dorado by EXO

Acara makan malam itu memang benar-benar khas kerajaan. Semua orang mengenakan pakaian terbaik mereka. Krystal sendiri memakai gaun pink pucat yang menurutnya paling bagus di lemarinya. Ada Lady Wendy beserta keluarganya, dan Tyler tak hentinya melempar senyum pada gadis itu, walaupun kentara sekali dia terlihat sedih melihat cincin perak yang melingkar di jari manis Wendy. Dan ada banyak keluarga kerajaan lain.

Saat sang Raja dan Ratu memasuki ruangan, mereka semua bangkit dan membungkuk. Lalu, Stephan yang duduk di kepala meja berdiri sambil mengangkat gelas anggurnya, meminta semua orang bersulang. Umur legal di Lansmyre adalah enam belas tahun, jadi anggur tersedia bagi mereka.

Krystal dengan hati-hati mulai meneguk anggur dari gelasnya, dan menggigil. Dia tidak tahu bagaimana nasibnya jika Jessica tahu dia meminum alkohol.

Saat makan malam, mereka dapat melakukan pelajaran yang didapat semalam dengan baik. Tidak ada yang melakukan kesalahan. Mereka hanya bicara jika diajak bicara. Lagi-lagi Suzy jadi pusat perhatian.

Setelah makan, tanpa diberitahu terlebih dahulu, meja makan dipinggirkan dengan sihir dan tempatnya tadi berubah menjadi lantai dansa. Raja dan ratu sudah menempatkan diri duluan di tengahnya, diikuti oleh sang Count dan Countess, juga Shirley dan Jonathan, lalu Nalia dan Jasper. Sementara itu, Julian ingin menghampiri Krystal, tapi dia tahu dia harus menemani Wendy duduk di ujung ruangan yang masih tidak bisa berjalan. Tyler menatap Wendy, tapi Wendy menatap Julian dengan ragu. Suzy terus memerhatikan Shane, tapi Shane tidak berhenti mengalihkan pandangan dari Krystal.

Pada akhirnya, Krystal melarikan diri dari ruangan itu, menuju taman. Shane yang melihat langsung menyusulnya.

Krystal menatap pantulan wajahnya yang penuh riasan di permukaan kolam air mancur. “Aku… tidak bisa berdansa.”

“Aku temani kamu, kalau begitu.” Shane berdiri disampingnya.

“Melihat Raja dan Ratu seperti itu—“ lanjut Krystal. “—membuatku teringat kedua orang tuaku. Mereka dulu juga berdansa seperti mereka. Kuharap mereka tetap melakukannya di surga.”

“Dan mereka akan memandangmu dengan bahagia dari surga saat kau membawa pulang kunci itu,” kata Shane. “Yakinkan dalam hatimu bahwa kamu yang akan merebut kembali kunci itu dari sang pencuri, Krys.”

“Akan kulakukan.” Gadis itu berkata pelan, hampir mirip bisikan.

Shane menempatkan diri dibelakang Krystal. Dia menyibak rambut Krystal ke samping dan memasangkan sesuatu di lehernya. Krystal menyentuhnya dengan jemari dan merasakan bandul sebuah liontin.

“Kamu meninggalkannya di hutan,” kata Shane, tangannya masih berada di bahu Krystal. “Dengan ini, kamu tidak akan lupa dengan orang tuamu dan keyakinanmu untuk mendapatkan kunci itu.”

“Darimana kamu tahu? Darimana kamu tahu kalau liontin ini mengingatkanku pada orang tuaku, terutama ibuku?”

“Ngg—maaf, tapi aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Pangeran Julian.”

Tubuh Krystal menegang. “Semuanya?”

“Bisa dibilang begitu.”

Krystal terkesiap. Berarti Shane mendengar pernyataan perasaannya, tentang dia tidak mau kehilangannya, tentang—

Krystal berhenti berpikir karena tiba-tiba kedua lengan Shane melingkari pinggangnya. Sudah tidak ada batas diantara punggungnya dan tubuh Shane. Pemuda itu meletakkan dagu di kulit bahu Krystal yang terbuka.

“Terima kasih sudah memedulikanku.”

Dan Krystal merasakan kenyamanan yang tidak dia dapat dari Julian.

--

“Indah sekali.”

Tyler mengangkat jemari dari tuts piano lalu menoleh, mendapati Wendy di ambang pintu ruang musik, berdiri berpegangan pada kruk. Acara makan malam sudah selesai satu jam yang lalu. Rasa kantuk masih belum menyertai Tyler, jadi dia meminta izin untuk menggunakan ruang musik.

Tyler segera bangkit dari duduk dan membantu Wendy masuk, duduk di kursi piano, bersebelahan dengannya.

“Ini sudah malam,” kata Tyler. “Kenapa kamu belum tidur? Besok kamu harus berjemur lagi, bukan? Apa Pangeran Julian meninggalkanmu begitu saja? Dia tidak mengantarkanmu ke paviliun? Tunangan macam apa dia.”

“Senang rasanya dikhawatirkan begitu.” Wendy menatap Tyler lekat-lekat.

“Dan Pangeran Julian bahkan tidak mengkhawatirkanmu. Dia bukan tunangan yang baik.”

“Lalu, siapa yang pantas menjadi tunangan yang baik bagiku? Apa kamu mau?”

Tyler mendadak gugup. “Eh—bukan begitu maksudnya—lady”

Wendy terkikik. “Mainkan yang tadi sekali lagi, ya? Aku senang sekali mendengarnya.”

Jemari Tyler kembali menari di atas tuts piano, mengeluarkan nada-nada yang indah. Tapi Wendy tidak memerhatikan bagaimana jemari Tyler bekerja. Dia memandangi perawakan Tyler dari samping. Bahunya yang lebar, garis rahangnya yang tegas, keningnya yang membuat kerutan saat berkonsentrasi memainkan piano. Wendy menyukai semuanya.

Saat permainan piano Tyler berakhir, Wendy menepuk tangan. “Kamu, tuh, ya. Sudah tampan, jenius, pintar bermusik lagi.”

“Kamu terlalu banyak memuji, lady.” Kata Tyler.

“Harusnya kamu berterima kasih sudah dipuji.” Wendy cemberut.

Mereka terdiam, sampai Wendy berbicara lagi. “Tidak terasa, ya, besok kita sudah berpisah.”

Tyler mengiyakan. “Rasanya ba

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!