Lightning Strike

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“I can't control myself, don't know who I've been and who is this monster wearing my skin?”

Paralyzed by Against The Current

Sebelum Krystal sempat berbicara apa-apa, Pangeran Julian sudah bangkit untuk membekap mulutnya dan menariknya menuju lorong sepi dan gelap. Sang Pangeran mengimpit tubuh Krystal di lorong itu. Krystal dapat mendengar suara napas Julian yang naik turun. Mata kelabunya bergerak-gerak, telinganya dipasang agar dapat mendengar pergerakan kecil. Setelah beberapa detik, Julian akhirnya melepaskannya dan menjauhkan diri.

“Kau hampir membuatku ketahuan penjaga.” Desis Julian.

“Yang Mulia Pangeran,” Krystal membungkuk dalam-dalam. “Saya minta maaf.”

“Diterima,” kata Julian singkat. “Kenapa kau tidak ada dikamarmu? Tidak bisa tidur?”

Krystal mengangguk.

“Karena kita sudah sama-sama diluar kamar, apa kau bersedia menemaniku melanggar jam malam?”

Mata Krystal membulat. “Kemana, my lord?”

Julian menatapnya geli. “Hanya ke taman. Disana sedang sepi penjaga. Bagaimana?”

Krystal tidak mungkin menolak, jadi dia mengiyakan. Lagipula, dia juga penasaran dengan sisi lain istana megah ini.

“Siapa namamu, sekali lagi?” tanya Julian.

“Krystal, my lord.”

“Krystal? Nama yang bagus,” puji Julian. “Nah, Krystal, berhenti memanggilku dengan embel-embel Yang Mulia atau my lord. Aku akan ikut misi kalian dan kita akan menjadi rekan kerja. Panggil aku Julian.”

“Tapi, my lord—“

“Julian,” ulangnya. Tapi, Krystal masih menatapnya ragu-ragu. Sang Pangeran menghela napas. “Oke, panggil aku Julian jika hanya ada kita berdua.”

“Baik, Yang Mulia.”

“Julian.” Kata Julian lembut. Krystal tersenyum bersalah.

Mereka berjalan berdampingan melewati lorong-lorong istana yang sepi tanpa penjaga. Sebisa mungkin Krystal menjaga jarak dengan Julian. Mau bagaimanapun, Julian tetap Pangeran, sementara Krystal hanya gadis miskin dari Kota Penyihir yang beruntung berada disini.

Taman itu memang sepi dan tidak banyak lampu yang dinyalakan, sehingga Krystal tidak bisa menikmati keindahannya. Samar-samar dia bisa melihat keberadaan bunga-bunga ditata di pinggiran jalan setapak. Julian berhenti untuk duduk di bangku yang berada didepan air mancur. Krystal baru ikut duduk saat Julian menyuruhnya.

“Taman ini lebih cantik jika sedang musim semi,” kata Julian. “Sayang sekali kalian datang menjelang musim dingin.”

“Hmm—Julian?”

“Ya?” Julian menatapnya.

“Apa yang membuatmu tidak bisa tertidur malam ini?”

“Banyak pikiran,” jawab Julian pelan. “Apakah itu juga terjadi padamu?”

Desis Krystal. “Ya…”

Julian menyandarkan punggung di sandaran bangku dan mendongak, menatap langit mendung tanpa bintang. “Segala urusan kerajaan yang rumit, titelku sebagai putra mahkota yang akan mewariskan takhta, para saudariku yang menyusahkan, pertunanganku dengan Wendy—“

Krystal belum pernah mendengar yang terakhir sebelumnya, tapi dia tahu gadis bernama Wendy itu masih keturunan bangsawan. Berita pertunangan mereka belum menyebar sampai ke publik. Dan itu membuat Krystal bingung. Mengapa Julian menjadikannya orang luar pertama yang tahu sementara mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu?

“Bagaimana denganmu, Krystal?” tanya Julian. “Apa yang mengganggu pikiranmu?”

Krystal memeluk diri sendiri. “Aku takut aku tidak bisa pulang.”

“Kau pasti pulang,” bisik Julian. “Kalian semua pasti pulang. Aku akan pastikan itu.”

“Sudah ada dua orang yang berkata seperti itu padaku.” Gumam Krystal.

“O, ya? Siapa?” tanya Julian.

“Shane.”

“Kekasihmu?”

“Bukan,” Krystal menggeleng. “Teman pertamaku di akademi. Dia juga ada disini.”

“Oh, anak yang bisa membaca pikiran dan punya night vision itu? Aku tadi bertemu dengannya di koridor. Aku takut sekali dia akan mengetahui kalau aku berpikir rambutnya keren.”

Tawa Krystal menyembur. Dia belum pernah tertawa selepas ini sebelumnya. Kata-kata Julian sederhana tapi cukup untuk membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. Selama Krystal tertawa, genangan air di air mancur bergerak-gerak. Julian melihatnya, tapi memutuskan untuk tidak peduli.

“Aduh, maaf, ya.” Kata Krystal setelah bisa mengendalikan diri.

“Kau orang pertama yang tertawa karenaku. Selama ini orang-orang bilang Pangeran Julian orang yang terlalu serius.”

“Apa maksudmu selama ini kau memasang topeng?”

Julian menghembuskan napas. “Begitulah.”

“Mengapa? Bagimu menjadi Pangeran tidak menyenangkan?

“Tidak,” jawab Julian langsung. “Terikat peraturan itu tidak pernah menyenangkan. Bebas sepertimu akan sangat menyenangkan.”

“Begitu?” Krystal menelengkan kepala. “Aku sendiri malah ingin punya kehidupan sempurna sepertimu.”

Julian menyerngit. “Kau pasti bercanda.”

Tapi, Krystal menggeleng. “Aku ingin sekali merasakan yang namanya dicintai dan dihormati semua orang.”

“Ketenaran bisa membuatmu—“

“Kamu tidak tahu rasanya hidup tapi tidak dianggap hidup!”

Julian menoleh kaget. Belum pernah seseorang memotong perkataannya sebelumnya, kecuali keluarganya. Krystal sendiri menghela napas sebelum bicara lagi.

“Maafkan aku. Aku sudah terlalu lelah dengan perlakuan orang-orang padaku.”

“Aku mengerti,” kata Julian. “Jika kamu ingin pandangan orang-orang berubah padamu, latihanlah dengan serius nanti pagi. Kamu harus membawa kunci itu kembali.”

Krystal terdiam mendengarnya. Dia bangkit lalu menunduk pada Julian. “Senang menghabiskan waktu denganmu, Julian.”

Setelah itu, Krystal langsung melangkah cepat-cepat kedalam istana. Julian melihat punggung kesepian yang semakin jauh itu, lalu bangkit dan mengikutinya. Gadis itu tiba-tiba membuatnya penasaran.

--

Pagi harinya sangat sibuk. Mereka dibangunkan pada pukul enam dan bergantian mandi. Sebuah pakaian laki-laki untuk latihan sudah disiapkan di lemari masing-masing. Selesai mandi, para perempuan duduk didepan meja rias dan pelayan yang kemarin merias mereka mengulang kegiatannya. Krystal kembali bersama Sulli. Gadis itu mengikat rambut Krystal menjadi ekor kuda dan memberinya riasan tipis, yang menurut Krystal buang-buang saja karena nantinya dia pasti akan berkeringat juga.

Sarapan juga tidak memakan waktu yang lama. Setelah mengisi perut mereka langsung diantar menuju tempat latihan masing-masing. Jasper dan Nalia diantar menuju hutan agar wujud harimau dan citah mereka tidak perlu mengganggu orang-orang. Suzy dan Tyler ke rumah kaca istana untuk mempelajari cara membuat ramuan penyembuhan. Krystal, Shane, Shirley, dan Jonathan diantar ke ruangan yang memang khusus untuk latihan.

“Ruangan ini dulu dipakai untuk sesi latihan anak-anak raja,” jelas Chace, pemuda Petarung berumur delapan belas tahun yang menjadi pengajar mereka. “Karena ruangan untuk mereka sudah dipindahkan ke lantai lima, kalian akan berlatih disini.”

“Baiklah, akan lebih baik jika kita mulai sekarang,” kata Jared setelah mereka selesai pemanasan. “Aku akan mengajar Shirley, Chace bersama Jonathan, Landon bersama Krystal, dan Miles bersama Shane.”

Krystal mengikuti Landon menuju salah satu sudut ruangan besar itu. Landon kira-kira seumuran dengan Chace. Jika Chace merupakan pemuda yang ceria, Landon kebalikannya. Landon lebih sering diam dan jarang tersenyum, seperti Krystal. Mungkin proses pengajaran antara dua orang ini akan lebih banyak diamnya.

Itu tidak sepenuhnya benar. Landon menginstruksikannya, lalu Krystal melakukannya. Landon akan menegurnya jika dia salah, lalu Krystal akan melakukannya lagi sampai benar. Begitu seterusnya.

“Bukan begitu caranya memegang pedang.”

Landon membungkuk sopan. “Yang Mulia Pangeran.”

Julian yang tadi bicara sekarang berdiri disamping Krystal. Dibelakangnya ada Val, mengemut lollipop.

“Ngg—kenapa kau tidak membungkuk juga?” Val menunjuk Krystal dengan lollipopnya.

“Maaf.” Krystal cepat-cepat menekuk lutut.

Val tersenyum senang, imut sekali. “Latihannya berlangsung dengan baik, ya.”

“Sekiranya begitu, my lord.” Kata Landon pelan.

“Oke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!