A Solemn Promise

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

“I'm gonna marry your princess, and make her my queen, she'll be the most beautiful bride that I've ever seen.”

Marry Your Daughter by Brian McKnight

 “Tidak apa-apa. Aku ada disini.”

Krystal merapatkan tubuh pada Shane. Matanya berlinang air mata. Di tidurnya kali ini, dia bermimpi buruk lagi. Mimpi yang sama selama setahun terakhir. Dia melihat mayat orang-orang yang dibunuhnya tahun lalu ketika pertempuran, mengelilinginya, memojokkannya ke dinding. Kris memimpin mereka semua, membawa sebuah pisau. Kris menyeringai, lalu membenamkan mata pisau itu ke dadanya.

Namun, Krystal tidak dapat merasakan apa-apa. Ternyata dia hanyalah bayangan. Mata pisau Kris yang sebenarnya telah menancap ke dada Shane yang berdiri dibelakang Krystal.

Dan saat Krystal terbangun dengan teriakan memilukan, Shane ada disampingnya. Masih ada disini. Tidak pernah pergi.

“Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku.” Krystal terisak.

“Tenanglah,” Shane menempatkan dagu diatas kepala Krystal. “Setahun lebih kamu selalu bangun sambil berteriak dan aku tidak pernah meninggalkanmu, kan?”

Sedu-sedan Krystal berhenti. Yang tersisa hanyalah suara napas tidak beraturan. Shane masih mendekapnya. Sampai Krystal menjauh lalu meluruskan tubuh. Dengan jemarinya dia menyeka sisa-sisa air dari matanya yang merah.

“Mimpi apa kali ini?”

“Masih yang sama.”

“Lupakanlah,” kata Shane. “Kris sudah mati. Kau sendiri yang membunuhnya, dan kau sendiri yang melihatnya meregang nyawa.”

“Tapi—kan—bisa saja—dia—dibangkitkan—kembali—mungkin—oleh—pengikutnya—yang—tersisa.” Krystal mulai meracau.

“Ssshh, tenanglah, tidak ada sihir, sekuat apapun, yang dapat membangkitkan sesuatu yang sudah mati, Krystal,” Shane mendekapnya lagi, dengan tambahan menempelkan bibir di kening Krystal. “Kamu harus tahu itu.”

Menit-menit kemudian berlalu dalam keheningan. Mereka hanya saling mendekap dan mendengar suara detak jantung satu sama lain. Sesekali mata terpejam—entah mengingat apa.

“Kamu—masih mau beristirahat atau sudah mau bersiap-siap?” tanya Shane akhirnya.

Krystal menatapnya dengan bingung. “Bersiap-siap? Untuk apa?”

“Kamu lupa?” tanya Shane. “Hari ini hari pernikahan Paduka Raja.”

--

Seychelle memandangi bayangannya sendiri di cermin ruang rias gereja. Gaun itu putih dan tanpa strap. Bagian dari pinggul sampai ke bawah dihiasi dengan ukiran-ukiran cantik dan bunga-bunga. Penjahitnya bilang dia mendesain gaun itu sesuai dengan Seychelle yang menyukai bunga.

“Cantik sekali!” Mata Charlotte berbinar bahagia menatap wanita yang akan dinikahi putra sulungnya itu. “Seychelle, kamu akan menjadi permaisuri paling cantik di hari pernikahannya!”

“Yang Mulia terlalu berlebihan.” Jawab Seychelle malu.

“Hilangkan embel-embel itu. Sebentar lagi, aku akan menjadi Ibumu, ingat?” Ibu suri Lansmyre itu mengelus pipi Seychelle lembut dengan jemarinya yang sudah dilapisi sarung tangan putih.

Sentuhan tangan Charlotte di pipinya membuat Seychelle merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Sentuhan keibuan Charlotte terlalu mengingatkan Seychelle pada ibunya sendiri.

Seychelle begitu menginginkan Ibunya hadir hari ini, di hari pernikahannya. Dia ingin melihat wanita itu bercengkerama dengan Charlotte sementara Seychelle dirias. Sesaat dia menyalahkan segalanya. Andai kedua orang tuanya tidak berpikir tolol. Andai pemberontakan itu tidak pernah terjadi.

Gadis itu segera menggelengkan kepala. Tidak ada waktu untuk menjadi melankolis.

“Ada sesuatu yang salah, Seychelle?” tanya Charlotte khawatir.

Seychelle segera tersenyum. “Tidak. Tidak ada. Semuanya baik.”

“Bagus,” Charlotte tersenyum puas. “Sekarang, yang kurang hanyalah riasan wajah dan tataan rambut.”

Tepat setelah itu, pintu diketuk dan terbuka. Muncul Krystal dari sana. Dia tampak elegan dengan dress putih dan riasan terang.

“Permisi,” Dia melempar senyum pada Seychelle, lalu beralih ke Charlotte. “Yang Mulia memanggil saya?”

“Krystal!” kata Charlotte senang. “Benar sekali. Aku merasa pengantin wanita dan pengiringnya perlu menghabiskan waktu bersama sebelum upacara dimulai.”

Krystal adalah salah satu dari bridesmaidnya Seychelle. Yang lainnya adalah Nalia, Shirley, Beatrice dan Tamara. Suzy tidak termasuk karena keterbatasannya.

“Ah, Yang Mulia, kami sudah cukup menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan pernikahan.” Kata Krystal.

“Well, a little bit more won’t hurt, right?” Charlotte tersenyum. “Aku permisi dulu. Harus memastikan Val memakai jasnya dengan benar.”

Pintu tertutup. Ruangan menjadi hening. Para perias Seychelle diam saja, menunggu waktu tepat untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Sementara itu, Krystal terkesima dengan apa yang dia lihat.

“Seychelle! Ini sangat indah!” serunya. Dia memang tidak membantu Seychelle dalam urusan gaun sehingga tidak tahu rupanya. Itu pekerjaan Nalia.

“Terima kasih, Krystal. Kamu baik sekali,” Seychelle duduk kembali di kursi rias. “Boleh dilanjutkan?”

“Tentu, Nona.” Para tim persiapan itu mulai bekerja lagi.

“Umm—ada yang perlu aku bantu?”

“Mungkin kamu dapat menata rambut Miss Seychelle, Nona.” Jawab salah satu dari mereka.

“Tentu saja,” Krystal menyeret kursi ke belakang kursi Seychelle dan mendudukinya. “Model apa yang kau mau, Seychelle?”

Seychelle mengangkat bahu. “Entahlah. Aku tidak begitu mengerti. Sebisamu saja, Krystal.”

Krystal mulai menyisir surai pirang Seychelle. Setelah rapi, dia mengepangnya. “Ini kemampuan yang kudapatkan dari kakakku, Jessica. Kau akan melihatnya nanti malam di pesta.”

“Apakah menyenangkan punya kakak perempuan?”

“Tentu. Apalagi setelah Ibu meninggal. Dia menjadi kakak sekaligus ibu bagiku,” jawab Krystal. “Tapi, jauh sebelum itu, kami sudah dekat. Kita bahagia dan bersedih bersama. Dan itu lebih dari kata cukup.”

“Menyenangkan sekali,” gumam Seychelle. “Tidak enak punya kakak laki-laki. Apalagi yang kasar dan keji seperti Kris.”

“Kau kan sudah terbebas darinya. Dan sekarang kau punya Suzy. Bahkan tidak hanya Suzy. Aku, Nalia dan yang lainnya akan selalu bersedia untuk menemanimu kapanpun kau mau. Dan jangan lupakan Julian,” Krystal berkata sambil menyematkan mawar-mawar putih di kepangan. “Tapi, lebih baik kau undang aku dulu, karena aku tidak mau masuk-masuk ke kastil seenakku. Pasti canggung sekali.”

Seychelle tertawa kecil.

“Selesai!” Krystal mengatakannya berbarengan dengan tim persiapan yang selesai merias wajah Seychelle.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!