Chapter 5

To Lack of My Life. WHAT??? That's Impossible

Tapi, kecuali lagi jika ada mukjizat yang memberikan kenyataan bahwa para diva itu mau berteman dengan kita.” Jelas Chanyeol

Keenam namja itu terdiam

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

“Tsk, aku punya ide yang bagus.” Ujar Sehun

Chapter 5

“Ide apa yang kau miliki, maknae?” tanya Kai antusias

“Kemarilah hyung” Sehun menyuruh para hyung nya untuk mendekat ke arah nya, agar ia dapat memberitahukan ide yang terlintas di kepalanya saat ini

.

..

...

....

“MWO??????” teriak Chanyeol, Kris, Suho, Chen, dan Kai bersamaan

“Aishhh, hyung. Tak usah berteriak-teriak begitu!” umpat Sehun

Chanyeol menggelengkan kepalanya, “Kau benar-benar gila maknae.”

“Terimakasih atas pujian mu hyung.” Jawab Sehun dengan mengedipkan sebelah matanya ke Chanyeol. Seketika itu bulu kuduk Chanyeol berdiri, “Kau membuat ku merinding, maknae gila.” Umpat Chanyeol

“Apakah kau benar-benar serius dengan ide gila mu itu, maknae?” tanya Kris meyakinkan

Sehun mengangguk dengan semangat, “Ayolah, hyung kita coba saja cara itu. Siapa tau kan dengan cara itu minimal kita mengetahui dimana letak rumah mereka.” Ucap Sehun

...

...

SKIP TIME

...

...

Keenam namja yang saat ini telah berubah menjadi mode culun telah duduk santai di deretan paling belakang kelas unggulan,-well mereka tak akan pernah mengambil tempat duduk selain di bagian itu, karena di tempat itu sudah terlihat jelas keuntungan nya bukan?

“Apakah kalian sudah membawa perlengkapan buat nanti, hyung?” tanya Sehun

“Sudah.” Ucap kelima namja itu bersamaan

Sehun tersenyum puas mengetahui jawaban para hyung nya itu

Teriakan-teriakan pun mulai terdengar di luar kelas, “Aishh, pasti itu para diva. Hhh, kedatangan mereka selalu tak pernah disambut dengan tenang.” Ujar Chanyeol

“Apakah kau iri dengan kepopuleran mereka, hyung?” tanya Chen memastikan

Chanyeol menatap Chen lalu ia menggeleng, “Iri? Tentu saja tidak pernah.” Ujar Chanyeol sambil bergidik ngeri membayangkan jika di diposisi para diva saat ini

“Tsk, kalau kita tak berpakaian seperti ini, pasti kita mengalami hal seperti itu juga, hyung.” Jawab Chen

...

...

SKIP TIME

...

...

Terlihat keenam diva telah memasuki kelas unggulan dengan anggun nya, “Ehm, bolehkah kita memiliki waktu privasi sebentar?” Tanya Luhan kepada para pemuja-pemujanya

“Ne.” Jawab para pemuja itu serempak. Entah dalam hitungan detik keberapa, para pemuja itu telah lenyap dari sisi para diva

“Ada apa, hyung? Tak biasanya kau menyuruh mereka untuk meninggalkan kita?” tanya Baekhyun dengan mengerjap-kerjap kan matanya dengan imut

“Aku setuju dengan perkataan mu, Baek.” Ujar Luhan dengan menerawang ke depan.

“Mwo? Kau setuju dengan pertanyaan ku yang mana, hyung? Mengapa jawabanmu sama sekali tak nyambung, hyung?” tanya Baekhyun semakin bingung dengan kelakuan hyungnya yang satu itu. Luhan menghela nafas berat dan menatap kelima diva itu secara bergantian, “Hh, aku bosan dikelilingi mereka.” Ucap luhan sendu, “Apakah kalian tak ingin kesana lagi?” tanya Luhan

Kelima diva itu saling bertatapan, “Bukankah hyung yang kemarin kukuh menolak ajakan Baekki, hm?” tanya Baekki. Luhan mengangguk lemah, “Oh, ayolah. Itu kan kemarin bukan hari ini. Hari ini aku sangat ingin kesana.”

“Bagaimana dengan kalian, hm? Apakah kalian juga ingin kesana lagi?” tanya Xiumin yang mulai angkat bicara

Baekhyun, Tao, dan Kyungsoo mengangguk antusias.

“Ada apa Lay?” tanya Xiumin heran, karena Lay tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh nya

“Ehm, tidak ada apa-apa, Baozi. Aku hanya ragu saja untuk kembali kesana saat ini.” Jawab Lay. Kelima diva itu tampak menerka apa yang menyebabkan Lay ragu, “Apakah kau memiliki firasat aneh?” Tanya Xiumin (lagi). Lay mengangguk ragu

“Mungkin kali ini firasat Lay meleset. Kita kesana, ne? Jebal~” rengek Luhan dengan menunjukkan aegyo nya yang tak dapat ditolak oleh siapun,- termasuk para diva sekalipun, “Baiklah, baiklah kita kesana nanti.” Jawab Xiumin akhirnya

“Hore!!!” teriak Baekhun, Luhan, Kyungsoo, dan Tao bersamaan

Tapi, Baekhyun dan Luhan lah yang paling bersemangat dengan keputusan yang diambil Xiumin.

Keenam diva itu tak menyadari jika pembicaraan mereka telah masuk di pendengaran keenam namja yang berada tepat dibelakang mereka. Tentu saja, keenam namja yang mencuri dengar itu langsung mengeluarkan smirknya.

Ternyata memang mereka yang dimaksud appa dan ahjussi

...

...

SKIP TIME

...

...

Waktu pulang sekolah pun telah tiba, hari ini entah mengapa ada waktu tambahan pembelajaran di kelas unggulan. Hal itu menyebabkan mereka pulang sekitar pukul 10.00 malam. Keenam diva itu telah bersiap-siap untuk menuju suatu tempat. Sedangkan untuk keenam namja culun itu, mereka bergegas untuk melancarkan aksi mereka

“Maknae, kalau kita merubah seragam sekolah ini dengan pakaian bebas disini, bukankah kita akan membongkar identitas kita sendiri?” tanya Chen

Sehun menepuk jidatnya, “Aish, hyung. Ini sudah malam.” Jawab Sehun

“Lalu?”

“Saat ini di sekolah ini tak ada orang lain selain kita dan keenam diva itu.”jawab Sehun santai

“Huh? Kau tau dari mana, eoh?” Ujar Chen

“Aku sudah memasang alat pemantau disetiap ruang di sekolah ini.” jawab Sehun

Kelima hyungnya itu hanya ber’oh’ ria. “Tapi, hun. Jika keenam diva itu bertemu dengan kita bagaimana?” tanya Suho

“Sudahlah hyung. Jika kita bertemu dengan mereka, mereka tak mungkin menyadari kita sebagai eksekutor muda. Toh, kita tak benar-benar menunjukkan penampilan asli kita.” Jelas Sehun yang semakin membuat kelima hyung nya itu berbingung-bingung ria, “Kau jangan berbelit seperti itu.” ujar Chanyeol yang mulai geram

Dalam hitungan detik, Sehun mengeluarkan alat-alat penyamaran yang lain. Dengan cekatan Sehun merubah semua hyung nya dan dirinya sendiri ke dalam mode namja-namja nakal yang keren.

“Aku yakin dengan penyamaran seperti ini, tak ada yang menyadari kita.” ujar Sehun, “Kajja! Kita harus mengikuti para diva itu.” tambahnya

...

...

SKIP TIME
...

...

Terlihat duabelas orang  dengan pakaian bebas,- yang kita ketahui adalah para diva dan para eksekutor muda keluar dari gerbang SM High School. Tentunya mereka tak jalan bersamaan.

Para diva telah memasuki mobil-mobil mewah mereka dan melesat meninggalkan sekolah dengan cepat.

“Aish, bagaimana kita bisa mengikuti mobil mereka? Berlari sekuat tenaga pun kita tak sanggup menyusulnya.” Gerutu Chanyeol

“Tenang, hyung. Aku sudah memberi mobil mereka alat pelacak.” Jawab

Chanyeol merangkul pundak Sehun, “Kau memang maknae terhebat.” Puji Chanyeol yang diangguki oleh Kri, Suho, Chen, dan Kai

Sehun memberikan seulas senyum untuk kelima hyungnya itu

Dengan tetap memantau kearah mana para diva itu pergi, mobil-mobil yang telah diantar oleh para sopir para eksekutor muda itu pun datang. Dengan cepat, para eksekutor muda itu melesat meninggalkan  sekolah dan mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.

...

...

SKIP TIME

...

...

Keenam eksekutor muda itu telah berdiri di tempat yang belum pernah mereka kunjungi

“Well, apakah para diva itu benar-benar masuk ke dalam situ?” tanya Kris bergidik ngeri

“Sepertinya begitu, hyung.” Jawab Suho

Keenam namja itu meneguk saliva dengan kasar, “Benarkah kita harus masuk ke bar itu?” tanya Chen sekali lagi

Entah disebut apa mereka dalam kondisi seperti ini, dengan kekayaan, kepintaran, dan ketampanan seperti itu. Mereka belum pernah memasuki bar malam,- emm bukannya mereka adalah kumpulan para anak cupu. Tapi, mereka lebih memilih bekerja, berkumpul bersama pembisnis-pembisnis di ruang rapat, dan berkumpul di markas mereka daripada harus ke bar dan dunia malam seperti ini.

Jangan tanyakan tentang pengalaman seks mereka, karena apa? Karena mereka saja tak pernah bergaul dengan orang lain,-orang selain sahabat-sahabat karibnya itu. Berpacaran, berpegang tangan dengan mesra, berciuman, atau apapun yang dilakukan oleh orang yang sedang kasmaran pun tak pernah. Eits, mereka JATUH CINTA pun tak pernah. Apalagi melakukan hal-hal yang melebihi itu? Heih, yang dipikiran mereka hanya bisnis, bisnis, dan bisnis

“Sudahlah. Lebih baik kita masuk saja, daripada nanti kita kehilangan jejak para diva itu.” ucap Chanyeol yang menengahi perdebatan yang terjadi diantara mereka berenam

Keenam namja itu pun masuk ke dalam bar. Tentu tak ada yang menyadari identitas asli mereka. Karena di dalam bar itu, semua orang sedang asyik dengan dunianya masing-masing.

Belum jauh dari pintu masuk, keenam namja itu disambut oleh para yeoja yang seksi dengan pakaian minimnya dan juga namja-namja yang mungkin berposisi sebagai uke (?). Mereka mengajak, merayu, dan menggoda keenam namja tampan itu. Tentu tak ada yang tak tertarik dengan ketampanan yang dipancarkan oleh keenam namja itu.

Para yeoja dan juga segelintir namja itu tetap kukuh untuk mendapatkan perhatian keenam namja itu. Jujur saja, sebenarnya keenam namja itu bergidik ngeri dengan kekukuhan para penggoda itu, tapi mereka tetap harus mencari para diva bukan? Jadi mereka tetap melancarkan aksi mereka dan mengabaikan para penggoda itu dengan gaya cool mereka.

Saat memasuki ruang utama bar itu, alunan musik mengalun menerpa telinga keenam namja itu dan tentunya seluruh pengunjung bar.

Musik yang mengalun bukan lah musik mellow, jazz, atau klasik. Sehingga, membuat keenam namja itu bingung

“Hyung, mereka memainkan musik apa, eoh?” belum sempat ada yang menjawab pertanyaan Kai. Muncul lah seorang yang memakai topeng dengan pakaian ketat yang melapisi bentuk tubuh indahnya di panggung bar. Ia bernari dengan meliuk-liukkan badannya pada tiang yang tersedia di panggung. Tak lama kemudian, terlihat lah lima orang bertopeng yang muncul di panggung dengan pakaian yang sama dan tanpa diduga mereka berlima juga menari dengan sangat erotis di panggung bar itu.

Keenam namja tampan itu tercekat melihat pemandangan di panggung itu. Entah sejak kapan mereka lupa cara bernafas.

“OMMO, APA YANG PENARI ITU LAKUKAN, EOH?” pekik keenam namja tampan itu bersamaan

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ne, di chapter ini telah author terangin tentang kekurangan para eksekutor muda itu.

Para appa eksekutor muda itu sebenarnya hanya takut tentang minat seks anaknya yang sangat amat rendah.

mian jika ff ini kurang memuaskan..

tunggu Chapter selanjutnya ne..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
churaphica #1
Chapter 25: daebak.. cerita yg menarik ^^
doctorbaek
#2
Chapter 25: aduh akhirnya, hidup bahagia ♡
dennermin #3
I loved this so much~
doctorbaek
#4
Chapter 23: akhirnya, jelas juga orz
deanirafgt
#5
update soon mimin cantikk
infinitygyu #6
Chapter 22: Palli update...
aini_13 #7
Chapter 22: Gila ?! Otakku di jungkirbalik di episode 21 &22 ini...tau lah !! Ditunggu chap 23 nya,, otak sm hati gue udh ke jungkir balik.. Sumpah !??
krunkk98
#8
Chapter 22: hahaha... keren min ^^b
waktu baca chapter 21 dikirain mereka asli ngecampakin itu para diva...
fiuh... untung aja enggak.
tapi min, aku masih belum ngerti di bagian chapter 21 sama 22.. hehe sorry min otak aku itu updatenya lama kali :D
fighting!!!
doctorbaek
#9
Chapter 22: orz ini rada ga masuk akal sih
ngapain fake divas nangis2
kayaknya kok tau banget si sondae emang di situ

dan para diva kan juga pernah bilang dalam hati kalo mereka ngerasa di campakkin.
nah, masa sih yang fake diva ngerasa kayak gitu

cuma masukan aja yaaaa
aini_13 #10
Chapter 21: !! Maksud nya apa coba!! Kok jadi drastis gini !
! Pikirkan dan pegang kata" mu eksekutor muda ! Semoga kalian akan menyesalinya disaat diva udah punya kebahagiaan lain ! Sumpah gue sakit hati banget sama kelakuan eksekutor itu ! Gak pada punya ati apa !! !!