Trouble Maker (Mau dibawa kemana?)

My Lovely Teacher
Please Subscribe to read the full chapter

Hai... Hai... Ada yang kangen gak?? Gak ada ya?? Ya sudahlah. LOL~

BTW, ane tiba-tiba aja kangen sama si murid begajulan yang tersayang (hassyyeekk^^ *sorry Krys*). Hingga lahirlah ini chapter. Aku gak tahu harus nyebut chapter ini sebagai apa. Pokoknya ya begitu deh~ hhh~~ Happy reading. Bhhaayyy!!! ♥^^


■■
■■■■
■■

Tiga tahun sudah Amber memimpin perusahaan yang dulunya dipimpin oleh Ayahnya, Donghae Liu.

Sesaat setelah bangun dari tidur Amber langsung mengambil ponselnya untuk mencari tahu pukul berapa sekarang ini.

Amber membaca satu per satu pesan yang masuk ke dalam ponselnya dengan tubuh yang masih tertutup selimut.

From: Mochi

"Bangun Cinderella!! Weekend nih, keluar.! Kita main!"

From: Bum Key

"Bro!! Cepat temui si Henry, dia menggangguku terus. Aku sedang jaga tak bisa keluar."

From: Minah

"Amber! Ada yang ingin aku bicarakan, nanti jam sembilan kita ketemu di cafe. Kau harus datang.!!"

"Cihh... Maksa." Gumam Amber saat mulai mengetik balasan untuk Minah.

To: Minah

"Ada apa? Chat atau telfon bisa sih."

From: Minah

"Gak bisa, harus ketemu. Pokoknya nanti aku tunggu di cafe!"

Amber menutup pesan Minah dan membuka pesan yang lain.

"Diantara semua orang kenapa hanya dia yang tak mengirimiku pesan? Isshh" Gerutu Amber lalu mulai mengetik sesuatu di ponselnya. Setelah selesai ia langsung bangun dan bergegas ke kamar mandi.

Krystal tengah sibuk dengan beberapa bahan makanan di dapur saat ponselnya berdering.

From: My Smart Boy

"Sayaanngg~ Sudah bangun? Sedang apa? Aku kangen~ 😭 Kamu di rumah kan? Aku main ya 😝😘"

"Apa ini? Kenapa namanya berubah?!" Gerutu Krystal saat sadar jika Amber telah merubah nama kontaknya sendiri.

To: My Smart Boy

"Jangan datang, Ibu sedang tak di rumah."

Krystal kembali meletakkan ponselnya dan melanjutkan masakannya. Beberapa menit berselang ponselnya kembali berdering.

From: My Smart Boy

"Bagus dong kalau begitu. Langsung OTW!!^^ 🏃🚗"

"Ciihhh, dasar byun." Krystal tersenyum geli dan memilih tak membalas pesan Amber itu.

Baru saja Krystal selesai menata meja makan dengan hidangan olahannya saat ada seseorang yang menekan bell dari depan. Ia pun beranjak dari dapur untuk menyambut sang tamu.

Amber tersenyum melihat Krystal membukakan gerbang untuknya. Ia pun langsung masuk rumah saat mencium bau masakan Krystal.

"Ibu kemana?" Ucap Amber setelah duduk di sofa ruang tamu.

"Toko. Yah, sejak kapan Ibuku jadi Ibumu? Kenapa kau memanggilnya seperti itu."

"Aku kan mantunya, ya wajar to. Ha!!"

"PD!! Memangnya siapa yang mau nikah sama kamu."

"Ya kamu lah, masa anak tetangga. Aku kan sayangnya sama kamu."

Seperti biasa pipi Krystal jadi merah saat Amber mengeluarkan setiap gombalan garingnya.

"Setiap minggu suka sekali makan di sini. Memangnya di rumahmu tidak ada makanan apa?" Ucap Krystal saat memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Aku bosan makan masakan Bibik. Kalau kamu yang masak kan ada bumbu tambahannya. Lagi pula kita bisa ketemu
kalau sedang libur."

"Bumbu tambahan? Sama aja kali."

"No, kalau yang masak kamu kan ada bumbu cintanya. Makanya enak."

Krystal segera mengangkat sendoknya dan memukul kepala Amber.

"Gombal mulu, cepar makan.!" Pekik Krystal saat Amber sibuk mengusap kepalanya yang sakit.

Setelah makan bukannya pulang Amber malah tiduran di ruang tengah sambil nonton TV. Krystal yang merasa belajarnya terganggu itu pun beranjak keluar kamar untuk mengumpat Amber.

"Salah siapa mengurung diri di kamar. Ini hari libur,! Istirahatlah, dan temani aku."

"Besok aku ada seminar Amber, dan aku jadi pembicaranya. Kecilkan sedikit sura TVnya.!"

"Makanya tak usah mengajar. Kerja saja di perusahaanku, atau menikah saja denganku terus jaga anak kita di rumah. Kan tidak repot."

"Sekali lagi bicara nikah aku blacklist dari rumah ini kamu!"

Krystal kembali masuk ke kamarnya meninggalkan Amber yang frustasi sambil melemparkan tinjunya ke udara.

Saat Amber sibuk menurunkan tingkat emosinya tiba-tiba ia mendapat telfon dari Minah untuk segera menemuinya di cafe. Amber pun segera pergi dari rumah itu tanpa pamit pada Krystal.

Minah langsung melemparkan amukannya karena harus menunggu kedatangan Amber selama hampir 30 menit.

"Kenapa hari ini semua orang mengumpat padaku?! Isshh~ apa yang ingin kau katakan?" Pekik Amber yang mulai kesal.

Minah pun menawarkan rencana kerjasama dengan perusahaan konstruksi yang berada dibawah naungan Liu Group untuk membangun asrama baru untuk para artis yang ada di agensi milik Ayahnya.

"Siapkan saja proposalnya." Ucap Amber santai sambil menyeruput minumannya.

"Ok,. Oh iya, aku punya kabar lain."

"Apa?"

"Kemarin aku bertemu dengan Irene."

Mendengar nama Irene disebut Amber pun mulai naik pitam.

"Terus apa urusanku? Jangan sebut namanya lagi."

"Yeh, ceritaku kan belum selesai.! Ternyata dia sudah menikah, dengan Bogeum oppa. Mereka bahkan sudah punya anak."

"Jadi?? Intinya apa?"

"Intinya kapan kau akan menikah? Tak baik pacaran terlalu lama. Kata Raditya dika cinta itu bisa kadaluarsa. Contohlah aku dan Kibum, pacaran empat bulan terus langsung nikah."

"Siapa pula itu Raditya? Memangnya cinta itu mie instant ada kadaluarsanya.?! Key itu sedang kepepet jones saja, makanya mau langsung nikah sama kamu."

Minah yang tak terima dengan ejekan Amber itu pun langsung memukul kepalanya dengan keras.

"Intinya, cepat nikah bodoh!!" Minah langsung berdiri dan meninggalkan Amber yang sedang kesal.

Amber terus memikirkan ucapan Minah barusan. Sebenarnya pria itu juga ingin segera menikahi sang kekasih. Tapi apa dayanya, karena selama tiga tahun terakhir Krystal selalu menghindar bahkan menolak jika Amber sudah mulai membuka topik bahasan itu.

"Jangan galau. Jika sudah saatnya kalian pasti akan menikah." Ucap Henry tiba-tiba saat menghampiri Amber.

"Tumben bijak." Ejek Amber dan Henry pun segera melepaskan tinjunya.

"Diantara kita bertiga hanya aku yang belum menikah. Apa kau tak tahu betapa aku merasa iri pada kalian."

"Apa kau pikir menikah itu enak? Kau tidak akan bisa bebas jika sudah menikah. Nikmati saja masa lajangmu." Lirih Henry agar Wendy tak mendengar ucapannya.

"Aku tak masalah dengan hal itu. Aku hanya memikirkan dia. Bulan depan usianya bertambah dan aku tak ingin dia digunjing para tetangganya. Lagi pula aku malu setiap kali Ibunya bertanya kapan aku akan menikahi anaknya." Jelas Amber putus asa.

Henry terlihat berpikir keras setelah mendengar kerisauan sahabatnya itu.

"Aku bisa membantumu. Kau mau ikut?"

Kening Amber mengkerut setelah mendengar penjelasan Henry. Sesaat kemudian ia mengangguk dengan ragu.

~

Krystal terlihat gusar di meja kerjanya. Sudah dua hari Amber menghilang sejak pertengkaran terakhir mereka di rumah saat itu.

"Dasar!! Bertengkar sedikit saja ngambek sampai pergi dari rumah tanpa pamit." Gerutu Krystal tak jelas.

Tak berselang lama pintu ruangan Krystal diketuk oleh seseorang. Prof. Choi yang bertamu itu menjelaskan pada Krystal jika ia membutuhkan bantuannya untuk mengundang Amber dalam acara seminar pengusaha muda yang akan ia gelar beberapa hari lagi.

"Tolonglah, dia salah satu lulusan terbaik kita. Aku tahu dia sibuk, tapi jika pacarnya sendiri yang meminta pasti dia mau."

"Ttapi, sunbae "

"Aku anggap setuju ya. Kami cuman minta waktunya selama satu jam saja. Aku tunggu telfon darimu." Ucap Prof. Choi Soo Young kemudian pergi meninggalkan Krystal.

Dengan terpaksa malam itu Krystal menghubungi Amber untuk memberitahukan pesan dari Prof. Choi.

From: My Smart Boy

"Iya."

"Isshh! Aku mengetik panjang lebar dan dia hanya membalasnya dengan satu kata!" Kesal Krystal lalu keluar dari kamarnya menuju toko roti milik Sulli.

Krystal bercerita panjang lebar kepada sang sahabat yang menurutnya ahli dalam urusan cinta, dan seperti biasa jawaban Sulli selalu berbanding terbalik dengan pendapatnya.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama Krystal pun beranjak pulang. Saat berjalan menuju halte bus Krystal dikejutkan oleh seseorang yang ia kenal.

Krystal sempat menolak ajakan orang tersebut. Namun selang beberapa saat ia mengikuti langkah orang itu.

"Bagaimana kabarmu?" Sapa orang itu dengan gugup dan ragu.

"Baik." Jawab Krystal ketus.

"Syukurlah kalau begitu." Ucap orang didepan Krystal dengan senyum yang kaku.

Suasana canggung diantara keduanya tak bisa dihindarkan. Mereka diam cukup lama sampai seorang gadis kecil yang duduk disamping orang itu bersuara.

"Ibu, bajuku kotor."

Krystal mematap aneh pada wanita yang sedang membersihkan baju sang gadis kecil dari tumpahan rotinya.

"Anakmu?" Ucap Krystal setelah diam sekian lama dan orang itu hanya tersenyum.

"Seulgi, cepat beri salam ke Tante Krystal."

"Hallo Tante, namaku Seulgi Park dan usiaku empat tahun." Ucap sang gadis dengan sedikit terbata-bata.

"Jadi, kenapa kau mengajakku kemari? Apa kau ingin memberitahuku jika dia adalah anak Amber?" Ucap Krystal dingin.

"Aapa?? T-tentu saja tidak. Seulgi bukan anaknya." Jawab Irene.

"Jadi?"

"Aku ingin minta maaf padamu."

Krystal diam dan menatap Irene dengan tajam.

"Aku sudah membuat kesalahan yang besar. Aku tahu jika diri ini tak pantas untuk kau maafkan. Tapi aku akan tetap meminta maaf padamu." Lanjutnya dengan menundukkan kepalanya pada Krystal.

"Ada banyak orang yang tersakiti akibat dari kebohonganmu itu."

"Aku tahu. Aku bahkan hidup dalam perasaan bersalah selama lima tahun, aku juga mendapatkan ganjaran dengan jalanku yang pincang sekarang ini."

Krystal memalingkan pandangannya tak tega pada Irene.

"Tolong sampaikan maafku pada Amber. Aku tak bisa menemuinya karena dosaku yang terlalu besar padanya. Aku benar-benar minta maaf pada kalian." Irene tak mampu lagi membendung air mata penyesalannya.

"Jangan menangis, ada anakmu disini. Kalau sudah selesai aku mau pergi, didik putrimu dengan baik."

Krystal mengambil tas dan jaketnya untuk bergegas pergi. Namun langkah kakinya terhenti saat Seulgi meraih tangannya.

"Setiap hari ibu cerita tentang Tante. Ibu bilang Tante orang baik. Oh iya, tadi aku membuat ini sendiri di sekolah. Ini, untuk Tante." Seulgi menyerahkan sebuah gantungan kunci berbentuk bintang pada Krystal dengan senyum di wajahnya.

Krystal membalas senyuman Seulgi dan mengelus kepalanya.

"Terima kasih. Jaga Ibumu baik-baik."

Seulgi mengangguk dengan antusias.

"Aku berharap kalian bahagia dan lupakanlah masa lalu. Anggap saja jika aku tidak pernah ada dalam hidup kalian." Lirih Irene sebelum Krystal kembali melangkah pergi.

~

Krystal terlihat sibuk memilih beberapa belanjaan di sebuah departement store untuk keperluannya. Dalam perjalanan pulang Krystal tak sengaja melihat Amber tengah berdiri seorang diri di depan sebuah toko baju. Krystal hendak meminggirkan mobilnya untuk menyapa Amber tapi segera ia urungkan saat ia melihat seorang wanita muda keluar dari toko itu dan menghampiri Amber.

Hati Krystal semakin geram saat kedua orang itu pergi bersama dalam satu mobil. Tak berselang lama Krystal langsung menelfon Amber dan menanyakan keberadaannya. Ia bahkan mengesampingkan egonya untuk menghubungi pria itu terlebih dahulu setelah pertengkaran terakhir mereka.

"Aku sedang rapat. Kenapa?"

"Yakin?! Tak bohong?"

"Kenapa juga harus bohong. Sudah ya. Aku sibuk, nanti aku telfon lagi."

Krystal kehabisan kata-kata saat Amber memutuskan telfonnya.

"Bocah tengik!! Awas saja kalau bohong lagi!" Gerutu Krystal dengan kepala berasap.

~

Hari itu Krystal berangkat ke kampus cukup pagi. Setelah srlesai mengajar ia berjalan menuju ruang dosen sambil sibuk mengetik sesuatu pada layar ponselnya.

To: Stupid

"Acaranya hari ini kan? Selesai jam berapa? Makan siang bersama ya."

Krystal terus membaca pesan yang tak kunjung ia kirim itu. Sesaat kemudian ia menghapusnya dengan sesegera mungkin.

"Masa bodoh!! Kenapa aku harus memulainya dulu. Tak sadar apa kalau dia yang salah." Gerutu Krystal lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Krystal melanjutkan langkah kakinya saat mendapati Prof. Choi yang sedang berbicara dengan Amber dan seorang wanita. Ia tak peduli pada ketiga orang itu dengan melanju

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 26: hepi wedding ya kryber..samawa.... (brapa tahun tor amber nungguin krystal bilang ya???? ) hihihi
Harryturtlee #2
I think this is a good story... hope you can translate it in english. Author-nim
prometheus38 #3
Can someone translate this Fanfic in english please?
neo2this #4
Chapter 25: nyambung napa tor?? hehehhe
munyil_cutez #5
Chapter 25: yakin neh ud ending, kirain mw d endingin klo mereka ud nikah ! ke ke
Popcorn01 #6
Chapter 25: Epiloge ama bonus chap donggg
jasonds #7
Chapter 25: epilogue dong thor heheheheheh...serasa masih kangen ama ceritanya
Guegaol #8
Chapter 25: Kok ending nya gntung min ~_~
Popcorn01 #9
Chapter 24: Greget ah.... Nunggu next update ah....
prometheus38 #10
Could you translate this fanfic in english please?