Kepastian

My Lovely Teacher
Please Subscribe to read the full chapter

Seluruh siswa SMA Seoul mulai dari kelas satu sampai tiga pagi itu merasa khawatir kecuali seorang siswa bernama Amber Joshep Liu. Sepanjang perjalanannya dari parkiran sampai kelas Amber terus melemparkan senyuman anehnya.

"Hi ma bro...!!!" Sapa Amber melihat Key yang tengah berdiam diri dan Henry yang membaca buku komik.

"Tumben sekali wajahmu sumringah seperti itu. Kesambet di mana?" Henry menoleh kearah bangku Amber yang ada disamping kirinya.

"Sebentar lagi aku akan memenangkan sebuah lotre. Haha."

"Iya, lotre hukuman dari paman karena nilaimu yang jeblok lagi." Ungkap Key yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan dua sahabat yang duduk di belakangnya.

"Heihh... Sewot ini anak, tenang. Itu tak akan terjadi."
Kelas 3-2 yang sebelumnya ramai kini hening karena wali kelas mereka yang bertubuh tambun pak Shin Dong Hee masuk ke dalam kelas dengan membawa lembaran kertas hasil UTS mereka minggu kemarin.
Guru Shin yang biasanya tersenyum saat masuk kelas kini terlihat sangat serius dengan kedua ujung bibirnya yang menghadap ke bawah plus tatapan tajamnya, dan itu berhasil membuat siswanya bergidik ngeri.

"Saya benar-benar tidak menyangka hal ini bisa terjadi di kelas kita." Ungkap guru Shin dingin.

"Apakah hasil kami buruk pak?" Seru Sehun wakil ketua kelas sekaligus pemegang peringkat kedua di kelasnya setelah Minah.
Guru Shin tak menjawab pertanyaan Sehun, dan itu membuat suasana menjadi semakin dingin dan tegang.

"Bapak akan membagikan hasil ujian kalian." Guru Shin memanggil satu persatu nama siswanya secara random.

"Jadi, siapa juara kita pak? Minah lagi? Ataukah Sehun yang selama ini duduk diperingkat dua?! Haha..." Henry penasaran karena selama ini Sehun menganggap Minah saingan terberatnya yang tak bisa dilengserkan.

"Kita memiliki juara baru. Sang macan telah bangun dari tidurnya." Para siswa semakin penasaran karena ucapan guru mereka.

"Peringkat tiga, Sehun Oh. Peringkat dua, Minah Bang. Dan peringkat pertama... Amber Joseph Liu." Seluruh siswa seketika itu juga langsung menatap Amber yang tengah duduk santai dibelakang, terlebih Sehun yang merasa kesal peringkatnya turun karena siswa yang menurutnya bebal itu.

~

Di sebuah kafe 24h di tengah kota Seoul terlihat sedikit sepi setelah pelanggan mereka meninggalkan tempat tersebut.

"Hi Krys..." Sapa Sulli saat memasuki kafe tempatnya bekerja.

"Kenapa disini? Kamu kan masuk sore."

"Bos menyuruhku datang membawa laporan bulanan. Bagaimana hasilnya?"

"Hasil apa?!"

"UTS anak didik kesayanganmu itu." Ungkap Sulli dengan senyuman anehnya.

"Kesayangan apanya, cih...~ Aku belum tahu, mungkin aku harus mencari pekerjaan lainnya." Jawab Krystal lemas.

"Sudah, kau tak perlu mencari kerja lagi. Menikah saja dengannya. Kau menyukainya kan?!" Lirih Sulli takut jika bosnya mendengar percakapan mereka. Krystal mengelak tapi itu membuatnya terlihat lebih jelas jika ia menyukai Amber.

Setelah selesai dengan pekerjaan di kafe Krystal berjalan menuju halte untuk pulang. Beberapa saat kemudian ponsel Krystal berdering ada telfon masuk.

"Kenapa?!" Sapa Krystal dingin.

"Ihh... Noona, jangan galak-galak. Nanti jomblo terus loh. Kkk"

"Bawel.!"

"Dimana?"

"Halte dekat kafe. Mau pulang. Bagaimana hasil ujianmu?." Jawab Krystal singkat.

"Hasilnya,? Nanti juga tahu. Kkk~ Tunggu disitu, aku jemput." Amber memutuskan telfonnya secara sepihak. Sedangkan Krystal tersenyum simpul dengan debaran jantung yang tak beraturan setelah mendengar Amber akan datang menjemputnya.

Setelah menunggu beberapa menit Krystal melihat Amber yang masih mengenakan seragam menghentikan motor di depannya.

"Hi noona, ayo naik."

"Mau kemana? Aku mau pulang." Jawab Krystal ketus.

"Idihh... Galaknya. Iya, iya... Nanti aku antar pulang."
Setelah berdebat cukup panjang akhirnya Krystal bersedia ikut Amber.

"Pegang pinggangku jangan tasku, nanti jatuh." Goda Amber.

"Kalau kamu terus bawel aku turun." Ancam Krystal dengan pipi yang mulai memerah karena malu.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit akhirnya mereka berdua sampai di sebuah pantai.

"Henry bilang sunset di sini bagus." Amber melepas helmnya dan melihat senyuman di wajah Krystal yang sedang takjub dengan lukisan alam yang ada di depannya itu.

"Jadi... bagaimana ujianmu?" Tanya Krystal setelah kembali ke dunia nyata.
Amber turun dari motornya dan mendekati Krystal untuk memberikan kertas hasil ujiannya.
Krystal kembali tersenyum bahagia saat melihat angka-angka yang tertera pada kertas itu kemudian tanpa sadar ia memeluk Amber yang berdiri disampingnya.

"Ehhmm... Jangan salah paham. Aku hanya bahagia karena pekerjaanku tidak jadi hilang." Krystal mencoba menghilangkan rasa malunya karena Amber terus mengejek atas pelukannya tadi.

"Tepati janjimu. Kau janji akan mengabulkan tiga permintaanku."

"Baiklah... Cepat katakan."

"Satu, berkencanlah denganku besok."
Krystal terkejut tapi ia tak bisa protes karena sudah berjanji pada Amber untuk mengabulkan semua permintaannya.

"Baiklah. Apa yang kedua dan ketiga?"

"Aku akan menyimpannya dulu." Amber melemparkan senyuman manisnya pada Krystal hingga membuatnya salah tingkah.

"Ayo makan. Aku lapar." Krystal melenggang pergi meninggalkan Amber untuk mengilangkan rasa gugupnya.

"Siap noonaaa...!!! Hehe~ Tunggu aku.!!! " Teriak Amber berlari menghampiri Krystal yang berjalan terlebih dahulu.

~

Minggu pagi Krystal nampak sibuk memilih beberapa pakaian yang tertata rapi di dalam almarinya.

"Haduhh... Kenapa bajuku begini semua." Krystal mengacak-acak rambutnya melihat pakaiannya yang kebanyakan adalah kaos, kemeja dan celana jeans yang sederhana.

"Jika memakai ini apakah saat berjalan dengannya aku akan terlihat tua?!" Gerutu Krystal frustasi sambil berkacak pinggang.

"Siapa yang tua?" Ucap ibu Krystal saat mengintipnya melalui celah di pintu kamar.

"Eh... Bukan siapa-siapa."

"Kau mau pergi kemana? Biasanya juga anteng di rumah bantuin ibu." Sang Ibu mendekati putri semata wayangnya yang sedang terlihat bingung itu.

"Bu, jika aku memakai itu apa aku akan terlihat muda?" Krystal menunjuk sweater putih dengan gambar teddy bear di depannya.

"Ah... Jangan, jangan... Aku trauma dengan warna putih." Gumam Krystal menjawab pertanyaannya sendiri.

"Ihh... Anak ibu kenapa? Mau pergi saja bingung, tinggal pakai apa yang biasanya kau pakai saja. Kenapa repot." Krystal kembali memikirkan perkataan sang Ibu.

"Benar juga. Kenapa aku harus repot-repot memilih baju, kenapa aku harus berubah untuknya. Jika dia menyukaiku maka dia harus suka aku apa adanya. Wait. Whattt??!!! Suka..??!!" Batin Krystal meggelengkan kepalanya.

"Sadarlah Krystal Jung.!! Sadar..!!" Pekik Krystal membuat Ibunya semakin bingung.

Saat Krystal tengah sibuk dengan pekerjaannya membersihkan kamar dari pakaian yang berhamburan sang Ibu malah memanggilnya dari gerbang depan.

"Krystal... Ibu mau pergi dengan ibunya Jaemin. Kami nitip Jaemin sama kamu ya." Teriak

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 26: hepi wedding ya kryber..samawa.... (brapa tahun tor amber nungguin krystal bilang ya???? ) hihihi
Harryturtlee #2
I think this is a good story... hope you can translate it in english. Author-nim
prometheus38 #3
Can someone translate this Fanfic in english please?
neo2this #4
Chapter 25: nyambung napa tor?? hehehhe
munyil_cutez #5
Chapter 25: yakin neh ud ending, kirain mw d endingin klo mereka ud nikah ! ke ke
Popcorn01 #6
Chapter 25: Epiloge ama bonus chap donggg
jasonds #7
Chapter 25: epilogue dong thor heheheheheh...serasa masih kangen ama ceritanya
Guegaol #8
Chapter 25: Kok ending nya gntung min ~_~
Popcorn01 #9
Chapter 24: Greget ah.... Nunggu next update ah....
prometheus38 #10
Could you translate this fanfic in english please?