Alone

My Lovely Teacher
Please Subscribe to read the full chapter

Amber menyetir mobilnya menuju Seoul dengan amarah yang tak terkendali hingga membuat Henry yang duduk disampingnya ketakutan setengah mati. Henry mendesak Amber agar menurunkan laju mobilnya. Namun hal itu tak digubris Amber dan membuat Henry ikut naik pitam.

"Hei Stupid!! Kalau kamu menyetir seperti ini kita akan masuk rumah sakit!!" Bentak Henry.

Amber yang sedari tadi diam itu menepikan mobilnya secara tiba-tiba hingga membuat mobil yang berada di belakangnya mengeluarkan suara klakson yang sangat nyaring.

"Henry. Dia bohong." Lirih Amber dengan tatapan kosongnya.

"Kau pindahlah, biar aku yang nyetir." Henry melepas seatbeltnya, hendak bertukar posisi dengan Amber.

"Apa yang harus kulakukan Hen?" Henry menatap iba pada sahabatnya yang sedang dirundung kesedihan.

"Tanyakan padanya dan bicaralah baik-baik. Jangan malah menambah masalah baru." Henry yang paham dengan sifat Amber yang mampu meledak saat sedang marah itu pun memintabya untuk tenang.

Selama perjalanan Amber terus menelfon nomor Irene. Namun sayang, hingga ia sampai di rumah Irene telfon itu tak pernah tersambung. Amber sedikit berlari saat memasuki rumah Irene. Ia berkeliling, mencari sosok wanita yang memiliki semua jawaban atas pertanyaan yang saat ini berputar di kepalanya.

Amber keluar rumah dengan lesu, menemui Henry yang sedang harap-harap cemas.

"Bagaimana?"

"Dia tak ada di rumah." Jawab Amber tanpa tenaga.

Amber mulai mengambil ponselnya dan hendak menelfon Irene kembali. Namun disaat yang bersamaan ada telfon dari nomor yang tak ia ketahui.

Mata Amber mendelik saat mendapat telfon dari pihak administrasi RS Seoul yang mengatakan jika Irene sedang disana.

Henry yang tak tahu apa-apa hanya mengikuti Amber sambil melemparkan segala pertanyaan pada Amber.

"Kenapa Noona ada disana?"

"Dia mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadinya." Mata Henry membulat saat mendengar jawaban Amber. Henry semakin menginjak pedal gasnya agar segera sampai di RS.

Amber dan Henry berlari menuju ruangan Irene. Namun langkah mereka terhenti saat berpapasan dengan Bogeum.

"Ikut aku, kita harus bicara." Sapa Bogeum dengan nada dingin.

"Tidak bisa Hyung, aku harus bertemu dengan Irene noona." Amber berlalu dari hadapan Bogeum. Namun ia memutar tubuhnya saat Bogeum berteriak memanggil namanya.

"Ikut aku sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan." Lirih Bogeum dengan nada yang terdengar putus asa. Dan pada akhirnya Amber memutuskan langkah dokter muda itu menuju cafetaria RS.

"Hyung, kau mau bicara apa? Aku harus segera pergi." Amber yang kesal karena Bogeum sedari tadi hanya diam itu pun mulai bersuara.

"Dia sedang kritis." Lirih Bogeum dengan mata yang mulai memerah.

"Apa maksudmu Hyung?"

"Dia menelfonku dan mengatakan jika dia tak ingin ada di dunia ini lagi, karena tak ada seorang pun yang menginginkannya. Terutama kau." Entah kenapa Amber merasakan sakit yang teramat saat mendengar suara Bogeum yang bergetar itu.

"Aku sudah mencoba menghentikannya. Tapi aku tidak bisa."

"Sudahlah Hyung, itu bukan salahmu."

"Amber. Tolong maafkan dia, juga aku?" Bogeum yang sedari tadi menunduk kini mulai memberanikan diri untuk menatap mata Amber yang terlihat lelah itu.

"Kenapa harus minta maaf, itu bukan salahmu."

"Tidak, aku juga salah karena membiarkan bahkan membantunya melakukan tindakan bodoh itu." Amber yang awalnya mengira jika permintaan maaf Bogeum itu ditujukan pada kejadian hari ini mulai dibuatnya bingung.

"Aku minta maaf karena telah ikut membohongimu."

"H-hyung,."

"Tidak seharusnya aku memberikannya foto USG itu. Jika hari itu aku teguh dengan pendirianku hal ini pasti tak akan pernah terjadi." Bogeum yang merasa ikut andil dalam keterpurukan Irene saat ini pun mencoba meminta maaf dengan menceritakan semuanya pada Amber agar hal tersebut tak menjadi lebih buruk kedepannya.

Amber diam, emosinya kembali naik saat mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Bogeum. Amber tak tahu harus memberikan respon seperti apa atas cerita yang baru saja Bogeum selesaikan itu.

"Amber, maafkan aku. Maafkan kami."

Amber berdiri dari duduknya dengan mata yang memerah dan berair.

"Sekarang aku mengerti kenapa wanita itu sangat membenci kata maaf yang keluar dari mulutku." Gumam Amber membuat Bogeum bingung.

"Bagaimana kalian bisa melakukan hal itu? Dimana akal sehat kalian?!" Sentak Amber membuat semua pasang mata menatap ke arah mereka.

"Maaf." Lirih Bogeum membuat Amber mengepalkan tinju dan segera melayangkannya pada wajah mulus Bogeum hingga membuatnya mengeluarkan darah segar. Amber meninggalkan Bogeum dan semua pasang mata yang sedang menilainya sebagai orang jahat karena baru saja meninju seorang dokter di tempat kerjanya sendiri.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya Amber diperbolehkan menemui Irene yang baru saja menjalani operasi itu.

Amber hanya diam, menatap bingung pada wanita yang sedang dipasangi berbagai alat kesehatan yang dingin serta mengerikan itu selama beberapa menit.

"Apa salahku padamu hingga kau jadi seperti itu?" Lirih Amber dengan suara yang bergetar.

"Jangan buat aku membencimu Noona. Kau dulu orang yang baik dan hangat. Tapi kenapa sekarang kau,. Huh, " Amber tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena tangis yang tak bisa ia tahan lagi.

"Ini adalah terakhir kalinya, aku pikir aku tak bisa bertemu denganmu lagi. Aku harap kau bisa menjalani hidupmu dengan baik."

Amber berdiri dari duduknya dan mulai meninggalkan ruangan Irene yang dingin itu dengan mata yang sembab.

~

Selama setahun terakhir Amber hidup dalam kesendirian. Ia semakin menutup diri dan menyibukkan dirinya dengan belajar.

Hari itu adalah hari kelulusan Amber. Ia berusaha sekuat tenaga dalam belajar hingga akhirnya ia dapat lulus lebih cepat.

Amber keluar dari gedung tempat wisudanya dengan toga dan jas panjang bewarna hitam yang melilit di tubuhnya.

"Anak Ibu tampan sekali." Sapa Victoria saat Amber menghampiri dan memeluknya.

Ucapan selamat berdatangan dari semua temannya yang datang.

"Oi, hobae!! Ayo foto dulu." Pekik Heechul dan Eunhyuk yang juga lulus hari itu.

Amber segera menghampiri mereka, meninggalkan Victoria, Henry dan teman organisasinya yang hari itu datang ke acara wisudanya.

Setelah acaranya selesai bukannya pulang ke rumah Ayahnya Amber malah memilih pulang ke rumah Ibunya, Victoria.

"Sudah malam, kamu tidak pulang?" Victoria menghampiri Amber yang sedang duduk seorang diri di sebuah ayunan yang ada di depan rumah sederhana Victoria.

"Pulang kemana? Bukankah aku sudah pulang? Aku kan di rumah sekarang." Jawab Amber asal.

"Jangan begitu, ayahmu pasti khawatir."

"Hallahh, hoax itu kalau Ayah khawatir padaku. Lihat saja tadi, anaknya wisuda bukannya datang memberi selamat ia malah sibuk di kantor."

Victoria yang sedikit tak suka dengan jawaban tak sopan Amber mengenai Ayahnya pun menarik telinganya.

"Ibu!! Sakit."

"Jangan begitu, bagaimanapun juga dia itu Ayahmu. Dia kerja juga untukmu."

Amber tak berani menjawab Ibunya yang sedang marah itu.

"Dia memang keras, tapi itu juga untuk kebaikanmu. Dia pasti kesusahan harus merawat dan mendidikmu seorang diri."

"Jadi, salah siapa Ibu meninggalkan kami dan membuat Ayah susah payah merawatku seorang diri."

"Itu karena, " Victoria diam, ekspresinya berubah masam saat tak mampu menjawab pertanyaan anaknya itu.

Amber yang paham dengan perubahan suasana hati Ibunya itu pun merasa bersalah hingga akhirnya membuat lelucon agar Ibunya kembali tersenyum.

"Sudah jangan banyak bicara.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 26: hepi wedding ya kryber..samawa.... (brapa tahun tor amber nungguin krystal bilang ya???? ) hihihi
Harryturtlee #2
I think this is a good story... hope you can translate it in english. Author-nim
prometheus38 #3
Can someone translate this Fanfic in english please?
neo2this #4
Chapter 25: nyambung napa tor?? hehehhe
munyil_cutez #5
Chapter 25: yakin neh ud ending, kirain mw d endingin klo mereka ud nikah ! ke ke
Popcorn01 #6
Chapter 25: Epiloge ama bonus chap donggg
jasonds #7
Chapter 25: epilogue dong thor heheheheheh...serasa masih kangen ama ceritanya
Guegaol #8
Chapter 25: Kok ending nya gntung min ~_~
Popcorn01 #9
Chapter 24: Greget ah.... Nunggu next update ah....
prometheus38 #10
Could you translate this fanfic in english please?