Rindu

My Lovely Teacher
Please Subscribe to read the full chapter

Di sebuah asrama yang dihuni oleh beberapa mahasiswa yang mendapat beasiswa di Universitas Stanford pagi itu terlihat lengang. Ada beberapa mahasiswa yang memilih untuk belajar di perpus, ada yang sedang mengikuti kuliah, dan ada yang sedang tertidur lelap di atas kasurnya karena telah begadang semalam suntuk. Krystal enggan membuka matanya pagi itu, karena lelah yang ia rasakan setelah mengerjakan tugas yang menumpuk hingga membuatnya baru tertidur pada pukul 5 pagi tadi.

Saat Krystal masih terlelap dalam tidur tiba-tiba teman sekamarnya Yeri, membangunkan paksa wanita yang sudah kehilangan tenaga itu.

"Krystal. Cepat bangun! Ini sudah jam delapan pagi!"

Krystal yang merasa terganggu hanya menggumam tak jelas pada Yeri.

"Ada seorang pria tampan yang sedang mencarimu. Bangun dan cepat keluar.!"

"Siapa? Suruh pergi jika tak penting."

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Katanya dia baru saja datang dari Korea. Dan yang pasti dia tampan.. Namanya M... eh, M siapa ya, ada M-nya pokoknya, aku lupa karena gagal fokus saat menatap wajahnya."

Krystal membuka kedua matanya saat mendengar penjelasan dari Yeri. Ia masih diam diatas tempat tidur sementara Yeri terus menggoyang tubuhnya agar bangun.

"Bilang aku tidak ada." Jawab Krystal datar kemudian kembali menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya.

"Tidak mungkin, apa dia? Untuk apa dia datang." Batin Krystal dengan keraguan yang sangat tinggi saat menebak siapa pria yang datang mencarinya pagi itu.

Senin pagi. Sebuah hari yang sangat dibenci oleh kebanyakan orang karena pada hari itu mereka harus menjalankan rutinitas yang terkadang membuat diri mereka stress, termasuk Amber yang harus kembali masuk kantor untuk bekerja.

"Oi, Anak magang. Tolong pesankan kopi untuk kami, ini uangnya." Pekik seorang pria pada Amber yang sedang sibuk menyusun laporan di mejanya. Dengan berat hati Amber pun melangkahkan kakinya menuju kafetaria yang ada didepan kantornya untuk membeli kopi bagi kelima sunbaenya.

Donghae sebenarnya berencana menempatkan Amber di kantor pusat dengan menduduki posisi yang cukup tinggi. Hanya saja Amber menolaknya dengan alasan ingin belajar dari bawah terlebih dahulu. Oleh karena itu ia di tempatkan di kantor cabang yang mana tak ada seorangpun yang mengetahui identitasnya kecuali para petinggi disana.

"Sialan, mereka pikir siapa. Beraninya memerintahku." Gerutu Amber saat menunggu pesanan kopinya.

Amber kembali melangkahkan kakinya menuju kesebuah lift yang ada di kantornya untuk naik menuju lantai lima dimana ruangannya berada. Saat menunggu pintu lift terbuka Amber dikejutkan oleh sosok wanita yang tak asing baginya.

"Nnoona??" Decak Amber tak percaya melihat sosok yang baru saja menyapanya itu.

"Bagaimana kabarmu? Lama tak bertemu." Sapa wanita itu ramah.

Siang itu Amber memiliki janji untuk makan bersama sekaligus melanjutkan perbincangan singkatnya dengan teman lamanya yang ia temui pagi tadi. Amber sibuk dengan poselnya saat orang yang ia tunggu datang.

"Woah, lihatlah kau. Baru tak bertemu setahun saja kau sudah tambah tampan."

"Noona, berhenti menggombal seperti itu atau Jonghyun hyung akan membunuhku."

"Tidak masalah jika Jjong membunuhmu, toh tak ada ruginya bagiku. Haha." Amber hanya mengendus kesal saat Luna tertawa dengan keras.

Mereka berduapun melanjutkan perbincangan mereka dengan atmosfir yang terlihat menyenangkan.

"Apa yang kau lakukan tadi pagi? Masa Anak bos, si calon penerus Liu group pagi-pagi menenteng kopi untuk orang lain."

"Tidak ada yang mengenalku disini, kalau mereka tahu mana mungkin berani menyuruhku ini itu."

Luna yang mendengar ucapan Amber yang terkesan sombong itu mulai menghujatnya.

"Kata siapa, aku berani menyuruhmu meski aku tahu kau itu calon Bosku nanti."

"Kau itu pengecualian Noona. Tapi kalau keterlaluan siap saja aku pecat nanti. Haha."

Kedua orang itu terkekeh mendengar lelucon Amber yang terdengar garing. Amber mulai menanyakan kabar Jjonghyun yang baru saja dimutasi keluar kota oleh perusahaannya pada Luna.

"Dia baik, sehat. Kenapa kangen?"

"Tentu saja."

"Kalau sama yang lagi di California? Kangen juga gak?"

Wajah Amber mulai mengkerut saat Luna mulai membuka topik pembicaraan mengenai Krystal, dan itu membuat hatinya terbebani lagi akan hal bodoh yang ia lakukan dulu.

"Dih, serius banget itu muka. Santai bro."

Amber hanya diam saat mendengar lelucon Luna itu.

"Ini sudah setahun Amber, kau tak ingin meluruskan kesalah pahaman diantara kalian itu?" Ekspresi Luna yang awalnya santai kini berubah jadi serius.

"Aku takut."

"Kenapa kau takut sebelum mencoba?.

Luna terlihat sedikit emosi saat Amber terus saja mengacuhkan dan membantah perkataanya.

"Aku takut pada sebuah ketidak pastian. Aku takut ia akan berbalik mengalihkan pandangannya dan mengacuhkanku."

"Apa rasa takutmu itu lebih besar timbang rindumu padanya? Jangan buat hal simple jadi rumit."

Amber memilih diam dan tak menanggapi ucapan Luna.

Amber terus memikirkan ucapan Luna yang sejak tadi siang berputar di kepalanya hingga membuat beberapa pekerjaannya sedikit terbengkalai.

~

Malam itu Amber pergi bersama dengan Donghae untuk makan disebuah restoran sekaligus melakukan meeting dengan rekan kerja sang Ayah. Donghae yang kesal karena sejak tadi mendengar Anaknya menghela nafas dengan frustasi itupun mulai angkat suara.

"Berhenti melakukannya. Jangan membuat konsentrasi Ayah terganggu.!"

"Jika Ayah diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu, apa yang akan ayah lakukan?"

"Sekarang apa lagi? Masalah guru lesmu?"

Amber sedikit terkejut saat mendengar tebakan Donghae. Tentu saja Ayahmya tahu akan hal itu, secara dia punya banyak mata yang menglilingi Amber.

"Kenapa kau sangat menyukainya? Toh wanita itu tak akan bisa memberikan keuntungan untukmu."

"Ayah..!!"

"Maaf, karena Ayah sudah menghancurkan hubunganmu dengan Irene saat itu. Kali ini Ayah akan angkat tangan untuk urusan asmaramu. Ayah hanya ingin kau bahagia, karena Ayah tak bisa memberikanmu hal itu sejak kecil sampai sekarang."

Amber diam mendengarkan pengakuan serta permintaan maaf dari Donghae.

"Ayah, aku ingin kuliah lagi." Lirih Amber dan mendapat tatapan bingung dari Ayahnya.

Amber mengucapkan keinginannya pada sang Ayah setelah memikirkan ucapan Key dan Henry yang ia temui sore tadi. Key sangat terkejut saat mendengar kejadian yang dialami sahabatnya selama ia tinggal di US. Hingga pada akhirnya kedua orang itu mengusulkan pada Amber untuk memberbaiki puzzle yang kocar

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 26: hepi wedding ya kryber..samawa.... (brapa tahun tor amber nungguin krystal bilang ya???? ) hihihi
Harryturtlee #2
I think this is a good story... hope you can translate it in english. Author-nim
prometheus38 #3
Can someone translate this Fanfic in english please?
neo2this #4
Chapter 25: nyambung napa tor?? hehehhe
munyil_cutez #5
Chapter 25: yakin neh ud ending, kirain mw d endingin klo mereka ud nikah ! ke ke
Popcorn01 #6
Chapter 25: Epiloge ama bonus chap donggg
jasonds #7
Chapter 25: epilogue dong thor heheheheheh...serasa masih kangen ama ceritanya
Guegaol #8
Chapter 25: Kok ending nya gntung min ~_~
Popcorn01 #9
Chapter 24: Greget ah.... Nunggu next update ah....
prometheus38 #10
Could you translate this fanfic in english please?