chapter 2

Distance
Please log in to read the full chapter

H-3 menuju pernikahan

So Eun Gi tampak sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Dia terlihat terburu-buru. Tangannya sedikit gemetar. Tiba-tiba dia merasakan tangannya disentuh oleh seseorang, "So Eun Gi.." panggil seseorang lirih. So Eun Gi tersentak dan segera menarik tangannya. 

"Lee Jin Wook, kau mengagetkanku." katanya terdengar agak marah.

"Aku sudah memanggilmu dari tadi jadi salahkan aku." elak Lee Jin Wook sambil mengamati So Eun Gi.

"Kau yakin akan pergi? Akh...tidak maksudku kau yakin mau kembali ke Korea? Bukankah kau dulu bilang tidak akan pernah kembali ke sana? Kau bilang di sini adalah negaramu, di sini adalah rumahmu?" cercanya pada So Eun Gi.

"Aku harus pulang." jawab So Eun Gi lirih.

Lee Jin Wook menghela nafas, "aku ingat kalau So Eun Ri tidak menikah kau tidak akan pulang, itu katamu dulu kan? Kau hanya akan kembali ke Korea ketika saudara kembarmu menikah. Tapi...apa kau yakin tidak mau aku temani?"

So Eun Gi menggeleng dan berusaha tersenyum, "suatu saat ini akan terjadi dan sekaranglah saatnya. Setelah So Eun Ri menikah aku akan segera kembali ke sini, ke rumahku, kembali pada keluargaku."

"keluarga, huh?" sungut Lee Jin Wook. Didekatinya wajahnya ke wajah So Eun Gi, "sudah aku bilang aku tidak mau jadi keluargamu, aku ingin menjadi suamimu." Dia mengacak-acak rambut halus So Eun Gi lalu mengerlingkan matanya dengan nakal dan beranjak pergi, "ok, aku akan mengantarmu ke bandara."

So Eun Gi tersenyum kecil. Lalu tiba-tiba matanya terasa berat dan sebulir air mata jatuh perlahan.

So Eun Gi POV

Aku mungkin adalah anak yang terbuang. Tapi bagiku itu anugerah karena aku jadi merasa bahagia sekarang. Aku bisa menghapus kenangan buruk di malam itu. Tidak, sesungguhnya kenangan buruk itu tidak pernah bisa hilang karena dia menyergapku pada mimpi-mimpi malamku. Kenangan malam itu bahkan sering datang akhir-akhir ini ketika suatu malam aku mendapat email dari So Eun Ri bahwa dia akan menikah dan dia ingin aku pulang untuk mengantarnya ke altar penikahan. Dia ingin aku ada untuk pertama dan terakhir kalinya pada momen bahagianya. Aku harus pulang, ke negara asalku : Korea, negara yang bagiku hanya berisi kenangan buruk malam itu. Kenangan akan tabrakan mobil yang membuat keluargaku terpisah. Ayah dan ibuku meninggal karena kecelakan itu. Aku ingat saat itu aku tidak meneteskan air mata sedikitpun meskipun aku ingin sekali menangis sekeras-sekerasnya. Aku ingat aku baru menangis ketika aku dipisahkan dengan So Eun Ri, saudara kembarku. Begitu jasad ayah dan ibuku menjadi abu aku harus ke Amerika menjalani pengobatan penyakit jantungku yang sudah lama direncanakan oleh ayahku. Aku dititipkan pada dokter hebat kenalan lama ayahku, Dokter Lee Dang Wae. Dia juga orang Korea. Dia dan bersama satu anak lakinya Lee Jin Wook yang lima tahun lebih tua dari usiaku yang merawat dan menjagaku selama ini. Mereka yang menghiburku dari trauma kehilangan orang tua, semua kenangan tentang malam itu--terutama wajah laki-laki yang memegang pistol dan laki-laki yang keluar dari mobil hitam itu. Aku merasakan sebuah kehangatan keluarga di sini. Aku bukan lagi anggota keluarga So, maka aku putuskan untuk tidak kembali ke Korea, ke keluarga asliku. Oh ya, aku dan So Eun Ri saling berhubungan lewat email dan telepon meski tak sesering saat kami masih bocah ingusan. Aku tahu sekarang kehidupannya sangat sibuk sebagai direktur utama perusahaan Tae San, perusahan ayahku yang diperolehnya dari hasil warisan kakekku dan dibangunnya dengan susah payah hingga perusahaan yang bergerak di multi industri ini sudah memiliki banyak anak cabang di beberapa negara. Aku yakin musuh ayahku banyak, dari pesaing bisnisnya bahkan mungkin dari keluarganya sendiri. Yah, aku tahu itu dari email-email So Eun Ri yang kadang menceritakan betapa lelahnya dia memimpin perusahaan Tae San, jika paman merwka satu-satunya, Park Seong-Yeoul tidak membantunya selama ini mungkin dia sudah mati bunuh diri sudah lama atau mungkin sudah mati terbunuh oleh lawan bisnisnya. Sekali lagi aku bersyukur karena posisiku tidak berada di posisi So Eun Ri, aku di sini hidup damai tanpa ada kecemasan berarti yang harus aku hadapi setiap harinya. Toh, jantungku yang lemah ini juga tidak akan mampu menanggung semua beban yang harus dihadapi So Eun Ri. Tuhan sudah tahu kapasitasku. Akh ya tentang tunangannya itu, So Eun Ri hanya menceritakan sekali bagaimana pertemuan mereka terjadi ketika So Eun Ri hampir jatuh dari tebing ketika sedang melihat lahan proyek untuk pengembangan Tae San dan pria itu menyelamatkan hidupnya. 3 bulan setelah itu, So Eun Ri memutus

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nisaananda #1
Chapter 20: Ditunggu karya selanjutnya
nisaananda #2
Chapter 19: Update soon author
superherocan #3
Chapter 19: Baru aja mau komeng kurang panjang eh udah mau tamat LOL....bikin cerita baru lg dong thor
nisaananda #4
Chapter 18: Cieee eunmaru.....
nisaananda #5
Chapter 17: Siapa yg nusuk kang ma ru?
nisaananda #6
Chapter 16: Hikssss tambah sedih ajaaaa.update terus yaaa
nisaananda #7
Chapter 15: Ayoooo eun gi selamatkan mr.kang
nisaananda #8
Chapter 14: Semakin menegangkan.
superherocan #9
Chapter 13: Gomawo udah update lagi authornim
nisaananda #10
Chapter 13: Akhirnya update.makasihhhhh