chapter 1

Distance
Please log in to read the full chapter

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang cukup sepi. Di samping kiri dan kanan jalan hanya terlihat padang rumput.Terlihat di dalam mobil dua anak perempuan berusia sekitar 8 tahun sedang bernyanyi dengan riangnya, sesekali kedua orangtuanya mengikuti nyanyian dua anak perempuan itu. Kadang-kadang ayahnya yang berada di kursi supir tertawa tergelak melihat kelakuan dua anak perempuan tersebut yang satu duduk di samping kursinya dan satu anak perempuannya lagi berada di kursi belakang bersama istri yang sangat dicintainya.

"Kalian membuat ayah sangat senang hari ini." kata sang ayah sambil membelai pelan rambut anak perempuan yang ada di sampingnya. "Dan Eun Gi, ayah akan sangat merindukanmu karena kita akan lama sekali tidak bertemu. Tapi kau tau kan ini demi kesehatanmu?"

Tiba-tiba cahaya menyilaukan datang dari arah yang berlawanan. Bruuukkk! Dan suara tabrakan menggema keras di jalanan yang cukup sepi itu.

"Ibu...ibu..." seorang anak perempuan terlihat ketakutan melihat ibunya berlumuran darah di kepala menindih badannya. Dia melihat sekeliling. Dia dan ibunya sudah tak berada di mobil. Mungkin tadi dia terlempar bersama ibunyaBadannya sakit dan dia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. "Ibu...." rengeknya lagi sambil berusaha menggoyang-goyangkan tubuh sang ibu agar bangun. Tapi tiba-tiba dia merasa pandangannya kabur dan badannya terkulai tak berdaya.

"Ayah..." bibirnya bergetar. Rasa takut dan sakitnya menjadi satu. Jantungnya berdenyut nyeri. 

"Eun..." terdengar suara ayahnya lirih. Dia melihat ayahnya berada di sampingnya.terkulai lemas di kursinya. Wajahnya berlumuran darah. Badannya terjepit di antara setir dan jok. 

"Ayah..." susah payah dia mencoba meraih wajah ayahnya. "Ayah..." tangisannya mulai mengeras.

"Tuan." suara seorang laki-laki terdengar saat ada mobil berhenti tak jauh dari mobil mereka. Suasana semakin mencekam. Entah kenapa sang ayah merasa ada yang tidak beres.

"Pergi. Pergi dari sini, Eun...!" Ayahnya berusaha mendorong anak perempuan di sampingnya dengan tangannya yang lemah.

"Ayah..." anak perempuan itu berusaha memegang tangan ayahnya yang ternyata juga berlumuran darah.

Sang Ayah dengan tenaga yang tersisa berusaha mendorong lagi anak perempuannya, "dengarkan Ayah, jangan menangis, pergilah, cepat!"

Meskipun anak perempuan itu tidak tahu apa maksud ayahnya menyuruhnya pergi, dia akhirnya menuruti kata-kata ayahnya. Dengan susah payah menggerakkan badannya yang bahkan dia sendiri tidak tahu pasti sakitnya di bagian apa, dia berusaha keluar dari mobil yang pintunya sudah entah ke mana. Anak perempuan itu ketakukan, badannya menggigil bukan karena dingin tapi lebih karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi dia berusaha menahan tangisannya karena dia berpikir takut kalau tangisannya akan membahayakan ayahnya dan bahkan dirinya. Dia terseok, berusaha menjauh dari mobil. Dia berusaha lari sejauh mungkin tapi larinya hanyalah dalam bayangannya saja karena sebenarnya yang dia lakukan tepatnya adalah merangkak pelan. Sakitnya mulai bertambah hebat, nyeri di jantungnya seakan-akan ingin mengoyak dadanya. Nafasnya sudah sesak d

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nisaananda #1
Chapter 20: Ditunggu karya selanjutnya
nisaananda #2
Chapter 19: Update soon author
superherocan #3
Chapter 19: Baru aja mau komeng kurang panjang eh udah mau tamat LOL....bikin cerita baru lg dong thor
nisaananda #4
Chapter 18: Cieee eunmaru.....
nisaananda #5
Chapter 17: Siapa yg nusuk kang ma ru?
nisaananda #6
Chapter 16: Hikssss tambah sedih ajaaaa.update terus yaaa
nisaananda #7
Chapter 15: Ayoooo eun gi selamatkan mr.kang
nisaananda #8
Chapter 14: Semakin menegangkan.
superherocan #9
Chapter 13: Gomawo udah update lagi authornim
nisaananda #10
Chapter 13: Akhirnya update.makasihhhhh