Page 9

Say love

Hyuna berjalan seorang diri dilorong sekolah membuat bebarapa siswi disana menghindar darinya karena tidak mau membuat masalah dengan hyuna , hyuna melirik kesana kesini mencari dimana hyunseung 

"Kemana sih dia ?"

Hyuna mencoba menghubungi hyunseung namun ia terkejut karena nomornya tidak aktif 

"Mwo?! Kenapa nomornya tidak aktif ? Apa dia mengganti nomornya ? Tapi kenapa ?" Gumamnya 

"Yak!"

Hyuna menghalangi murid yang hendak melewat

"Apa kau melihat hyunseung seonsaengnim ?" 

"Tidak hyuna-ssi" 

"Kau harusnya melihat !" 

Murid wanita itu hanya menundukkan kepalanya karena hyuna setengah membentaknya

"Mian, aku sedang kesal , pergilah"

"Ne hyuna, permisi" 

"Eum" 

Hyuna membuang nafasnya panjang lalu memutuskan untuk pergi keruang guru berharap pria itu ada disana dan benar saja dia berada disana tengah duduk dimejanya dan terlihat sibuk dengan laptopnya 

"jackpot! aku menemukanmu.." gumamnya 

saat hyuna hendak masuk ia terkejut melihat anak buah ayahnya berada didalam sana tengah bersama kepala sekolah 

Apa yang dilakukannya disini?! Apakah ayah yang memerintahkannya ? Tapi ada apa ?! 

Hyuna tertegun saat pria dari anak buah ayahnya itu menatap kearahnya disaat bersamaan hyunseung pun menatap kearahnya hyuna hendak berlari pergi namun ternyata tali sepatunya tidak terikat membuat ia tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri dan tersungkruk kedepan 

Suara keras terdengar karena hyuna yang terjatuh saat anak buah dari ayah hyuna hendak menolong hyuna ia kalah cepat dengan hyunseung 

"Aw.." Ringis hyuna dengan pipinya yang mulai memerah karena menahan sakit serta malu bersamaan

"Hyuna-ssi gwaenchana ?" 

"Ne seonsaengnim, lututku hanya sedikit sakit" jawabnya sambil hyunseung membantunya untuk berdiri 

Hyuna melirik pria dari anak buah ayahnya yang tengah memperhatikannya dengan hyunseung , hyuna memberikan isyarat pada pria itu untuk berhenti menatapnya seperti itu karena akan membuat hyunseung curiga

Hyunseung membawa hyuna ke uks dan mengobati lutut hyuna yang sedikit terluka dengan obat merah dan plester 

"Kau tidak merasa sakit ?" Tanya hyunseung 

"Aniyo, biasa saja hanya luka kecil" jawabnya santai 

"Seonsaengnim" 

"Eum?" 

"Kenapa seharian ini seonsaengnim hanya diam diruang guru ? Kenapa tidak masuk kekelasku?" 

"Karena hari ini aku tidak ada jadwal dikelasmu" jawab hyunseung sambil merapihkan obat-obat didalam kotak p3k 

"Hehe aku lupa, ah seonsaengnim,ponselmu mati?" 

"Tidak" 

"Jinjja ? Kalau begitu, artinya kau mengganti nomormu keutji?" 

"Eum" 

"Waeyo?!! Kau tidak mau aku menghubungimu?! Seonsaengnim mencoba menghindariku?!" 

"Yak.. Apa yang kau bicarakan uh?" 

"Wae ? Jawab saja , aku benar kan? Seonsaengnim ingin menghindar dariku?!" 

"Baiklah jika kau memaksa" 

"Mwo ?!!" 

Hyunseung tertegun saat hyuna tak mengatakan apa pun lagi ia melirik hyuna yang menatapnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca 

"Kau menangis ?" Tanya hyunseung 

"Ani" 

"Kau hampir menangis ?" 

"Eum!" 

"Wae?" 

"Karena seonsaengnim ingin menjauhiku" 

Hyunseung tersenyum kecil lalu mendekati hyuna 

"Aku tidak pernah menjauhimu" 

"Kau sendiri yang mengatakannya tadi!" 

"Aku? Ani, kau yang mengatakannya" 

"Seonsaengnim!!" 

Hyunseung tertawa kecil 
"Baiklah baik, maaf aku hanya bercanda, aku tidak mengganti nomorku untuk menghindarimu" 

"Bohong" 

"Jinjja" 

"Jinjja ?" 

"Eum, aku .. Aku hanya harus menghindari seseorang" 

"Nugu?" 

"Maaf , aku tidak bisa mengatakannya" 

"Kenapa tidak bisa ?! Kalau begitu benar aku kan orangnya seonsaengnim?!" 

Hyunseung kembali tertawa kecil lalu mengacak-acak puncak kepala hyuna dengan gemasnya 

"Sudah kukatakan bukan dirimu, kenapa keras kepala sekali? Sudahlah sekarang kau kembali kekelasmu jam pelajaran akan segera dimulai"

"Seonsaengnim"

"Wae?" 

"Kemarilah" 

"Mwo? Ada apa ?" 

"Kemarilaah.." 

Hyunseung mendekatkan dirinya pada hyuna dengan wajah penasaran dan tak mengertinya dan tiba-tiba saja hyuna mengecup pipi hyunseung lalu berlari pergi 

"Annyeong seonsaengnim!" Ucap hyuna sambil berlari keluar 

Hyunseung masih membeku ditempatnya ia sama sekali tak berkedip dan tak bernafas ia masih terkejut dengan apa yang hyuna lakukan padanya itu benar-benar gila 

Namun tiba-tiba sebuah senyuman muncul dibibirnya ia tersenyum malu mengingat apa yang baru saja hyuna lakukan 

"Anak nakal"gumamnya

---

"Yah! Waeyo?"tanya krystal melihat hyuna tersenyum sendiri 

"Tidak ada apa-apa" jawabnya sambil memakan kripik kesukaannya 

"Ah changkaman" hyuna mengeluarkan ponselnya yang bergetar 

"Appa ?" Gumamnya 

"Yoboseo appa?" 

"Hyuna , appa sudah mendapatkan hasil ujianmu kemarin, nilaimu semua bagus bahkan kau mendapat peringkat pertama kali ini, maka dari itu appa ingin memberikan hadiah untukmu"

"Jinjja ?! Appa ingin memberikanku hadiah ?? Hadiah apa appa ?" 

"Rahasia , malam ini appa akan pulang ke korea dan akan sampai besok pagi , besok pastikan kau berdandan secantik mungkin oke putriku?" 

"Baiklah appa , aku merindukanmu" 

"Iya sayang appa juga merindukanmu" 

"Hyuna waeyo?" Tanya jia 

"Appa akan pulang malam ini, aku sangat senang!" 

"Waa.. Kami juga ikut senang , akhirnya appamu kembali juga kekorea" 

Hyuna benar-benar merasa senang dan ia memutuskan untuk menyempurnakan kebahagiaan hari ini dengan makan malam bersama hyunseung 

Hyunseung terkejut saat sekolah sudah sepi hyuna berdiri di depan pintu ruang guru 

"Hyuna-ssi? Kau belum pulang?" 

"Belum" 

"Ada apa ?" 

"Seonsaengnim, aku ingin mengajakmu makan malam, kau mau kan?" 

"Makan malam? Tapi saya.." 

"Ani! Seonsaengnim tidak bisa menolak, jam tujuh , oke ?" 

Hyunseung membuang nafasnya panjang 
"Baiklah"

"Kalau begitu aku minta nomor telfon seonsaengnim" ucapnya dengan mengangkat kedua tangannya meminta pada hyunseung

"Aku.." 

"Baiklah baik! Aku tau seonsaengnim tidak mau memberikannya padaku, it's oke.. Kalau begitu tepati saja janjimu jangan membuatku kecewa seonsangnim, annyeong!" 

Hyuna memilih-milih pakaian yang cocok untuk ia kenakan ia kesulitan mencari pakaian yang sederhana untuknya karena seluruh pakaiannya terlihat mencolok dan mahal , akhirnya ia memutuskan mengenakan pakaian kaus putih dipadukan dengan celana jeans hitam panjang lalu ia meminjam sweater milik ahjumma 

"Agasshi" 

"Ne ?" 

"Agasshi akan pergi kemana ? Biar saya antar"

"Tidak ahjussi, aku akan pergi sendiri pakai taksi" 

Hyuna yang sudah melangkah kembali berjalan mundur 

"Ah ! Ahjussi jangan katakan pada appa jika aku pergi sendiri pakai taksi arra ?" 

"Baik agasshi" 

"Good" 

Hyuna pun pergi dengan taksi menuju tempat dimana hyunseung sudah menunggunya 

"Omo, dia sudah disana" gumamnya 

Hyuna melihat anak kecil yang melewatinya dan ia segera menahannya 

"Waeyo noona?" Tanya anak kecil itu 

"Kau ingin membeli cokelat?" 

Anak laki-laki itu mengangguk dengan semangatnya 

"Noona akan memberimu uang untuk membeli cokelat tapi katakan .. Apakah noona cantik?" 

Anak kecil itu terdiam membuat hyuna merengut 

"Waeyo? Apakah noona jelek? Penampilan noona aneh?" 

"Aniyo, noona sangat cantik dan wangi" 

Hyuna tersenyum dengan menyipitkan kedua matanya 

"Anak pintar, kalau begitu ini ambilah dan kau bisa membeli cokelat, kajja" 

"Wah.. Gomawo noona !" 

"Ne ne"

Hyuna merapihkan rambutnya dengan jari-jarinya lalu berjalan memasuki tempat makan itu menemui hyunseung yang sudah duduk di meja menunggunya

"Seonsaengnim" 

"Oh hyuna ?" 

"Maaf membuatmu menunggu lama, tadi aku harus .." Hyuna terdiam sesaat ia belum sempat menyiapkan kata-kata untuk memberikan alasan pada hyunseung , karena tidak mungkin ia mengatakan jika ia terlambat karena sibuk mencari sweater agar ia terlihat seperti wanita sederhana seperti yang hyunseung sukai dan agar hyunseung tak curiga jika hyuna ternyata dari keluarga kaya raya

"Aku tadi pulang bekerja" 

"Apakah sekarang pemilik rumah itu sudah pulang ? Kau tidak masalah keluar rumah malam seperti ini?"

"Tidak masalah seonsaengnim, majikanku itu sangat murah hati dia baik sekali, dan juga cantik" ucapnya yang tak lain ia tengah memuji dirinya sendiri tanpa hyunseung sadari

"Baiklah.."

Hyuna diam memperhatikan hyunseung yang tengah memainkan ponselnya 

"Waeyo?" Tanya hyunseung 

"Aniyo, ternyata seonsaengnim memang sangat tampan dilihat dari jarak dekat seperti ini" 

Hyunseung tertawa kecil lalu kembali memainkan ponselnya 

"Seonsaengnim! Aku ada dihadapanmu dan kau sibuk dengan ponselmu?" 

"Ada pesan dari kepala sekolah" 

"Aish jinjja" hyuna mengambil alih ponsel hyunseung dengan cepatnya 

"Hyuna kembalikan" 

"Aniyo" 

Hyunseung membuang nafasnya panjang 

"Baiklah, aku akan berhenti memainkan ponselku selama aku bersamamu" 

"Jinjja ?" 

"Eum" 

"Arraseo" 

Hyuna menghubungi seseorang dari ponsel hyunseung 

"Hyuna ? Kau menghubungi siapa ?" 

Lalu ponsel hyuna berdering karena hyuna menelfon dirinya sendiri lewat ponsel hyunseung dan akhirnya ia berhasil mendapatkan nomor telfon hyunseung 

"Jackpot! Akhirnya aku dapat nomormu seonsaengnim" ucap hyuna dengan bangganya 

Hyunseung hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang sambil menggelengkan kepalanya

Lalu tiba-tiba ada beberapa gerombolan pria yang baru saja tiba dan menubruk kepala hyuna yang tengah duduk membuat hyuna meringis karena terkena sikut tangan pria itu 

"Kau !" Ucap hyunseung pada pria itu 

"Mwo?" Tanya pria itu dengan dinginnya 

"Cepat minta maaf padanya" ucap hyunseung tak kalah dingin dengan tatapan matanya yang selalu terlihat mengintimidasi lawan bicaranya

"Seonsaengnim aku tidak apa-apa" gumam hyuna 

"Kau lihat? Dia tidak apa-apa , tapi.. Dia cantik juga , hay manis kau mau pergi bersama kami?" Pria itu menyolek dagu hyuna membuat hyunseung benar-benar geram 

"Brengsek" hyunseung memukul wajah pria itu dan teman-teman dari pria itu hendak membantu temannya menghajar hyunseung namun hyuna segera melerainya dan tak sengaja hyuna terpukul dibagian keningnya 

"Akh!" 

"Hyuna" 

"Ayo pergi, cepat cepat" ucap pria itu yang tak mau bertanggung jawab karena hyuna terluka 

"Yak !" Hyunseung hendak mengejar mereka namun hyuna menghalanginya 

"Seonsaengnim! Sudah biarkan saja"

"Hyuna , gwaenchana ? Astaga kau terluka" 

"Aku tidak apa-apa seonsaengnim, apakah seonsaengnim terluka ?" 

"Aku sama sekali tidak terluka , ayo kuobati lukamu" 

"Tapi makan malamnya ?" 

"Jangan fikirkan itu nanti kita bisa makan malam lain waktu, ayo kau harus segera diobati" 

Hyunseung membawa hyuna ke apotik ia membeli obat merah dan plester lalu mengobati luka hyuna 

"Sakit ?" Tanya hyunseung 

Hyuna menggelengkan kepalanya 
"Hanya sedikit pusing" 

"Ne , kau terpukul dikepala, mungkin besok akan sedikit bengkak"

"Besok akan bengkak?!" 

"Waeyo?" 

"Aku.. Besok .. Aniya tidak ada apa-apa" 

"Kau sudah ada janji dengan pria lain?" 

"Seonsaengnim, kau cemburu?" 

"Mwo? A.. Aniyo" 

"Ehey.. Kau cemburu seonsaengnim" 

ponsel hyuna berbunyi ternyata ayahnya yang menelfon 

"Ada apa ? Kenapa tidak diangkat?" Tanya hyunseung 

"Tidak.. Ini dari teman kelasku, aku malas menjawabnya"

"Angkatlah, siapa tau penting eum?" 

"Baiklah, sebentar seonsaengnim" 

Hyuna pun sedikit menjauh dan mengangkat panggilan ayahnya , ayahnya mengatakan jika besok pagi ayahnya tidak jadi pulang kekorea karena malam ini ayahnya masih ada banyak pekerjaan dan baru bisa kembali kekorea besok lusa pastinya itu membuat hyuna kecewa dan kesal 

"Kau baik-baik saja?" Tanya hyunseung 

"Tidak , aku tidak baik" 

"Ada apa ?"

"Tidak ada apa-apa" 

"Baiklah.. Ayo kita pulang" 

"Pulang?! Setelah apa yang terjadi lalu kita pulang begitu saja ?!" 

Karena tak tega melihat hyuna yang terlihat sedang kesal dan tak tau mau kemana akhirnya hyunseung membawa hyuna kerumanhnya dan membuatkan kare instan yang ditumpahkan keatas nasi panas untuknya dan hyuna 

"Ini makanlah, hati-hati masih panas" hyunseung memberikan nasi panas yang sudah ia lumuri dengan kare instan 

"Gomawo seonsaengnim" 

"Ne.. Makanlah" 

Hyunseung memakan nasi karenya tetapi ia tertegun melihat hyuna terdiam hanya mengaduk-aduk nasinya 

"Waeyo? Kau tidak suka nasi karenya hm?" 

"Ne ? Aniyo bukan begitu, aku hanya sedang memikirkan sesuatu" 

"Ada apa ? Kau terlihat sedang memikirkan hal yang berat" 

Hyuna membuang nafasnya panjang 
"Seonsaengnim, apa yang seonsaengnim lakukan jika sedang kecewa pada seseorang?" 

"Hm.. Aku akan menghabiskan waktuku dengan membaca buku, atau pergi jalan-jalan , dan yang lainnya" 

"Begitu ya.." Gumam hyuna 

"Ada seseorang yang membuatmu kecewa ?" Tanya hyunseung dengan hati-hati 

"Ne , dan aku sangat kesal padanya" 

"Nugu? Apakah namjachingumu?" 

"Seonsaengnim! Aku belum memiliki kekasih" 

Hyunseung mengangguk mengerti dan ia tersenyum kecil entah mengapa ia merasa senang mendengar jawaban hyuna 

"Hyuna ?" Hyunseung melihat hyuna yang tengah memegang kepalanya 

"Gwaenchana ? Kau pusing ?" 

Hyuna mengangguk kecil 
"Kepalaku terasa berputar seonsaengnim" 

"Astaga kau mimisan" hyunseung membantu hyuna untuk berdiri dan membawanya ke wastafel untuk membersihkan darahnya 

"Gomawo seonsaengnim" ucapnya setelah membersihkan darahnya 

"Apakah kau baik-baik saja ? Akhir-akhir ini aku sering melihatmu sakit, kau sudah memeriksakannya kedokter ?" 

"Aku baik-baik saja , mungkin hanya kelelahan saja seonsangnim" 

Hyunseung mengangguk mengerti namun tiba-tiba saja tubuh hyuna terhuyung dan tak sadarkan diri hyunseung dengan cepat menahan tubuh hyuna 

---

Komisaris kim yang tak lain ayah hyuna menelfon kerumah karena ponsel hyuna tidak aktif membuatnya cemas dan ternyata saat ia menelfon kerumah ahjumma mengatakan jika hyuna belum pulang dan tidak memberikan kabar apa pun akhirnya komisaris kim meminta seluruh anak buahnya yang berada dikorea untuk mencari keberadaan hyuna 

Hyuna membuka matanya kepalanya terasa amat pusing dan pandangannya kabur seluruh tubuhnya terasa pegal 

"Dimana aku" gumamnya 

Hyunseung tiba dengan semangkuk air hangat dan handuk kecil untuk mengganti kompresan hyuna

"Kau sudah sadar ?" 

"Seonsaengnim? Aku dirumahmu?" 

"Ne , semalam kau pingsan jadi kau tidur dirumahku semalaman" 

"Astaga ! Pasti ahjumma mencemau" 

"Ahjumma ?" 

"Maksudku.. Ahjumma , ahjumma.. Pemilik bangunan apartementku" jawabnya bohong 

"Lebih baik kau hubungi sekarang"

"Ne, omo ponselku mati dari semalam" 

"Seonsaengnim aku harus segera pulang" 

"Tapi keningmu masih terluka dan membengkak" 

"Jinjja ?" 

Hyuna bercermin lewat layar ponselnya dan benar saja lukanya membengkak 

"Astaga bagaimana ini" gumamnya panik 

"Yasudah biar kuantar pulang" 

"Ani ani! Aku .. Akan pulang sendiri saja , gomawo seonsaengnim" 

"Ah!" Hyuna kembali meringis kepalanya terasa sangat pusing , hyunseung kembali menahan tubuh hyuna 

"Sebaiknya kau istirahat saja dulu disini"

Hyuna mengangguk lemah dengan wajahnya yang pucat lalu kembali berbaring diranjang namun tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah hyunseung dengan kasar 

"Seonsaengnim? Siapa itu?" 

"Sebentar , aku akan memeriksanya" hyunseung terkejut saat melihat lewat jendela para penagih hutang tiba dirumahnya 

"Hyuna ayo kita harus sembunyi" 

"Sembunyi? Tapi ada apa seonsaengnim?" 

"Nanti kujelaskan sekarang kita harus sembunyi ayo" 

Hyunseung membantu hyuna berdiri dan bersembunyi didalam ruang bawah tanah yang sempit dan berbentuk seperti lemari yang hanya bisa di isi oleh dua orang 

Benar saja saat mereka sudah masuk kedalam lemari bawah tanah orang-orang bertubuh besar itu masuk kedalam rumah dengan cara paksa 

"Jang hyunseung ! Dimana kau?!" 

"Seonsaengnim siapa mereka ?" Bisik hyuna 

Hyunseung menempelkan jarinya di bibir hyuna agar ia diam bahkan mereka harus mengatur nafas mereka agar tidak terdengar 

"Sialan! Sepertinya dia tidak ada dirumahnya , ayo kita pergi" 

Jantung hyunseung berdegup sangat cepat dan hyuna bisa merasakannya dengan jelas karena posisi mereka yang saling menempel dan berhadapan membuat hyuna bisa merasakan kepanikan hyunseung dari detak jantungnya dan juga nafasnya 

Tiba-tiba sebelah tangan hyuna menggenggam sebelah tangan hyunseung membuat hyunseung tertegun 

"Jangan takut seonsaengnim, aku selalu bersamamu" 

Hyunseung tersenyum kecil 
"Gomawo" 

Mereka saling tersenyum dengan ketulusan perasaan mereka satu sama lain hingga akhirnya tanpa disadari hyunseung tak mampu menahan dirinya untuk mengecup bibir hyuna yang terlihat pucat itu , akhirnya hyunseung mendaratkan ciuman lembut di bibir hyuna sedangkan hyuna hanya diam dengan kedua mata yang membulat sempurna 

Perlahan hyunseung melepaskan ciumannya dan menatap kedua mata hyuna dalam-dalam 

"Maafkan aku" gumamnya 

"Waeyo?"

"Karena .. telah menciummu, aku tidak tau kenapa aku melakukan itu seharusnya aku tidak.."

Jantung hyuna semakin memompa cepat ia tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca-kaca 

"Tidak apa-apa seonsaengnim"sergah hyuna cepat

Hyunseung tersenyum lega dan bahagia tangannya semakin erat menggenggam tangan hyuna 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 20: Setuju thor sama komentar BeNice,. Tapi ya kalo emang author pngen buat sama cast lain ya silahkan coba thor.. Tp apa rasanya nggak aneh, author bisa tetep rasain 'feel'nya kah?? Kalo nulis hyuna sma cwok lain? Wwkwk.. Mian ya thor. Ini saran yg profokatif. Hahahaha.. 2hyun shipper udah mndarah daging soalnya, aku aja buat ff cast lain selain tm bner2 mles nglanjutin. *curcol
BeNice
#2
tak apa lah thor, ff 2hyun terus. Aku juga nge ship 2hyun :)
semangat thor!!
Hyunafunny
#3
Author emang ngfans sama 2hyun/hyunahyunseung author ngship bgt , tp author ma dkung hyuna sama siapa aja sbnrnya , nah ada yg request katanya coba bikin cast nya hyuna sama idol lain , hm siapa ya ? Kyuhyun kah? Siapa pun deh , liat nanti aja ya bingung hahhaa
Troubleshipper #4
Chapter 18: Author.. Sumpah ff author makin kesini makin enak dibaca. Aku buat ff ditempat lain juga tp nggk bisa sebagus author. Btw baru komen di chap ini, keasikan baca. Wkwk.. Chapter ini nanggungg.. Haha. Smngt up ya thor..