Page 16

Say love

Hyunseung yang tengah membereskan tugas-tugasnya disekolah sebagai guru terpaksa harus menghentikan pekerjaannya karena bell rumahnya berbunyi 

Saat membuka pintunya hyunseung sangat terkejut kala melihat ada banyak pria bertubuh tegap yang sudah berdiri didepan pintu rumahnya 

"Maaf kalian siapa ?" 

"Kami diminta untuk membawamu" 

"Membawaku ? Tapi kalian ini siapa ?" 

Hyunseung mencoba tetap terlihat tenang tetapi tak bisa dipungkiri ia merasa cemas karena mengingat ia memang memiliki beberapa hutang semenjak ia berhenti bekerja karena depresi setelah kepergian jisoo adiknya dan sampai saat ini hyunseung masih berusaha untuk membayarnya sedikit demi sedikit 

"Ikut kami" 

Terpaksa hyunseung pun mengikuti para pria itu lagi pula berlari pun sudah terlambat dan tidak ada gunanya , tetapi ternyata dugaannya salah kedua pria itu memasukan hyunseung kedalam sebuah mobil mewah yang ternyata didalamnya ada komisaris kim yang sudah menunggunya 

"Selamat malam jang hyunseung"

"Ketua komisaris ?" Hyunseung terlihat masih kebingungan 

"Masuk dan duduklah dengan nyaman disampingku, maaf mengganggumu malam-malam seperti ini aku hanya ingin mengajakmu makan malam , bagaimana ?" 

"Baik ketua" 

Selama perjalanan tak ada satu pun dari mereka yang memulai percakapan begitu pun dengan hyunseung yang masih diam ia masih terus berfikir sebenarnya apa yang terjadi ? Kenapa mendadak komisaris ingin bicara dengannya dan sepertinya ini hal yang serius, apakah ada hubungannya dengan sekolah? Atau.. Jangan-jangan hal yang ditakutkannya terjadi ? Ia khawatir jika ini ada sangkut pautnya dengan hubungannya bersama hyuna ia hanya takut jika tiba-tiba saja komisaris merubah fikirannya untuk tidak merestui hubungannya dengan hyuna , tidak.. Dia tidak mau kehilangan hyuna 

"Kenapa kau tegang sekali?" Tanya komisaris 

"Tidak ketua , saya baik-baik saja" 

Komisaris tersenyum dengan wibawanya dan akhirnya mereka sampai disalah satu restoran besar yang juga milik komisaris kim , mereka masuk kedalam restoran dan duduk dimeja khusus ,entah mengapa tiba-tiba saja ia merasa sangat rendah selama ini ia tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini membuatnya semakin berfikir apakah ia pantas mendampingi hyuna ? 

Komisaris mempersilahkan hyunseung untuk duduk dihadapannya 

"Tenanglah.. Ini hanya makan malam, dan kita hanya akan sedikit mengenal satu sama lain" 

"Ne baik ketua" ucap hyunseung 

Komisaris membuang nafasnya panjang sebelum ia mengatakan apa tujuannya 

"Aku mengajakmu makan malam memang karena aku ingin lebih dekat denganmu karena kau adalah calon menantuku" 

Hyunseung tertegun mendengar komisaris sudah mengatakan dirinya adalah 'calon menantu'nya itu artinya tidak ada masalah antara hubungannya dengan hyuna 

"Aku sudah mendengar banyak tentangmu, dan maaf.. Tentang meninggalnya keluargamu juga" 

"Ne ketua" 

"Aku harap kau bisa menjaga putriku dengan sangat baik, dia adalah satu-satunya milikku yang sangat berharga, dan mulai sekarang kupercayakan padamu" 

"Ne ketua" jawab hyunseung dengan sedikit membungkukkan tubuhnya

"Kau memang pria yang baik tulus dan jujur" lalu komisaris membuang nafasnya panjang 

"Sejujurnya aku merasa sangat bahagia karena akhirnya hyuna menemukan pria yang dicintainya , dan tentu dia tidak salah pilih , aku hanya cemas karena aku tidak bisa selamanya bersama hyuna, selama ini aku tau jika aku bukanlah ayah yang baik untuknya" 

"Maksud ketua ?" 

"aku memang bukan ayah yang baik untuknya , aku tau jika hyuna sering membuat onar disekolah bahkan diluar sekolah , dia selalu saja membuat masalah, tapi .. Aku berpura-pura tak mengetahuinya karena aku tau hyuna seperti itu karena aku, selama ini sejak kecil hyuna dirawat oleh asisten rumah tangga sedangkan aku bekerja di luar negeri dan meninggalkan hyuna bertahun-tahun dikorea , ibunya sudah meninggal saat melahirkannya itu sebabnya.. Beranjak dewasa hyuna menjadi anak yang bandel dan sering membuat masalah, itu semua akulah penyebabnya"

"Tidak ketua , selama ini saya mengenal hyuna dia anak yang cerdas dan tulus, dia bahkan selalu juara dikelasnya" 

Komisaris tersenyum kecil
"Sebenarnya dia memang anak yang manis dan pintar, tapi karena sejak kecil aku sering membuatnya sedih dan kecewa membuat putriku menjadi nakal dan tak terkendali , aku sering meninggalkannya bahkan di setiap hari ulang tahunnya , tapi.. Semenjak ia jatuh cinta padamu banyak laporan yang masuk padaku jika hyuna mengalami perubahan yang sangat baik, ia tak lagi mengganggu anak-anak disekolah dan nilainya semakin bagus, maka dari itu aku sangat mendukung hubunganmu dengan putriku karena itu bisa membuatnya bahagia"

"Terimakasih banyak ketua , karena sudah mempercayakan hyuna padaku, mungkin saya tidak bisa memberikan seperti apa yang selama ini ketua berikan pada hyuna tapi saya akan selalu menyayanginya dan melindunginya" 

"Ne , kupercayakan padamu" 

"Silahkan dimakan" ucap komisaris 

Hyunseung pulang dengan diantar oleh anak buah komisaris kim hingga didepan rumahnya , ia tertegun melihat hyuna yang duduk ditangga depan rumahnya 

"Hyunseung seonsaengnim? Kau.. Tapi kenapa kau bersama anak buah ayahku?" 

Anak buah komisaris turun dari mobil kala melihat hyuna disana lalu ia membungkukkan tubuhnya 

"Maaf agasshi saya.." 

"Tidak apa-apa , tadi aku hanya makan malam dengan ketua komisaris" 

"Mwo ? Makan malam? Dengan ayahku???" 

"Kalau begitu saya permisi agasshi" 

"Oh" 

Setelah mobil hitam itu pergi hyuna menatap hyunseung dengan tatapan mengintimidasi 

"Jelaskan , kenapa kau bisa makan malam dengan appa oh? Bagaimana bisa ? Dan kenapa kalian tidak ada yang memberitahuku?apa yang terjadi seonsaengnim? Apakah semuanya baik-baik saja ?" 

"Hanya obrolan orang dewasa saja" jawabnya santai 

"Yang benar saja ! Katakan seonsaengnin memangnya apa yang appa bicarakan uh? Aaaah.. Kalian pasti membicarakanku keutji?"

"Ani" 

Hyuna mengerucutkan bibirnya sebal
"Kalian membuatku merasa tak dianggap ! aaah jinjja tapi kenapa lama sekali ? Aku hampir mati kedinginan disini lihatlah bahkan jari-jariku terasa tak bisa digerakan"

"Sudah tau cuaca dingin kenapa kau kemari?" 

Hyuna mengernyit tak suka dengan ucapan hyunseung 

"Wae ?! Seonsaengnim tidak suka aku kemari ? Arraseo aku akan pergi saja kalau begitu!"

"Menyebalkan" gerutu hyuna tapi betapa terkejutnya ia saat tiba-tiba saja hyunseung menariknya kedalam pelukannya 

"Seon.. Saengnim, apa yang kau lakukan, kita dipinggir jalan" ucapnya gugup 

Tapi hyunseung sama sekali tak menjawabnya , perlahan kedua tangan kurusnya membalas pelukan hyunseung 

"Aku kemari karena merindukanmu" ucap hyuna tapi lagi-lagi hyunseung tak menjawabnya membuat hyuna merasa kesal dan hendak melepaskan pelukannya tetapi hyuseung malah semakin mengeratkan pelukannya membuat hyuna meronta untuk dilepaskan 

"Seonsaengnim!!" 

"Mwo?" 

"Lepaskan! Kau menyebalkan!" 

"Jinjja ?" 

"seonsaengnim!!" 

"Aku hanya sedang berusaha menghangatkan wanitaku" 

Seketika hyuna terdiam dengan pipinya yang mulai merona ia tersenyum kecil dalam pelukan hyunseung

"Wanitamu?" 

"Eum" jawab hyunseung tanpa melepaskan pelukannya 

Hyuna tertawa kecil dan kembali memeluk hyunseung tapi tiba-tiba saja hyunseung melepaskan pelukannya 

"Annyeonghaseyo" ucap hyunseung pada seorang wanita yang melewati mereka 

Hyuna tersenyum canggung pada wanita yang hanya melewat itu yang juga tersenyum padanya dan juga hyunseung namun setelah wanita itu pergi hyuna menatap kesal pada hyunseung 

"Waeyo?" Tanya hyunseung 

"Kau melepau hanya untuk memberikannya salamm?? Lagi pula siapa dia ? Kau menyukainya oh?!"

Hyunseung tersenyum kecil lalu kembali menarik hyuna berjalan disampingnya 

"Kajja , disini terlalu dingin" hyunseung membawa hyuna masuk kedalam rumahnya

"Andwaee beritahu aku siapa wanita itu? Napeun namja! Kau menyukainya ?!"

Hyunseung hanya tertawa kecil
"Dia hanya melewat bahkan aku tidak mengenalnya" 

"Bohong!" 

Hyunseung kembali hanya tertawa kecil lalu merangkul hyuna dan membawanya masuk

Hyuna melirik kekiri dan kekanan menunggu hyunseung yang katanya akan membuatkannya cokelat hangat tapi ia terkejut dan hampir berteriak saat tiba-tiba bantal didekatnya terjatuh begitu saja 

"Unnie" 

Hyuna hampir kembali berteriak karena jisoo tiba-tiba datang tepat dihadapannya 

"Yak! Kau mengejutkanku lagi lagi dan lagi tak bisakah kau memberiku aba-aba jika kau akan datang oh?!" 

"Aku sudah memberimu aba-aba memangnya unnie tidak menyadarinya?" 

"Mwo mwo? Aba-aba apa ?! Kau jelas mengejutkanku lama-lama aku bisa terkena jantungan!" 

"Lihat aku sudah menjatuhkan bantal itu kan, unnie saja yang tidak peka" 

Hyuna menatap bantal itu lalu menatap jisoo dengan tersenyum renyah 

"Mianhae, aku tidak tau itu aba-aba darimu" ucap hyuna 

"Oh, unnie aku senang kau ada disini .. Menginaplah disini" 

"Menginap ? Tentu saja tidak bisa" 

"Waeyo?" 

"Appa akan mencariku, appa ada dirumah jadi aku tidak bisa pulang terlalu malam, lagi pula mana mungkin aku tinggal serumah dengan hyunseung seonsaengnim akan dikatakan apa aku nanti oleh orang lain" 

"Kau bicara dengan siapa ?" 

Hyuna terkejut hyunseung tiba-tiba muncul dengan dua gelas cokelat panas ditangannya 

Hyuna segera menatap kearah jisoo tapi ternyata jisoo sudah tak ada dihadapannya 

"Tadi.. Itu .." 

Hyunseung tetap menatap bingung pada hyuna 
"Gwaenchana ?" Tanya hyunseung 

"Ne.. Gwaenchana, apa kau akan meminum cokelat panas itu sendiri ?" 

"Ah iya ini minumlah, tubuhmu akan hangat dengan ini" 

"Gomawo" 

Hyuna merasa hyunseung memperhatikannya ia sedikit merasa malu 

"Waeyo seonsaengnim?" 

Tiba-tiba sebelah tangan hyunseung terulur untuk membersihkan cokelat panas yang berada di dekat bibir hyuna 

"Kau ini memang anak kecil minum cokelat panas saja berantakan kemana-mana" 

Hyuna mengerucutkan bibirnya sambil memukul pelan tangan hyunseung 

Hyunseung menyeruput cokelatnya tapi kemudian ia juga merasa hyuna memperhatikannya 

"Ada apa ?" Tanya hyunseung 

Tapi tiba-tiba saja hyuna kembali mengerucutkan bibirnya 

"Aaaah.. Kenapa tidak ada cokelat dibibirmu" 

"Oh?" 

"Aish seonsaengnim, tadinya aku menunggumu selesai minum dan aku bisa menghapus cokelat dibibirmu tapi kau malah tidak meninggalkan apa-apa di bibirmu, aku juga kan ingin berprilaku romantis" gerutunya 

Hyunseung tertawa kecil 
"Memangnya apa yang kulakukan tadi romantis ?" 

Hyuna menganggukkan kepalanya 

"Bagaimana dengan ini?" 

Tiba-tiba hyunseung mendekatkan dirinya dan dengan lembut mengecup bibir hyuna dengan sangat hati-hati hyuna pun hanya diam dan kali ini ia memejamkan kedua matanya 

Hyunseung mengambil gelas ditangan hyuna lalu menyimpannya diatas meja dan kembali mengecup bibir ranum hyuna dengan lembut 

---

Hyuna bersama teman-temannya tengah berjalan menuju kantin setelah mereka menyelesaikan tugas matematika mereka dan tak jauh dari sana hyuna dan teman-temannya melihat bebarapa siswi mengerumbuni sesuatu 

"Ada apa disana ?" Tanya jia 

"Entahlah kita lihat saja" jawab hara 

Hyuna pun tak kalah penasaran ia mendekat dan melihat ternyata tiga orang siswi tengah membully irene , hyuna melihat irene hanya diam dan menangis dengan menundukkan kepalanya membuat hyuna geram 

Awalnya hyuna hanya diam tetapi saat salah seorang dari mereka mendorong irene hingga tubuhnya membentur loker dan membuat buku-buku ditangan irene berjatuhan hyuna hendak menolongnya tapi amber tiba-tiba menahannya 

"Apa ini? Pendaftaran untuk ke universitas ? Aigoo memangnya kau punya cukup uang untuk kuliah oh? Dasar tidak tau malu" 

"Tolong kembalikan itu.. Jangan sobek kertasnya kumohon" tangis irene 

"Jinjja ? Kau ingin aku tidak menyobeknya? Kalau begitu berlututlah padaku" 

"Daebak" ucap krystal 

Beberapa siswi disana sudah memberikan aba-aba pada ketiga siswi itu agar menghentikan ulahnya karena sedari tadi hyuna dan teman-temannya ada disana menyaksikan mereka tetapi sepertinya ketiga siswi itu tidak menyadarinya 

Hingga akhirnya hyuna tak tahan lagi saat irene berlutut dan hendak mencium kaki gadis itu tapi saat irene sudah berlutut gadis itu malah menginjak jari-jari irene membuat irene meringis kesakitan dan terus menangis 

"Aahh appa.. Tolong lepaskan sakitt.." 

"Ya ya ya, hajima.. Aaaah jinjja anak-anak ini" ucap hyuna ketiga gadis itu menatap kearah suara dan betapa terkejutnya mereka ternyata hyuna yang sudah berdiri dibelakang mereka 

"Kim hyuna ?" 

"Lepaskan lepaskan.." Ucap hyuna dengan santai lalu membantu irene untuk berdiri 

"Mwo? Apa yang dilakukannya ??" Ucap hara melihat hyuna membantu irene 

"Sebenarnya ada hubungan apa mereka itu? Akhir-akhir ini aku sering melihat hyuna membantu gadis miskin itu" bisik siswi lainnya dan terdengar oleh lisa 

"Oy sunbae, Kau ingin mati membicarakan hyuna unnie?" Bisik lisa hingga akhirnya mereka memutuskan untuk diam 

Hyuna membantu irene untuk berdiri dan bahkan merapihkan rambut irene yang sudah diacak-acak oleh ketiga siswi itu dan bahkan ia mengambil buku-buku irene yang sudah berjatuhan lalu mengambil paksa formulir pendaftaran milik irene ditangan salah seorang siswi itu dengan paksa lalu mengembalikannya pada irene 

"Ini, lain kali jaga dengan baik, kau baik-baik saja oh? Aigoo jangan sembunyikan wajah cantikmu dengan rambutmu ini" ucap hyuna sambil merapihkan rambut irene yang menutupi sebagian wajahnya 

"Gomawo" lirih irene 

"Kim hyuna-ssi apa yang kau lakukan ?" Tanya salah satu gadis itu 

Hyuna menyunggingkan ujung bibirnya lalu menatap ketiga gadis itu dengan tatapan andalannya yang sangat mengintimidasi dan angkuh sangat jelas dia adalah anak tunggal dari komisaris terkaya dan sangat berkuasa di seoul 

Hyuna berjalan mendekati gadis yang bertanya padanya bahkan wajah mereka kini sangat dekat 

"Kau fikir apa yang kau lakukan disekolahku?" Ucap hyuna 

Seketika gadis itu menegang dan tak bisa mengatakan apa pun begitupun dengan siswi lainnya 

"Kau fikir disekolah ini kalian bisa berbuat semau kalian? Kalian lupa aku masih disini, aku masih bersekolah disekolah ini dan kalian berani mengganggu anak lain?" 

"Maafkan kami hyuna tapi.." 

"Jangan pernah menjawabku" 

"Tapi kim hyuna ! Kenapa kau selalu membelanya ?! Dia hanya gadis yang mendapatkan beasiswa apa kau lupa ?!" Ucap salah seorang dari mereka 

"Kubilang jangan ada yang menjawabku apa kau tidak dengar ?!!!" Hyuna meninggikan suaranya dan menghampiri gadis itu lalu mendorongnya sontak membuat salah satu teman dari gadis itu hendak mendorong hyuna tapi lisa dan amber segera menahan mereka 

"Yak !" Ucap amber dan lisa pada gadis yang hendak mendorong hyuna 

"Jangan menyentuh unnieku, kau mengerti?" Ucap lisa pada gadis yang bahkan lebih pendek darinya 

"Aku baik-baik saja , kemarilah" ucap hyuna pada gadis itu lalu hyuna menginjak dengan keras kaki salah seorang dari mereka yang tadi menginjak tangan irene 

"Akh !! Yak !!!" Ringis gadis itu 

"Wae ? Appa ? Merengeklah.. Karena itu kan yang selalu kau lakukan ? Apa kau tidak berfikir saat kau menginjak jari-jari cantik dari wanita suci sepertinya ?! Kau gila ?! Apa seperti itu kedua orangtuamu mendidikmu ?! Atau kau ingin aku mengatakan hal ini pada ayahku dan kau tau apa artinya ? Kau bisa dikeluarkan dari sekolah kau akan dikucilkan dan jelas berita ini akan tersebar dan ayahmu.. Akan kehilangan pekerjaannya, kau mau?" 

Hyuna berdecih karena wanita itu mendadak diam membeku dengan wajahnya yang pucat 

"Sekali lagi kuperingatkan pada kalian jangan pernah mengganggu irene lagi atau siapa pun disekolah ini jika kalian tidak ingin mendapat masalah"

"Tapi hyuna , kau sendiri suka mengganggu anak lainnya" celetuk siswi lainnya 

"Ya kau benar.. Itu semua salahku, karena akulah yang memulainya aku juga yang harus merubah semuanya , 
Mulai sekarang jangan pernah ada yang berani mengganggu anak beasiswa atau yang lainnya. Kalian mengerti ?!" 

"Apa yang kau lakukan ?? Kenapa kau jadi terus membelanya ??!"tanya gadis yang menginjak tangan irene dengan kesalnya 

Hyuna menggenggam sebelah tangan irene membuat semuanya terkejut termasuk irene 

"Karena mulai sekarang dia adalah temanku, jadi tidak ada satu pun dari kalian yang bisa mengganggunya, ayo irene" hyuna tersenyum pada irene yang menatapnya ketakutan lalu menarik irene keluar dari kerumbunan orang-orang itu 

"Astaga benarkah mereka berteman ?? Ini sangat mustahil" 

"Benar, bagaimana bisa dia menjadi dekat dengan seorang kim hyuna ? Apa dia menggunakan ilmu hitam untuk mendekati hyuna ? Tiba-tiba saja mereka berteman" bisik para siswi lainnya 

Krystal dan teman-temannya merasa risih dengan banyaknya siswi yang saat ini membicarakan kelakuan aneh sahabatnya itu

"Stop ! Kalian bubar ! Dan berhenti membicarakan kim hyuna ! Bubar" ucap krystal 

"Ishh ada apa dengannya ?" Tanya hara pada krystal sambil terus menatap hyuna yang pergi bersama irene 

"I don't know yang jelas kita harus bicara dengannya" jawab krystal dengan ekspresi kesalnya 

Irene tersenyum kecil dan melirik tangannya yang tengah digandeng oleh hyuna walaupun saat ini hyuna berjalan didepannya dan bahkan seperti setengah menyeretnya tapi ia merasa senang hyuna menggandeng tangannya dihadapan siswi lainnya 

"Gomawo" gumam irene 

Hyuna menghentikan langkahnya lalu membalikan tubuhnya dengan raut kesalnya 

Tapi hyuna sama sekali tak mengatakan apa pun ia hanya diam menatap irene dengan raut yang tak bisa dijelaskan dan irene tak bisa menebak apa yang hyuna fikirkan atau apa yang akan dikatakan padanya yang jelas ia melihat ekspresi tak menyenangkan dari hyuna 

"Hyuna.. Waeyo?" Tanya irene dengan hati-hati 

"Ini terakhir kalinya aku membantumu" ucap hyuna 

"Hyuna.." 

"Cukup! Aku kesal aku tak tahan lagi dengan sikapmu ! Kenapa kau lemah sekali oh?! Kenapa kau masih saja tertindas seperti tadi dan apa ?! Kau bahkan mau mencium kakinya apa kau gila ?! Kau sudah tidak punya harga diri ?!" Ucap hyuna dengan suaranya yang semakin meninggi 

"Hyuna aku.." 

"Mwo ?! Kau membuatku sangat kecewa kau sudah berjanji padaku jika kau tidak akan pernah tertindas lagi tapi kenapa kau seperti ini?! Sudah kukatakan kau adalah temanku maka dari itu kau tidak boleh lemah! Apa kau tidak percaya padaku?! Kau tidak percaya jika aku bisa melindungimu dari anak-anak disekolah ini?!"

"Bukan seperti itu hyuna.." 

"Lalu apa ? Kenapa kau selalu saja lemah?!"

"Aku sudah melakukannya hyuna ! Aku sudah berusaha!" Hyuna tertegun baru pertama kalinya irene membentaknya tapi sesaat kemudian keduanya terdiam dan air mata kembali membendung kedua mata irene 

"Aku sudah berusaha hyuna.. Untuk pertama kalinya aku berani menatap mata mereka saat mereka bicara untuk pertama kalinya aku mencoba untuk melawan mereka tapi apa ?! Mereka malah semakin membenciku dan menjadikan itu sebagai alasan untuk menindasku karena aku berani pada mereka ! Kenapa aku selalu salah hyuna ?! Wae.. Apa karena aku ini gadis miskin ??? Apa ini adil untukku oh?! Jelaskan padaku hyuna.." Tangis irene pun pecah

Hyuna terdiam membeku bagaimana pun juga ialah yang sudah membuat keadaan disekolah ini menjadi sangat menyeramkan bagi anak-anak yang kekurangan dalam perekonomian atau anak-anak yang tidak bisa bersaing dalam akademi dan hal lainnya 

"Maafkan aku" ucap hyuna 

Irene tertegun hyuna malah meminta maaf padanya , hyuna memeluk irene dan irene membalas pelukan hyuna 

"Aku yang menyebabkan semua ini, dan sekarang kau menjadi korbannya sekali lagi maafkan aku" 

Irene melepaskan pelukannya dan tersenyum kecil 

"Jangan salahkan dirimu hyuna , semuanya sudah terjadi, lagi pula aku sudah tau jika kau wanita yang sangat baik dan penyayang, maaf karena aku masih saja lemah seharusnya aku tidak merasa takut akan apa pun lagi karena kau selalu menjagaku"

Hyuna tersenyum lalu kembali menggandeng sebelah tangan irene 

"Kita tunjukan pada mereka siapa yang masih berani mengganggumu sekarang, oke?" 

Irene menganggukkan kepalanya lalu berjalan bersama hyuna betapa terkejutnya para siswa siswi termasuk krystal dan teman-temannya melihat hyuna sudah kembali dengan menggandeng tangan irene 

"What the.. Apa yang dilakukannya" gumam krystal 

Irene menarik nafasnya dalam mencoba tetap bertahan walaupun kini para siswa siswi menatap tajam dan membicarakannya tetapi mulai saat ini ia harus menjadi sosok yang kuat dan berani 

Hyuna mengantarkan irene sampai kekelasnya membuat teman-teman irene didalam kelasnya tertegun dan langsung membicarakannya

"Gomawo hyuna" 

"Oh, telfon aku jika ada yang mengusikmu" ucap hyuna seperti menyindir anak-anak dikelas irene 

Irene hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum manis 

Setelah jam pelajaran selesai hyuna segera pergi keluar kelas untuk menemui kepala sekolah dan meminta kepala sekolah untuk melaporkan ketiga siswi yang tadi membully irene pada orangtua mereka

Hyuna berjalan sendiri menuju mobilnya yang tengah terparkir didepan sekolahnya 

"Yak kim hyuna!" Panggil krystal 

Krystal dan lainnya menghampiri hyuna yang sudah berdiri disamping mobil mewahnya

"Kami ingin bicara denganmu" ucap hara

"Jinjja ? Katakan saja memangnya ada apa ? Hm.. Sepertinya serius sekali" 

"Kenapa kau selalu melindungi gadis miskin itu oh?" Tanya jia 

"Siapa yang kau maksud ?" Tanya hyuna 

Krystal mendesis sebal 
"Jangan berpura-pura tidak tau , tentu saja irene , kenapa kau selalu melindunginya ?! Kenapa tiba-tiba kau seperti ini? Dan apa tadi ? Kau mengatakan dia temanmu?! Are you kidding me ?!!"

"Sebaiknya kau jangan terus melindunginya semua siswa siswi sekarang membicarakanmu" ucap amber

"Bukankah sudah biasa mereka membicarakanku? Dan bukankah kalian juga seharusnya sudah terbiasa dibicarakan oleh mereka ? Apa kalian lupa jika kita ini adalah anak-anak pewaris apa pun yang kita lakukan akan selalu bahan pembicaraan mereka, termasuk media jadi kenapa kalian pusing ?" 

"Kenapa kau jadi keras kepala seperti ini?!" Ucap hara 

"Astaga aku sangat terkejut kau mengatakan itu , kita berteman sudah lima tahun lamanya dan kau baru menyadari aku ini keras kepala ?" 

"Yak cukup! Pokonya mulai sekarang kau harus menjauhi gadis miskin itu atau kita tidak berteman lagi !" Ucap hara 

Hyuna terkejut mendengar ucapan hara , hyuna berdecih

"Bagaimana kata-kata itu bisa keluar dari mulutmu oh? Kufikir sahabat adalah teman yang akan selalu bersama sahabatnya dalam keadaan apa pun , bukan malah mengancamnya"ucap hyuna dengan ekspresi datarnya

"Terserah kau saja , jika kau memang tetap ingin berteman dengan kami kau harus menjauhi dia" Lanjut krystal dengan ekspresi angkuhnya

"Oh, Kami tidak mau berteman dengan seorang pengkhianat yang berteman dengan gadis miskin yang tidak ada masa depan sepertinya maka kau harus memilih" ucap jia

Hyuna menyunggingkan ujung bibirnya
"Arraseo, terimakasih karena sudah membuka mataku kalian sudah menunjukkan padaku jika selama ini aku berteman dengan orang-orang yang bahkan tidak menyayangiku, kalian hanya memikirkan harta dan kekuasaan , baiklah.. Mulai sekarang aku bukan bagian dari kalian lagi, thank you" hyuna membuka pintu mobilnya dan hendak masuk tapi lisa segera menahannya 

"Unnie.." Lirih lisa yang tak mau bermusuhan dengan hyuna 

Hyuna tersenyum kecil pada lisa
"Gwaenchana , kau masih bisa bicara padaku kapan pun kau mau tapi lebih baik kau ikut bersama unnie-unniemu ini sekarang, mereka bisa menjagamu, sampai jumpa" hyuna pun masuk dan melaju cepat keluar dari halaman sekolah

Krystal menghentakkan sebelah kakinya ke tanah 
"Awas kau kim hyuna!" 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 20: Setuju thor sama komentar BeNice,. Tapi ya kalo emang author pngen buat sama cast lain ya silahkan coba thor.. Tp apa rasanya nggak aneh, author bisa tetep rasain 'feel'nya kah?? Kalo nulis hyuna sma cwok lain? Wwkwk.. Mian ya thor. Ini saran yg profokatif. Hahahaha.. 2hyun shipper udah mndarah daging soalnya, aku aja buat ff cast lain selain tm bner2 mles nglanjutin. *curcol
BeNice
#2
tak apa lah thor, ff 2hyun terus. Aku juga nge ship 2hyun :)
semangat thor!!
Hyunafunny
#3
Author emang ngfans sama 2hyun/hyunahyunseung author ngship bgt , tp author ma dkung hyuna sama siapa aja sbnrnya , nah ada yg request katanya coba bikin cast nya hyuna sama idol lain , hm siapa ya ? Kyuhyun kah? Siapa pun deh , liat nanti aja ya bingung hahhaa
Troubleshipper #4
Chapter 18: Author.. Sumpah ff author makin kesini makin enak dibaca. Aku buat ff ditempat lain juga tp nggk bisa sebagus author. Btw baru komen di chap ini, keasikan baca. Wkwk.. Chapter ini nanggungg.. Haha. Smngt up ya thor..