Buah Tangan

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

Terima kasih bagi kalian yang sudah mau mereview kisah ini.

aku capek buat ngingetin readers ILEGAL yang maunya cuma numpang baca doang tanpa ada feedback yang baik ke kisah ini.

 

-Author-

 

 

 

Aku akan kembali dua puluh satu tahun mendatang. Bersiaplah!

Tidakk! Kau tak boleh mengambilnya dariku.

Dia adalah takdirku. Dia akan datang sendiri padaku!

Tidaaaaakkkk!

Kilatan hijau menyambar palang kayu tinggi itu. Seorang wanita, nampak tengah mendekap erat bungkusan kecil di dadanya. Ia terisak. “Markus!”

 

Hosh. Hosh. Kyuhyun terbangun dari tidurnya. Keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya. Kali ini mimpi itu jauh lebih jelas. Suara serak yang menggelegar tertawa angkuh dalam mimpinya. Kilatan hijau itu menghalangi pandangannya. Apa yang di dekap wanita itu? mengapa ia tak mau menyerahkan benda itu? apa hubungan semua mimpi-mimpinya selama ini dengan dirinya?

~Paza Vesnica~

 

 

Angin pergantian musim di Negeri tirai bambu menyibakkan poni seorang pria berwajah angkuh. Ia tengah berjalan santai pagi ini sebelum pulang ke negaranya malam nanti. Moza Fedora pria yang datang bersamanya tengah membeli kopi untuk mereka. Sekitar sepuluh menit pria itu meninggalkannya sendirian, sehingga ia berniat jalan-jalan sebentar ketimbang hanya duduk memandang deburan ombak di atas dinding pembatas laut. Ya. Penginapan mereka dekat dengan laut. Moza sangat menyukai laut, baginya laut mencerminkan kebebasan, dan itu cerminan dari dirinya.

Lampion-lampion merah berjejalan di sepanjang pertokoan kota kecil itu. Siwon bermaksud mencuci mata seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Tapi tetap saja ia tak terbiasa. Heran memang, melihat Moza dan Dave yang menyukai kehidupan manusia masa kini. Bagi Siwon kehidupan zaman ini tak lebih dari membodohi manusia itu sendiri. Mereka malas berusaha karena sudah ada robot-robot canggih yang menggantikan tugasnya. Benar kata Napolleon, sahabatnya dulu, beberapa tahun ke depan, manusia akan semakin malas karena kehidupan yang canggih dan serba praktis. Seratus persen kau benar, Bung! Lihatlah manusia-manusia ini, bahkan untuk sekedar mengeringkan tangannya pun mereka menggunakan mesin.

“El!” seseorang menyapanya dari belakang. Pasti si bodoh itu. Siwon berbalik malas, mendapati sahabatnya itu tersenyum bodoh.

“kau lamban, Jung Yunho” seru Siwon ketus.

“hahahaha maaf membuat anda menunggu, dan senang mendengar nama lamaku, Tuan Choi Siwon” goda Moza sambil menyikut tangan Siwon. “ini untukmu”

Mereka menyesap kopi panas itu perlahan. Nyaman sekali menghangatkan diri di udara sedingin ini. Sambil berjalan menuju bangku taman terdekat, yang kosong tentunya, mereka melihat barang-barang yang dijajakan di pertokoan sepanjang jalan. Siwon menatap bungkusan yang tergantung manja di jemari kiri Moza.

“apa itu?” tanyanya acuh.

“oh ini, Hadiah untuk bocah pucat itu.” Jawab Moza sekenanya sambil tersenyum melihat anak-anak bermata sipit berkejaran di depan pertokoan.

“kau membelikan hadiah untuk bocah kasar itu?” tanya Siwon penuh selidik.

“hemm, memangnya kenapa? Dia sedang berkabung atas kematian ayahnya. Setidaknya hadiah kecil ini dapat mengembalikan senyumnya.” Moza memandang ke atas, melihat langit, kemudian tersenyum, seolah sosok yang dibayangkannya ada disana.“ kau tahu El, anak itu sangat manis saat tersenyum.”

“biasa saja” Siwon mendahului langkah Moza. Cuek dan angkuh.

Aku tahu kau menyukainya, El. Batin Moza.

 

 

“ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan. Kau kembalilah ke hotel duluan.” Ujar Siwon saat Moza berhasil mensejajarkan langkahnya. Pria melankolis itu mengernyitkan dahinya. “urusan kantor” tambah Siwon.

“ah baiklah. Kita berpisah di sini.” Ujar Moza. Pria itu berbelok ke kiri, menuju perempatan lampu merah, menyeberang di zebra cross dan hilang di kerumunan manusia-manusia lain yang sibuk berlalu-lalang. Siwon memastikan pria itu telah menghilang sepenuhnya. Kemudian berbalik arah menuju pertokoan yang dilaluinya bersama Moza tadi.

Mata pria itu bergerak liar mencari benda yang mengundang daya tariknya di toko jewelrely dekat gang kecil paling sudut sebelum tikungan tempatnya berpisah dengan Moza.

“aku ingin yang itu” tunjuknya pada sebuah benda berwarna gold di etalase toko.

“anda pandai memilih, Tuan.” Ujar pemilik toko tersenyum ramah pada pria dingin ini. Benda panjang, tipis dan saling menyambung membentuk lingkaran panjang itu berada di genggamannya. Benda itu dingin dan ringan. Kilauannya begitu memikat. Siwon teringat dengan kalung yang dipakai Kyuhyun. Kalung itu memang terbuat dari emas murni, tapi sudah agak kusam dimakan zaman. Kurasa ini cocok untuknya!

“kalung ini ditempa langsung di Mesir Tuan, warnanya yang kuning kemerahan berbeda dengan emas murni lainnya. Hanya ada satu di dunia. Kudengar pembuatnya meninggal beberapa hari setelah membuatnya, dan emas ini dimiliki oleh keturunan kerajaan mesir” tutur pemilik toko itu.

“bagaimana kau tahu ini hanya ada satu di dunia?” tanya Siwon penuh minat.

“benda itu kudapat dari seorang arkeolog dan kubeli dengan harga mahal. Sangat susah mendapatkan izin penjualan benda itu.”

“apa nama kalung ini?”

“mereka menyebutnya Emerald. Oleh karena itu aku menjualnya-“

“kubeli berapapun harganya” potong Siwon cepat. Ia tak mau ambil pusing dengan cerita pemilik toko ini. Dengan ceria pemilik toko itu meyambut kalung dan kartu berwarna hitam dari tangan Siwon. Kartu kredit tanpa limit.

Siwon mengetukkan buku-buku jarinya ke etalase tempat ia menopang tangannya sejak sepuluh menit lalu. Matanya menatap benda apa saja yang ada di ruangan ini. Dilihatnya banyak sekali benda-benda kuno peninggalan sejarah. Ternyata selain menjual berlian dan emas, toko ini juga memiliki koleksi barang antik yang nilainya jutaan dolar. Siwon menyipitkan mata, menajamkan fokus pandangnya pada benda perak pipih seukuran telapak tangan.

“belati” gumamnya. Tak lama, pemilik toko itu telah kembali ke tempatnya, menyerahkan bungkusan berisi kotak kecil dan kartu kredit milik Siwon. Paza itu menanda tangani beberapa lembar surat yang disodorkan pria paruh baya itu.

“kau juga menjual benda-benda antik itu?” celetuk Siwon sekenanya.

“ah ya! Hanya koleksi pribadi, dan untuk perlindungan diri” jawab pemilik toko itu ramah. Siwon mengangguk pelan.

“darimana asal benda-benda itu?” tentu saja Siwon pernah melihat diantara mereka ratusan tahun silam.

“dari berbagai negara di dunia, Tuan. Apa anda penikmat barang antik juga?” tanya pemilik toko itu berbinar penuh minat.

“ah bukan! Aku hanya tertarik pada belati kecil di etalase kayu itu” tunjuk Siwon pada benda yang ia maksud. Ia telah selesai menanda tangani surat-menyurat itu.

“aha! Lagi-lagi saya harus memuji selera anda Tuan. Itu belati beracun dari negeri Britania. Sebuah kota kecil bernama Wakefield. Kurasa belati itu dapat membunuh siapa saja yang bermaksud merampok di tokoku.”

Siwon mengangguk. Kemudian berpamitan pada pemilik toko. Ia harus cepat kembali ke hotel sebelum tertangkap basah oleh Moza di tempat ini.

 

~Paza Vesnica~

 

 

“Siwon-ah, Yunho-ya! Kalian kembali!” pekik Hyuk Jae berlarian ke arah dua pria yang baru turun dari kapsul besi. “aku sangat merindukan kalian. Apa pestanya berjalan lancar?” cerocos Hyuk Jae pada dua pria itu.

“lancar selama tak ada kau di sana, Hyuk” sahut Siwon sambil berlalu mendahului Moza dan Hyuk Jae. Hyuk Jae memajukan bibirnya.

“hahaha! Ini hadiah untukmu, Hyuk.” Ujar Moza. Menyerahkan bungkusan berukuran sedang pada pria bermata sipit yang disambut pekikan heboh.

“wah! Yunho-ya, kau pria paling baik yang pernah ku kenal. Gomawo ne!”

“Siwon-ah, kau tidak membawakanku hadiah?” ujar Hyuk Jae saat mereka sudah berada di dalam bangunan kastil.

“kau sudah memiliki segalanya, Hyuk. Tak perlu buah tangan lagi” ujar Siwon enteng. Berjalan menapaki anak tangga menuju lantai atas.

“hadiah untukmu dan nona Myra ada di kopernya.” Bisik Moza sebelum bergegas menaiki anak tangga.

“aku tahu kau mencintaiku, Choi Siwon!” pekik Hyuk Jae dari ballroom. Siwon yang kini berada di lantai dua tersenyum mendengarnya. Sesaat pria itu mendengar ada perbincangan di ujung koridor sebelah kanan dekat kamar tamu barunya. Ia yang semula hendak menaiki tangga menuju kamarnya di lantai tiga mengurungkan niat dan memasang telinga.

“ini untukmu, Kyuhyun. Kuharap keadaanmu segera membaik” Moza mengacak pelan rambut pemuda berkulit pucat di hadapannya. Kyuhyun tampak kaget dengan pemberiannya.

“ya Tuhan! Lucu sekali! Terima kasih, Yunho hyung!” Kyuhyun sangat senang mendapat kejutan dari teman barunya ini. Ya, sejak berada di tempat ini Kyuhyun mulai terbiasa kembali menggunakan bahasa ibunya.

“dia akan menemanimu saat kau kesepian dan bersedih.”

“ummh, mulai sekarang dia akan menjadi temanku” Kyuhyun mengangguk mantap. Tersenyum pada boneka beruang krem susu di pelukannya. Moza ikut tersenyum melihat tingkah pemuda itu. Tanpa mereka ketahui seseorang tengah mengerang tertahan melihat pemandangan itu.

----

 

Tok. Tok. Tok. Pintu diketuk, namun tak ada jawaban dari dalam. Kyuhyun memberanikan diri membuka kenop pintu kayu itu. Semalam sejak kepulangan Siwon dan Moza, ia belum bertemu pandang dengan pemilik kastil ini, bahkan setelah pagi-pagi sekali Moza membangunkannya dengan kecupan lembut di puncak kepalanya untuk berpamitan. Pria tampan bertubuh tegap itu akan pulang ke negaranya. Kini ia memberanikan diri menjenguk pemilik kastil itu duluan. Menebalkan mukanya karena berkunjung ke kamar pria sepagi ini.

Kyuhyun mengintip dari celah pintu. Tak cukup menjangkau pandangannya, dia membuka pintu itu sedikit lebih lebar dengan sangat hati-hati. Takut menimbulkan bunyi.

“tak usah bertingkah seperti pencuri begitu. Masuklah!” suara berat dan seksi mengagetkannya. Ternyata pria itu mengetahui kedatangannya.

Kyuhyun berjinjit ke dalam kamar sambil tersenyum lebar dan memeluk boneka beruang di dadanya. Siwon melirik sebentar kemudian kembali tenggelam dalam bacaannya.

“ada apa?”tanyanya tanpa melihat ke arah Kyuhyun yang telah duduk manis di sisi kiri ranjangnya.

“Siwon hyung membawakanku Yunie dari negeri Cina.”

Yunie? Cih! Menjijikkan!

“yakk Tuan Choi! Kau menyebalkan!” pekik Kyuhyun mendengar pikiran Siwon. Tapi pria itu masih bersikap biasa dan dingin. “bukankah dia sangat lucu?”

“dasar anak-anak” ujar Siwon dingin. Kyuhyun melotot pada pria itu, matanya menatap tajam pada Siwon yang hanya ditanggapi dengan respon biasa seolah tak pernah mengatakan apa-apa.

“ya! Aku memang kekanak-kanakan, menantimu di balkon setiap malam. Berharap kau segera pulang. Tapi apa yang kudapat? Hinaan darimu! Yunho hyung lah yang memperhatikanku. Memberikanku teman baru agar aku tak merasa kesepian.” Kyuhyun berbalik sambil menahan tangisnya yang hampir pecah ketika sebuah tangan besar menghentikannya dan menariknya ke dalam sebuah dada bidang.

Tak ada pembicaraan disana, hanya tubuh mereka saling bersentuhan. Choi Siwon bukanlah pria yang pandai berkata manis seperti Moza dan Donghae. Ia hanya bisa menunjukkan perasaannya lewat perbuatan. Tanganya mengelus punggung Kyuhyun sambil sesekali mengecup puncak kepala pemuda itu. Tangis Kyuhyun pecah dalam dekapan makhluk abadi itu. Selama beberapa menit hanya seperti ini, mereka berpelukan, dan Kyuhyun terus terisak dalam dekapan hangat Choi Siwon.

Siwon menarik diri dari pelukannya pada pemuda pucat itu. Mata kucing berwarna coklat itu selalu ia rindukan. Kini ia dapat menatapnya lagi. Punggung tangannya menyusuri setiap lekuk wajah Kyuhyun. “apa kau begitu merindukanku?”

“aku membencimu, bodoh!” Siwonn tertawa mendengar perkataan sosok di hadapannya. Mengumpatnya sambil tersedak karena tangisnya.

“kau merindukan pria bodoh di hadapanmu ini, nona?” goda Siwon, membuat Kyuhyun mendaratkan pukulan kecil di dada bidang pria itu. Siwon kembali menarik anak manusia itu ke dalam pelukannya. “biarkan seperti ini beberapa saat. Sampai tangismu reda.” Ujarnya lembut.

 

Tak pernah terbayangkan oleh Siwon mereka akan berpelukan selama ini. Satu jam bukan waktu yang singkat untuk ukuran berpelukan. Bahkan ketika kau berwujud manusia biasa sekalipun. Ternyata tangis pemuda ini susah sekali reda. Tangan ini sampai keram karena terus memeluk dan mengelus punggungnya. Dan sekarang, pemuda bodoh ini malah tertidur tanpa dosa dalam dekapannya.

Panda bodoh! Siwon tersenyum lembut. Sebuah senyuman tulus yang hampir tak pernah terlihat di wajahnya. Direbahkannya pemuda itu di tempat tidurnya, menyelimutinya, dan merapikan rambut yang menutupi wajah bulatnya. Siwon ikut berbaring. Memiringkan tubuhnya agar ia leluasa menatap wajah di sampingnya. Entahlah. Baginya itu adalah hal yang menyenangkan.

Maaf telah membuatmu menunggu.

 

~Paza Vesnica~

 

 

Malam pekat menutupi sebagian lapisan bumi. Wangi dedaunan dan tanah basah yang tertiup angin menemani sosok tinggi berkulit tan dalam perburuannya malam ini. Seperti biasa, bisikan lemah namun menusuk kulit itu telah menjadi teman setianya mencari bau iblis yang berhasil kabur dari neraka. Makhluk hina itu mendekati manusia, menawarkan pertolongan dengan pertukaran jiwa mereka. Sejatinya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Tuhan, namun mereka sangat lemah dan mudah terpedaya. Demi kenikmatan dunia, mereka menukar jiwanya pada iblis. Tentu saja itulah tujuan dari makhluk hina itu, mengajak sebanyak mungkin anak manusia untuk menemaninya di neraka.

Srekk. Srekk. Bunyi dahan bergesekan dengan sepatu kulitnya. Choi Siwon, Paza Vesnica di negeri Chichester, Inggris Raya, menghentikan perjalanannya dan bertengger di dahan pohon paling tinggi yang ada di hutan pinus bagian paling dalam kota Aberdeen. Cukup panjang perjalanan yang ia lalui untuk mencari makhluk-makhluk hina yang sedang melakukan transaksi dengan manusia. Aneh, tidak biasanya tak satupun dari mereka yang menampakkan batang hidungnya.

Kemana perginya iblis-iblis itu?

Siwon berjongkok, menyandarkan tubuhnya di dinding pohon, berharap dapat merehatkan jasmaninya sejenak dari perjalanan jauh. Bayangan pohon yang rimbun menutupi tubuhnya dalam kegelapan malam. Bayangan merah melesat seperti asap roket, cepat sekali. Siwon memicingkan mata tajamnya, menangkap apa yang tengah melesat di langit malam ini. Bayangan itu melesat lagi. Tak hanya satu, beberapa kali secara berbondong mereka melesat di langit malam menuju arah barat daya.

Apa itu?

Drrtt. Drrtt. Cell Phone pria itu bergetar di saku celananya. Segera dirogohnya kantung kain itu untuk menemukan benda yang bergetar tadi.

From : Beruang Mesum

El! Iblis-iblis itu bertingkah aneh malam ini. Mereka tidak menyerang manusia melainkan pergi berbondong-bondong menuju timur.

Apa telah terjadi sesuatu?

Siwon membalas dengan cepat pesan dari Moza yang telah kembali ke Atlantis.

To : Beruang Mesum

Disini juga sama. Aku melihat bayak cahaya merah melesat di langit malam menuju barat daya.

Siwon memasukkan kembali benda pipih persegi itu ke dalam saku celananya. Ia melompati pepohonan, berjalan menyusuri tanah yang tak akan terlihat dari atas. Pria itu mengikuti kilatan cahaya-cahaya dari bawah, agar keberadaannya tidak diketahui.

Bau air.

Siwon mengenduskan hidungnya beberapa kali, mencoba menerka bebauan baru yang menyusupi indra penciumannya.

Apa mereka bermaksud menyebrang lautan?

Drrrt. Drrrtt. Kembali dirasakannya getaran di saku celananya. Sambil melesat cepat dan konsentrasi terpusat pada benda yang melesat bebas di langit, pria itu membaca pesan masuk dari temannya lagi.

From : Beruang Mesum

Aku tak bisa mengikutinya. Mereka terlalu banyak! Dan sepertinya akan bepergian ke tempat yang jauh.

Siwon membalas cepat dengan tatapan tetap berfokus ke atas.

Donghae! Apa di Cina para iblis itu juga bertingkah aneh? Tidak biasanya mereka bergerombol. Aissh!

Siwon berdecak pelan. Ia baru ingat bahwa pangeran ikan itu tak lagi menjadi Paza Vesnica, tentu saja ia tidak tahu menahu tentang tingkah iblis-iblis itu malam ini. Kini pria itu hanyalah manusia biasa yang lemah. Tak memiliki kekuatan abadi seperti yang dulu melekat pada dirinya.

BYUUURR. Deburan ombak menghantam keras karang-karang di pinggiran hutan pinus. Riak air memutuskan pendengaran pria itu tentang benda-benda di atas yang saling berteriak. Ia bersembunyi di balik rumput-rumput liar yang tumbuh subur di pinggiran jurang hutan ini.

Benar! Mereka menyeberangi lautan.

Iblis dan makhluk yang menyerupai mereka sangat takut menyeberangi lautan, karena itu akan melemahkan kekuatan mereka. Keberanian apa yang mereka miliki malam ini sehingga secara beramai-ramai melakukan perjalanan jauh menyebrangi lautan. Pasti ada kekuatan besar yang melindungi mereka. Siwon mengepalkan tangannya. Tak bisa berbuat banyak. Ia hanya sendiri di tempat seluas ini, dengan gerombolan iblis merah yang ia sendiri tak tahu pasti jumlahnya. Bukan berarti ia takut mati, karena ia memang tak akan bisa mati, tetapi ia tak punya kendali untuk melumpuhkan mereka, selama mereka tak berbuat kejahatan. Bukan tidak, tapi belum.

Drrt. Drrrt.

From: Beruang Mesum

Aku tak bisa berbuat banyak, El. Mereka terlalu banyak. Kita kalah jumlah.

----

 

“TIDAAAAKKK!!” Kyuhyun terjaga dari tidurnya. Peluh mengucur di pelipis mulusnya. Matanya terbelalak ngeri. Nafasnya tersengal tak beraturan.

“Kyuhyun-ah! Gwenchana?” Lee Hyuk Jae menghampiri pemuda itu dengan segelas air putih di tangannya. Myra yang sedari tadi mengelus lembut punggung Kyuhyun mengambil gelas itu dan menyodorkannya ke bibir sintal milik pemuda itu.

“minumlah Kyuhyun, atur nafasmu pelan-pelan.” Wanita seumuran Hyuk Jae itu memberikan sugesti pada Kyuhyun.

BRAKK! Pintu terbuka keras. Air muka Siwon berubah pucat melihat sosok yang kini terduduk di atas ranjangnya menatap nanar ke sekitar.

“apa yang terjadi?”

“Kyuhyun mengigau lagi. Kali ini sepertinya ia benar-benar ketakutan.” Ujar Hyuk Jae getir.

Siwon melangkah cepat ke pinggiran ranjang, menatap pemuda yang sedang menekukkan kepalanya di lutut. Tubuh lemah itu bergetar hebat. Pemiliknya tak mau menatap ke arah Hyuk Jae dan Myra yang berada satu ruang dengannya.

aku akan bicara dengannya.” Ujar Siwon dingin. Lee Hyuk Jae mengangguk paham, dan menggandeng Myra keluar kamar.

Pintu tertutup, kini tinggal mereka berdua yang berada di dalam kamar. Siwon menatap lekat sosok lemah di hadapannya. Disibakkannya rambut yang menutupi wajah menawan pemuda itu, diletakkannya kedua telapak tangannya pada pipi gembil Kyuhyun.

“jangan takut. Aku disini.” Ujarnya lembut. Perlahan Kyuhyun mendongakkan wajahnya. Menatap tepat di manik mata hitam itu.

Aku takut!

Aku tahu.

Mereka. Mimpi itu.

Ceritakanlah. Aku siap mendengarkan.

Mereka. Mereka membunuh wanita itu.

Siapa yang terbunuh?

Aku tidak tahu. Terlalu banyak lengkingan dan kilatan cahaya mengerikan. Wanita itu terbunuh dengan bayi dalam dekapannya.

Siwon tertegun. Ditatapnya lekat manik mata Kyuhyun. Pancaran wajah pemuda itu mengisyaratkan ketakutan yang teramat sangat.

“dimana tempat kejadian itu?”

Kyuhyun menggeleng. Aku tak tahu. Banyak sekali darah. Ak-

Bibir Kyuhyun bergetar hebat membayangkan mimpinya. Siwon tak tahan melihat keadaan pemuda bermulut pedas itu. Dengan cepat dilumatnya bibir tebal Kyuhyun. Meredam getaran yang timbul akibat ketakutannya. Kyuhyun merasakan sensasi panas menjalar di tubuhnya akibat perlakuan Siwon. Ciuman itu begitu memabukkan, memerintahkannya untuk mendapatkan kenikmatan lebih.

Bibir Kyuhyun terbuka, memberikan celah untuk lidah panjang Siwon masuk ke dalamnya. Tanpa membuang waktu lidah lihai itu bergerilya menyesapi setiap celah di rongga mulut Kyuhyun. Manis. Aroma mint pasta gigi terkuak dari mulut Kyuhyun, membuat Siwon ketagihan olehnya.

“Aahhk” desahan kecil keluar dari bibir merah itu. Libido Siwon meningkat beratus kali lipat. Gairah panas membuncah dari tubuhnya. Akal sehatnya sudah jauh ia tinggalkan sejak pertama menyentuh bibir sintal ini tadi. Mulut Siwon bergerak menggigit kecil kitaran rahang Kyuhyun, turun ke bawah menuju leher jenjang pemuda itu.

“heengghhh!”

Oh tidak! Desahan itu keluar lagi. Aku makin tak tahan dibuatnya.

 

Kyuhyun melihat bayangan di pikiran Paza Vesnica satu ini. Bayangan mereka tengah bersatu. Melakukan adegan panas di atas ranjangnya. Menempel lekat tanpa suatu apapun yang menghalangi. Kyuhyun menungging dengan Siwon yang tak henti mencumbu mulutnya.

“Tuan Choi! Aaahh. Jangan, eemmpph, aahh lakukan ituuhhh” ujar Kyuhyun terbata, menggelinjang kenikmatan saat mulut pria itu memanjakan dada gemuknya.

Siwon protes dalam hati. Ia sudah terlanjur panas pagi ini.

Salah sendiri kenapa wajah dan tubuhmu itu sangat menggiurkan bagiku.

 

Brakk!

 

“Siwon-ah, Yunho menelpon, ia-“ pintu terbuka, Hyuk Jae dengan raut tanpa dosa melenggang masuk dengan santai saat mereka tengah beradegan panas di atas tempat tidur Kyuhyun.

“o.ow- Sepertinya aku datang di saat yang salah!” Hyuk Jae membalikkan wajahnya dengan canggung. Berjinjit pelan hendak meninggalkan ruangan.

“LEE HYUK JAE! KUPASTIKAN KAU TAK AKAN HIDUP TENANG DI DUNIA INI!!” bentakan keras menggelegar terdengar sampai ke lantai satu. Myra mendongak, melihat ke arah kamar Kyuhyun. Itu teriakan tuannya.

Apalagi yang dilakukan Hyuk Jae sampai Kyuhyun semarah itu?

 

Lee Hyuk jae berlari kocar-kacir keluar dari kamar Kyuhyun, berusaha menghindarkan diri sejauh mungkin dari jangkauan setan berwujud pangeran itu. Siwon tertunduk lemas. Acaranya benar-benar gagal total gara-gara Monyet Korea itu.

“ummh. Tuan Choi” bisik Kyuhyun.

“hemm”

“sampai kapan kita begini?” ujarnya ragu. Siwon tersentak, ia baru sadar, sedari tadi telah menimpa tubuh pemuda ini. Buru-buru Siwon bangun dari tempatnya tengkurap, menunduk menatap kakinya sendiri.

Wajah Kyuhyun seperti udang rebus, akibat perbuatan pria di sampingnya, dan karena dipergoki oleh monyet sialan itu. Ia merapihkan pakaiannya yang berantakan, serba salah. Sama seperti keadaan Siwon saat ini. Mereka tampak kikuk dan canggung satu sama lain.

“maafkan aku.” Ujar Siwon nyaris tak terdengar. Butuh keberanian ekstra untuk mengucapkan kata itu karena sudah lama sekali ia tak pernah mengucapkannya.

“emm.” Kyuhyun menatap ke arah lain. Ia sangat malu kali ini, apalagi setelah melihat bayangan di pikiran Siwon. Mereka bersatu. Begitu panas dan bergairah.

“yakk! Aku belum melakukannya!” bentak Siwon membuyarkan lamunan pemuda pucat itu.

“tap- tapi, kau hampir melakukannya jika Hyuk- aiissssshh!” Kyuhyun membenamkan wajahnya di bantal. Ia sangat malu karena kelakuan binalnya dipergoki oleh Hyuk Jae.

“aku Khilaf. Terlalu terbawa suasana.” Ujar Siwon pelan. Kyuhyun mendelik tajam ke arahnya. Menatapnya lekat. “salah sendiri kenapa kau memiliki, aaaaarrrgggh” Siwon mulai frustasi ketika melihat letak kerah baju Kyuhyun yang agak terbuka. Buru-buru Kyuhyun menutupnya dengan kedua tangannya. Siwon kembali membuang muka, enggan menatap makhluk pucat itu.

“cepat bersihkan tubuhmu. Kita pergi ke suatu tempat.” Ujar Siwon ketika mereka saling diam untuk beberapa menit.

“kemana?” ujar Kyuhyun bingung.

“mencari kebenaran kalung itu”

----

 

Lee Hyuk Jae menatap nanar wajahnya dari pantulan cermin. Mata dan bibirnya bengkak akibat amukan Siwon pagi ini.

“akkh sial! Kenapa aku harus datang di waktu yang salah sih?” umpatnya pada diri sendiri.

----

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~