Sahabat sejati tak perlu abadi

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

Haloo Whisper ^^

author kembali dengan Paza Vesnica

jujur disini aku 'Sangat Kecewa' dengan readers yang hanya mau enaknya saja tinggal membaca dan tak meninggalkan jejak. yaah alasan yg sangat menyakitkan kalau dibilang 'gak punya akunnya FFn or AFF'

hahaha...

fine~

but, thanks a lot untuk kalian yang masih setia memberikan support dan mengikuti kisah ini.

vote, comment or review kalian sangat berarti untuk kelangsungan cerita ini.

-

-

well,  untuk readers yang bolak balik menanyakan kapan Kekasih Sepenggalah and Take Him Out Global update>>???

-

-

mianhe.. tidak dalam waktu dekat.

berhubung Kekasih Sepenggalah itu sikonnya dunia real hubungan sepenggalah, maka tak pantas rasanya jika di update pada bulan puasa :D

dan Take Him Out Global sampai sekarang belum di publish karena author masih menyeleksi siapa wanita beruntung yang bisa ikut dalam acara ini..

-

-

so,, tetep tunjukan dukungan kalian ne~

gumawo...

#deepBow

.

.

.

.

Paza Vesnica

.

.

.

 

 

 

Bip!

"bonjour!"

"ini aku,"

"El ? Kau mengganti nomor cell phone mu?"

"hmm, cell phone ku hilang saat perburuan tempo lalu."

" ada apa? Apa sesuatu telah terjadi di sana?"

"tidak. Aku ingin meminta sedikit bantuanmu."

"katakanlah"

"pergilah ke Rusia. Cari tahu tentang batu hijau bening milik suku Orela. Kurasa disana terdapat perpustakaan tertua di dunia yang menyimpan sejarah-sejaranh kuno."

"apa yang terjadi, El?"

"kau hanya perlu mencari berita, bung!"

"hei hei hei! Lihatlah pria tampan ini, kau meminta bantuan atau memerintahku bung?"

"keduanya"

Bip! Siwon memutuskan sambungan jarak jauh secara sepihak. Tak ada senyum jahil di wajahnya. Yang ada hanyalah raut keseriusan. Seperempat malam ini ia habiskan dengan berdiri di balkon lantai dua dalam kamar Kyuhyun. Ia tak ingin berada terlalu lama di dekat sosok itu. Makhluk abadi ini takut birahinya akan membawanya menerkam pemuda itu habis-habisan. Walau bagaimanapun Siwon memiliki nafsu yang besar terhadap kegiatan ranjang.

Bulan malam ini begitu indah. Di tengah musim dingin yang melanda kawasan Inggris Raya, benda bulat putih keperakan itu masih dengan setia bertengger menggantung di langit malam.

"moonlight" desis Siwon. Pikirannya kembali terbawa pada masa ribuan tahun silam. Cih! Ia sangat benci saat-saat seperti ini. Saat dalam kesendirian kenangan itu selalu muncul. Seolah tak akan pernah punah dari otak kecilnya.

Gadis itu tertawa riang sambil berlarian kecil. Bersembunyi di balik rerumputan tinggi yang sengaja di bentuk seindah mungkin dalam taman bunga kerajaan.

"Senyorita! Jangan bersembunyi lagi!"

Suara yang begitu lugas memanggil wanita yang tengah asyik bersembunyi. Pria itu terengah, berusaha mengatur nafasnya. Seperempat jam ini wanita cantik itu mempermainkannya.

"kau payah jenderal!" suara lembut itu terdengar dari belakang. Cepat pria itu membalikkan tubuhnya. Menemukan sosok indah yang selama ini begitu dicintainya. Ia bahkan rela memberikan apapun untuk dapat melihat senyum manis wanita berambut hitam digelung tinggi beberapa meter dari tempatnya berpijak.

Sakit itu menusuk-nusuk uluh hati Siwon. Wajah yang sangat memabukkan. Air matanya kini kering. Ia tak tahu berapa lama dan seberapa banyak buliran bening yang ia tumpahkan demi wanita itu. Sakit. Benar-benar sakit hidup dalam bayang-bayang kelam. Ia meremas kuat besi yang menjadi pagar pembatas di balkon kamar, menatap nanar pohon-pohon cemara yang tertiup angin di bawah, dimana ada secangkir kopi disana.

Kopi? Sejak kapan secangkir kopi muncul dalam penglihatannya? Siwon menoleh ke kanan. Seorang pria meregangkan tangan menjulurkan secangkir kopi padanya. Ia sangat santai, nampaknya sama seperti Siwon, menikmati cahaya bulan. Lengan kemeja merah mudanya tergelung sampai ke pertengahan tangannya yang panjang dan berotot. Diseruputnya sesekali secangkir kopi lain yang berada di tangan kanannya.

"sejak kapan kau disini?"

"sejam yang lalu mungkin" jawabnya enteng. Siwon memicingkan matanya, di amatinya kelakuan aneh sahabatnya ini. Saat seperti ini, Hyuk Jae memang lebih banyak diam. Ia tahu ada batasan yang tak boleh ia langgar. Kehidupannya dan kehidupan manusia abadi ini berbeda. Siwon pasti butuh privasi dalam kehidupannya. Tidak semuanya harus Hyuk Jae ketahui. Itu sebabnya, dikala pria abadi itu murung dan melamun, Hyuk Jae hanya akan berdiri di sampingnya. Menemaninya dalam diam, setidaknya, biarkan Siwon merasa bahwa ia tidak sendiri.

"Hyuk"

"eung"

"apa hal terpahit yang pernah kau rasakan dalam hidupmu?"

"ditinggal mati keluargaku" kembali Siwon menatap pria yang memiliki rahang sempurna itu, lekat.

"apa mereka begitu berharga bagimu?"

"sangat. Mereka adalah satu-satunya alasan bagiku untuk bertahan hidup. Meneruskan garis keturunan Lee." Ucapnya. Ada nada begertar disitu. Hyuk Jae masih tak berpaling dari bulan bulat keperakan di atas.

"tapi kau terlihat baik-baik saja dan menikmati kehidupanmu" cibir Siwon.

"Siwon-ah. Masa lalu itu bukan untuk terus diratapi. Ia hanya bisa dikenang. Inilah aku. Aku yang sekarang harus berpikir jernih tentang hari ini, esok, dan puluhan tahun yang akan datang. Tenggelam dalam masa lalu bukanlah hal yang baik, sobat." Seperti tersambar petir, Choi Siwon yang biasanya sangat mahir melontarkan kata-kata pedas kini hanya terpaku dengan bibirnya yang kelu. Semua yang dikatakan pria itu seratus persen benar. Dan inilah Siwon, pria yang belum dapat bangkit dari masa lalunya meskipun telah menghabiskan waktu ribuan tahun.

"aku iri padamu, Hyuk"

Lee Hyuk Jae untuk pertama kali mengalihkan fokusnya pada pria dengan kadar ketampanan di atas rata-rata yang berpangku tangan di sampingnya. Wajah murung itu lagi.

"Siwon-ah, entah pantas atau tidak aku mengatakan ini padamu. Kau, cobalah untuk membuka dirimu. Kau tidak sendiri di dunia ini. Ada aku, Yunho, dan Myra yang selalu siap menampung segala keresahanmu. Memendam rasa sakit itu sangat sulit, bung! Aku yakin kau sangat menderita" sorot matanya menatap pria pucat itu iba. Ia dapat melihat manik mata Siwon yang menghitam. Pria itu benar-benar angkuh. Ia bahkan tak pernah mau terbuka dengan sahabatnya sendiri, yang telah menemaninya semenjak fase kebangkitan ribuan tahun silam.

"Hyuk, suatu saat aku pasti berbagi"

"ne. Tapi jangan membuatku menunggu terlalu lama." Siwon memiringkan kepalanya, menatap pria dengan gummy smile yang setia melekat di wajahnya.

"kita berbeda, Siwon. Aku pasti akan menua dan mati. Mungkin saat kau berbagi denganku, jaringan otakku sudah tak mampu lagi berkompromi dengan baik untuk mengerti masalahmu." Dia tersenyum tulus. Siwon menelan ludah. Benar, mereka berbeda.

"hyuk"

"eung?"

"tak bisakah kau menjadi sepertiku?"

"ahaha. Aku ingin menjalani kehidupan normalku, Tuan Choi. Menua dan mati bersama yeoja yang kucintai. Memiliki banyak anak dan menceritakan pengalaman yang kualami sepanjang hidupku di hari tua nanti." Siwon tersenyum kecut. "apa komunitas kalian tidak dapat memiliki keturunan?"

"entahlah. Belum pernah ada Paza Vesnica yang memiliki anak. Semua di antara kami laki-laki."

"tak adakah makhluk bernama wanita yang abadi?"

"selain malaikat dan iblis tak ada yang mendapatkan keabadian di dunia fana ini."

"kenapa iblis bisa beranak-pinak?"

"simple. Mereka memiliki nafsu."

"lalu kau? Bukankah kau juga memiliki huft-" Hyuk Jae menutup mulutnya yang hampir salah bicara. Siwon berdecak memandang kesal pada pria yang sering ia panggil monyet itu. Lagi-lagi pria bermata sipit asal negeri gingseng ini mengungkit kejadian beberapa hari lalu.

"kami berbeda dari keduanya. Paza Vesnica bukanlah malaikat yang selalu melindungi dan mengajarkan kebaikan pada manusia. Kami juga bukanlah iblis yang menyesatkan manusia dengan kenikmatan sesaat dan berusaha mengajak sebanyak mungkin dari kalian untuk dijerumuskan dalam neraka menemani mereka. Kami adalah sekumpulan makhluk yang dirancang untuk memerangi iblis dan mengembalikannya ke tempat dimana seharusnya ia berada. Iblis sama seperti manusia. Mereka berkembang biak di bumi ini. Membuat hawa semakin panas dan sesak. Kami abadi sampai waktu yang ditentukan, dengan takdir memerangi mereka."

"semacam malaikat kematian?"

"hemm, tepatnya malaikat kematian bagi para iblis."

Lee Hyuk Jae menepuk pundak Siwon, memberikan sedikit goyangan dengan tangannya. "kau telah menghabiskan waktu yang lama untuk hal berbahaya itu. Jika aku jadi kau, mungkin aku akan mati bosan karena hidup dalam perburuan. Bertarung, terluka, menang, dan meleburkan mereka. Menyembunyikan identitasmu yang sebenarnya dari pandangan manusia biasa karena keadaanmu yang tak bisa menua."

"aku akan melihatmu menua, Hyuk." Ujar Siwon getir, tak mengindahkan perkataan sahabatnya.

"hei! Jangan bersedih seperti itu, bung! Sekarang kau pantas memanggilku Hyung. Karena aku terlihat lebih tua darimu. Sepuluh tahun lagi kau akan memanggilku ahjusshi, puluhan tahun berikutnya kau akan memanggilku dengan sebutan hallabeoji" mata sipit itu berkaca-kaca, buliran bening keluar dari pelupuk matanya membayangkan ia akan menua sementara sahabatnya ini hidup dalam kekekalan. Tak bisa merasakan cinta, memiliki keluarga, dan melihat perubahan pigmen dalam dirinya sendiri.

"yakk! Kenapa kau malah menangis, monyet?"

"aku menangisimu, bodoh! Hidup dalam kekekalan tak selamanya menyenangkan. Aku akan terus bertambah tua, sementara kau tetap dalam wujudmu yang sekarang. Bahkan lima puluh tahun lagi saat aku terbaring lemah yang kulihat adalah sosok yang sama seperti hari ini. Siapa yang akan mengurusi pakaianmu lagi, bodoh? Kau begitu ceroboh! Bahkan membuat teh untuk dirimu sendiri kau tak bisa. Jika aku telah tiada siapa yang akan mengurusi segala keperluanmu, perusahaanmu?"

Hyuk Jae makin terisak. Ia tak sanggup meninggalnya wajah polos itu, meskipun pemiliknya sering bersikap dingin dan angkuh.

"ini jalan yang kupilih, Hyuk. Aku tak dapat mundur lagi." Ditatapnya lekat pria yang tengah sesenggukan berusaha menyeka air mata dengan punggung tangannya. "lagipula aku akan selalu terlihat tampan dan mempesona. Aku bisa mendapatkan gadis cantik dari zaman ke zaman. Kadar ketampananku tak ada yang bisa menandingi" Ujar Siwon jahil berusaha mencairkan suasana.

"hahahaha.. hiks.." berhasil! Pria berkemeja pink dengan celana dasar sutra hitam itu kontan tertawa dalam tangisnya mendengar pernyataan yang begitu percaya diri dari pria bermata shappire di sampingnya.

"terima kasih Hyuk, karenamu aku dapat merasakan kembali nikmatnya tertawa." Hyuk Jae mengangguk-anggukan kepalanya, masih berusaha mereda tangisnya. "hyung saranghae"

"mwo? Ucapkan sekali lagi!" Hyuk Jae tersentak. Tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

"aiissh tidak mau!" sungut Siwon.

"ulangi sekali lagi Siwon-ah. Aku tidak mendengarnya jelas" goda Lee Hyuk Jae

"aiish! Kau menggodaku Hyuk!" teriaknya. Yah tak sampai satu jam, pria itu kembali pada jati dirinya. Suka berteriak dan bicara kasar dengan pria lain di sisinya yang sudah kenyang akan makian dan umpatan yang dilontarkan pria berambut ikal gelap itu. Kau sangat sabar Hyuk.

.

.

.

Paza Vesnica

.

.

.

Bugh! Buku setebal tujuh senti dilemparkan secara kasar dari tingkat tiga rak kayu ke lantai marmer yang ada di bawahnya. Tidak hanya benda berwarna coklat itu, buku-buku yang lain ternyata telah mengalami na'as terlebih dulu. Debu bertebaran dimana-mana akibat kekacauan tengah malam yang dibuat oleh seorang pria jangkung dengan otot-otot kekar yang menghiasi tubuh eksotisnya. Sepotong hem semi sutra tergantung di pinggiran kursi kayu yang ku taksir umurnya tidak cukup muda untuk ukuran manusia. Sejak tiba di tempat ini, pria bermata musang itu menanggalkan kemejanya. Prediksinya tepat! Kini ia sama usangnya dengan buku-buku itu. Debu tempat ini sangat tebal, membuat dalaman kausnya terlihal kumal, namun kadar ketampanannya tidak berkurang sedikitpun. Ia justru terlihat lebih seksi.

Tresvickov. Disinilah sekarang Moza Fedora berada. Sebuah bangunan yang disinyalir adalah perpustakaan tertua di dunia. Banker buku-buku bersejarah ini terletak di sebuah gang sempit kawasan Rwanda, salah satu kota kecil di Rusia. Dua ratus tahun silam, tempat ini masih dibuka untuk umum, dimana Moza Fedora dan Elden Eldson yang berganti nama menjadi Choi Siwon sekarang menghabiskan waktunya untuk mempelajari kebudayaan rusia dan segala rahasia yang tersimpan di dalamnya. Mereka sangat menyukai bahasa indah negara ini. Namun sekarang tempat itu sudah tidak menyediakan layanan jasa peminjaman atau sekedar tempat menimba ilmu, tempat ini telah beralih fungsi menjadi sebuah museum bersejarah yang dilindungi negara. Tidak semua orang dapat masuk ke dalamnya. Kecuali para ilmuan dan pejabat tinggi negara, mengingat ada banyak rahasia negara dan dunia terpendam di dalamnya. Tidak terkecuali bagi Moza, dia bukan pemangku jabatan yang dihormati, dia juga bukan seorang ilmuan, dia hanyalah seorang seniman yang pahatan karyanya tersebar di seluruh penjuru dunia. Berbeda dengan Siwon yang sukses dengan bisnis Percetakan dan wine yang digawangi oleh Lee Hyuk Jae, Moza lebih memilih menjadi seorang seniman. Memahat setiap benda padat yang tak berharga nilainya menjadi sebuah benda yang dapat diperebutkan orang banyak dengan merelakan kehilangan harta mereka yang jumlahnya tidak sedikit. Moza dikenal karena ketampanan dan cita rasa seninya yang tinggi, ditambah tubuh sempurna dan gestureman nya yang membuat semua orang bahkan yang tidak mengenalnya sekalipun angkat topi padanya.

Harusnya ia menjadi pangeran saja!

Kembali pada topik, bicara tentang tak banyak orang yang dapat masuk ke dalam Tresvickov, bukan Moza namanya jika ia tak bisa membobol bangunan yang dilindungi negara itu, karena ia Paza Vesnica. Makhluk dengan sejuta keistimewaan dari Dia Yang Maha Menguasai Malam.

Tresvickov, merupakam bangunan dengan delapan pintu di lantai satu sebagai akses keluar masuk dan dua ratus daun jendela yang tersebar di seluruh lantai. Bangunan yang dulunya berwarna putih pualam, kini tampak lebih kusam berlumut dan terlihat tidak bersahabat akibat jarang dijamah oleh tangan manusia. Gedung kokoh seluas tiga hektar itu terdiri atas enam lantai. Sebenarnya ada tujuh, tapi tak banyak yang mengetahuinya, karena ruangan itu tak nampak. Lantai tujuh bukan berada di bagian paling atas gedung, melainkan tertanam di dalam tanah. Ruangan yang disegel dan amat terisolir dari keramaian. Di sinilah pria bernama Moza Fedora itu sedari tadi berkutat mencari sesuatu, pesanan sahabatnya.

"tidak, bukan ini, ah yang ini juga bukan!" Moza membolak-balikan lembaran isi buku secara sembarang, kemudian membuangnya setelah mengetahui apa yang ia cari tak ada disana. Pria ini lelah, sejak tadi pagi dan sekarang ia tidak tahu waktu menunjukkan pukul berapa, yang jelas ia sudah sangat lama mengacak-acak ruangan tak berdosa ini. Dua per tiga bagian tempat ini telah ia jelajahi, namun usahanya masih belum membuahkan hasil. Ruangan ini dipadati dengan buku-buku berbau mistis dan tidak logis di pengetahuan manusia biasa. Namun bagi mereka, mahkluk abadi yang telah hidup ribuan tahun, menyaksikan setiap perubahan peradaban tentu saja membenarkan segala isi yang ada di ruangan tak tembus cahaya ini. Hanya ada lampu temaram yang tadi sengaja diciptakannya untuk membantu penglihatannya.

Setelah bosan dengan rak-rak pengobatan kuno, pria itu beranjak pada bagian paling dalam ruangan ini. Sebuah lorong sempit yang hanya cukup untuk dilewati oleh satu orang dewasa. Rak-rak kaca besar yang terkunci rapat dengan karat-karat yang menyelimuti bagian lubangnya. Sengaja dibiarkan begitu agar tak ada yang dapat membukanya. Moza menghapus debu yang menyelimuti papan nama yang menggantung di pinggiran lorong sempit itu. Tulisan Rusia yang jika diartikan adalah guardian, pelindung. Hati Paza satu ini tergelitik untuk merayapi buku-buku tebal nyaris tak ada yang sempurna lagi bentuknya di dalam lemari kaca.

Ceklek!

Berhasil! Pria dengan sejuta pesona ini melontarkan sedikit mantra untuk membuka gembok besi yang melindungi gagang pintu almari. Ia tak mungkin merusak secara serampangan seperti yang sering dilakukan Donghae maupun Siwon. Kedua orang itu sangat tidak sabaran. Satu buku yang ia anggap menarik ditarik keluar dari himpitan buku-buku lainnya. Dibolak-baliknya cepat dan segera di lemparnya ke sembarang tempat. Bukan buku itu yang ia cari. Moza menghela nafas kasar, mengusap sembarang peluh yang berjatuhan di pelipisnya. Agak berjongkok, ia mencari buruannya di rak bawah. Lebih parah. Buku-buku disini terbuat dari kulit kambing gunung dan tak bersampul. Mereka tampak sama, membuat Moza bingung mana yang harus dibacanya terlebih dulu, hingga matanya tertuju pada serat tipis terikat akar lontar yang paling gelap diantara mereka. Ditariknya paksa buku itu.

Baunya harum. Batin pria itu dalam hati. Ia tak mengerti mengapa kulit kambing kering ini masih berbau harum yang lembut namun memabukkan, padahal usianya mungkin hampir sama dengan usia Paza yang satu ini. Ia membalik lembar demi lembar buku itu. Berbeda dari buku lainnya, buku itu tidak banyak berisi tulisan, melainkan hanya rumusan-rumusan angka dan sandi yang ia tak paham artinya. Sampai ia tiba di beberapa halaman terakhir, Moza menghentikan jemarinya, menatap kaku sketsa yang ada di hadapannya. Pria itu merogoh saku celana denimnya, mencari benda tipis berbentuk persegi yang ia ketahui bernama smartphone. Dibukanya cepat pesan yang berasal dari pria Chichester yang angkuh dan semaunya sendiri itu. Ada sebuah foto yang ia terima sebelum kepergiannya ke tempat ini. Moza menggerakkan tangannya yang menggenggam benda pipih canggih itu mendekat ke arah sketsa yang tergambar di atas kulit kambing kehitaman di tangan lainnya.

Bip!

From : Beruang Mesum

Cepat angkat teleponmu, bung!

Siwon berdecak kasar, ia tak mungkin mengangkat telepon itu sekarang. Dirinya sedang sibuk mengejar buruannya malam ini, iblis yang meniduri biarawati sebuah gereja umat Katolik di Aberdeen. Benar-benar dosa yang tak terampuni eh? Siwon sangat senang menjalani eksekusi ini. Tubuhnya menggelinjang hebat membayangkan pedang perak kebanggaannya menghunus dada makhluk hina yang sejak lahir sudah berdosa itu.

"cih, mencoba mengulur ajalmu, kawan?" ejeknya pada makhluk yang sebentar lagi tertangkap tangan olehnya.

"ampun Paza!" rengek makhluk itu, ia sudah tak mungkin lari, Siwon telah mengunci pergerakannya dengan menghunuskan benda perak panjang ke paha kanan makhluk bertubuh keras itu.

"maaf tapi aku tak punya waktu untuk sedikit bermain denganmu." Seringaian mengerikan muncul dari raut wajah pria tampan satu ini. Tubuhnya yang ditimpa cahaya bulan semakin membuat mata tajam nan teduh itu semakin berkilauan, pesonanya meningkat ratusan kali lipat.

"por el biende tenerla nochegrandeza, malditacriaturas inferioresque contaminanla tierra.de fusión. se rompió yse ahogaen el infierno."

"tidak! Tidak! Jangan lakukan itu Paza, aku dapat memberimu apapun. Tidak!" iblis itu meracau sejadinya mendengar bisikan halus yang keluar dari mulut pria jangkung berkulit pucat di atasnya.

"PAZA VESNICA!"

"ARRRGGGHHHHH!" lolongan keras milik iblis itu membelah malam. Jeritan kesakitan akan leburnya tubuh itu dapat memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

Siwon terengah, mengusap peluh yang berjatuhan di pelipisnya. Makhluk itu berhasil ia lempar kembali ke neraka melalui peleburannya. Dirasakannya benda pipih berwarna hitam di saku celananya terus bergetar sedari tadi. Dengan malas diraihnya benda itu, memencet tombol asal dan menempelkannya di telinga kirinya.

"hei! Kau benar-benar lamban, bung!" ujar seseorang dari seberang telepon.

"aku sedang berburu, bodoh!" umpat Siwon tak terima ia dikatai lamban.

"lupakan. Aku menemukannya, El. Benda yang kau cari!"

"benarkah? Tunggu disana! Aku akan menyusulmu segera!"

"ummh, jangan disini. Terlalu berbahaya jika kita ketahuan menyusup diam-diam ke museum milik negara. Kutunggu kau di rumahku!"

"hem. Aku akan melakukan penerbangan malam ini."

Sambungan telepon itu terputus. Siwon memasukkan kembali benda ajaib masa kini ke dalam sakunya. Memanjat cepat pohon pinus yang menjulang paling tinggi di antara yang lainnya, melompati bebas dedahanan, dan melesat cepat dengan kecepatan yang setara di arena laga F1.

"pergi semaumu lagi, eh?" Siwon menghentikan langkahnya saat hendak menaiki jet pribadinya yang sudah siap terbang saat itu juga. Seorang pemuda pucat dengan surai eboni melambai lemah tertiup angin malam mematung tak berdaya di belakangnya. Siwon dapat melihat pancaran kekesalan dan keputus-asaan dari wajah itu.

"kembalilah ke kamar, nona Cho. Aku pergi tak akan lama" ujar pria itu lembut, mengelus pipi Kyuhyun dengan jemari besarnya. Tangan pucat itu menepis kasar jemarinya, membuat Siwon tersentak sedikit tak percaya.

"pergi tanpa penjelasan. Kau anggap aku ini apa, huh? Baik! Kau ingin pergi, kan? Pergilah! Tak usah pedulikan aku lagi! Begitupun aku, tak akan mempedulikan semua yang kau lakukan lagi." Sosok itu pergi. Berlari melewati rerumputan jepang yang berjejer rapi di tempatnya, kembali masuk dalam kastil megah itu. Siwon tak mengejarnya. Ia bingung harus mengatakan apa jika berhasil menggapai wajah itu kembali. Pemuda itu salah paham terhadap kepergiannya.

 

trims untuk yang berkenan memberikan support dan meninggalkan jejak~

jangan lupa follow akun twitter whisper yaa @whisper1013

jika ada yg ingin sharing dengan author bisa menghubungi BBM 7e869ed0

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~