Keluarga Jauh

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

silahkan baca bagi yang ingin baca.

tapi tolong sopan santunnya.

jadi readers yang bertanggung jawab dan menghargai posisi author.

Laman ini hanya meminta komentar dan vote kalian sebagai imbal hasil, bukan meminta materi atau sebagainya.

bagi yang hanya ingin bashing silahkan dengan hormat meninggalkan laman ini.

belajar untuk menghargai orang lain bagaimanapun bentuknya.

be a mature please.

author-

 

 

Rumah itu tampak jauh lebih suram setelah kepergian pemiliknya untuk selamanya. Siwon dan Kyuhyun berjalan menyusuri pekarangan yang tampak lebih serut dari sebelumnya. Mereka kembali ke tempat ini, tempat dimana ayah Kyuhyun menghembuskan nafas terakhirnya setelah ditemukan tak berdaya secara tidak wajar. Siwon mengajak Kyuhyun kembali untuk mencari beberapa petunjuk tentang kalung peninggalan ayahnya.

“apa kau benar-benar tak pernah melihat benda itu sebelumnya?” Kyuhyun menggeleng, mereka tengah menyisir seluruh perabotan yang tersisa di rumah tinggal ini.

“aku bahkan baru melihatnya dengan jelas ketika kau memakaikannya untukku, Tuan Choi”

Siwon berpikir sejenak, “apa ayahmu tak punya keluarga lain?”

“seingatku ayah memiliki sepupu, seorang psikiater. Tapi sudah lama sekali kami tak pernah bertemu.”

“bagaimana dengan ibumu?”

“aku benar-benar tidak tahu tentang keluarga ibu. Karena dia berasal dari Korea. Kami tak pernah kesana.”

“kapan terakhir kali kau bertemu dengan sepupu ayahmu?”

“sebelum ibu meninggal.” Kyuhyun menghentikan kegiatannya, menatap pria yang ada di belakangnya. “ada apa Tuan Choi?”

“kurasa kita harus menemukannya.” Ujar Siwon mantap. Mungkin saja Sepupu ayah pemuda cerewet ini sedikit banyak mengetahui siapa Cho Kyuhyun, dan darimana asal benda hijau indah itu.

“tapi, aku tak tahu dimana bibiku berada” Kyuhyun menunduk lesu. Sukar menemukan keluarga yang telah lama tak berjumpa dan mencarinya di dunia seluas ini.

“periksa di seluruh tempat, aku yakin ada petunjuk tentang keberadaannya.” Ujar Siwon sambil bergegas menyisir kembali seluruh tempat yang ada di rumah ini.

Kyuhyun bersandar di sebuah bufet kecil dekat tangga menuju lantai dua. Lelah melanda jiwanya. Lebih dari dua jam ia dan pria dingin itu mengacak-acak isi rumah untuk menemukan petunjuk dimana bibinya berada. Kyuhyun membentur-benturkan lembut kepalanya ke bufet tempat ia bersandar. Menggembungkan pipinya dan meniup kecil poninya yang menutupi alis.

DUG!

 “Aww!” Pekik Kyuhyun ketika tak sengaja membenturkan kepala terlalu keras ke belakang. Diusapnya kepalanya untuk menghilangkan rasa sakit itu. Ditutupnya kembali laci bufet yang tak sengaja terbuka di sampingnya. Tangannya terpaku ketika ia melihat sesuatu yang menarik. Foto.

“kyaaaaa! Aku menemukannya!” pekik Kyuhyun terdengar riang. Lebih keras dari yang tadi. Siwon yang berada di lantai dua berhambur dengan cepat menuruni tangga. Melongokkan kepalanya ke arah sosok pucat yang terlihat riang memegang sebuah kertas kumal.

“Tuan Choi!”  Kyuhyun tersenyum ke arah pria di ujung tangga, melambaikan tangannya, memerintahkan pria itu untuk segera datang menghampirinya. “ini foto yang diambil saat aku masih kecil.”

“dimana gambar ini diambil?” Siwon bertanya penuh minat, setelah pencarian mereka memakan waktu berjam-jam.

“taman hiburan dekat rumah bibiku, kurasa.” Kyuhyun mencoba mengingat. Namun sebelum ia mencoba membuka memorinya, tangan besar Siwon telah menggandeng lengan kurusnya, membuatnya agak sedikit terseok.

 

Siwon mempercepat langkahnya, menggenggam erat lengan pemuda yang berjalan tertatih di belakangnya. Mereka memang harus bergerak cepat sebelum sore menjemput. Beruntung Siwon mengetahui dimana foto itu diambil beberapa tahun silam, karena ia sangat hafal dengan seluk beluk perkotaan di sekitar Inggris Raya. Siwon membukakan pintu mobil bagian depan untuk Kyuhyun. Memastikannya telah duduk dengan aman dan bergegas memasuki mobil lewat pintu yang lainnya. Dengan tergesa Siwon mengemudikan laju kendaraannya. Kyuhyun menatapnya cemas, namun takut untuk bicara. Dia hanya menatap jalanan di depan dalam diam.

Tepat pukul empat sore mercy hitam milik Siwon memasuki kawasan Edintorm, sebuah distrik terbesar di wilayah barat daya kota Britania. Entah berapa kecepatan laju kendaraan yang Kyuhyun kemudikan, sehingga mereka bisa sampai ke tempat ini dalam waktu singkat. Sedari tadi Kyuhyun menutup matanya, bukan tertidur, melainkan takut akan pemandangan di depannya, karena Siwon mengemudi secara serampangan.

“kau sedang apa? Cepat turun!” Siwon mengetuk kaca jendela mobil Kyuhyun. Pemuda itu tak menyadari bahwa pria di sampingnya telah lebih dulu keluar.

“sebenarnya apa kau tahu tempat tujuan kita?” tanya Kyuhyun pada pria di hadapannya yang tengah melepas syal yang terikat di lehernya. Melilitkannya pada leher jenjang Kyuhyun, memastikannya agar terlihat nyaman digunakan.

“udara akan sangat dingin ketika malam menjelang di daerah ini.” ujarnya singkat. Kyuhyun agak terkejut mendapat perlakuan manis dari pria dingin ini. Ia tak menyangka pria itu dapat melakukannya.

“emm. Terima kasih” Kyuhyun menunduk malu. Menyembunyikan rona merah di pipinya. Dia mengikuti langkah kaki Siwon yang telah lebih dulu berjalan di depannya.

“kita sampai” Kyuhyun tak sengaja menabrak sosok bertubuh tinggi tegap di depannya, karena pria itu berhenti tiba-tiba. Matanya mengitari sekelilingnya, mencocokkan dengan tempat yang ada di foto.

daebak! Jinja yo? Ini benar tempatnya Tuan, hanya terlihat lebih modern!” Kyuhyun terkejut melihat tempat di foto sama dengan tempatnya sekarang berpijak. Hanya saja kursi taman yang mereka duduki di foto itu sudah tak ada lagi. Digantikan dengan gantungan gembok-gembok berbagai ukuran dan warna di sepanjang pagar besi yang mengitari air mancur raksasa di tengah taman itu.

“siapa nama bibimu?”

“Erica!”

“lengkapnya?”

ah mollaseo! Waktu itu aku masih sangat kecil.” Kyuhyun merengut. Ia tak dapat mengingat banyak tentang kejadian waktu itu. Siwon berdecak dan membelai lembut puncak kepala Kyuhyun. Lagi-lagi pemuda itu terkejut, mengapa makhluk abadi ini begitu lembut padanya sekarang. Apa dia sedang mengumpulkan amunisi untuk menyerang balik dengan kekuatan maha dahsyat? Entahlah. Tapi Kyuhyun menyukainya.

Siwon berjalan menuju kerumunan masyarakat yang tengah berlalu-lalang, menunjukkan foto dan menyebutkan nama wanita yang ada di dalam foto tersebut. Beberapa orang menggeleng pada makhluk tampan itu. Kyuhyun melihatnya dari kejauhan. Pria itu berusaha sangat keras mencari tahu keberadaan bibinya. Ia terlalu berlebihan mencemaskan Kyuhyun. Mencari tahu apa maksud ayahnya meninggalkan kalung di lehernya ini, dan misteri tentang mimpi-mimpi aneh yang beberapa waktu dekat semakin menguat.

“seingatku ada seorang wanita tua bernama Erica. Tapi dia bukan seorang psikiater, melaikan paranormal. Letaknya cukup jauh dari sini.” Ujar pria kepala plontos.  Akhirnya, setelah sekian lama Siwon hilir-mudik bertanya dari satu orang ke orang yang lain. Ia tak mengizinkan Kyuhyun turut membantunya, karena wajah pemuda itu masih terlihat pucat.

Cho Kyuhyun menatap pria tinggi yang berjalan ke arahnya. Dari sekian banyak orang yang berlalu-lalang di keramaian, hanya pria itu yang menjadi sorotan utamanya, juga gadis-gadis lain. Kyuhyun dapat melihat beberapa di antara mereka saling berbisik membicarakan tentang pria berwajah menawan itu.

“seseorang bernama Erica tinggal di daerah perkampungan kuno tak jauh dari tempat ini, kurasa- jika kita agak mengebut.” Ujarnya berdiri mematung di hadapan Kyuhyun yang duduk di salah satu bangku taman.

“oh jangan lagi! Aku hampir gila karena kemampuan menyetirmu itu Tuan Choi!” Kyuhyun bersungut.

“kita harus cepat, nona! Sangat berbahaya bagimu berada di luar saat malam menjelang. Iblis-iblis itu mungkin belum jera sebelum mendapatkanmu.” Pria dengan sorot mata tajam itu mengulurkan tangannya yang tak perlu makan waktu lama telah disambut oleh Kyuhyun. Ia beranjak dari tempat duduknya, mengikuti langkah Siwon. Bisikan-bisikan dari para gadis yang mereka lalui saat akan kembali ke parkiran semakin menguar.

Siwon terus memperhatikan GPS di mobilnya untuk melajukan kuda hitam itu ke sebuah perkampungan kuno bangsa Yordan. Bangsa peramal yang kini di sisa-sisa zaman, menyamar dan hidup layaknya manusia biasa demi mempertahankan kelangsungan komunitasnya. Siwon tak pernah ambil pusing dengan keberadaan komunitas ini, karena mereka memang berisikan orang-orang yang pendiam dan tertutup. Mereka hanya akan mengurusi kehidupan bangsanya saja. Oleh karena itu, pria yang telah hidup ribuan tahun ini tak pernah dekat dan tak memiliki cukup banyak info tentang mereka.

Labu Kuning. Siwon menajamkan mata saat mereka memasuki gapura pembatas daerah. Kyuhyun menoleh ke arah Siwon ketika tanpa sengaja mendengar kata hati pria itu.

“ada apa dengan labu kuning, Tuan Choi?”

“simbol keberadaan mereka. Bangsa Yordan.” Ujar Siwon singkat. Tak memberikan penjelasan lebih lanjut, dan kurasa Kyuhyun pun tak akan mengerti benar tentang riwayat ini.

“ahahaha seperti mau Halloween saja, eh?” Siwon mendelik ke arah pemuda di sampingnya.

“ini bukan candaan seperti yang dilakukan manusia biasa seperti kalian!”

Mobil itu terus melaju memasuki perkampungan kumuh di pinggiran kota London. Rumah-rumah saling berhimpitan satu sama lain, banyak tumpukan kaleng-kaleng bekas di kisaran jalan berbatu yang tengah dilewati oleh mercy hitam itu. Sesekali mobil itu berguncang menginjak jalan yang berlubang, membuat si pemilik harus lebih mengeratkan sabuk pengamannya. Kyuhyun membuka matanya lebar, memperhatikan setiap inci lingkungan yang kini mereka lewati. Ternyata di negara semaju dan secanggih ini, masih ada tempat menyedihkan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya olehnya. Beberapa orang tua berpakaian tebal melintas di jalan raya yang lebih mirip jalan setapak itu. Siwon harus rela menghentikan mobilnya di pertigaan ujung dekat minimarket yang papan namanya sudah hampir lepas.

Angin berhembus kencang menerpa wajah mulus milik pemuda pucat yang baru keluar dari sebuah mobil hitam mewah yang hanya ada lima di dunia. Ia merapatkan jaket bulu yang menempel kebesaran di tubuhnya. Rambutnya melayang lemah dihembus angin sore, matanya memicing melindungi korneanya dari debu yang menggulung di jalan berbatu. Ia menoleh ke arah pria yang baru saja keluar dari minimarket tak jauh dari tempatnya berdiri. Pria itu menggenggam dua cangkir plastik di kiri dan kanan tangannya, seperti biasa, tatapannya intens. Dingin, tak berekspresi.

“hangatkan dulu tubuhmu.” Ujar Siwon, menyodorkan secangkir latte moca pada pemuda bernama Cho Kyuhyun. Ia tahu ini tak akan berjalan mudah. Paza satu ini punya firasat, butuh waktu lama untuk mereka berada di tempat kumal sepert ini.

gomawo” Kyuhyun menerima cangkir plastik itu dan meniup-niup pelan cairan kecoklatan yang ada di dalamnya, kemudian menyesapnya.

“apa kau sudah menemukan alamat pastinya, Tuan Choi?”

“kurasa. Cepat habiskan latte itu dan kita akan berjalan kaki mulai sekarang.” Siwon mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Berjaga-jaga dari sesuatu yang akan membahayakan mereka.

Tanpa mereka sadari, sosok berkerudung hitam tengah mengamati mereka semenjak tiba di gapura depan perkampungan. Entah apa yang ada dalam benaknya, sedari tadi hanya mematung memandangi kedua insan yang bersender di pinggiran sebuah mobil mewah. Siwon tak menyadari keberadaan sosok yang tengah mengamati mereka dengan posesif dan rasa haus yang berlebih. Seolah mereka berdua adalah santapan lezat yang akan ia dapatkan setelah satu minggu perut itu tidak terisi suatu apapun. Sosok itu segera menghilang ketika dua orang yang bersender di dinding mobil beranjak pergi melanjutkan perjalanannya.

 

Rumah-rumah ini tak ubahnya seperti kandang ternak menurut Siwon, pria yang dalam kurun waktu dua ribu tahunan ini telah terbiasa dengan kemewahan, merasa canggung dan sedikit jijik akan keberadaannya sekarang. Diliriknya sosok ringkih yang sedari tadi terus berada di sampingnya menatap lurus tak berkedip. Sorot matanya sendu tak beralasan. Dapat pria ini lihat kilatan cahaya hijau menyilaukan mata dan dentuman keras yang memekakkan telinga menyelinap di pandangan pemuda itu. Hanya sekejap Siwon dapat merasakannya, tanpa bisa melihat jelas apa yang sebenarnya terjadi.

Inikah yang selalu kau lihat dalam mimpimu?

Ya.

Kurasa saat ini lebih baik kita saling bicara lewat pikiran. Terlalu berbahaya untuk membahas hal itu secara terbuka.

Aku mengerti.

Kyuhyun menggenggam jemari besar Siwon, membuat pria itu menoleh dengan pandangan tak percaya.

Ada apa?

Entahlah. Kurasa aku membutuhkan tangan ini.

Pria itu lalu mengeratkan pegangan mereka. Berjalan beriringan dengan pemuda yang seharian penuh menghabiskan waktu dengannya mencari kebenaran. Kyuhyun melirik sebuah rumah bercat putih dengan pagar hidup yang mengelilinginya. Rumah itu seolah memanggilnya untuk singgah. Semakin Kyuhyun memfokuskan pandang ke bangunan itu, semakin besar pula tarikan rumah itu menuntutnya untuk masuk. Agak terseok ia mengikuti langkah pria di sampingnya, karena terus menatap rumah yang beberapa langkah sudah ia lalui. Siwon memperhatikan gerak-gerik Kyuhyun, membuat ia menghentikan langkahnya seketika. Tanpa sengaja pemuda pucat itu menabrak dada bidang Siwon, dan ketika ia mendongak, pandangan mata mereka bertemu. Kyuhyun gelagapan karena temu pandang yang begitu tiba-tiba, apalagi kini pria itu menatapnya tajam, mencoba merasuki pikirannya.

“ada apa denganmu, nona Cho?” ujarnya mendesis

“kurasa, ada yang aneh dengan rumah itu. Seperti ada sesuatu yang menyuruhku untuk singgah disana.” Ujar Kyuhyun terbata. Siwon mengikuti arah pandang pemuda di hadapannya. Memperhatikan rumah tua, bangunan lama namun cukup indah dibanding tempat yang mereka lalui sebelumnya.

Entah apa yang membuat Siwon menuruti pemikiran pemuda itu, sehingga ia memutar langkahnya menuju tempat yang dimaksud Kyuhyun. “tetap berada dalam genggamanku” Kyuhyun mengangguk pelan. Tangan dinginnya meremas pelan jemari Siwon.

Ting. Tong. Jemari panjang nan kokoh milik seorang pria bertubuh sempurna menekan bel rumah kecil yang ada di gang sempit perkampungan kumuh bangsa Yordan. Lama tak ada balasan dari dalam rumah, membuat pria itu mengetuk kecil sepatunya di lantai, berusaha menghilangkan kejenuhan.

Reeeett.

Derekan pintu membuka pelan, menyisakan sosok wanita dengan rambut putih di kepalanya, menandakan wanita itu tidak muda lagi. Ia menatap asing kedua tamunya. Kyuhyun menyembulkan kepala dari balik tubuh tinggi tegap di depannya. Melihat ke dalam rumah, dimana wanita itu berada.

“maaf, apa aku mengenal kalian?” tanya wanita itu sopan, suaranya begitu jernih meneduhkan.

“maaf mengganggu waktu anda Nyonya. Kami dalam perjalanan mencari Nona Erica. Kudengar dia tinggal di daerah ini.” ujar Siwon berusaha sopan pada wanita yang penampilannya jauh lebih tua darinya.

“kau bertanya pada pemilik nama itu, tuan.” Ucapnya lembut, membuat Siwon mencelos.

“bibi,” Kyuhyun membuka suara. Wanita itu beralih menatap pemuda tampan bertubuh ringkih dengan rambut eboni bergelombang berwarna coklat gelap.

“dia Cho Kyuhyun.” Ujar Siwon. Wanita itu masih menatap tak paham. “anak sepupumu”

Wanita itu tercekat akan perkataan Siwon barusan. Ditatapnya nanar manik mata pemuda di hadapannya. Wanita tua itu menghambur cepat, menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya. Buliran bening membasahi kulit wajahnya yang mulai mengkerut. Siwon merasakan kerinduan yang besar disana. Entah apa yang membuat Kyuhyun juga terisak dalam, ketika berada dalam pelukan wanita yang sudah lima belas tahun tak ditemuinya. Mungkin karena ia merindukan pelukan seorang ibu.

Siwon terduduk di sebuah kursi malas dekat lampu duduk yang sedari tadi ia tarik ulur temalinya untuk memainkan lampion listrik itu. Kyuhyun tersenyum melihat lukisan dan benda-benda antik yang ada di ruang tamu, baginya tempat ini sangat nyaman dan menenteramkan perasaannya. Ia seperti kembali pada masa lima belas tahun silam. Dimana dia begitu disayangi dan mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang disekitarnya. Aktifitas kedua insan itu terhenti ketika wanita paruh baya yang memiliki manik mata hitam memasuki ruangan dengan nampan ditangan berisikan dua cangkir teh hangat dan sekaleng biskuit kacang.

“sudah lama sekali aku tak bertemu denganmu. Apa yang membawamu kemari, nak?” ujarnya lembut, ketika telah menyuguhkan hidangan sederhana pada dua tamunya.

“kau tahu bi, ayah sudah meninggal.” Ujar Kyuhyun hati-hati, lebih pada dirinya sendiri. “ beberapa hari lalu”

“apa?” wanita itu tersentak, namun tak sampai berteriak. Rundung muram tersirat di wajahnya. “bagaimana bisa?”

“kematiannya terasa janggal bi, kami menemukan ayah dalam gelungan selimut tebal, diikat, hingga ia tak bisa bersuara lagi. Sudah empat bulan aku tak serumah dengannya lagi. Aku, aku-“ Kyuhyun mulai terisak membayangkan sosok sang ayah.

“oh dear!” Erika merapatkan jarak di antara mereka, mengelus punggung pemuda itu dan menariknya dalam pelukan hangat.

“aku melihatnya dalam mimpi. Iblis-iblis itu, mencelakai ayah, dan-“ Kyuhyun tak berpikir jauh ketika menceritakan semua yang dialaminya, karena wanita ini ia yakini sangat menyayanginya.

“akhirnya mereka datang” wanita itu mencelos. Memandang lampu yang sedari tadi diusili tamunya. Siwonn mulai tertarik dengan komentar wanita paruh baya itu.

Hei sepertinya wanita ini mengetahui sesuatu!

Kyuhyun memandang bingung bercampur penasaran atas komentar bibinya barusan. “apa maksud bibi?” wanita itu begerak perlahan, menangkap pancaran mata wanita tua di sampingnya.

“mereka menginginkanmu, nak.” Ujarnya penuh penekanan. Siwon makin mempertajam pendengarannya, berusaha menyimak kata perkata yang dilontarkan wanita itu.

“jelaskan padaku”

Wanita itu sekilas menatap pria yang berada di seberang tempat duduknya, kemudian kembali menatap Kyuhyun. “haruskah kita bicarakan di sini?”

“aku mempercayainya, bi.” Wajah Siwon bersemu merah mendengar ucapan Kyuhyun barusan. Namun bukan Choi Siwon namanya jika tidak bersikap datar dan dingin. Dia mencoba bersikap setenang mungkin.

“baiklah jika itu maumu, nak.” Erica membelai lembut wajah bulat Kyuhyun. “dua puluh tahun yang lalu Alfred menemukanmu di teluk California saat ia berlayar dalam tugasnya. Ia sangat menyayangimu karena mereka tak memiliki keturunan.”

“Alfred membawamu kemari saat berkunjung lima belas tahun silam. Awalnya kami berada dalam suasana baik-baik saja, sampai aku melihat benda itu.”

Benda?

Siwon mengernyitkan dahinya. Kyuhyun melirik ke arah Siwon yang dibalas dengan tatapan tanpa ekspresi dari pria itu.

“benda apa bi?” ujar Kyuhyun pelan

“bandul hijau bertemali emas murni.” Wanita itu menghembuskan nafas pelan.

“seperti ini?” Kyuhyun menunjukkan benda yang menggantung di balik syal yang melilit lehernya.

“kau? Bagaimana benda ini bisa kembali padamu?” Wanita itu bertanya penuh minat dan menatap kalung itu posesif.

appa memberikan ini sebelum ia meninggal. Tapi aku tak tahu maksudnya. Jelaskan padaku bi, kumohon!”

“bandul ini milik bangsa Orela. Batu perlindungan. Ayahmu menemukan benda ini dalam kain yang membungkus tubuhmu. Kurasa kau berasal dari sana.”

Bangsa Orela berisikan peramal dan penyihir sakti yang telah lenyap ratusan tahun lalu. Bahkan sebelum kaun Yordan muncul dan berkembang biak di dunia. Bisik Siwon menyusupi pikiran Kyuhyun. Ia tak mungkin mengatakan langsung jika tak ingin rahasianya diketahui oleh peramal di dekatnya itu.

“dimana Orela tinggal bi?” ujar Kyuhyun.

“entahlah. Dalam buku sejarah kuno, mereka lenyap ratusan tahun silam.”

“lalu bagaimana bisa bandul itu ada padaku?”

“itu yang masih menjadi misteri. Para iblis menginginkan benda ini untuk menyempurnakan keabadian mereka. Benda ini akan menjadi pusaka tak tertandingi jika disatukan dengan dua jimat lainnya. Aku telah menceritakan semua pengetahuanku pada Alfred dan dia justru membenciku. Menganggapku orang gila! Dan memutuskan hubungan di antara kami.”

appa membencimu, bi?” ujar Kyuhyun lirih

“Ya. Ia merubah namamu mengikuti marga ibumu untuk menyamarkan keberadaanmu dari siapapun. Mencoba tak mempercayai apa yang sepupunya ini katakan, hingga istrinya sendiri tewas mengenaskan tanpa tahu penyebabnya.” Kyuhyun tertunduk lesu membayangkan ibunya kala itu, tergantung di kamar tidur mereka.

“dan dia menyalahkanmu. Karena kau satu-satunya orang yang berada di tempat kejadian. Dia mengutukmu dan sangat membencimu. Bahkan berkali-kali mencoba untuk membunuhmu.” Ujar wanita tua itu mendesis. Geram akan kelakuan sepupunya. “cintanya terlalu besar pada istrinya.”

appa..” isakan pemuda itu terdengar lagi.

“bagaimana kau bisa menjadi seorang bangsa Yordan, sedangkan sepupumu hanya manusia biasa?” pria itu akhirnya angkat bicara setelah sekian lama asyik menjadi penonton dalam perbincangan keluarga tak sedarah ini.

“ibuku menikah dengan seorang Yordan, dan kekuatannya menurun padaku. Sedangkan Alfred dari keluarga biasa, tak ada darah peramal.” Ujar Erica pada Siwon sambil tersenyum lembut. Pria itu hanya mengangguk paham.

“Kyuhyun.” Suara lembut itu berlalu tenang di pendengaran Kyuhyun. “kau harus melindungi dirimu, nak” Kyuhyun mendongakkan kepala, tatapannya menyiratkan pertanyaan besar. “mereka menginginkan kalung itu.”

----

 

Dalam diam Siwon mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas manusia normal. Sudah terlalu malam untuknya dan sosok di sampingnya berada di luaran.  Sedari tadi pemuda pucat yang memiliki mata indah itu bermuram durja. Ia terlalu shock dengan kenyataan yang ia terima beberapa saat lalu. Mereka telah keluar dari kawasan kota London, dan beranjak menuju kastil tempat selama ini Siwon menghabiskan waktunya.

Cepatlah sampai!

Siwon menggeram dalam hati. Ia begitu khawatir jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi dalam perjalanan pulang mereka. Melihat pemuda itu tak berdaya membuat sesuatu dalam diri Siwon terasa sakit, dan dia tidak menyukainya.

“aku akan baik-baik saja, Tuan Choi” Siwon menoleh tak percaya, tatapan mereka bertemu. Kyuhyun tersenyum samar. “aku akan baik-baik saja” ulangnya.

Berusaha mengurangi rasa panik akan mukanya yang memerah, Siwon kembali menatap lurus jalanan yang ada di hadapannya. Pemuda itu begitu dingin sekarang, ia mencuri tatapan Siwon yang dingin dan angkuh. Siwon tak berani menyelami pikiran sosok itu sekarang. Ia tahu pemuda itu sangat kalut dan ketakutan dengan statusnya maupun masa depannya. Saat berpisah dengan Erica ia tak angkat bicara sedikitpun. Hanya tersenyum samar dan memeluk erat wanita tua itu.

“kalian pulang terlalu larut, Siwon-ah” nada suara pria sipit itu terlalu khawatir. Sudah semalam ini ia tetap terjaga. Memilih menunggu sahabatnya dan pemuda yang disayanginya pulang dengan selamat ke rumah.

Siwon tersenyum samar. “kau tak seharusnya menunggu seperti ini, Hyuk.” Ujarnya lembut menepuk pundak Lee Hyuk Jae.

“Kyuhyun-ah, gwenchana?” setelah tersenyum tulus pada Siwon, perhatian Hyuk Jae beralih pada Kyuhyun, pemuda yang berdiri di belakang Siwon.

ne, hyung. Mianhe kami pulang terlalu larut.” Siwon menatapnya intens, pemuda ini mencoba terlihat kuat di depan orang lain.

“ah Syukurlah! Ku kira telah terjadi sesuatu pada kalian berdua. Cepat bersihkan dirimu dan istirahatlah, kau juga Siwon-ah!” perintah Hyuk Jae pada dua insan yang baru tiba di kastil megah itu. Siwon melotot tajam padanya. Membuat Hyuk Jae terkikik. Ia sangat hafal pria satu ini tak suka diperintah.

Kyuhyun telah lebih dulu menaiki tangga, ia tak peduli dengan dua pria yang tengah cekcok di bawah tentang diperintah dan siapa yang memerintah. Pikirannya kini sangat kacau. Dari Ericalah ia baru mengetahui fakta lain dalam hidupnya. Ayahnya, sangat membencinya sampai-sampai ingin membunuhnya dan kalung yang bergelayut manja di lehernya ini adalah incaran makhluk-makhluk menakutkan dari neraka itu. Mau tak mau ia terpaksa harus menerima beban berat yang ditinggalkan sang ayah padanya.

Appa. Kenapa kau memberikan kalung terkutuk ini lagi padaku? Apa kau benar-benar ingin membuatku menderita karena kematian ibu?

 

----

 

 

 

Tidaaaaaakkkkk. Markus. Selamatkan dirimu! Pergi! Pergi! Waktumu tak lama lagi. Pergiii! BLAARR

 

“aarrgghh!!” pintu terbuka kasar. Sosok pria tinggi masuk dengan tergesa menghampiri ranjang berlapiskan sutera ungu yang merapat di dinding kamar Kyuhyun.

“kau tidak apa-apa?” tanyanya panik terlihat jelas dari tatapan matanya. Sosok itu gemetar, takut akan penglihatan di mimpinya tadi.

“kau bermimpi lagi?” tanyanya lebih lembut. Kyuhyun hanya mengangguk, sedari tadi matanya memerah dan  mengeluarkan buliran bening. Siwon menaiki ranjang empuk itu dan merapatkan diri pada sosok bermata kucing yang tengah menekuk lututnya di pinggiran ranjang. Direbahkannya tubuhnya dan pemuda itu ke tempat tidur. Menarik Kyuhyun dalam pelukannya dan menyembunyikannya pada rongga dadanya, membuat dagunya berada di puncak rambut pemuda itu. Sangat lembut dan hati-hati Siwon mengelus punggung Kyuhyun, membuat pemuda itu senyaman mungkin untuk mendapatkan kembali ketenangannya.

uljima” bisik  Siwon. Tangis pemuda pucat itu memang tidak terdengar, namun pundaknya berguncang hebat. Kaus tipis yang dikenakan Siwon basah dibagian dadanya.

Siwon makin mengeratkan pelukannya pada Kyuhyun. Ia yakin pemuda itu pasti sangat membutuhkan hal ini sekarang.

“Tuan Choi”

“hem”

“apa aku akan mati?” hati Siwon mencelos. Tak pernah ia merasakan sesak di dadanya.

“kau tak akan mati”

“sejak remaja mimpiku selalu sama, bahkan sekarang bertambah jelas. Dia selalu menyebut Markus. Kurasa itu namaku, Tuan Choi.”

“kau tidak akan mati”

“suara itu mengatakan waktuku tak banyak lagi”

“kau tak akan mati”

“haruskah aku mengalah pada takdir?”

“kau tak akan mati”

“aku akan mati, Tuan Choi”

“sudah ku tegaskan kau tak akan mati! Tidak selama masih ada aku. Dan berhentilah memanggilku dengan sebutan itu! Kau menciptakan jarak di antara kita”

mwo? Kau mau melindungiku Tuan Choi?” Kyuhyun mendongakkan kepalanya, menatap langsung ke manik mata Siwon. Mereka dapat merasakan nafas satu sama lain. Ini terlalu dekat.

“apa kau tuli, nona? Dan kubilang, berhenti memangilku dengan sebutan itu! atau kau harus rela ku terkam malam ini juga”

mwo?” Kyuhyun melepaskan pelukan pria itu dari dirinya. Kembali mendudukan diri di ranjang empuk itu. “lalu aku harus memangilmu apa?”

Siwon terdiam. Dia juga bingung panggilan apa yang ia ingin dengar dari mulut pemuda ini. “ungh, hyung mungkin” ujarnya asal.

aissh shireo! Aku tak mau memanggilmu hyung. Kau terlalu tua dipanggil seperti itu”

“yaakkk!”bentak Siwon, ikut mendudukkan dirinya. Memandang dengan sorot mengerikan. Kyuhyun bergidik ngeri, berusaha menunjukkan cengiran semanis mungkin untuk meredam amarah makhluk abadi di hadapannya. Ia tak ingin menjadi santapan lezat pria itu. Siwon geli melihat reaksi yang ditunjukkan pemuda itu, diacaknya pelan rambut Kyuhyun.

“panggil aku Siwon saja. Kurasa aku cukup menyukainya.”

“ummh, arasseo Siwon”

“sekarang rebahkan dirimu lagi, malam masih panjang.”

Kyuhyun terlihat enggan menatap bantal yang ditepuk-tepuk Siwon. Ia takut bermimpi kembali.

“aku tak menerima penolakan nona! Cepat rebahkan dirimu atau aku yang akan melakukannya.” Ujar Siwon lebih mirip sebuah ancaman.

Kyuhyun menunduk. Pemuda itu diam, ia benar-benar takut akan bermimpi kembali. Ia takut melihat kilatan hijau yang menyakitkan retinanya. Siwon seolah paham dengan apa yang dirasakan pemuda itu, ia melembutkan suaranya.

“aku akan menjagamu. Jadi tidurlah. Aku tak ingin tamuku sakit”

Kyuhyun membulatkan matanya. Dia akan tidur disini juga?

Kau mau tidur atau kita melakukan sesuatu yang menarik?

Mwo?? Aiishh kau pria mesum Tuan Choi!!

Ulangi?

KAU PRIA MESUM!

As your wish, baby

ANDWEEEE !!

Kyuhyun menarik kasar selimut tebal yang ada di tangan Siwon, merebahkan dirinya ke arah berlawanan, menyelimuti dirinya sampai ke ujung kepala. Pria bermata tajam nan jernih itu tersenyum tipis melihat sosok yang bahkan terlalu muda untuk ukurannya, mengingat usianya yang sudah ribuan tahun.

“tuan-, Siwon” suara itu terdengar samar-samar di telinga pria abadi berambut ikal sebahu. “aku akan bertahan”

Miris. Sesuatu seperti tersayat dalam tulang belulang di tubuh pria itu. Nada itu berusaha tegar. Tapi yang dapat Siwon tangkap hanyalah sebuah keputus- asaan yang tertunda. Ia yakin selimut bulu tebal itu pasti sudah basah oleh air mata Kyuhyun. pemuda itu menggigit selimut kuat agar suaranya tidak terdengar oleh Siwon. Runyam. Pria ini pun tak dapat berpikir jernih sekarang. Apa yang bisa ia lakukan untuk anak manusia ini?

Bunyi gesekan tempat tidur memberitahu Kyuhyun bahwa pria pemilik kastil megah ini juga telah merebahkan tubuh kokohnya di atas ranjang yang sama dengannya. Entah mengapa di balik rasa sesak karena ketakutan dan keperihan yang dirasakannya, tiba-tiba perasaan lain muncul. Desiran-desiran yang membuat tengkuknya meremang ketika menyadari jarak mereka terlalu dekat.

“nona Cho”

“hem”

“kau belum tidur?”

“belum”

Kembali hening. Tiba-tiba Kyuhyun merasa canggung dengan situasi seperti ini. Ia tidur satu ranjang dengan pria yang bahkan belum ada satu bulan dikenalnya. Pria yang belum sampai satu hari telah berhasil merebut ciuman pertamanya. Oh yang benar saja! Pemuda ini bahkan tak bisa menolak apa yang dilakukan pria itu terhadapnya. Lebih parah lagi, ketika pria sombong itu pergi ke Cina, ia sangat kehilangan. Tidak tidak! Ia harus bersikap senormal mungkin sekarang. Sudah cukup ia merendahkan dirinya selama ini, ia terlalu mudah jatuh ke dalam pelukan pria dingin itu. Catat, Pria!

Sreekk. Terdengar gerakan benda yang mendekat ke arahnya. Kyuhyun yang memandang lampu tidur di bufet kecil samping ranjangnya tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan pria dingin dengan sejuta pesona di belakangnya. Tiba-tiba, sebuah tangan besar nan kokoh mendarat mulus di pinggang rampingnya. Ya. Kyuhyun memang berbaring miring saat ini.

Oh tidak! Jangan lagi. Pekiknya dalam hati.

Apa aku membuatmu tidak nyaman, nona?

Sesuatu menelusup pikirannya. Pria itu lancang sekali. Tanpa izin mencuri dengar batinan Kyuhyun. Tak sempat  pemuda itu melontarkan umpatannya, tengkuknya kembali meremang merasakan hembusan nafas kasar pria itu di antara perpotongan lehernya.

“cepat tidur atau aku akan berbuat sesuatu yang lebih gila dari ini.” ucapnya terdengar riang. Sontak membuat wajah Kyuhyun semerah tomat. Cepat-cepat dipejamkannya mata bulat itu. Siwon terkekeh mendapati reaksi yang menurutnya terlalu menggelikan. Pemuda ini sangat polos, mendekati bodoh tepatnya.

----

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~