Appa!

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

haloo whisper ^^

author kembali membawa Paza Vesnica.. ada yg kangen?

teheee :D

 

author sangat mengharapkan readers dapat bersikap sportif ya dengan meninggalkan jejak setelah membaca

demi kemajuan kita bersama kok :)

 

buat yang lagi ngeGALAUin pakboss, tenang..

Siwon itu seperti yang kita kenal - dia sosok yang sangat professional dan bertanggung jawab pada setiap pekerjaannya.

 

kalo penonton sampe gak cemburu berarti aktingnya GAGAL donk ^^

jadi,, bisa mengerti kaaaaan maksud author ^^

 

selamat membaca,, jangan lupa comment dan Vote yaa..

 

 

"ummh, ah ya! Cho Kyuhyun. Senang berkenalan denganmu. Sebaiknya aku memanggilmu apa, tuan?"

"senyaman mungkin yang kau rasakan." Untuk terakhir kalinya Moza tersenyum, sebelum melenggang kembali masuk ke kastil.

"kau menyukainya eh?" goda Hyuk Jae sambil menyenggol bahu Kyuhyun.

"dia tampan, hyung. Aku iri" jawab Kyuhyun sambil senyum-senyum sendiri melihat sosok yang kini telah hilang dari pandangannya.

"huft, kurasa itu tak boleh Kyuhyun-ah" Hyun Mi menatap tak mengerti dengan ucapan Hyuk Jae barusan. Pria itu pergi tanpa memberikan penjelasan lebih padanya.

 

---

 

Kawansan perumahan di kota Aberdeen, pinggiran Inggris Raya terlihat lengang dari keramaian penduduk. Sebuah mercy tiba di tempat ini saat senja menjemput. Setelah melewati beberapa tikungan, kini mereka berada di lorong kecil yang berbatu. Jalanan itu hanya muat untuk satu mobil, beruntung saat ini jalanan itu sepi sehingga mereka tak perlu repot-repot kebingungan berbagi jalan dengan pengguna mobil lain. Menurut pria berbibir joker yang saat ini tengah mengendara, jalanan ini terlalu sepi, karena untuk daerah perumahan semacam ini setidaknya ada beberapa orang yang terlihat menapaki jalan atau sekadar duduk santai di teras rumah.

"apa jalanan ini selalu sepi?" Siwon membuka topik pembicaraan. Sejak keluar dari kastil mereka hanya diam. Tak ada yang berminat membuka percakapan.

Tak ada jawaban dari pemuda di sebelah tempat duduknya itu. Siwon menoleh sesaat, dilihatnya pemuda itu tengah menatap nanar ke ujung jalan yang mereka lalui. Sekelebat bayangan menyilaukan terlintas di pandangan Paza itu. Itu bukan bayanganku! Ujarnya. Pasti bayangan itu milik sosok di sampingnya ini.

"nona," ujar Siwon pelan. Digenggamnya tangan itu. Dingin dan bergetar.

"kanan. Di ujung sana, Tuan Choi" suaranya tertahan dan gemetar. Jari telunjuknya mengangkat, menunjukkan arah jalan pada pria yang tengah duduk di belakang kemudi kuda hitam ini. Siwon mengangguk dan membelokkan mobilnya sesuai arahan pemuda di sebelahnya.

Sebuah pekarangan luas kini berada di hadapan mereka. Mercy hitam sejak semenit lalu terparkir mantap di halaman ini. Sayang, pekarangan yang luas tak dilengkapi dengan tumbuhan hijau untuk mempercantik dirinya. Yang ada hanya rumput-rumput tinggi tak beraturan. Tembok pagarnya sudah dipenuhi lumut dan palang pintunya pun sudah berkarat. Riskan sekali.

Langit semakin gelap, cahaya jingga yang sedari tadi menemani perjalanan mereka kini mulai samar berganti wajah menjadi biru kehitaman. Dua sosok manusia yang barusan tiba melangkah pelan menuju rumah di ujung pandang. Rumah itu gelap. Tak ada tanda-tanda kehidupan disana, penerangan di rumah itu tak menyala sama sekali. Cho Kyuhyun, pemuda bertubuh 178 cm dengan rambut coklat ikal itu berjalan gontai. Pikirannya kalut saat ini. Dalam pandangannya hanya ada ayahnya. Ayah yang begitu dicintainya, meskipun tak pernah mendapatkan balasan sejak si ibu meninggal dunia. Choi Siwon, pria yang kini bersamanya hanya diam, mengikuti langkahnya dari belakang. Ia tak berminat untuk membuka suara.

"appa," panggil pemuda itu lembut ketika mereka tiba di depan pintu masuk. Satu-satunya akses penghubung ke dalam bangunan suram itu. Sudah lama Kyuhyun tak mengunjungi tempat ini. Rumah itu benar-benar seperti rumah tinggal.

Tak ada jawaban dari dalam. Siwon hanya diam. Ia menunggu reaksi pemuda ringkih itu. Kyuhyun menundukkan kepala. "appa, Kyuhyun masuk ya" lagi-lagi sosok pucat itu berujar lembut, seolah berbicara langsung dengan ayahnya. Didorongnya pelan pintu itu. Ternyata tak dikunci.

"kau sudah tahu jika pintu ini tak dikunci?" Siwon mengernyitkan dahi.

"rumah ini, sudah bertahun-tahun tak berpenghuni. Semenjak kepergian ibu, kami menetap di apartemen beberapa kilometer dari sini" Ujar Kyuhyun menghentikan aktifitasnya di ambang pintu.

"bagaimana kau tahu ayahmu berada disini?"

"hatiku yang membawaku kesini" ia berujar dingin dan melanjutkan langkahnya. Cukup bagi Paza satu ini untuk kembali bertanya, pemuda pendek dan polos ini memang telihat lemah. Tapi tak cukup membuat makhluk abadi itu mengerti tentangnya.

Gelap. Tak ada sedikitpun cahaya yang masuk ke ruangan ini. Kyuhyun berjalan meraba, mencari sakelar untuk menyalakan penerangan di rumah ini, hingga seberkas cahaya yang berasal dari cell phone Siwon menerangi penglihatannya. Kali iini Kyuhyun lebih mudah untuk berjalan menuju pojok ruang tamu. Sakelar itu berada di belakang sofa yang terbungkus kain putih. Kyuhyun yakin mesikpun telah ditutupi kain, sofa di bawahnya pasti sudah rusak dimakan ngengat.

BIP!

Seketika ruang tengah dan beberapa ruang di antara sekat-sekat dalam rumah ini terang benderang. Mata Kyuhyun sudah perih sejak tadi, karena tak menerima seberkas cahaya pun, berbeda dengan Siwon yang telah terbiasa dengan kegelapan. Ia tetap bisa melihat meskipun suasananya sangat pekat, kecuali jika ada campur tangan iblis. Pemuda bernama Cho Kyuhyun itu melangkah cepat menuju salah satu kamar, membuka paksa karena pintu itu sukar dibuka. Siwon hanya menatapnya dari ruang tengah, tak berniat membantu. Rumah ini tak berpenghuni menurutnya. Pemuda keras kepala itu terlalu percaya pada mimpi. Jujur saja, pria itu sangat benci jika bermimpi. Karena setiap ia bermimpi, hatinya akan terluka.

"APPA!" pekik Kyuhyun dari dalam kamar, setelah ia berhasil masuk dengan menendang pintu itu. Kurasa pintunya sudah berkarat. Siwon tersentak dan bergegas menuju sumber suara. Dilihatnya pria yang tak muda lagi, diikat dalam gulungan selimut seperti mayat.

"appa" Kyuhyun itu terisak sambil berusaha melepaskan ikatan pada gulungan selimut yang membelit ayahnya. Siwon melesat menghampiri pemuda itu, dalam sekejap ikatannya sepenuhnya terbuka. Dilepaskannya belitan selimut tebal yang hanya menyisakan kepala sang ayah dipuncaknya, dan sekarang mereka dapat melihat jelas tubuh itu terbujur kaku dengan warna biru di seluruh tubuhnya.

"APPA!" Kyuhyun menjerit lagi. Mengguncang tubuh sang ayah, berharap masih ada tanda kehidupan disana.

Tunggu! Siwon merasakan masih ada sedikit nyawa disana, meskipun sangat redup. Benar! Ujung jemari pria itu bergerak, berusaha mencapai puncak kepala Kyuhyun yang sedari tadi merebahkan kepalanya di dada sang ayah. Kyuhyun sontak mendongak ketika benda sedingin es mendarat di puncak kepalanya.

"appa" pemuda itu kaget bercampur gembira, senyum dan tangisan wajah bulatnya. Digenggamnya erat tangan sang ayah.

Pria itu tak dapat berbicara. Nafasnya tersengal tak beraturan, ia berusaha mengangkat tangan kirinya yang bergetar tak berdaya. Kyuhyun dan Siwon saling pandang, tak mengerti apa mau ayahnya.

"kau tak bisa menyusupi pikirannya?" tanya Siwon asal. pemuda itu menggeleng pelan.

"hanya padamu" gumamnya melemas. Siwon memperhatikan pria yang mulai beruban itu dengan intens, berusaha mengerti apa yang ingin diucapkannya. Arah pandangnya mengikuti telunjuk yang bergetar lemah itu. Lemari?

Siwon beringsut dari ranjang tempat mereka duduk. Melangkah pelan sambil tetap mengikuti pandangan ayah Kyuhyun. Saat dirinya semakin mendekati Lemari besar di dekat sebuah lukisan danau yang dikelilingi pohon pinus, raut wajah itu berubah. Seolah mengatakan, Ya! Disana!. Siwon masih dengan tampang dinginnya menghampiri lemari besar itu. Menempelkan tangannya di pintu lemari. Lagi-lagi mata itu menuntutnya membuka pintu lemari. Perlahan dibukanya pintu itu. Ada tumpukan pakaian wanita dan pria disana, masih tersusun rapih tak terjamah.

Apa yang kau inginkan , Tuan? Desis Siwon tak mengerti. Sayangnya, pria paruh baya itu telah kehilangan suaranya. Kyuhyun menatap ayah dan pria di samping lemari secara bergantian. Isakannya masih mewarnai ruangan ini.

"appa! Kau ingin mengatakan apa? Bukalah mulutmu appa! Appa!" suara pemuda itu serak, membujuk ayahnya yang tak kunjung bersuara. Hanya tangannya saja yang menunjuk-nunjuk tak berdaya.

Siwon mengacak isi lemari itu serampangan. Berusaha menemukan apa saja yang menurutnya aneh. Oh bung! Ayolah! Apa yang ingin ku ambilkan untukmu? Batinnya. Dibuangnya begitu saja botol-botol parfum yang ada dalam laci kecil lemari itu, ini tak berguna. Bukan ini! Ah, sial! Pria itu berjongkok, menyisir bagian bawah lemari kayu itu, hanya ada tumpukan selimut lembab dan beberapa berkas-berkas kumal. Sebagian di antara mereka kukut dimakan rayap. Ditariknya keluar susunan selimut itu, dan dilemparkannya ke sembarang tempat.

KLETAK! Sebuah benda terjatuh dari balik tumpukan selimut yang dibuang sembarangan oleh pria bertubuh pucat itu. Siwon berbalik, mencari benda yang jatuh. Sebuah kantung kecil tempat penyimpanan koin tergeletak tak jauh dari tempatnya berjongkok. Dalam sedetik, benda itu berada dalam genggamannya, dibukanya tali yang mengikat kain itu. Merogohnya cepat dan menarik sebuah benda kecil bertali. Kalung?

Siwon bangkit dan berjalan menghampiri dua manusia lain yang berada di ruangan itu. Berhenti tepat di samping ranjang, menyerahkan kalung itu pada Kyuhyun. Sosok berambut ikal itu menatapnya heran, sesaat kemudian beralih pandang pada ayahnya.

"appa, apa benda ini yang ingin kau pinta?" Kyuhyun menuntut penjelasan. Begitu pun Siwon, pria itu menatap lekat di manik mata pria yang tengah terbaring lemah. Mulutnya bergerak pelan, gemetar dan sangat dipaksakan. Nafasnya memburu dan tak beraturan. Pria ini, berusaha mengucapkan kalimat "maafkan ayah, nak." Terbaca jelas dari bibirnya yang bergetar. Setelah itu tak ada lagi tanda-tanda kehidupan darinya. Tubuh itu kaku seutuhnya. Dingin dan membiru. Matanya tertutup damai, jemarinya yang berkeriput masih menempel pas di tangan Kyuhyun.

"APPAAAA!" Kyuhyun menjerit keras. Tangisnya benar-benar pecah senja ini. Tubuh itu tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi. Ayahnya telah pergi, meninggalkannya sendirian di dunia ini. Untuk selamanya.

Siwon menatap sendu kedua insan di hadapannya. Kematian memang menyakitkan. Ia pernah merasakannya. Namun tak ada yang menangisinya seperti pemuda ini menangisi kepergian ayahnya. Direngkuhnya Kyuhyun dalam dekapannya, dipeluknya erat, berusaha menanggung keperihan yang dirasakan pemuda itu. Tak ada penolakan dari Kyuhyun. Ia membutuhkan itu sekarang. Siwon, satu-satunya makhluk yang masih memasang tampang datar di ruangan itu ketika pelepasan nyawa manusia baru saja berlangsung, menepuk-nepuk lembut punggung Kyuhyun. Ia semakin penasaran. Sosok yang tak lama dijumpainya ini, diinginkan oleh iblis-iblis keparat itu, dapat memasuki pikirannya, dan kini, mereka berada di tempat ini, hanya karena alasan sebuah mimpi. Mimpi tentang ayahnya. Bingo! Ayahnya memang benar dalam keadaan sakit, bahkan mati! Tanpa meninggalkan penjelasan sedikitpun. Ada apa ini? Mengapa ia semakin yakin bahwa sosok ringkih ini butuh perlindungan?

"uljima," suaranya sangat lembut berbisik di telinga Hyun Mi. Mengecup pelan puncak kepala Kyuhyun, sebelum akhirnya matanya bertemu pandang dengan benda yang terlepas dari tangan pemuda itu.

Kalung itu! Pasti ada penjelasan darinya! Siwon menyipitkan matanya. Melihat batu hijau kecil yang menggantung di rangkaian emas murni dengan penuh minat.

"Kyuhyun-ah, ayo kita pulang" seseorang merangkul pundak pemuda bersweter hitam dari belakang. Tangan yang besar namun hangat dengan jari-jari kurus dan panjang itu berusaha menguatkan sosok yang tertunduk.

Cho Kyuhyun, masih menatap pilu pusara yang ada di depan matanya. Mengelusnya pelan penuh kepedihan. Ia tak rela ayahnya, keluarga satu-satunya yang ia punya pergi meninggalkannya dengan cara tak lazim. Diikat dalam selimut dan sekujur tubuhnya membiru, bahkan saat-saat menjelang kematiannya, pria itu tak dapat membuka suara. Perih! Apalagi yang bisa mewakili perasaannya saat ini. Mendung di langit seolah turut menangisi kepergian sang ayah. Pusara ini telah sepi dari pelayat sejak beberapa jam lalu, namun pemuda itu masih enggan beranjak dari tempatnya berlutut saat ini. Lee Hyuk Jae dan Myra sudah berapa kali membujuknya untuk pulang. Sejak semalam, sosok itu tak kunjung bicara, ia hanya menangis dan terus menangis di samping jasad sang ayah. Belum ada sebutir nasi pun yang masuk ke dalam lambungnya. Pemudaitu kini tampak lebih pucat, lingkaran hitam menghiasi bagian bawah matanya.

"dia seperti zombie, El" bisik Moza pelan. Kedua pria ini terus berdiri di belakang Hyuk Jae dan Myra. Memandangi pusara dan tiga orang yang ada disana.

Siwon. Sejak kejadian itu tak dapat berbuat apa-apa, ia hanya memandang sosok pucat itu dari kejauhan. Ada jarak yang mengharuskannya seperti ini. Ingin sekali ia terus merangkul pemuda itu. Tapi ia tak bisa. Ada dinding tebal yang menghentikan langkahnya. Aura Kyuhyun begitu berbeda. Tak ada lagi guratan senyum ataupun hentakan kaki dan tatapan tajam yang biasa dilemparkannya pada Siwon. Ia seolah ikut mati, bersama ayahnya.

"dia butuh waktu, Moza" ujar Siwon tanpa ekspresi. Moza mengernyitkan dahi, sahabatnya ini benar-benar sedingin es. Tak bisakah ia menunjukkan sedikit rasa empati pada pemuda itu, ia tampak begitu rapuh. Sejak medengar berita kematian ayah Kyuhyun, Moza, Hyuk Jae dan Myra menyusul ke Aberdeen, mereka sibuk menyiapkan pemakaman jasad pria paruh baya itu. Bergantian mereka mengucapkan bela sungkawa pada pemuda di atas pusara itu. Sedangkan Siwon, pria itu hanya berdiam diri di kejauhan. Tak berminat membantu melayani pelayat ataupun menguatkan Kyuhyun. Moza menggeleng pelan, perlahan dilangkahkannya kakinya mendekat pada tiga manusia di atas pusara.

"hei bocah, ayo kita pulang. Tak baik seperti ini terus. Ayahmu pasti sedih melihat keadaanmu seperti ini. Ikhlaskan dia." Moza berjongkok, meremas pelan bahu Kyuhyun, memberikannya kenyamanan. Senyuman malaikat tersungging di bibirnya. Lembut, begitu menenangkan.

Tak ada balasan, namun Moza dengan mudah membantu Kyuhyun berdiri. Hyuk Jae dan Myra tampak lega melihat pemuda itu mau beranjak dari tempatnya berkat bujukan Moza, pria lembut bertampang malaikat. Dalam hati, Siwon menggeram, ia tak suka melihat pemandangan ini. Mengapa tubuhnya seolah membatu, tak bisa menyentuh sosok itu seperti yang dilakukan Moza sekarang. Berkata lembut dan membuatnya nyaman dengan kata-kata manis. Ia terlalu mahal untuk melakukan hal-hal seperti itu, apalagi terhadap seorang pria. Demi Tuhan, Kyuhyun itu pria! Siwon membuang muka, menatap asal pohon-pohon kamboja yang tengah berbunga. Harusnya ia tak perlu marah kan?

 

sampai jumpa lagi luv... hihihihi

 

oh ya yg mau ikutan Project Whisper segera hubungi CP ya..

project akan ditutup tgl 5juni. jangan sampai ketinggalan..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~