Purnama ke Sembilan

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

Desember is Back!!! and im back

LOL

nah,, long time no see yaa~

actually, so sad when i look the review.. :(

but this my rule and my promises..

so i continued to publish no matter what

 

thank you for my beloved readers who always give me and my stories LOVE and Support..

thanks to still waiting Siwon, Donghae, Hyukjae, Yunho, Jae, and Chwang. thanks to still promote Donghee and Sungmin Schedule in army..

and thanks for still stands as an ELF and Cassi..

thanks to love our old man..

as heechul said, "we are too old to compete with unstable things"

this time to rest.. not END but AND

just enjoy our time as FANS who always side by side with our MAN

 

last,,

lets enjoy the stories..

im very glad if u support this story ^^

enjoy,,

 

 

 

“apa itu artinya tidak?” gumamnya lirih. Dari mana datangnya genangan air itu, dengan kurang ajarnya telah membasahi wajah piasnya. Kyuhyun menunduk dalam. Pria di sampingnya masih tak bergeming. Sakit. Inikah yang namanya dicampakkan?          Tak perlu menunggu waktu, pemuda pucat itu berlari keluar dengan selimut yang dicengkeram erat untuk menutupi tubuh polosnya. Sikap pria itu cukup jelas menyatakan penolakan atas dirinya. Ia malu, Kyuhyun terlalu naïf untuk menampakkan diri pada sosok itu maupun dua orang lagi yang berada di kediaman megah ini. Tanpa ia ketahui ternyata sosok angkuh yang kini terduduk lemas di atas ranjang agungnya pun ikut menangis. Ia jauh lebih rapuh dari pemuda itu. Pria ini, Choi Siwon, merasakan untuk kedua kalinya hatinya terbelah.

Aku mencintaimu. Sangat.

----

 

Dingin. Tekanan udara jalanan ini begitu rendah. Ini musim semi, tetapi rasanya seperti badai di musim dingin. Semilir angin terasa menyelimuti, kemudian berlalu pergi dengan anggunnya dari tubuh seorang pria. Pria yang berjalan gontai di tengah jalanan kota Wakefield. Entah apa yang membawanya berjalan sampai sejauh ini. Tak dirasakannya dedaunan kering menerpa tubuh sempurnanya. Ia terus berjalan. Kulit terbakarnya bersinar dalam gelap. Tak ada pakaian tebal disana. Hanya sebuah kain tipis berbentuk kemeja- yang membungkus tubuh kokoh itu. Ia tak begitu memperhatikan penampilan hari ini. Hati, pikiran, dan jasadnya berada di tempat yang berbeda. Kembali kejadian tak mengenakkan tadi pagi berkelebat di otaknya.

 

“kau apakan Kyuhyun?” bentak Lee Hyuk Jae setelah membanting pintu kamar dengan paksa. Matanya memandang nyalang pada tubuh yang terduduk lesu di atas ranjang.

“kau melakukan itu, Siwon?” ujarnya lagi seolah kaget melihat keadaan pria yang sangat disayanginya sekarang.

“kau harus bertanggung jawab! Dia mencintaimu!”

PRANGG! Sebuah keramik antik pecah berkeping akibat bantingan kasar pria bermata sipit itu.

“jawab aku, Choi Siwon!! Apa kau tidak mencintainya? Apa kau hanya mempermainkannya?”

 

“huft” hembusan nafas terdengar sangat kasar keluar dari mulut pria maskulin ini. Bisakah ini disebut ia tak berani pulang? Pria abadi ini telah melakukan kesalahan besar dengan menodai sosok yang dicintainya. Ya. Choi Siwon mencintai Cho Kyuhyun. Sangat. Namun kenyataan pahit yang diterimanya kembali menohok bagian terapuh dirinya. Ia dan sosok itu berbeda. Choi Siwon seorang Paza Vesnica yang ditakdirkan memburu iblis seumur hidup keduanya,- dan Cho Kyuhyun hanya manusia biasa. Ia telah hidup 2031 tahun, sedang pemuda itu baru berusia 20 tahun ini. Ia tak akan menua sampai kapan pun, sedang pemuda itu akan menua sesuai usia. Ia begitu mencintai sosok yang sangat- bukan selera dan tipe ideal menurutnya. Ia mencintai bagaimana cara pemuda cerewet itu memaki, berjalan menghentak ke arahnya, tertidur dalam damai berkepanjangan sampai Paza negeri Chichester ini ingin sekali memakan mata bulat yang susah sekali untuk terbuka kala pemiliknya tertidur terlalu lelap. Ia mencintai bagaimana dengan tidak elitnya cara sosok ringkih itu makan. Ia mencintai cara pemuda itu tersenyum menatap ke arahnya. Ia mencintai kehangatan yang selalu menjalar di sekujur tubuhnya kala bersentuhan dengan sosok lemah itu. Ia mencintai, yah terlalu mencintai sampai-sampai membuat hatinya sakit untuk mengakui bahwa ia ternyata mencintai pemuda yang menjadi haknya namun tak berhak dimilikinya.

Kenyataan bahwa mereka terikat takdir membuat hatinya membuncah. Ia melupakan siapa dirinya, hingga kenyataan menghempaskannya dari mimpi indahnya. Mereka terikat namun mereka berbeda. Paza Vesnica tak boleh menikah dengan manusia. Dan Choi Siwon adalah pria bermartabat yang tak akan membiarkan seseorang yang dicintainya terkungkung dalam hubungan tanpa kejelasan. Itu akan terlihat sangat kejam.

Drrrt. Drrrt.

Pria abadi ini menatap saku celananya yang bergetar. Ini adalah kali kesekiannya benda pipih itu bergetar. Namun sama seperti menit-menit sebelumnya, ia enggan melihat siapa sosok yang dengan lancangnya mengganggu pergulatan pikirannya. Dibiarkannya benda itu bergetar sampai berhenti sendiri. Siwon menghela nafas kasar. Dipandanginya bangunan-bangunan yang tak terurus lagi semenjak penyerangan iblis beberapa tahun lalu. Kota ini telah menjadi kota mati. Kota yang mempertemukannya dengan sosok yang kini memenuhi ruang hatinya yang entah sejak kapan kembali hidup.

Drrt. Drrt.

Sial! Siapa sih makhluk kurang ajar yang mengganggu ketenanganku! Benda pipih itu kembali bergetar di saku celananya. Membuat si empunya mengumpat kesal.

Beruang mesum. Nama itu tertera di layar telepon genggamnya. Pria itu mengernyit, sebelum menyambut telepon dari sahabatnya.

“yak, ELDEN ELDSON!! KAU KEMANAKAN TELINGAMU, EH?!” kontan pria atletis ini menjauhkan benda pipih itu dari telinganya, setelah mendapat bentakan mentah.

“yak!! kenapa kau membentakku, beruang bodoh?!” bukan Siwon namanya kalau tak bisa mengembalikan bentakan dari seseorang.

Kyuhyun menghilang! Dan kemana saja kau? Sedari tadi Lee Hyuk Jae dan Dave berusaha menghubungimu tapi-“ benda pipih itu lolos dari tangan kokohnya. Tanpa pikir panjang pria itu berbalik arah, berlari tak karuan dengan napas terengah berusaha secepat mungkin kembali ke kediamannya yang damai. Lututnya lemas membayangkan sosok yang begitu berpengaruh dalam hidupnya menghilang. Tapi ia harus berlari, ia harus sesegera mungkin tiba di kediamannya. Tak dipedulikannya lagi telepon jutaan dolar yang tertinggal di jalanan sepi kota mati ini.

 

“Siwon!” pekik seorang pria langsung menerjang tubuh sosok yang baru tiba di teras kastil dengan napas tersengal ke dalam pelukannya. “Kyuhyun menghilang! Demi Tuhan, Siwon! Darimana saja kau? Aku berusaha menghubungimu!” pria itu terisak. Wajahnya memerah dan hidungnya mengeluarkan cairan bening tanda betapa kerasnya ia menangis. Belum habis pandangan Paza ini pada sahabatnya, matanya kembali dikejutkan dengan sosok yang terbaring lemah di atas sofa santai. Matanya terpejam lelah.

“Myra jatuh pingsan setelah mencoba mempertahankan Kyuhyun!” jelas Hyuk Jae menjawab pemikiran pria abadi ini. Siwon mendekapnya dengan erat, berusaha menenangkan sahabat terbaiknya, meskipun hatinya sama tak tenangnya dengan pria  sipit itu. Lee Hyuk Jae pasti menanggung beban yang sangat berat. Ia harus melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana makhluk mungil yang sudah dianggapnya adik sendiri menghilang dari pandangannya dan wanita yang- Siwon tahu sangat berarti di kehidupan sahabatnya harus terbaring lemah tak berdaya, sedangkan dia sendiri hanya manusia biasa yang tak bisa berbuat apa-apa pada iblis-iblis itu. Ya, Siwon yakin pasti kawanan iblis itu yang melakukannya. Kedua lengannya semakin erat memeluk tubuh Hyuk Jae, membiarkan tangis pria itu tumpah sejadinya di pundaknya.

“aku tak berguna, Siwon. Hiks. Aku-“

“El!”

“Dave!” Belum habis keterkejutannya pada keadaan Myra dan Hyuk Jae, kini sosok baru mengganggu pikirannya. Lee Donghae berada tepat di hadapannya, bergegas masuk ke pelataran ruang tengah tempatnya sekarang berada. Di belakangnya mengekor sosok anggun yang tak lain adalah Ce Ling, istrinya.

“aku memakai jet kemari. Kalian tak apa-apa?” nada khawatir terdengar jelas dari suaranya. Siwon melepas pelukannya pada Hyuk Jae, berganti memeluk tubuh yang lebih pendek beberapa centi darinya.

“Lee Hyuk Jae, sahabatku” ujar Siwon memperkenalkan ketika pelukan mereka terlepas. Donghae tersenyum hangat menatap pria yang tengah sibuk menghentikan air mata yang mengalir deras di wajahnya. Hanya tepukan di pundak yang dapat ia berikan pada rekan yang baru saja dikenalnya malam ini.

“astaga, Tuan Choi! Siapa wanita itu?” celetuk Ce Ling terkejut melihat sosok yang tak kalah indah darinya terbaring lemas di sofa santai. Tanpa permisi didekatinya tubuh ringkih itu, merasakan suhu tubuh si wanita dengan telapak tangannya.

“Myra. Dia perawat sekaligus yang mengurusi Clianta” ujar Siwon datar.

“kita bicara di ruanganmu, El!”

Siwon menurut. Lee Donghae menggiring pria tan itu ke lantai atas, menuju tempat peristirahatan favoritnya. Jangan heran, oh, Lee Donghae bahkan telah mengenal kastil ini lebih dari dua ribu tahun. Lee Hyuk Jae, pria yang baru dikenalnya beberapa menit lalu juga mengekor di belakangnya. Sepertinya pria Asia itu tak ingin melewatkan perbincangan penting malam ini. Toh, Myra telah di urus oleh istri mantan Paza itu.

“aku datang ketika Tuan Lee mengabariku tentang hilangnya Kyuhyun, El. Nampaknya sahabatmu ini begitu panik karena tak mengetahui dimana keberadaanmu” ujar Donghae memulai perbincangan. Ia tersenyum ringan sambil berjalan mendekati lemari kaca tempat dimana koleksi wine Siwon berada. Pola pria ini sudah seperti tuan rumah sendiri. Lihat saja pria yang sering dipanggil monyet kuning oleh Siwon itu, menatapnya dengan pandangan bodoh.

“minumlah, kalian perlu menenangkan diri” ujar pria itu lagi. Ia menyodorkan dua gelas untuk masing-masing pria yang ada disini.

Hei! Ini kan rumah Siwon. Ck, orang ini sungguh tak sopan! “maaf tapi aku tidak minum” Hyuk Jae tersenyum kecut, sementara Donghae menatapnya dengan pandangan takjub.

Hoaaahh.. Pria baik! Batin Donghae. Tak dihiraukannya gelas wine yang semula merupakan jatah Hyuk Jae kini berakhir tragis di kerongkongan Siwon.

“Siwon! Kau jangan begini!” bentak Hyuk Jae berusaha menghalangi tangan sahabatnya untuk menenggak minuman berat itu langsung dari botolnya.

“katakan! Katakan siapa yang membawanya, Hyuk?!” mata itu melotot merah. Kebencian, kemarahan, dan kesedihan bercampur jadi satu. Ia mencengkeram kuat kerah baju Lee Hyuk Jae. Membuat Donghae terpaksa melerai mereka. Pria ini tahu, sahabatnya pasti hilang kendali.

“mereka, kumpulan makhluk aneh dan mengerikan, Siwon. Hiks. Aku baru kali ini melihat yang seperti itu. Myra berusaha melawan tapi sia-sia, mereka terlalu kuat! Panglima itu membawa Kyuhyun bersama mereka” Hyuk Jae tertunduk gemetar masih dalam cengkeraman Siwon. Sesungguhnya ia enggan mengingat kejadian tadi. Memberikan trauma tersendiri baginya kelak.

“panglima?” desis Donghae.

“ya. Makhluk yang dipanggil panglima itu membawa Kyuhyun dalam rombongan mereka” jawab Hyuk Jae masih menundukkan kepala. Terdengar pria itu masih terisak disana.

“PANGLIMA? ROMBONGAN? Apa yang mereka inginkan pada Kyuhyun ku? kenapa sampai petinggi dari makhluk hina itu pun harus turun tangan langsung?” erang Siwon frustasi. Ia tahu kali ini musuh bebuyutannya itu tidak main-main. Mereka telah menabuh genderang perang padanya.

“tenang, El- tahan emosimu. Kemana Elden Eldson yang terkenal sebagai pemburu berdarah dingin di kalangan iblis?” tegur Donghae sedikit mengejek, membuat Paza itu menatap horor pada sahabatnya yang juga mantan Paza.

“bisakah kau tenang jika wanita Cina itu direbut paksa oleh makhluk-makhluk terkutuk itu? BISAKAH?”

“Elden!”

“Siwon!”

Siwon tertunduk lemas. Lutunya gemetar. Dengan kedua tangan besarnya, ia menyembunyikan buliran bening yang sebentar lagi memberontak keluar. “aku bahkan belum sempat mengatakan apapun padanya. Kenapa? Kenapa mereka menginginkan bocah tengil itu? Tak cukupkah takdir mempermainkanku?” suara itu terdengar pilu. Hyuk Jae menengadahkan kepalanya. Sebentar lagi air mata itu akan kembali keluar dari mata sipitnya yang memerah.

“kita pasti menemukan Kyuhyun, Siwon!”

“bukan hanya menemukan, tapi membawanya kembali!”

Ucapan Donghae mendengung keras di telinga Siwon. Sekelebat ingatan bergulir di kepalanya. Kyuhyun, pemuda itu diincar oleh Para iblis karena pusaka Orela yang dimilikinya. Dan waktu pemuda itu hanya sampai batas purnama. Membawanya kembali, bisakah?

“Hae” Siwon mendongak. Melirik pada pria ikan itu. “pusaka itu, bukankah belum sempurna terkumpul? Kenapa mereka membawa Kyuhyun? dan kenapa bocah itu harus berakhir di tangan mereka sampai Purnama?”

Lee Donghae. Pria dewasa itu terkesiap. Benar juga! Ia tak pernah memikirkannya selama ini. Dirinya terlalu fokus mengorek informasi tentang ketiga pusaka itu. Dilihatnya adik terkecilnya itu menatapnya penuh harap. Donghae menarik napas berat. “maafkan aku, El. hal itu tak terpikirkan sebelumnya. Tentang mengapa mereka menginginkan Kyuhyun”

“itu tak penting! Sekarang bagaimana caranya menyelamatkan Kyuhyun. bukankah Purnama sebentar lagi?” celetuk Hyuk Jae tak sabaran.

“Kau benar. Kita harus menyusun rencana bagaimana caranya agar dapat masuk ke wilayah mereka.”

“kau tahu tempatnya?”

“tentu! Hey! Aku hidup jauh lebih lama dari kalian!”

“tapi bukankah berbahaya masuk ke sarang lawan? Mereka pasti sangat banyak!”

“kau benar! Kau tak boleh kesana sendirian, El! Kita perlu bantuan” ujar Hyukjae awas.

“Moza!” pekik Donghae.

“aku juga sudah menghubunginya. Ia pasti sedang dalam perjalanan kemari”

Obrolan panjang tentang penyusunan taktik menyelinap terdengar riuh hanya oleh dua orang di ruangan itu. Sementara satunya bungkam. Menatap kosong ke luar jendela. Dalam diamnya, pria itu berusaha membuka komunikasi dengan seseorang yang kini entah berada dimana. Sulit. Kabut hitam itu terlalu sulit untuk ditembus.

Hei pria tomboy, bertahanlah.

 

“eungh” mata itu terbuka, meskipun pemiliknya belum mendapat kesadaran sepenuhnya. Samar-samar mulai dirasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa berat. Dan Hey! Apa ini? Pergelangan tangannya terkoyak?

“apa kabar, anakku!”

Suara itu?

“sudah siap?” sebuah suara menginterupsi pemilik kamar yang tengah membenahi pakaiannya.

“hem” sosok itu mengangguk. Ia tengah memasang sepatu bootsnya. Penampilannya sedikit berbeda pagi ini, dengan atribut kuno yang dikenakannya, namun tak mengurangi sama sekali kadar ketampanan pria dingin ini.

“berhati-hatilah, Siwon! Bawa kembali Kyuhyun untukku” pria itu tersenyum kecut. Ada perasaan tak rela melepas sahabatnya pergi ke sarang makhluk yang terkenal keji dan pendosa. “kembalilah dengan selamat”

“Hyuk”

“kau harus kembali dengan selamat. Kalian!” Siwon merengkuh tubuh yang entah baru disadarinya bertambah kurus sejak kapan dalam pelukan hangat.

“aku akan membawa bocah pendek itu kembali. Kami akan selamat!” janji Siwon. Meskipun ia tak yakin apakah benar ia akan selamat di tempat terkutuk itu.

“ah, Siwon! Aku menemukan ini ketika membereskan kamarmu” Hyuk Jae memutuskan kontak mereka. Mengeluarkan sebuah benda pipih perak yang dingin. Mata Siwon memicing.

“belati ini- Kyuhyun tak membawanya?” tanyanya kaget. Hyuk Jae menatapnya bingung. Ia tak mengerti apa yang dibicarakan sahabatnya.

Bocah  itu hanya berlindung pada bandulnya? Oh tidak! “benda ini harusnya berada di tangan pemiliknya” Siwon termangu diikuti oleh tatapan bingung Hyuk Jae.

Ce Ling menangis pilu melepas kepergian suami tercinta. Ia sungguh tak rela pria itu kembali bertempur dalam kondisinya sebagai manusia biasa. Apa mau dikata, hanya pria menawan itulah yang mengetahui letak persembunyian para iblis. Hyuk Jae dan Myra menatap pasrah pada sekawanan sosok tampan dan menawan yang sejenis dengan Majikannya.

Ya, Jung Yunho baru tiba tadi subuh. Secara mengejutkan ia datang bersama kawanan Paza Vesnica dari berbagai belahan dunia. Meskipun terpisah jauh, apabila menyangkut sesama Paza mereka sungguh bagai ikatan rantai yang saling menjalin. Terlebih hal ini ada hubungannya dengan buruan abadinya. Aiden, Spencer, Andrew, dan beberapa lagi yang tak dapat di ingat Hyuk Jae menatap dingin pemandangan horor di depan mereka. Pasalnya, seorang Dave Cliff yang sangat disegani dan termasuk jajaran Paza berpengaruh menangis haru bersama seorang manusia. Perlu diingat ternyata kawanan ini tak jauh beda dengan Siwon. Beruntung Hyuk Jae mengenal Yunho dan Donghae. Setidaknya mereka lebih memiliki hati.

Pagi ini, setelah melakukan persiapan seadanya dan mendengar penjelasan panjang dari Donghae tentang rencana mereka, kawanan makhluk rupawan itu meninggalkan Clianta menuju tempat persembunyian para iblis. Donghae memimpin di depan, diikuti oleh yang lainnya. Agak lucu memang mengingat pertengkaran kecil kawanan tadi mengenai cara mereka menuju kesana. Hingga perdebatan itu dengan bangga dimenangkan oleh Donghae, mengingat ialah yang paling tua dan berpengaruh. Kawanan pria tampan itu berdesakan dalam jet pribadi milik pria Cina ini. Lucu sekali, Paza Vesnica yang sejatinya bisa melayang bebas harus berdesakan terbang menggunakan burung besi karena pemimpinnya kini adalah manusia biasa.

----

 

Takut. Itulah yang dirasakan oleh seorang pemuda dengan surai coklat bergelombang di tengah ruangan bernuansa hijau gelap. Tempat ini dingin karena sekitarnya adalah dinding-dinding batu. Lantainya mungkin terbuat dari batu pualam. Entahlah. Tempat ini seperti tak pernah ada di dunia manusia. Meskipun Kyuhyun, nama pria itu, yakin bahwa sekitarnya adalah dinding, tapi ia tak bisa melihat ujung dari tempat ini. Tak berpintu, tak bercelah. Atau ini semacam halusinasi yang dibuat oleh para iblis itu?

“belum menyentuh makananmu, nak!”

Oh tidak! Suara itu lagi! Kyuhyun menegang. Sosok itu persis seperti di mimpinya. Tidak. Ia lebih menawan dan menggoda, aslinya. Inikah yang dirasakan ibunya dulu? Takut dan bergairah sekaligus. Sosok itu terkekeh. Ia memang tak dapat membaca pikiran anak sematawayangnya, tetapi raut muka manusia ini tentu dapat terbaca dengan jelas. Ketakutan.

“jangan membuat ayahmu ini bersedih-“ sosok itu berhenti. “ah! Markus! Nama yang indah, seperti pemiliknya.” Pujinya dengan tatapan penuh minat.

Replika Daisy. Batinnya menelusuri tiap inci tubuh yang terbaring lemah di atas sebuah batu persegi berselimut sutera dengan tatapan lapar.

“bunuh aku!” suara manusia itu menggaung keras ke seluruh ruangan. Matanya menatap tajam sosok ayah biologisnya.

“khe khe khe! Tidak sekarang, sayang. Kau harus bersabar menunggu sampai nanti malam. Jadi teruslah sehat sampai waktu pengabdianmu tiba, nak!” suara itu lembut. Sangat lembut. Jika yang mengatakan itu adalah orang lain, mungkin Kyuhyun sudah meleleh karena pesonanya. Tapi ini Balqan, raja iblis, yang sialnya adalah ayah biologisnya.

“lebih baik aku mati dari pada menyerahkan pengabdianku padamu! Kau tak pantas untuk mendapatkannya!”

“kau memang akan mati, sayang. Tapi nanti setelah upacara pemberkatan. Kau akan mengabdi dan mati” ujar makhluk itu polos. Seolah perkataannya tak berarti. Dan aku akan mencicipi sedikit kenikmatan tubuhmu.

Tidak. Tidak! Ibunya mengatakan bahwa ia adalah pembawa keabadian bagi iblis keji itu. Tak boleh! Ia tak boleh jatuh ke dalam pusaran yang akan membuat kaum itu Berjaya. Jika Balqan kekal selama-lamanya berarti ia tak terkalahkan, dan kaum itu akan semakin merajalela menghakimi manusia. Apa jadinya dunia ini? Tentu Kumpulan makhluk bernama Paza Vesnica itu tak akan ada artinya bagi Balqan jika ia mendapatkan kekekalan. Ini tak boleh terjadi!

Hutan pinus itu begitu gelap. Kawanan pria dengan sejuta pesona berhasil mendarat tanpa satu rintangan apapun dari burung besinya. Tempat ini berada puluhan kilometer dari sarang makhluk keji, pendosa, incaran mereka. Lee Donghae sengaja berhenti disini untuk memuluskan penyusupan mereka. Ia dan beberapa rekan akan membereskan wilayah depan. Tak mungkin pria itu masuk terlalu dalam, kini ia hanya manusia biasa. Sisanya biar dibereskan oleh Siwon dan Yunho.

Kawanan itu berlari menyusuri gelapnya hutan. Sebentar lagi malam menjelang, itu menurut jam yang dikenakan pria Cina ini. Disini tekanan udaranya berbeda. Menyesakkan dengan langit yang tak bisa di ajak kompromi memantulkan sinarnya. Semakin dekat mereka dengan tempat tujuan, semakin waktu tak terasa disini. Kawanan itu berhenti ketika beberapa makhluk musuh bebuyutan mereka berjalan memeriksa keamanan sekitar gerbang dinding batu. Satu-satunya akses yang diketahui Donghae untuk masuk ke dalam wilayah terlarang kaum hina itu.

“aku akan mengalihkan perhatian mereka!” ujar Spencer. Donghae mengangguk setuju. Dengan kecepatan yang tak bisa dipercaya sosok berambut pirang itu mendekati beberapa makhluk yang berjaga di sekitar gerbang.

“PAZA!” pekik makhluk perak ketika sosok itu tepat berada di hadapannya.

“apa kabar, makhluk jelek?!” ZRASSHHH. Seringaian Spencer berakhir dengan tebasan pedangnya di tubuh iblis penjaga gerbang.

“Ilord!” sebuah suara menginterupsi kesenangannya. Iblis lain lagi, eh? Ia terkejut melihat temannya terkapar dengan kepala terpisah dari tubuh peraknya. Pekikan itu tentunya menyadarkan rekan-rekannya yang lain yang sontak berlari ke arah sumber suara.

“wow!” Spencer membeo. Ia cukup kaget dengan jumlah makhluk yang berlari ke arahnya.

“butuh bantuan, nak?” Donghae menginterupsi. Ia telah siap dengan pedang antiknya yang beracun. Mungkin ini tak sehebat pedang Paza kebanggaannya dulu. Tapi setidaknya cukup untuk membuat lumpuh beberapa di antara makhluk hina itu. Dua Paza lainnya juga mendarat dengan mulus di sekitarnya. Spencer menyeringai.

“tentu, pak tua! Mari berpesta!”

Pertempuran sengit tak dapat dielakkan. Dentingan pedang dan senjata lain menjadi pendengaran indah yang tak dapat dilewatkan malam ini. Terjangan demi terjangan disana-sini. Tak sedikit umpatan mendominasi pergulatan makhluk beda jenis ini. Salah satu iblis berlari mendekati gerbang batas wilayah, ia ingin menabuh genderang tanda penyerangan. Namun sayang, tak sampai satu meter lagi tangan kurus itu menyentuh genderang, nasibnya berakhir di tangan pria tampan dengan segala kesempurnaan yang melekat di dirinya. Moza Fedora, dengan Jung Yunho sebagai nama lalunya.

Hal pertama yang dilihat para pemuda tampan itu terlepas dari yang sedang bertarung di wilayah perbatasan, adalah lahan lapang yang sangat lengang. Tak ada apa pun disana. Bahkan rumput liar pun enggan tingal di tempat itu. Hanya gelap dan terang sekaligus yang ditangkap oleh kornea mata para Paza Vesnica itu.

“tempat apa ini?” desis Aiden.

“inikah sarang persembunyian mereka setelah berhasil kabur dari neraka?” Andrew ikut terpukau. Tempat ini bercahaya, entah dari mana, karena mata telanjang mereka dapat melihat satu sama lain. Tapi tidak dengan benda atau makhluk lain yang mungkin menatap lapar di sekitar mereka. Sepanjang mata memandang, setiap tepian tempat ini adalah gelap tak berujung.

“ini ilusi” ujar Siwon datar. Yang lain mengangguk.

“cepat berjalan menepi. Jangan biarkan tubuh kita termakan cahaya” ujar Yunho menambahkan. Kawanan itu berlari menuju sisi tergelap menurut mereka. Benar saja, sisi gelap itu tak bertepi. Bukan dinding yang membalutnya.

Derap langkah nyaris tak terdengar menghantam batu pualam yang menjadi dasar pijakan di tanah lapang yang entah akan berujung dimana. Gelap. Hanya itu yang dapat diungkapkan oleh kawanan makhluk abadi pemburu penghuni tempat ini. Semakin mereka berjalan, semakin rongga dada ini terasa sesak. Jika tadi kau tak dapat merasakan kedinginan atau kepanasan pun, kini dunia seolah terbalik, tekanan udaranya sangat tinggi. Andai kau manusia biasa, mungkin sedari tadi telah meregang nyawa.

Tempat apa ini? Pengap dan menusuk sekaligus. Lama mereka berjalan menyusuri area tergelap tempat ini, tak ingin ambil resiko jika beberapa di antara iblis terkutuk itu memergoki pergerakan mereka. Sayup-sayup pria dengan pahatan tubuh sempurna yang berjalan paling depan mendengar sebuah suara. Ia berhenti seketika, membuat rekannya di belakang mengumpat kecil.

“yak! apa yang kau lakukan, Yunho?” ketus Aiden tertahan. Ia sadar suaranya akan membongkar penyelundupan mereka.

“aku mendengar sebuah suara! Tapi ini gelap sekali. Dari mana suara itu berasal?”

“Spenser, gunakan kemampuanmu untuk mencari sumber suara itu!” suara dingin yang berdiri tepat di samping tubuh Yunho menginterupsi kekosongan yang tercipta. Pria yang dituju mengangguk paham. Memejamkan mata adalah salah satu alternatif untuk berkonsentrasi.

setelah sekian lama..” dahi pria itu berkerut. Ia makin gencar mendapatkan arah sumber suara. “kini dia..”

“barat daya!” celetuknya. Kali ini bukan Yunho lagi yang memimpin perjalanan. Melainkan sang empunya radar pendengaran. Mereka tahu, pria ini dapat diandalkan.

“dua puluh tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menunggu. Dua puluh tahun rakyatku banyak menderita akibat bantaian para Paza Vesnica. Kini- semua akan berakhir! Aku akan mendepatkan kekekalan yang sesungguhnya!”

“HIDUP BALQAN! HIDUP BALQAN!” gaungan keras membahana di seluruh bangunan luas yang dipenuhi cahaya hijau. Tempat itu masih sama dengan 21 tahun silam. Tanah lapang dengan dingin yang menusuk. Pendaran cahaya hijau yang menggantung di sekeliling aula, serta kobara api besar berwarna hijau yang masih setia hidup abadi hingga kini.

“Balqan” desis makhluk bersuara bass dari balik kegelapan. Matanya memicing berusaha menangkap fokus sosok yang berdiri angkuh di atas pelataran. Ya. Choi Siwon, Paza Vesnica dari negeri Chichester yang terkenal angkuh dan dingin tengah mengintai para buruannya dari balik kegelapan, jauh dari tempat berkumpulnya para iblis itu sekarang.

“gila! Mereka banyak sekali” gumam Spenser terperangah.

“nampaknya sekarang kita yang jadi buruan mereka!” timpal Aiden sinis.

Siwon?. Pria itu tak mempedulikan bisik-bisik dari rekannya yang lain. Ia sibuk mencari sosok yang menjadi target utamanya malam ini. Pria bodoh dengan segala daya tarik yang dimilikinya. Cho Kyuhyun.

Dimana  kau, sayang? Sulit sekali mencari sosokmu di tengah kerumuman para makhluk berjubah yang memenuhi ruangan ini.

 

im watching you~

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~