ar Leith

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

halooo...

entah kenapa suka banget update tengah malem haha..

berhubung mood lagi bagus karna menyambut DEVIL

maka apa salahnya jika author berbagi kebahagiaan juga dengan uploade next Paza Vesnica

.

.

terima kasih telah menyukai cerita ini dan bertahan untuk mengikutinya.

terima kasih juga untuk readers budiman yang menyempatkan diri untuk mensupport dan mereview/ comment di cerita2 author.

antusiasme kalian sangat berarti bagi kelancaran cerita.

.

.

disini author mencoba untuk memberikan tanggapan seputar review and comment readers di AFF maupun FFn. tolong disimak ya!

kalau ada yang bertanya2 dan kurang nyaman dengan bahasa yg author gunakan, author mohon maaf. tapi gaya penulisanku memang bercorak sastra lama. tidak bergantung dengan bahasa ilmiah sesuai EYD.

jadi bagi kalian yg yaaa mungkin dari jurusan bahasa Indonesia atau para penulis karya ilmiah dan novelis modern, jalan kita udah beda. so, jika ingin paham, silahkan belajar lebih dalam bahasa indah sastra lama. HAHAHAHA

.

.

untuk typo.. author berterima kasih sekali telah diingatkan. maklum biasanya sekali tulis itu langsung update. yaaa tengah malam begini hehe~

.

.

nah, ini yg paling penting..

bagi yang menyinggung, apakah ini remake, transnovel, atau malah Plagiasi?

jawabannya HELL NO!

cerita ini murni karya author sendiri. bahkan aku harus melakukan riset untuk mengetahui daerah-daerah mistis di Inggris, Rumania, Rusia, Cina, Atlantis, dsb. demi membuat kisah yang berbobot dan bernilai jual tinggi.

ada banyak author di dunia ini, dan ada banyak kisah yang hampir serupa. tapi tujuan dan ujungnya pasti bervariasi. begitu juga dengan Paza Vesnica.

jadi jujur saja, rasanya pengen banget nimpuk 'komentator' yang telah menghakimi authhor dengan tuduhan tidak menyenangkan ini hahahah~ #ketawanista

so, intinya gue marah, oke..

tapi gapapa,,

pelajaran aja buat author, kalau bicara itu memang jauh lebih mudah daripada aksi nyata, right?

.

.

untuk readers yang nanya kapan kekasih sepenggalah dan take him out global update,,, sabar ya~

ada waktunya.

sekali lagi selamat menunggu rilisnya DEVIL and happy 10th anniversary our SUPERMAN!

jangan lupa review and comment ya ^^

.

.

.

Paza Vesnica

.

.

.

"Moza! Dimana kau, beruang mesum?" seorang pria berkacamata hitam berjalan cepat melewati baliho gorden putih yang bertengger indah di sekitaran danau. Ada jembatan kecil di ujung sana, menghubungkan tempatnya berpijak sekarang dengan sebuah rumah klasik terbuat dari kayu dan kaca-kaca besar yang membingkai bangunan di tengah danau buatan. Rumah dengan karya seni tinggi, meskipun terlihat klasik tapi tidak bisa dikatakan sederhana. Mungkin kau perlu mengeluarkan jutaan poundsterling untuk membuat bangunan megah nan indah ini. Lampu-lampu taman yang menghiasi jembatan kecil berbentuk cekung itu membuat sakit mata Choi Siwon, menurutnya itu terlalu berlebihan. Ya. Pria ini memang tak suka sesuatu berbau seni yang berlebihan. Lampion-lampion modern ini menurutnya lebih mirip mainan anak TK dibanding hiasan taman.

"Elden Eldson!" suaranya terdengar lembut, wanita yang kini berdiri dari tempat duduknya di teras depan menghadap ke danau bagian timur rumah itu menunjukkan senyum termanisnya melihat siapa tamu yang datang tak terduga, yang begitu ia rindukan.

"Rosela!" Siwon berlari menghambur pada wanita yang seluruh rambut di kepalanya telah memutih, namun hanya ada sedikit kerutan di wajahnya.

"aku sangat merindukanmu, wanitaku!" pria itu mendekap erat sosok yang ia tuju, mengangkatnya sedikit dan mengajaknya berputar-putar di dalam pelukannya.

"ahahaha! Lepaskan aku, bocah! Kau sama sekali tidak berubah, El!" wanita itu tertawa renyah, pasrah dengan perlakuan pria bertubuh sempurna dengan rambut segelap malam yang mempesona.

Choi Siwon, nama pria itu sekarang, namun ia tak keberatan jika masih ada yang memanggilnya Elden Eldson atau lainnya, karena semuanya adalah namanya. Nama tak penting baginya, toh itu hanya untuk pembeda, supaya kau tidak bingung dengan inisial manusia mana yang dipanggil dan yang memanggil. Siwon menurunkan wanita yang meskipun mulai menua tapi tetap langsing dan ideal untuk ukurannya. "kau masih tetap sama. Cantik dan menawan" perkataan Paza satu ini sukses memberikan semburat merah di wajah putih kemerahan milik wanita itu.

"aku juga merindukanmu, putra kecilku. Kau sama sekali tidak berubah. Apa kau hidup dengan baik, eh?" Siwon hanya mengangguk manja. Membuat Rosela, nama wanita itu tersenyum geli. Ia sangat paham dengan kehidupan pria ini dan pria yang telah hidup bersamanya selama enam puluh tahun terakhir. Fase hidupnya seolah terbalik dari kehidupan manusia normal. Dulu ketika Jung Yunho atau Moza Fedora mengajaknya tinggal bersama usianya saat itu masih berumur lima tahun. Pria itu menjadi pamannya, bahkan ia menjadi ayah angkat bagi wanita kecil dengan wajah polos ala malaikat. Saat ia beranjak dewasa, Moza tidak lagi menjadi ayahnya, melainkan kakaknya. Ketika dia mulai dewasa, pria itu seperti kekasihnya, dan kini, di usia senjanya, pria itu berubah menjadi anak kesayangannya. Pria yang tak pernah menua bahkan setelah mereka melewati waktu yang lama bersama. Rosela mengetahui bahkan yang terdalam dari lubuk hati pria jangkung dengan wajah kelewat tampan dan berkarisma itu dan tentu saja ia juga mengetahui siapa Elden dan Dave, bisa dikatakan ia juga tumbuh atas asuhan kedua tangan pria-pria tampan itu.

"dimana si beruang mesum?"

"di atap, menikmati fajar"

Chu!

Sebuah kecupan ringan mendarat mulus di pipi kiri wanita itu. Siapa lagi kalau bukan Siwon pelakunya. Makhluk berdosa itu segera berlari ringan menaiki undakan tangga yang juga terbuat dari kayu ek menuju atap rumah.

.

.

Tap. Tap. Tap. Terdengar derap langkah menaiki undakan tangga dengan plitur coklat tua. Moza menolehkan pandangannya ke sumber suara, dimana beberapa saat kemudian seorang yang sangat ia kenal muncul di ambang pintu, menatapnya tanpa ekspresi.

"kau datang" cengiran ala beruang terpahat sempurna di wajah tampannya.

"apa yang kau temukan?" ujar tamunya tanpa basa-basi.

"santailah sedikit, El" Moza, nama pria pemilik resort indah ini merangkul sahabat setianya, Elden Eldson atau Choi Siwon, menuruni kembali tangga kayu penghubung ke bagian bawah bangunan tersebut. Menggiring tamunya ke sebuah kamar dengan pintu terbuat dari balok kayu berukiran rumit, sengaja dipesan pria jangkung ini langsung dari tangan suku Indian, Amerika, beberapa tahun silam.

Ruangan itu masih sama. Singgasana peristirahatan makhluk jangkung berotot itu bersama wanitanya. Siwon sendiri tak paham bagaimana bentuk kecintaan Moza pada wanita tua yang kini tengah membuatkan mereka secangkir teh mawar andalannya. Ranjang dengan kelambu putih yang mengelilingi sekitarnya, beraroma melati yang menyegarkan. Tiang-tiang penyangga tirai serba putih dan agak transparan itu dapat disinyalir terbuat dari perak asli. Sebenarnya ingin sekali Siwon merebahkan diri di tempat empuk itu, bulu angsa asli yang menjadi bahan pengisi kasur serta bantal gulingnya pasti membuat siapa saja tertidur dengan lelap. Namun niatnya itu diurungkannya mengingat kejadian lalu ketika ia dan Donghae saling berebut menaiki ranjang duluan, terjangan keras dari pria yang sedang mencari sesuatu di laci kecil dekat jendela kamar ini sukses membuat dia dan Pria Cina itu terpental menghantam dinding kamar. Tak ada satu orang pun yang dapat meniduri tempat itu kecuali pria itu dan Rosela.

Sebuah replika buku yang pastinya telah di copy Moza sebelum pulang kerumah berada di tangan Siwon. Ia menatap lekat beberapa lembaran yang sedikit gelap dan kabur. Ia tahu, pastilah buku aslinya sangat tidak tertolong lagi kesempurnaannya. Dibukanya perlahan lembar demi lembar, tak ada hal menarik karena sejauh ini yang ia lihat hanyalah angka dan kode-kode aneh yang tak dapat ia pahami hingga tangannya terhenti tepat di tempat yang sama ketika Moza pertama kali melihatnya. Hal yang sama lagi-lagi ia lakukan, merogoh saku celana denimnya, mencari benda pipih hitam dan membuka foto benda hijau dengan titik kehitaman di tengahnya.

"persis" desisnya pelan sambil menyipitkan mata mencari perbedaan yang mungkin ada dari sketsa dan foto di masing-masing tangannya.

"ar Leith. Batu kesucian hijau zamrud yang dibuat dengan cairan doa dari seluruh peramal Orela" ujar Moza seolah mengetahui sahabatnya tengah membutuhkan penjelasan.

"teruskan!"

"aku meminta Dave mengartikan kode-kode itu, kau tahu, dia yang paling faseh mengenai bahasa Rumania, ternyata." Ia memberikan pengawalan pada penjelasannya. "cairan kesucian yang diberkati para Dewa dan mengkristal menjadi batu zamrud itu dapat menjadi penawar racun dan pelindung tak tertandingi bagi yang memakainya." Moza menghentikan penjelasannya.

"lalu?"

Pria itu hanya menggaruk kecil kepalanya yang tidak gatal. "sejauh ini hanya itu yang kudapat. Dave sedang mengartikan lembaran lainnya mungkin". Siwon berdecak kesal. Sial! Kenapa dia tidak memahami bahasa Rumania sih? Dan kini ia harus menggantungkan nasibnya pada pria manis dari negeri Cina yang tak lagi menjadi Paza, itupun jika dia tak salah mengartikan.

Deerrrt. Cell Phone milik Moza bergetar di atas bufet, tempat ia mencari gulungan perkamen tadi.

"uh, Dave, kau sudah menemukan informasi lainnya?" Siwon berlari menyambar benda pipih yang menempel di telinga Moza, memindahkan segera ke telinganya.

"YAKK IKAN! CEPAT KATAKAN APA YANG KAU DAPAT?" pekik Siwon pada seseorang yang ada di seberang telepon.

"yakk! Bisakah kau pelankan sedikit suaramu itu?" Donghae balas membentak Paza yang notabennya adalah mantan sepekerjaannya dulu.

"ah! Maafkan aku. Kau lamban"

"kau pikir mudah mengartikan tulisan Rumania kuno, huh? Aiish! Lupakan! Ar Leith nama batu itu, diciptakan empat ribu tahun silam oleh tangan-tangan peramal yang diberkati Dewa. Batu itu diwariskan secara turun-temurun di kalangan bangsa Orela, peramal dan penyihir suci. Batu itu dapat menyembuhkan penyakit apapun secara cepat dan dapat digunakan sebagai tameng perlindungan jika pewaris sahnya dalam bahaya. Batu itu tak dapat digunakan bebas, ia akan benar-benar digunakan jika pemiliknya merasa dalam bahaya. Aku juga tak tahu berapa waktu yang di setting untuk perlindungannya, yang jelas ketika masa-masa perlindungannya akan habis benda itu akan berubah warna."

Siwon tersentak. Bintik hitam itu! "apa yang kau maksud adalah bintik hitam di tengah batu?"

"what? Jadi batu itu sudah mulai berubah warna? Berarti masa kejayaannya akan berakhir!" Donghae tak kalah terkejutnya dengan Siwon, ia membolak-balik kasar lembaran yang dikirim Moza melalui faximile. "tunggu! Apa benda itu ada denganmu, El? Darimana kau mendapatkannya?" ujarnya menuntut penjelasan.

"benda itu milik seorang pemuda yang kutemukan beberapa pekan silam."

"apa? Jadi bangsa Orela masih hidup? Ku kira mereka telah musnah oleh peperangan melawan iblis ratusan tahun silam!"

"apa kau yakin anak itu keturunan bangsa Orela?"

"tentu saja! Bagaimana mungkin batu itu bisa berada di tangannya jika bukan dia pewarisnya." Hati Siwon mencelos. Ternyata perkataan wanita paruh baya tempo hari itu benar adanya.

"El!"

"ya?"

"kau bilang batu itu mulai menghitam kan?"

"hem"

"berarti kekuatan perlindungannya telah diaktifkan. Kurasa anak itu err-"

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun"

"ya! Kyuhyun itu berada dalam bahaya besar."

Siwon menjatuhkan ponsel milik Moza dari genggamannya, tidak benar-benar sengaja. Ia terlalu kaget dengan pernyataan yang dilontarkan Dave. Entah mengapa ia percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan sahabatnya. Biasanya pria ini tidak akan percaya apapun sebelum membuktikannya sendiri. Moza segera memungut benda pipih itu, mendengar pria di ujung sana memanggil-manggil nama mereka secara bergantian.

"ummh" ujar Moza pelan, Siwon masih terpaku di tempatnya.

"tiga pusaka?" ucapan Moza selanjutnya. Berhasil membuat pria pucat ini bergeming. Seolah mengerti, Moza menekan tombol loudspeaker untuk mengeraskan suara di seberang sana.

"ar Leith akan menghitam sempurna saat masa perlindungannya terhadap pewaris bangsa Orela berakhir. Kekuatannya sangat dahsyat jika digunakan berbarengan dengan dua benda pusaka lainnya. Emerald dan Stockholv. Ketiganya terpisah di berbagai belahan dunia. Jika benda itu digabungkan maka akan memberikan kekuatan yang maha dahsyat bagi bangsa iblis."

"iblis?" ujar Siwon dan Moza berbarengan. Mereka saling pandang, satu lagi kenyataan baru yang harus diterimanya.

"pantas saja" desis Siwon tajam.

"Dave cari info lebih banyak lagi tentang pusaka itu, kami mempercayaimu, sobat!" ujar Moza sekaligus mengakhiri perbincangan mereka.

"El" ujar Moza pelan, pria di hadapannya menatap nanar langit malam yang tergambar di luar jendela kaca kamarnya.

"bocah itu" ujar Siwon serak. "berada dalam masalah, eh?"

.

.

.

Paza Vesnica

.

.

.

"Kyuhyun-ah!" teriakan keras berasal dari luar kamar seorang pemuda yang tengah asyik bergelut dengan tugas-tugas dalam layar komputernya. Ia melepaskan kacamata bacanya, beringsut menuju pintu.

"aiish kau ini lama sekali!" Lee Hyuk Jae mengacak-acak rambut sosok pucat itu, gemas pada wajah polos malaikat miliknya.

"ada apa hyung?"

"si Penjagal iblis baru saja tiba. Dia menunggumu di kamarnya sekarang."

"shirreo! Aku tak mau kesana!" Kyuhyun mempoutkan bibirnya, membuang muka.

"aiissh! Kalian bertengkar lagi, eh? Sudahlah cepat kesana, kau tidak mau kan jika hyungmuini berada dalam masalah besar?" bujuk Hyuk Jae menunjukkan gumy smilenya.

"Tuan Lee, Tuan Choi sepertinya akan mengamuk lagi!" bisik Myra yang tiba-tiba muncul dari ujung tangga. Ia berjinjit menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Mengungsi lebih cepat kedengarannya bukan hal buruk untuk saat ini. Hyuk Jae bergidik ngeri, ia hafal betul bagaimana pria jelmaan setan itu saat mengamuk.

"LEE HYUK JAE! CEPAT BAWA BOCAH BRENGSEK ITU KEMARI! SEKARANG! NOW!" teriakan keras dari lantai tiga lagi-lagi membuat hati pria sipit itu mencelos.

.

.

"bisakah kau tidak berteriak kasar seperti itu, Tuan Choi!" bunyi berdebam ketika Kyuhyun menggebrak pintu kamar tidur Choi Siwon secara kasar.

"apa yang kau lakukan dengan kamar tidurku?" ujarnya penuh penekanan sambil menunjuk tualet kaca dan dinding kamar yang penuh tulisan-tulisan besar berisi umpatan tentang pria itu.

"salahmu sendiri pergi tanpa pamit" Kyuhyun membuang muka, kesal. Dengan cepat Siwon melesat ke arahnya. Menyudutkan sosok itu di dinding kamar. Mengunci pergerakannya secara posesif. Dada bidang pria itu menekan tubuh bagian depan Kyuhyun, sementara tangannya mengunci pergelangan tangan pemuda itu di dinding.

"kau mau bermain api denganku, nona?" desisnya pelan menghembuskan nafas di antara perpotongan leher jenjang Kyuhyun.

"lepaskan aku, brengsek!" ujar Kyuhyun berusaha meronta, namun gagal. Pria itu terlalu kuat untuknya.

Siwon hendak menghantam dinding dengan pukulannya ketika sepintas bayangan berlalu di benaknya. Bayangan mereka bercinta. Pas sekali. Suasana senja ini sangat mendukung. Semburat cahaya jingga terbenam pertanda malam akan segera menggantikan siang. Bayangan pemuda dalam cengkramannya ini mendesah nikmat dalam pelukannya, menikmati setiap sensasi persentuhan yang diberikan Siwon padanya. Paza itu terpaku mengamati bayangannya sendiri.

"lepaskan aku, brengsek!" ujar Kyuhyun membuyarkan lamunan makhluk abadi itu. Ada isakan disana. Siwon menatapnya lekat. Hatinya seperti tersayat melihat sosok itu terluka. Dibelainya wajah halus itu, dan ditariknya tubuh Kyuhyun dalam pelukannya.

"maafkan aku, nona Cho. Aku tak akan meninggalkanmu lagi" ujarnya jauh lebih lembut dari sebelumnya.

"kau bodoh, Tuan Choi! Kau bodoh! Pergi tanpa pamit dan tak berusaha mengejarku. Tak tahukah kau betapa takutnya aku sendiri tanpamu!" racau Kyuhyun, suaranya tertahan namun Siwon masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Chu!

Siwon menempelkan bibirnya tepat di atas bibir pemuda itu. Lembut dan kenyal. Tak ada pergerakan disana. Hanya menempel lekat. Kyuhyun terbelalak mendapat perlakuan mendadak dari pria dingin ini. Siwon menatapnya intens.

"kau tahu, nona? Pandangan itu membuatku gila!" segera dilumatnya bibir merekah milik pemuda itu, agresif, seperti orang yang sangat kelaparan. Kyuhyun kewalahan mendapati perlakuan tidak normal pria itu. Ia hampir tak bisa bernafas. Salivanya berceceran ketika pria itu memaksa masuk dan bergerilya di rongga mulutnya, menyapu setiap inci mulutnya dengan lidahnya yang panjang.

Panas. Kyuhyun menggelinjang dibuatnya. Ciumannya sangat posesif kali ini. Entah sejak kapan Kyuhyun memejamkan matanya dan membalas ciuman itu tak kalah panasnya. Hingga ia tersadar pria itu menyentuh bagian dadanya.

Ini tak boleh!

Kyuhyun mendorong mundur tubuh Siwon dari dekapannya. Menjauhkan pria itu sebisa mungkin sekarang. Paza itu menatapnya kecewa. "maaf aku tak bisa. Ini terlalu cepat, Tuan Choi!"

Sosok pucat itu pergi meninggalkan Siwon sendiri di ruangannya. Pria itu masih tak percaya dengan perlakuannya dan perkataan pemuda itu barusan. Benar! Ia terlihat seperti pria mesum yang memanfaatkan keterpurukan seseorang. Ia menyakiti pemuda itu. Bercinta tanpa cinta.

Terlebih, makhluk pucat itu berstatus pria.

.

.

.

Paza Vesnica

.

.

.

Mendekatlah Markus! Mendekatlah. Aku menunggumu!

.

Kyuhyun POV

Panas. Apakah musim dingin di kota Chichester sudah berakhir? Aku membuka mata, mengerjap sesekali untuk mendapatkan kesadaran yang sempurna. Hal yang pertama ku lihat adalah langit-langit kamar dengan hiasan lampu Kristal yang masih tampak redup di retina mataku. Kamar baruku di kastil Choi Siwon, bukan apaertemen usang yang selama ini ku tempati di kota mati, Wakefield. Kurasakan tubuhku sedikit kaku, susah untuk digerakkan. Apa ini ada kaitannya dengan mimpiku tadi? Bayangan yang diselimuti tabir hijau itu terus memanggilku untuk mendekat. Ruangan itu lembab dan gelap sehingga aku tak tahu harus melangkah kemana. Tapi aku masih berada disini? Tentu saja hal itu hanya mimpi, mimpi yang biasa menghantuiku semenjak aku beranjak remaja. Bedanya, mimpi itu kini semakin berkembang, memberikan potongan-potongan baru yang makin ku tak paham apa artinya. Ku pejamkan lagi mata ini untuk beberapa detik, menghilangkan sisa-sisa mimpi agar tubuhku dapat ku komando sepenuhnya.

Satu, dua, tiga. Tiga menit waktu yang cukup lama untukku menutup mata tanpa terlelap. Tubuh ini masih saja terasa kaku, berat. Hei aku sudah mendapatkan kesadaran sepenuhnya! Tapi mengapa jasad ini tak mau di ajak kompromi? Kucoba menggerakkan jemariku, ada benda berat yang menahan. Ini tak benar! Kubelalakkan bola mataku yang memang sudah besar, masih langit-langit kamar yang sama. Aroma citrus memenuhi indra penciumanku. Ada yang bernafas selain diriku disini. Ya! Di puncak kepalaku ada yang bernafas pelan. Kucoba menggerakkan tanganku lagi. Nihil. Masih sukar digerakkan, ada tangan makhluk lain disini, dan aku sangat mengenalnya. Tuan Choi. Tangan besar dengan jari-jari panjang sedikit kasar, dan sangat dingin. Beruntung mataku masih bisa digerakkan. Meskipun agak susah, kucoba menggerakkan kepalaku sedikit ke kiri. Bingo! Memang tubuh ini yang mengunciku dalam pelukannya. Aku seperti bantal gulingnya saja. Ku dongakkan sedikit lagi kepalaku agar dapat melihat pahatan wajah sempurnanya, dia tampak damai dalam tidurnya. Sebenarnya aku ingin marah karena ia telah lancang masuk dan tidur di ranjangku tanpa izin terlebih dahulu. Tapi, melihat wajahnya yang begitu polos dan teduh saat terlelap seperti ini membuatku tak tega membangunkannya. Entah apa yang salah pada peredaran darah dan jantungku, kurasa, mereka berpacu terlalu cepat. Ada sensasi aneh ketika memandang pria ini lebih dalam. Hatiku berdebar, eh?

Tubuhnya menggeliat, mengejang sekejap untuk mendapatkan sensasi kenikmatan bangun tidur. Bibirnya tipisnya menguap lebar dengan tangan besarnya yang mengusap-usah kedua kelopak matanya.

Lucu sekali. Seperti mendengar pikiranku, matanya terbelalak, terkejut sekaligus tersipu malu melihatku yang sudah lebih dulu terjaga darinya.

Ketahuan menguntit, eh? Ujarku dalam hati. Aku yakin dia juga pasti mendengarnya. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah masam.

Aku kemari karena kau mengigau sepanjang malam. Kini pria dingin itu sudah memunggungi tubuhku. Dia bisa seperti ini juga ternyata? Tapi bukankah ini sangat menggemaskan?

Kau mengkhawatirkanku, Tuan Choi?

Tentu saja! Karena aku sudah berjanji akan menjagamu, bodoh!

Hei aku tak terima dikatai bodoh, tapi melihat perhatiannya yang terbilang cukup aneh ini aku mengurungkan niat mengamuk di pagi ini.

"bersihkan dirimu, dan turun ke ruang makan!" pria itu beringsut dari tempat tidurnya, berjalan ke arah pintu tanpa melihatku lagi.

"Tuan Choi!" panggilanku berhasil menghentikannya. "terima kasihsudah menjagaku!" ia hanya mengangguk tanpa membalikkan tubuhnya untuk sekedar menatapku. Ck! Dasar pria dingin.

POV End

.

.

Lee Hyuk Jae dan Myra saling pandang. Pikiran mereka sama. Tertuju pada tuannya. Choi Siwon sejak turun dan mengambil sarapannya di meja makan tak bergeming sedikitpun dari pandangannya pada benda oval sedikit mengerucut di puncaknya, yang bergelayut di leher jenjang Kyuhyun, pemuda yang beberapa pekan ini menjadi warga baru di kastil Clianta.

Cho Kyuhyun, bocah itu buta atau apa? Dia bahkan tak menyadari pria bertubuh jangkung dengan kadar ketampanan yang tak bisa disaingi oleh manusia normal, sejak tadi memandangnya yang sedang asyik menghabiskan sarapan terlezat pagi ini.

"Myra, ada apa dengan penjagal iblis itu?" bisik Lee Hyuk Jae pada wanita berambut bergelombang di sampingnya.

"entahlah. Aku tak pernah melihat Tuan Choi mematung seperti itu" wanita itu membalas bisikan pria sipit yang sejak dulu dicintainya.

"apa anak itu tengah membayangkan sesuatu yang yadong?" bisiknya lagi, setengah mencibir.

"Tuan Lee" wajah wanita itu memerah mendengar perkataan polos yang terlontar begitu saja dari mulut Lee Hyuk Jae.

"ikut aku!" suara berat namun terdengar begitu lembut mengagetkan dua insan yang sedang berbisik ria berbagi argumen tentang pemilik kastil ini. Pandangan mereka sama, melirik bergantian pemuda bertubuh ringkih yang tengah diseret paksa oleh pria dingin bernama Choi Siwon, berjalan keluar rumah. Kedua orang yang tersisa di meja makan itu dapat melihat jelas bagaimana Cho Kyuhyun meronta minta dilepaskan dari genggaman Siwon karena hall ini memang tak berpintu.

"yakk! Lepaskan tanganku, Tuan Choi! Aku belum selesai sarapan!" pekikan memekakkan telinga itu berhasil menghentikan langkah Siwon. Pria itu memandang tajam ke manik mata sosok ringkih di belakangnya.

"aiiishh! Tunggu disini!" dia berdecak kesal kemudian berlari kembali ke bangunan putih itu. Pijakannya mantap melewati bebatuan koral yang tersusun sembarang di pinggiran kolam.

Tak sampai lima detik, Paza itu sudah kembali ke hadapan Kyuhyun. Ia menyodorkan segelas tinggi susu putih dan beberapa potong roti isi yang dibuatkan Myra pagi ini.

"kau!" Kyuhyun terbata melihat tingkah pria ini.

"sarapan di mobil saja! Kita harus cepat!" ujarnya tanpa mempedulikan ekspresi tak percaya dari pemuda itu. Didorongnya tubuh Kyuhyun pelan menggunakan sikunya karena tangannya sudah penuh dengan sarapan

Ya Tuhan! Pria ini!

ditunggu comment and reviewnya ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~