time

Paza Vesnica (WonKyu Vers)

haloo

Paza Vesnica kembali..

trims buat readers yang masih setia nungguin cerita ini dan mensupport tentunya.

yah, sekali lagi author tekankan bahwa ini murni karya author tanpa colek sana sini.

kalo ada yang bilang kok kayak remake?

tolong tunjukkan bukti ya ^^

ane udah bertaon2 berkecimpung ama novel roman dan sastra lama..

so beginilah gaya bahasa ceritaku..

well,, sukur2 nih punya waktu luang bisa update agak pagian.. biasanya kan jam 12 tettt.. HAHAHAH

beteweh,, kalian seru2 dan bikin semangat author.. thanks yaaww

meskipun lebih banyak lg yang belom TOBAT jadi silent readers..

abis lebaraan wooo.. masih aja buat dosa kkkkk

 

eniweh.. kayaknya readers AFF gak bersahabat nih ama author..

readersnya kebangetan.. habis manis sepah dibuang

abis baca langsung tinggal..

hiks hiks..

 

jadi author mau minta saran nih ke readers..

APA SEBAIKNYA PAZA VESNICA DI AFF TIDAK DILANJUTKAN??

 

so,, selamat menikmati ya..

jangan lupa comment and review..

salam cikcik dari author ^^

Jalan berbatu penuh debu dilintasi sebuah mercy hitam yang tampak mencolok dari keadaan sekitarnya. Kuda hitam yang baru saja keluar dari tempat perawatan mobil paling terkenal di Chicester itu kini kembali kumal. Beberapa kali benda mewah itu mengalami guncangan kuat akibat jalan aspal yang berlubang. Sosok pemuda pucat sukses membuat si empunya mobil hitam itu marah besar karena tak sengaja menumpahkan sisa susu di celana denimnya. Jika saja mobil itu tidak kedap udara, mungkin setiap orang yang melintas di dekatnya akan menutup telinga dan memandang heran pada dua orang yang ada di dalamnya.

Cho Kyuhyun, nama pemuda berkulit pucat dengan mata bulat dan iris coklat kucing yang menawan. Tak ada sedikitpun garis oriental seperti tercermin dari namanya di wajah menawan itu. Sebenarnya pemuda itu tidak terlalu tampan, tapi ia memiliki daya tari luar biasa, walau hanya dengan memakai pakaian sederhana dan tanpa polesan make up di wajah sekalipun. Sesekali ia mencuri pandang pada pria di sampingnya. Pria jangkung dengan dada bidang dan kulit kecokelatan. Matanya tajam dan bening seperti malam. Sayang, mata itu begitu sendu dan dingin tanpa ekspresi. Dalam hati, Kyuhyun merasa sedikit di untungkan dengan kemampuan membaca pikirann yang muncul baru-baru ini, karena sedari tadi ia mendengar gerutuan pria itu. Kyuhyun tersenyum kecil sambil menutup mulutnya. Ia tak ingin pria ini bertambah kesal padanya.

Mobil itu akhirnya berhenti di dekat sebuah minimarket yang papan namanya sudah hampir lepas. Kyuhyun mengenali tempat ini, ia menyusul membuka pintu mobil ketika melihat Choi Siwon, pria dingin itu sudah lebih dulu keluar dan berdiri di depan sebuah gang kecil, membaca papan namanya. Pria itu memandang malas sosok pucat yang mendekat ke arahnya dengan takut-takut.

"ayo!" suaranya bass membuat Kyuhyun sedikit tenang. Siwon, pria itu mengulurkan tangan besarnya pada Kyuhyun. Setelah mendapat sambutan, digenggamnya erat jemari panjang itu sebelum akhirnya mereka berjalan memasuki gang bersama. Tanpa mereka sadari, sosok berkerudung hitam tempo lalu ternyata berhasil mengikuti mereka kembali, seringaian mengerikan dan kehausan akan sesuatu terpancar dari sorot matanya. Mata yang tak bisa dikatakan indah.

Siwon melirik ke belakang, membuat Kyuhyun juga menghentikan langkahnya. "ada apa Tuan Choi?"

"tidak. Ayo!" ajaknya, mereka kembali berjalan.

Rumah itu masih tampak sama seperti mereka pertama kali melihatnya. Siwon berjalan mengekor di belakang Kyuhyun. Tumben sekali pria ini berjalan di belakang, biasanya dia akan memandu jalan di depan. Mereka melangkahkan kaki menuju teras rumah, menghampiri pintu dan menekan tombol putih yang terpajang di dinding. Kyuhyun melirik ke kanan, lagi-lagi ia mendapati pria itu tengah memandang ke seluruh penjuru.

"Tuan Choi?" Siwon menangkap cepat garis mata pemuda di sampingnya. Ia tersenyum tipis.

Cklek! Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya menyembulkan kepalanya, melihat siapa yang bertamu di tengah terik matahari seperti ini. Air mukanya berbinar ketika mendapati keponakannya yang berkunjung bersama pria yang sama.

"Kyuhyun!" serunya sambil memeluk erat pemuda ringkih yang tersenyum lebar mendapati bibinya ini dalam keadaan sehat. Siwon hanya diam, memandang dua keluarga beda usia itu dengan datar. Kyuhyun berjalan ke ruang tamu setelah dipersilahkan masuk oleh si empunya, sementara Siwon masih tertinggal di ambang pintu.

Ia menghilang! Batin Siwon sekali lagi memastikan keadaan di luar, kemudian mengikuti jejak Kyuhyun menuju ruang tamu.

"apa yang kau katakan, Tuan Choi?" nada wanita itu meninggi, tak senang dengan perkataan yang baru saja dilontarkan pria dingin yang berdiri memandang keluar dari tirai jendela. Sementara Kyuhyun tertunduk lemas di Sofa empuk yang tersedia di ruangan tamu.

"kau tahu waktunya tak banyak lagi kan?" tuduh pria itu dingin.

"kau!"

"aku hanya meminta sesuatu darimu. Berapa lama lagi waktu yang ia miliki?"

Erica terdiam dengan perkataan Siwon yang begitu menuntut. "kau pasti dapat membacanya, Erica!" Paza dari negeri Cichester ini melembutkan suaranya. Ada nada memohon disana. Erica, wanita itu memandang tak tega pada peri kecilnya yang sedari tadi menundukkan kepalan, meremas kuat jemarinya sendiri. Ia tahu pemuda itu pasti sangat terpukul mendengar percakapan yang dibangun oleh pria kaya raya ini.

"Kyuhyun" panggilnya. "kemarilah, nak!" Erica merangkul pundak pemuda itu penuh kasih sayang, tak lama dilepaskannya kontak mereka. Perhatian Erica kemudian berpindah pada benda yang menggantung di leher jenjang Kyuhyun. Memegang bandul hijau itu dan memejamkan matanya sendiri. Siwon menatapnya intens dari kejauhan. Dilihatnya wanita itu bergumam tak jelas, membaca ayat agar memperkuat kemampuan pandangannya.

Lelehan cairan bening keluar dari pelupuk mata wanita yang sudah mulai menua itu, hingga tak lama setelahnya ia membuka kelopak matanya perlahan. "Tuan Choi. Kalung itu mulai menghitam, kalian harus cepat menemukan dua pusaka lainnya!" ujarnya menuntut, raut ketakutan terpancar jelas di wajah keriputnya.

"berapa lama waktunya?" Siwon mendesis penuh penekanan. Kyuhyun menatap bibinya, yang juga memandangnya ngeri.

"dua purnama" hati Siwon mencelos. Sial!

Bab 8

KAMBING HITAM

"BEDEBAH!"

BLAARRR!

Kilatan merah membelah gelapnya malam. Terdengar bunyi gesekan yang berganti debuman keras menghentak bumi. Pohon beringin dengan akar-akar yang menjulur panjang di kitaran danau itu tumbang tak berdaya. Percikan api biru menyambar dahannya membuat rambut tumbuhan itu terbakar dengan cepat. Danau hitam itu kini menyala, memantulkan benda raksasa yang terbakar beberapa meter dari tempatnya bersemayam. Musim dingin yang masih melanda Inggris Raya sama sekali tidak tercermin malam ini, semua begitu panas membakar.

Pria bermata sehitam malam itu berjongkok di tengah danau, telapak kakinya yang panjang terbalut sepatu kulit bernilai jutaan dolar menjejak manja di permukaan air. Dengan santainya ia menunggu sesuatu yang hendak dimuntahkan oleh mulut lebar perairan itu.

DUAARRRRR!

"Aaaaarrrrgggh!" auman keras disertai debaman air keluar secara paksa dari dasar danau. Sosok mungil dengan taring mencuat di kitaran bibirnya membuat makhluk itu terlihat menyeramkan. Ia mencekik kerongkongannya sendiri seolah ada yang menyumbat di dalam sana.

"aku tak punya urusan denganmu, Paza!" seru makhluk itu tersendat akibat sesuatu yang menjalar di kerongkongannya. Ia tampak sangat tersiksa.

"menjadi urusanku jika kau berani mengintai tempat peristirahatanku!" pria itu berkata dingin, sedingin wajahnya yang kini nyaris berwarna kemerahan karena nyala api di dekatnya.

"aku hanya lewat!"

"pendusta! Kau hampir membunuh temanku!"

"kau berteman dengan makhluk hina itu, eh?"

"bedebah! Tak ada makhluk di dunia ini yang hina selain kaummu, brengsek!"

"aaaaahhhgggh!" Siwon melesat cepat, menghantam perut makhluk itu dengan tinju sekuat batu.

"apa yang kau inginkan, makhluk hina?"

"aku menginginkan anak itu!"

"apa maksudmu?"

"dia milik kami! Kau tak akan bisa menyembunyikannya terus, Paza." Seringaian bahagia tergambar di raut wajah makhluk keperakan dengan sisik batu yang kini telah berlumuran cairan putih bening. Kurasa itu darahnya.

"jangan harap!" ujar Siwon dingin, mendekatkan jarak antara mereka. Seringaian mengerikan yang menjadi ciri Khas pria itu membuat sosok di dekatnya membelalakkan mata. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"por el biende tenerla nochegrandeza, malditacriaturas inferioresque contaminanla tierra.de fusión. se rompió yse ahogaen el infierno."

"tidak! Tidak! Jangan lakukan itu!" ceracau iblis itu ketika Siwon telah mengunci tubuhnya, membuat ia tak berdaya menjauhkan tubuhnya dari jangkauan makhluk abadi penjemput nyawanya.

"terlambat, sobat! PAZA VESNICA!"

BLAAARRR!

"AAAARRGGHH!"

Lebur. Makhluk itu perlahan lenyap dari pandangan. Siwon sedikit terhuyung ke belakang, membuat dirinya terhempas ke dalam danau. "tak akan kubiarkan kalian merebutnya dariku."

"Tuan Choi!" sosok wanita bertubuh tinggi ramping menghampiri pria muda bernama Choi Siwon, pemilik perusahaan percetakan dan wine yang tersebar di beberapa negara belahan dunia, kini berjalan gontai dengan tatapan mata liar.

"bagaimana keadaannya, Myra?"

"dokter sedang menanganinya, Tuan" bahu wanita itu berguncang dalam dekapan Siwon. Ia sangat rapuh kali ini. Tanpa ada paksaan sedikit pun, pria dingin itu memeluknya dengan penuh kasih. Memberikan sedikit kehangatan dan perlingdungan bagi wanita yang selama ini dijaganya dalam bayangan.

Myra Adam, gadis kecil yang kehilangan orang tuanya akibat kecelakaan maut yang sebenarnya adalah ulah campur tangan iblis karena tak menyukai keturunan mereka yang suci. Ayah dan ibu Myra adalah keturunan asli bangsa Lingua, penjaga tak terkalahkan sepanjang sejarah peradaban raja Dominich dua abad lalu. Tangan-tangan dingin mereka mampu menumpas setiap kejahatan yang hendak memerangi kerajaan besar mereka. Ilmu sihir yang mereka miliki sempat membuat beberapa kaum peramal dan dukun yang bersekutu dengan iblis kewalahan, membuat bangsa mereka menjadi incaran nomor satu dalam misi iblis kala itu. Siwon, tak berhasil menyelamatkan sepasang suami istri yang terjatuh ke dalam jurang akibat pertempuran sengit melawan iblis-iblis biadab yang dengan kejinya membakar mereka hidup-hidup dalam sedan putih yang ditumpangi keluarga Adam. Beruntung pria ini masih dapat menyelamatkan satu nyawa tak berdosa yang berada di jok belakang kendaraan. Tubuh gadis berambut pirang itu menggigil ketakutan. Terlalu banyak hal tabu yang ia lihat. Entah apa yang ada dalam benak Paza satu ini kala itu, ia tertarik pada gadis kecil yang bahkan umurnya belum menginjak usia sebelas tahun.

Oh tidak! Ia tak mungkin mengidap fedopilia! Tapi kecantikan gadis kecil itu sempat membutakan mata hatinya. Untuk ukuran seusianya gadis itu telah berkembang terlalu cepat. Ia memiliki tinggi 160 sentimeter dengan badan yang hampir berbentuk sempurna. Kalap. Hanya itu yang dirasakan pria berambut gelap sebahu kala itu, ia tak mungkin menjaganya, membawanya ke rumah dan membesarkannya. Siwon masih trauma akan makhluk yang bernama wanita. Lagipula pria ini tak suka anak kecil. Gadis kecil itu dibawanya ke sebuah gereja Katolik tak jauh dari tempat terjadinya pertarungan maut yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, menitipkannya pada seorang pastur yang menjadikannya Biarawati sekarang ini. Hampir setiap minggu Siwon selalu berkunjung dan menitipkan beberapa bingkisan pada perawat senior untuk gadis itu, dan memeriksa jika sewaktu-waktu gadis itu butuh bantuan. Siwon jugalah yang membiayai gadis itu bersekolah hingga mendapatkan gelar dokter dari perguruan tingginnya. Myra, selama sembilan belas tahun ini masih tak mengetahui siapa donatur yang selalu melengkapi segala keperluannya. Ia juga tak dapat mengingat jelas, siapa sosok bertubuh tinggi tegap dengan aura menyilaukan yang telah mengulurkan tangan untuknya, membawanya jauh dari pertempuran dan menitipkannya pada orang-orang yang tepat.

Sulit bagi Siwon untuk menghilangkan kegilaan yang membuncah dalam dirinya akan Myra, penerus terakhir bangsa Lingua, hingga ia merasa perasaannya mulai luntur perlahan di telan masa. Kini rasa yang tersisa adalah rasa kasih sayang seorang kakak pada adiknya, meskipun pria ini tak dapat dikatakan pantas untuk menjadi kakak di usianya yang menginjak angka ribuan tahun.

Pria itu mengelus pelan punggung yang ditutupi rambut pirang Myra, membuatnya senyaman mungkin. Dari balik punggung indah itu, dilihatnya sosok yang sedari tadi menekukkan kepalanya menghadap lantai. Satu lagi sosok yang mengganggu nuraninya. Meskipun pria, sosok itu juga lemah. Bahkan lebih lemah dari Myra yang kini berada dalam dekapannya. Hati Siwon mencelos, bagaimana ia dapat menenangkan dua hati sekaligus, sementara hatinya sendiri tak karuan akibat Lee Hyuk Jae, sahabat sekaligus keluarganya kini terbaring lemah dalam ruang gawat darurat.

Cklek! Pintu ruangan serba putih itu terbuka, menampakkan sosok pria bertubuh semampai yang memakai kacamata tebal dan masker hijau penutup mulut. Satu, dua, tiga pasang mata menatapnya penuh minat. Siwon lah yang berhasil lebih dulu menghampirinya.

"bagaimana keadaannya, Dok?" mata pria itu menatap nanar sosok berwibawa yang baru keluar dari kamar pasien.

"lukanya sangat parah. Bagaimana bisa ia mendapatkan luka bakar yang membeku di dalam permukaan kulitnya. Baru kali ini ku lihat ada luka bakar semengerikan itu. Beruntung ia pria yang kuat, sehingga dapat bertahan hidup sampai sekarang."

Lega. Ada hawa sejuk yang menyinari hati Siwon. Lee Hyuk Jae, Monyet itu tak jadi mati, eh?

"bisakah kami menjenguknya sekarang?"

"tidak, sebelum ia dipindahkan ke ruang ICU"

Siwon membungkuk, berterima kasih pada pahlawan berbaju putih yang berhasil membawa Lee Hyuk Jae selamat dari ambang kematian. Ia teringat pada Myra, wanita yang menaruh perasaan begitu besar pada sahabat karibnya. Tersenyum, hanya itu yang dilakukan Siwon. Hanya dengan guratan kecil di bibirnya, pria itu dapat menghentikan tangis Myra yang sedari tadi mematung di tempatnya. Matanya yang kosong kembali menunjukkan cahaya keteduhan.

"temui dia," ujar Siwon datar namun penuh kehangatan. Tak perlu menunggu lama, gadis pirang itu berlari mengikuti troli yang membawa Hyuk Jae menuju ruangan lain.

Nona Cho! Matanya cepat menangkap sosok lemah yang bersandar di dinding ruang operasi Hyuk Jae beberapa saat lalu. Sosok itu masih sama, menekuk lutut dan menenggelamkan wajahnya disana. Nyaris tak menimbulkan suara, Siwon mendekati Kyuhyun, berjongkok tepat di hadapannya. Ditatapnya lekat tubuh tak berdosa itu, Indra penciumannya tergoda oleh harum shampoo yang digunakan pemuda itu. Membuatnya tak kuasa mendaratkan tangan besar miliknya ke puncak kepala pemuda bermata bulat satu ini.

"dia selamat" pelan, namun Kyuhyun dapat mendengarnya dengan jelas. Hening. Tak ada jawaban, sosok ringkih itu masih tak bergeming.

"mereka mulai menyerang," ujarnya kemudian.

"semua kan baik-baik saja!"

"tinggalkan aku, Tuan Choi!"

"semua kan baik-baik saja!"

"appa meninggal karena aku, sekarang Hyuk Jae hyung! Selanjutnya siapa lagi? Siapa lagi yang akan menjadi korban karena aku dan kalung ini?!" Kyuhyun memekik histeris, tangisnya pecah, menumpahkan segala kesalahan pada diri sendiri.

Siwon merengkuh tubuh rapuh itu dalam dekapannya. Tak ada penolakan. Bahkan pemuda pucat itu terkesan menikmati, hanya Siwon yang dapat membuatnya begini.

Erat. Pelukan itu bahkan lebih erat dibandingkan perekat sekalipun. Ini kali kedua dalam hidupnya Siwon seseorang seperti ini. Tidak seperti ia memeluk Myra tadi.

"aku telah berjanji akan menjagamu. Semua akan baik-baik saja!" tak ada jawaban, namun Paza ini tahu benar, pemuda ini sedikit lebih tenang setelah mendapat perlakuan lembut dari manusia abadi bertampang rupawan sepertinya.

Deburan ombak memekakkan telinga seorang pria dengan pahatan wajah nyaris sempurna tak bercela sedikitpun. Rambut sebahu gelapnya tersibak lembut di kepala. Mata sehitam malamnya terbingkai pasti pada sebuah kaca berwarna hitam besar yang makin menambah kadar ketampanannya. Bibir tipis kemerahan miliknya mengecap lembut air dari sari buah yang difermentasi selama puluhan tahun. Ia sangat menyukai campuran persik dan pisang yang kini tengah di sesapnya.

Siwon berdiri mematung di pinggiran dek yacth yang ditumpanginya. Sejauh mata memandang hanya ada laut dan langit dengan guratan biru tipis di atasnya. Percikan air yang menghempas pinggiran kapal membuat hatinya berdesir. Sejatinya, pria ini tak menyukai laut. Kenangan lalu kembali menari riang di otak kecilnya. Hidupnya berakhir disini. Laut membuat kepalanya sakit, dan tulang-tulangnya seolah tak mampu menopang daging yang melekat membentuk susunan tubuhnya. Sebanyak apapun ia menenggak wine yang berada di genggaman tangan kanannya, tak kan membuat bayangan dan perasaannya membaik. Mual. Ia ingin muntah.

"Tuan Choi!"

"Senorita! Tunggu aku!" seorang pria muda bertubuh tegap dengan wajah rupawan mengejar bayangan gadis bergaun putih dengan rambut yang digelung ke atas. Mereka tertawa sambil bercengkerama. Dapat. Kini wanita yang memiliki kulit pucat itu berhasil didekapnya. Mereka berpelukan erat sekali.

"aku mencintaimu, seno! Te amo!"

Kyuhyun, pemuda berkulit pucat dengan bulu mata lentik dan iris berwarna coklat kucing yang menghias di tengah bola matanya berjalan mundur beberapa langkah. Choi Siwon. Pria itu mencintai wanita lain?

"nona Cho?" Siwon terperanjat mendapati pemuda yang baru beberapa detik lalu menepuk pundaknya kini seolah baru saja melihat hantu di hadapannya. Kyuhyun tergagap tak tahu harus berkata apa. "gwenchana?"

"ne, gwenchana!" Kyuhyun berbalik dan berlari kecil ke dalam kapal. Siwon yang tak mengerti hanya menatap punggung pemuda itu dengan aneh.

Ada apa dengannya?

Sesak. Ada rasa tak rela membuncah disini! Kyuhyun meremas kuat kaus yang melekat di tubuhnya. Melihat kilasan bayangan tadi membuat hatinya ngilu. Pria bernama Choi Siwon tak pernah bersikap lembut dan tersenyum tulus padanya seperti yang ia tunjukkan pada wanita dalam bayangan itu. Bodoh! harusnya aku menyadari itu! Cho Kyuhyun! Jangan pernah berharap banyak pada siapa pun, itu akan membuatmu semakin terluka!

Tok. Tok. Tok. Terdengar ketukan pintu dari luar kamar. Segera Kyuhyun menghapus air mata yang mengalir deras di pipinya. Ia beranjak menuruni ranjangnya dan menuju ke arah pintu.

Cklek! Ketika pintu terbuka, sosok yang menjadi objek utama tangisan Kyuhyun siang ini berada tepat di hadapannya.

"kau menangis?" tanyanya datar, namun ada rasa khawatir berlebih disana. Pemuda itu tersenyum samar. Sejujurnya, ia tak ingin menemui pria ini sekarang. Bayangan tadi membuatnya terlalu shock dan bingung akan perasaannya sendiri. Sepertinya ia mulai menaruh hati pada Paza Vesnica satu ini.

"apa mimpi itu menyerangmu lagi?"

"tidak!"

"lalu?"

"ku rasa kau terlalu banyak tahu tentang kehidupanku, Tuan Choi"

"ah! Maafkan aku!" Siwon menatap bingung pemuda di hadapannya. Kyuhyun sangat dingin hari ini, tepatnya setelah menepuk pundaknya tadi. "sepertinya kau sedang tidak ingin diganggu, aku permisi."

Kyuhyun hanya mengangguk mengiyakan. Siwon yang telah berjalan beberapa langkah menjauhi kamar itu masih berpikir keras mencari celah apa penyebab perubahan sikap pemuda pucat itu. oh tidak! Jangan katakan kalau dia melihat bayanganku! Siwon berbalik menatap pintu kamar yang telah tertutup. Entah mengapa ia ingin sekali marah karena bayangan itu. Selama ini, ketika bayangan itu menyerang, ia akan menjadi makhluk lemah yang tak kuasa menolak segala putaran film mengenai kenangan masa lalunya. Tapi hari ini, ia begitu marah karena bayangan itu dilihat oleh Kyuhyun. Sosok yang sejatinya menjadi incaran para iblis dan harus dilindunginya. Demi tugasnya sebagai Paza dan juga demi sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, Siwon menggeretakkan rahangnya, ia mengutuk dirinya sendiri. Bodoh!

Drrrt. Drrrt. Benda pipih berwarna hitam bergetar di atas bufet kecil dekat tempat tidur kamar yacth. Siwon menatap malas ponselnya, diambilnya asal benda itu. Ketika melihat nama yang tertera di layar, raut wajahnya berubah dan dengan cepat tangannya menekan tombol jawab.

"El, ah! Siwon! Apa kau dalam perjalanan kemari?" suara merdu milik seorang pria terdengar dari kejauhan

"hem, aku sedang dalam perjalanan bersama anak itu, kami menaiki yacth."

"yacth? Kau-"

"aku baik-baik saja, Lee Donghae! Iblis itu tak akan berani menyebrangi lautan."

"kurasa kau keliru, Siwon. Yunho baru saja mengabariku bahwa ia melihat beberapa iblis menyebrangi lautan dari Atlantis"

"apa maksudmu?"

"mereka mengincar anak itu! Kapan diperkirakan waktu kedatangan kalian di Cina?"

"Besok pagi. ! Kenapa si Beruang itu tidak memberitahuku kalau iblis-iblis itu menyebrangi Atlantis?"

"dia sudah beberapa kali menghubungimu, Siwon, mungkin kau yang tidak tahu. Behati-hatilah disana. Aku takut terjadi sesuatu pada kalian. Ingat dik, kekuatan Paza Vesnica melemah di atas lautan!"

"aku tahu"

BIP! Sambungan telepon diputuskan Siwon. Bagaimana ini? mendadak ia menjadi gusar. Keputusannya menaiki kapal untuk pergi ke Cina ternyata meleset. Iblis-iblis itu berani sekali mengubah takdir dengan taruhan melumpuhkan kekuatan mereka sendiri. Siwon tahu betul, pasti yang diincar mereka adalah Kyuhyun dan kalung itu. Dipejamkannya sepasangan mata indah yang melekat indah di wajahnya. Ia harus istirahat untuk mengumpulkan tenaga. Berada di tengah laut membuat tenaganya terkuras dan mudah lelah.

"aaarrghhh!"

Kyuhyun! Siwon terbelalak mendengar teriakan yang begitu tiba-tiba membelah kesunyian malam. Secara serampangan ia menghambur menuju kamar yang hanya beda beberapa pintu dari kamarnya. Nafas pria itu memburu, pedang perak tergenggam erat di tangannya. Untuk pertama kali dalam kehidupannya setelah kebangkitan ia merasa takut. Di tatapnya nanar pintu yang beberapa langkah lagi berada dalam jangkauannya. Perasaan takut itu makin membesar.

BRAKK! Pintu terbuka secara paksa. Tak ada apapun disana. Termasuk penghuni kamar.

"Kyuhyun!" pekik Siwon berusaha menemukan penghuni kamar yang ia jumpai beberapa jam lalu. "Cho Kyuhyun jawab aku!"

Nihil. Tak ada apapun disana. Siwon mengedarkan pandangannya. Jendela itu! terdapat sobekan kasar di tirai jendela yang menghubungkan langsung ke dek belakang kapal, tampaknya digunakan secara paksa. Cepat, Siwon juga melompat keluar dari tempat yang sama digunakan oleh sosok sebelumnya.

Kyuhyun kumohon jawab aku! Frustasi, itulah yang dirasakan pria bertubuh sempurna ini. Matanya berputar sembarang, menyisir seluruh tempat yang mungkin akan menghubungkannya dengan pemuda bermata kucing itu.

"aaaaaaaarrrrgghh!" pekikan itu terdengar lagi. Mata Siwon bergerak liar mencari sumber suara.

"bedebah!" pria itu mendesis tajam. Mata sehitam malamnyanya menangkap sosok pucat yang dikhawatirkanya berada dalam cengkeraman iblis bertubuh merah menyala dengan ekor api yang menjuntai di belakang tubuhnya.

Siwon melesat cepat, mengeratkan genggaman pedang perak di tangannya. Ingin sekali ia melumat habis makhluk terkutuk yang kini tengah membahayakan keselamatan miliknya. Iblis itu menyeringai ketika menyadari seorang Paza Vesnica tengah memburunya dengan membabi buta. Dikepakkannya sayap yang lebih mirip kerangka berselaput tipis di punggungnya. Kyuhyun diseret paksa mengikutinya.

"Tidaaaakk!" raung Siwon melihat iblis itu berhasil terbang dan membawa Kyuhyun bersamanya. Siwon menelan ludah menatap ke bawah. Ia tengah berada di pinggiran dek kapal, sementara sejauh mata memandang hanya ada laut. Benda yang sangat ditakutinya. Traumanya menbuncah berkali lipat. Bayangan akan kematian, pemberontakan, dan peperangan itu kembali menari riang di benaknya. Ia sangat lemah, tapi pemuda itu, sosok bernama Cho Kyuhyun, pemuda cerewet dengan mata bulat dan rambut coklat ikal sangat membutuhkan bantuanya. Ia tak akan pernah rela menyerahkan anak manusia itu pada jajaran iblis, makhluk paling hina di dunia. Siwon tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada pemuda itu.

Dengan lutut yang gemetar, ditatapnya lekat langit malam nan gelap di atasnya. Kaki berselimut kulit jutaan dolat miliknya menaiki pembatas kapal, meringankan tubuhnya, melayang, terbang dan melesat mengejar sosok merah menyala yang membawa kabur pemuda yang sangat ingin dilindunginya.

Tuhan! Aku tak pernah mempercayai dirimu ada. Aku tak pernah meminta kepadamu bahkan ketika aku menjadi abadi seperti ini. Tapi ku mohon, sekali ini saja! Kuatkan aku untuk menyeberangi tempat ini. Kokohkan tulang-tulangku agar tetap dapat menopang seluruh anggota tubuhku yang sudah hampir mati. Aku tak tahu! Tapi aku hanya ingin menariknya kembali dalam dekapanku. Setidaknya, kuatkan aku sampai tangan mungil itu kembali tergenggam erat di tanganku yang lama mati.

Sesak. Napas pria itu bergemuruh. Ia sulit mengatur pernapasannya. Ini seperti bukan tubuhnya. Bau air laut dan angin bercampur jadi satu menerjang indra penciumannya. Demi Tuhan! Kala itu juga Siwon tak dapat melawan takdir jika Tuhan akan mencabut nyawanya untuk kedua kali. Pria itu hampir putus asa, disaat ada seseorang yang sangat membutuhkan bantuannya, dirinya malah jatuh ke titik terendah.

Samar-samar Siwon melihat cahaya kemerahan berkelebat di depannya. Tak cukup jauh hingga ia menangkap sedikit keberanian untuk makin mempercepat lajunya mendekat ke arah cahaya merah yang hampir tenggelam di tengah pekatnya tak mempedulikan lagi keadaan diri dan bayangan-bayangan yang semakin kuat memenuhi otaknya. Kyuhyun membutuhkannya. Rahangnya menggeretak, dikumpulkannya segala keberanian dan kekuatan yang tersisa untuk menyerang makhluk yang tinggal beberapa jengkal lagi berada dalam cengkeramannya.

Dapat! Makhluk itu menggeliat menghindari serangan Paza dari negeri Chichester. Ia sangat hapal bahkan hampir muntah saking seringnya mendengar desas-desus tentang makhluk kelewat tampan di belakangnya. Paza yang meleburkan kaumnya dengan dingin tanpa ampun. Pria abadi itu termasuk dalam jajaran Paza terkuat yang ada di dunia.

"lepaskan aku, Paza! Aku tak ada urusan denganmu!" lengkingan yang memekakkan telinga bergaung dari mulut makhluk bertubuh merah menyala itu.

"menjadi urusanku, brengsek! Anak itu milikku!" Siwon menggeram. Amarahya mengalahkan segala ketakutan dan gemetar yang sedari tadi melanda jasmaninya.

"ini sudah menjadi takdirnya!"

"tidak akan pernah!"

Dentingan pedang beradu di udara. Iblis itu ternyata lebih kuat dari dugaan Siwon sebelumnya. Apalagi saat ini pria itu tidak dalam keadaan prima seperti saat-saat sebelumnya ketika ia berburu menjalankan tugasnya sebagai seorang Paza pelebur iblis. Siwon terhuyung ke belakang. Pertarungan itu masih berlangsung di udara. Kakinya semakin terasa berat, ia tak mampu bertahan di udara lebih lama lagi. Jika ingin selamat, ia harus melenyapkan iblis ini dengan segera. Diliriknya tubuh ringkih itu tak bergerak. Pemuda itu pingsan dengan goresan merah di sepanjang lengannya. Amarah Siwon benar-benar meledak. Sampai kapan pun ia tak akan pernah rela melihat pemuda pucat itu dalam keadaan menderita seperti ini. Kurang dari sedetik ia telah berada tepat di hadapan iblis merah itu, mencengkik lehernya dengan kuat. Tangan kokohnya berhasil membuat iblis itu kelimpungan. Siwon menerjang perutnya yang luput dari perlindungan, sebelum makhluk itu dapat menjauhkan diri, pedang perak berukiran rumit berhasil menembus dadanya. Iblis itu tercekat. Paza satu ini benar-benar kuat dan tak terkendali.

"lepaskan anak itu!" tuding Siwon, mengunci pergerakan iblis itu dengan mantra yang merayapi pedang perak miliknya.

"tidak akan pernah!"

"keparat! Aku akan meleburkanmu dengan cara paling menyakitkan di dunia!"

"percuma, Paza! Jika aku mati, masih banyak kaumku yang akan mengincarnya. Ini sudah takdirnya, Paza! Kau tak bisa melindunginya!" iblis itu terkekeh. Tetap terlihat angkuh meski nyawanya sudah di ujung tanduk.

"por el biende tenerla nochegrandeza, malditacriaturas inferioresque contaminanla tierra.de fusión. se rompió yse ahogaen el infierno."

Siwon bergerak mendekati makhluk merah itu, direbutnya tubuh lemah Kyuhyun yang tak sadarkan diri. Gumaman di mulutnya membuat tubuh merah itu menggelinjang hebat. Pedang perak yang tertanam di dadanya mengeluarkan cahaya putih jernih, begitu bersinar di langit malam.

"PAZA VESNICA!"

DUAAARRRR!

Benda merah meledak di langit pekat. Serpihan-serpihan api dari tubuhnya padam ketika menyentuh perairan. Siwon membopong tubuh ringkih yang kini terasa berkali lipat beratnya, karena pria itu sendiri dalam keadaan menderita. Ia mempercepat lesatannya kembali ke yacth yang ditumpanginya menuju daratan Cina. Matanya berkunang-kunang, pandangannya mulai kabur tak berfokus. Beberapa kali Siwon menggelengkan kepalanya untuk mendapatkan kesadaran. Matanya memicing menangkap cahaya kelap-kelip lampu yacth yang tampak kontras dengan laut hitam dan gumpalan asap gelap yang menggantung di langit.

"Tuan Choi!" suaranya terdengar sangat lemah namun Siwon dapat mendengar sayup tepat di telinganya. Anak ini sadar, eh?

"bertahanlah!"

BRUAAGHH! Tubuh Kyuhyun terhempas ke dek kapal dengan kasar, ia meringis kesakitan akibat luka goresan di lengannya bergesekan dengan lantai kapal. Detik berikutnya ia menyadari ada sesuatu yang salah, debaman keras terdengar dari bawah sana. Ada yang terjatuh ke perairan.

"Tuan Choi!" pekik Kyuhyun. Sekuat tenaga ia mencoba untuk bangkit dan menyeret langkahnya mendekati pembatas kapal. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, ia juga bersiap untuk loncat ke dalam lautan.

BUURRRHH! Satu lagi penyebab buih di lautan meningkat. Lautan itu begitu gelap dan dingin. Tulang-belulangnya serasa digerogoti oleh bongkahan es yang tak terhitung jumlahnya. Kyuhyun mencari sosok bertubuh tinggi yang baru-baru ini disadarinya begitu tampan dan tak ingin lepas dari pandangannya.

Inikah saatnya aku kembali padamu Tuhan? Setelah perburuanku selama ribuan tahun akhirnya Kau memanggilku kembali. Dingin. Tubuh dan hati ini mulai membeku. Samar-samar kulihat pantulan sinar bulan itu makin menjauh. Aku terjatuh semakin dalam ke dasar laut. Sama seperti kematian pertamaku. Terhempas ke dasar laut karena cintaku! Dan kini aku kembali terhempas karena seseorang. Dia bukan gadis, melainkan seorang pria. Sama sepertiku. pria yang bahkan aku tak tahu apakah hati ini telah berpindah padanya. Tidak. Cahaya itu semakin jauh dan raga ini tak lagi mengenali rohku. Inikah perjalanan menuju kematian? Begitu sakit tak tertahan. Setidaknya Kau telah memenuhi keinginanku, Tuhan! Menggenggam tangan mungil itu untuk terakhir kalinya.

"Choi Siwon!"

Suara itu! apa aku mulai mengigau di tengah sekaratku? Hingga diri ini berhalusinasi segila itu.

"Choi Siwon!"

Jemari panjangnya mengulur pada benda berat yang hampir menyentuh karang laut. Tangan besar itu ditariknya ke atas menuju permukaan. Sekuat tenaga pemuda itu mengayuhkan tangan kanannya agar terangkat ke atas. Sementara tangan kirinya memegang erat jemari kokoh yang nyaris tak bernyawa.

Aku bersumpah akan mengutuk diriku sendiri jika kau tak terselamatkan, Tuan Choi! Kumohon bertahanlah!

Kyuhyun mengepakkan kakinya sekuat tenaga. Menerjang gelombang air agar dapat naik ke permukaan. Dingin yang menusuk tulangnya tak lagi diindahkan. Bahkan air yang masuk ke dalam kerongkongannya sudah tak ia pedulikan lagi.

Cahaya apa itu? Begitu hangat menyambut tanganku. Silau. Makin lama cahaya itu makin menarikku. Apa ini yang dinamakan gerbang kematian?

to be cont..

bersambung..

see you anytime..

jangan lupa comment and review yaa para readers budiman..

buat yang belom tobat..

mumpung hayat masih dikandung badan

#DEVIL

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
junne7 #1
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
junne7 #2
Chapter 19: Semangat ya thor...pembaca baru nih
indira407
#3
Chapter 3: Hhaaa... Dr aq jaman SMA epep ini aq baca. Smpai skarang anak 1 maah jgaa suka baca ini epep. Hahaha
Cynthiagrace #4
Chapter 23: Daebaaaaak author-nim. maaf baru ninggalin jejak di part terakhir. soalnya seru bgt si jd penasaran pingin tau lanjutan nya. terim kasih udah bikin cerita yg unik n menarik ini. semoga author nim tetap menulis kisah2 wonkyu, mengingat byk penulis lain yg berubh haluan ataupun nyerah di tengah jalan...hehehe. ok, last but not least...sekali lagi thank u
novemberist #5
Chapter 1: Author, boleh copast jalan ceritanya buat di remake gak? mau bikin pair member Exo...Boleh gak Thor?
Gammeiwatari #6
Chapter 23: Bagus banget author-nim !!! .. ceritanya nga pasaran ... gaya penulisannya juga rapih .. bahasa yang digunakan juga halus .. totally aku suka banget sama ceritanya .. alurnya keren .. detailnya juga dapet banget !! Thank you for this amazing story .. nulis fantasy story itu nga gampang .. tapi author-nim bener bener berhasil menulia dengan luar biasaaaa
choianakyu #7
Chapter 23: ceritanya keren thor. bikin penasaran. walaupun baca sampai mata pedes. kekasih sepenggalah kapan di lanjut ..
meeKayla #8
Chapter 23: yaah bnr2 happy end.
donghae juga baik2 aja.
kyu juga ternodanya cuma ama siwon.
ditunggu ff wonkyu nya yang lain ya #ngarep.
suka bgt genre action romance bgni.
btw ternyta siwon dulunya jatuh cinta ma istri orang
kyuniiee88 #9
Chapter 23: Yeeaahhh happy ending ^^

Ditunggu next ff nya author^^
Guixian98 #10
Chapter 23: wohooooo happy end!!
hmm, ntah kenapa pas di akhir itu kok aku berasa kayak baca 'kekasih sepenggalah' ya.. wqwq
karna serius, sifat siwon yang suka ngatain kyu sama kyu yang lamban tuh sifat mereka di 'kekasih sepenggalah' banget wakakak
syukur deh ini happy end ya. gak nyangka bgt endingnya begini. padahal uda mikir yang gak2 soal hubungan wonkyu. di tunggu cerita selanjutnya~