05. Passcode Into Your Heart
Teenage DreamYunho suka tertawa dan tersenyum pada orang lain, tapi belakangan ini tambah parah. Gara-Gara Changmin.
Kali ini senyumnya makin mengembang karena bisa kembali menginjakkan kaki di agensinya Changmin. Akhirnya timnya dikontrak selama setahun setelah melihat kesuksesan comeback Changmin kemarin.
“Yunho-ssi?”
Yunho melihat kepala seorang pria nongol dibalik kaca mobil van yang merapat ke tepi jalan. Manajernya Changmin rupanya. “Oh hyung…mau kemana?” Yunho berbasa-basi setelah membungkukka badan.
“Kamu mau ke kantor?” tanya manajer-shii yang dijawab anggukan. “Sekalian saja kalau begitu.”
Tentu saja Yunho menerima tumpangan itu dengan senang hati tanpa curiga ada Changmin di dalamnya atau tidak. Untung tidak. Rasa tertarik nampak jelas di wajah Yunho ketika memasuki mobil, ini pertama kalinya dia masuk van milik Changmin dan ternyata sangat mewah. Manajer-shii menahan senyum ketika melihatnya yang kemudian menawarkan minuman kaleng.
“Tapi kita harus mampir dulu menjemput Changmin. Anak itu belum bangun juga.”
Hampir saja Yunho tersedak minumannya. Memang sudah satu bulan mereka resmi berpacaran tapi belum sekalipun pergi ke rumah masing-masing, alamatnya saja tak tahu. Tapi Yunho jadi tahu kenapa Changmin tak mengajaknya ke rumah ketika mobil memasuki parkiran sebuah gedung apartemen sederhana.
Yunho tertegun melihat kerumunan perempuan di muka gedung.
Jadi tidak hanya di panggung mereka berkerumun dan menguntit kemanapun Changmin pergi? Tapi sampai di depan pintu rumahnya juga?! Pantas saja dia trauma.
Kengerian Yunho makin bertambah melihat dinding depan pintu apartemen Changmin penuh coretan fans. “Untung pemilik apartemen bisa mengenyahkan mereka dari pintu ini,” ucap manajer-shii santai sambil menekan kombinasi angka di pintu.
Sebenarnya Yunho sudah berpikir tempat tinggal Changmin akan seperti di iklan-iklan atau serial dan dugaannya benar. Ruangan yang luas itu memiliki desain minimalis. Tidak banyak perabotan maupun barang sehari-hari dan semua rapi di tempatnya, memberikan kesan bersih dan lega. Jauh berbeda dengannya dan itu membuat Yunho merasa mengkerut.
Tapi fantasi Yunho buyar begitu mendengar suara keras manajer-shii yang ngomel-ngomel membangunkan Changmin. Sepertinya ada adu mulut antara manajer dan artisnya itu. Yunho berjalan mendekat karena penasaran tapi langkahnya terhenti ketika Changmin muncul di depannya dalam keadaan hanya pakai boxer, eh hotpans.
“Yah! Hyung! Kenapa kamu tidak bilang Yunho ada di sini?!” Changmin langsung menutupi badannya yang topless itu dan melesat ke kamar mandi.
“Ckckck….sok imut,” rutuk manajer-shii sambil membuat kopi di dapur. Yunho merasa agak salah tingkah tapi juga penasaran.
“Apa dia sering seperti itu? Tidur dalam keadaan seperti itu.”
“Nggak. Dia lebih sering tidur bugil,” jawab manajer santai yang membuat Yunho merasa ada yang menyalakan pemanas ruangan. “Hahaha….nggak kok. Dia begitu jika musim panas doang. Atau ya kalau tiba-tiba merasa kepanasan.”
Entah karena aroma kopi atau lihat celana Changmin tadi, tiba-tiba manajer-shii melanjutkan omongannya dan membuat Yunho semakin jantungan. “Ah…kapan-kapan ayo kita renang bareng.”
“Apa hyung?” tanya Changmin yang sudah muncul dengan berpakaian lengkap dan rambut basah.
“Ayo kita renang bareng. Kita bertiga saja. Aku sudah lama nih nggak renang.”
Changmin menyeringai sesaat ketika melirik Yunho. “Atur saja, aku tinggal copot baju masuk ke kolam renang kan.”
Yunho tiba-tiba merasa seperti perjaka terjebak di sarang penyamun.
…jadi dia memutuskan untuk menjebak balik si penyamun itu.
Ternyata manajer-shii benar-benar serius dengan ucapannya. Dia berhasil menyeret asistennya, hair stylist dan Changmin berenang di kolam renang lantai paling atas apartemen pada tengah malam setelah semua jadwal selesai. Yunho sebenarnya merasa aneh karena tidak terlalu dengan manajer-shii tapi ya sudahlah, mungkin dia sedang ingin mencari kenalan baru.
Namanya berenang maka mereka berkeliaran hanya dengan menggunakan celana dalam atau pants. Yunho sih biasa-biasa saja, tapi malah jadi risih karena Changmin sering menatapnya terlalu intens. Sengaja. Dari sudut matanya dia bisa melihat pacarnya itu menatap dari atas ke bawah saat dia berbicara dengan dua yang lainnya. Walau agak risih, karena takut ketahuan, namun sebenarnya Yunho merasa bangga. Tentu saja, bangga akan tubuhnya yang tinggi, berisi dan tetap proporsional dengan wajahnya yang kecil. Sesuatu yang sangat membuat Changmin iri.
Like what you see, huh?
Changmin berdecih. Jarang Yunho buka baju, bahkan dia lebih memilih bertahan dengan kaos basah kuyup saat ngedance jadi ini pemandangan yang sangat spesial baginya. Tapi sayang sekali ini hanya bisa dipandangi. Bagaimana rasanya memegang dan menggigit paha itu ya?
“Changmin-ah!” panggilan membahana terpantul di dinding kolam renang membuyarkan lamunan Changmin. “Ayo balapan!”
Daripada kebablasan memandangi tubuh Yunho maka Changmin menyanggupi ajakan hair stylishnya itu. Korban lainnya yang berhasil diseret untuk balapan hanya manajer, meninggalkan sang asisten yang asyik ngobrol dengan Yunho di tepi kolam. Balapan itu akhirnya malah dimenangkan manajernya. Semua berdecih jengkel karena taruhannya adalah membelikan topi limited edition.
Ketika semua berkerumun ngobrol di luar kolam, Changmin memilih berenang kecil. Heran saja, ke sini kan buat renang tapi kenapa malah sibuk bergosip? Dipikirnya dia tidak dengar apa mereka bergunjing, bukan mengobrolkan isu-isu nasional yang didapatkan dari siaran berita. Laki-laki memang tidak jauh beda dari wanita sebenarnya.
Yunho sendiri sedang tidak tertarik bergosip walau pembahasan semakin heboh, dan tiba-tiba dia ingin usil
Comments