12 [part A] Meets Shim Family

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

 

Benar dugaan semula Changmin. Urusan pindah apartemen akhirnya beres dalam waktu seminggu. Changmin tak menyangka akhirnya secara resmi tinggal bersama Yunho setelah menaklukkan sekian banyak kegalauan dan dilema yang melelahkan. Dia juga mengabari Kyuhyun yang akhirnya malah memaksanya mengadakan pesta pindahan rumah. Yunho tertawa mendengar gerutuan Changmin itu dan membujuknya mengadakan acara makan-makan sederhana. Karena tak tega menolak akhirnya Changmi menyeujuinya meski tidak sekarang. Apalagi kalau bukan pekerjaan sedang banyak-banyaknya menjelang comeback.

Kini Changmin menikmati kehidupan barunya yang setiap pulang melihat sepasang sepatu Yunho saat membuka pintu rumah. Terasa familiar tapi juga aneh. Yunho pun merasa takjub sendiri memiliki tujuan pulang selain apartemennya, lebih tepatnya rumah tujuannya pulang setiap hari sudah berubah, ini baru kedua kalinya pindah selama tahunan di Seoul. Rumah yang ada kasur dengan aroma tubuh khas Changmin di situ, dimana-mana.

Tak terpikirkan bisa tinggal dan berbagi ranjang bersama seorang selebriti yang dulu tak pernah dia lirik jika melintas poster promonya. Yunho dulu hanya tahu ketika Changmin masih menjadi anggota grup boyband tapi penampilannya sama sekali tak menarik minatnya. Entah kenapa. Baru benar-benar tahu Changmin karena lolos tes jadi back dancernya dan tahun berikutnya sudah tinggal seatap dan bercinta dengannya.

Hidup itu memang ajaib.

Meski awalnya dan berminggu-minggu ragu namun sekarang Yunho merasa lebih rileks tinggal bersama Changmin. Sikapnya yang cool dan gentleman membuatnya merasa nyaman, terlepas urusan seks yang selalu memuaskan. Sebenarnya belum juga merasa nyaman ketika Changmin memasuki tubuhnya namun Yunho selalu menyukai bagaiamana pria itu memeluknya erat seperti selimut. Betapa tubuh mereka seperti puzzle yang pas sempurna. Belum ada tandingannya soal rasa.

Ternyata desakan Changmin untuk menyelesaikan kepindahan sebelum comeback dimulai adalah pilihan tepat. Tinggal bersama mengurangi kepenatan karena pekerjaan.

Bangun pagi dan breakfast bersama, berangkat terpisah dan berakting tak terlalu kenal dekat selama bekerja lalu bertemu lagi di rumah dilanjutkan tidur atau bercinta dulu sebelum memejamkan mata. Itu membuat kehidupan terasa normal bagi Yunho maupun Changmin. Tak lagi kesepian maupun terlalu berkeliaran. Apalagi dengan bumbu omelan, perselisihan kecil tapi juga bercumbu sesukanya dan bercanda hingga tertawa selepas-lepasnya.

Tapi setelah dua minggu tinggal bersama malah Yunho yang mengingatkan ada PR yang masih harus dikerjakan. Menghadap keluarga. Changmin merutuk kesal kenapa pikunnya Yunho tidak kumat untuk yang satu itu.

Tapi toh bisa apa kan. Jadilah Changmin menelepon ibunya dan meminta hari untuk pertemuan keluarga di rumah. Harapannya sih mereka tidak ada waktu jadi bisa molor tapi ternyata langsung menemukan hari yang cocok. Yunho juga menatapnya galak kalau menjadikan comeback sebagai dalih.

Akhirnya hari kunjungan ke rumah keluarga Shim dilakukan pada Selasa siang menjelang sore, karena Changmin dan Yunho malah bekerja saat weekend. Meski belum comeback namun Changmin sudah cukup banyak acara promosi seperti pemotretan majalah dan ini itu. Belum lagi Yunho semakin lama berkutat di studio.

"Jadi kamu mengatakan orang itu adalah aku?"

Changmin melirik Yunho dari spion di atas kemudi dengan tatapan aneh. "Tentu saja tidak. Termasuk tidak menyebutkan kamu laki-laki, tapi aku juga tidak bilang perempuan kok."

Yunho merasa darahnya mendadak menolak mengaliri tubuhnya. Pada dasarnya dia gampang gugup karena suka berpikiran yang buruk-buruk, apalagi dalam keadaan seperti ini. Menuju ke rumah keluarga Shim Changmin yang hanya berjarak 1 jam perjalanan dari apartemennya.

"Tenang hyung, mereka pasti menyukaimu."

"Menyukaiku untuk ditendang keluar pintu mungkin?"

"Hei….orangtuaku tidak seburuk itu. Paling pantat kita akan dipukul dengan rotan."

"Mianhe…"

"Aku kan hanya bercanda mochi-kun~"

Yunho memandang datar pada Changmin yang menepuk-nepuk bahunya sambil tertawa kecil.

"Nggak lucu."

Changmin langsung mengatupkan mulutnya. Harus berusaha seperti apalagi ya? Untung sudah hampir sampai. Sesuai dugaannya orang pertama yang menyambut kedatangan mobilnya adalah sang adik, Jiyeon, masih berseragam lengkap.

Sesuai dugaan Changmin juga, Jiyeon tidak kaget melihat yang keluar dari mobil hanya Yunho, tidak ada orang lain apalagi perempuan.

"Ah…Yunho-oppa!" sapa Jiyeon riang membungkukkan badan dan langsung meraih lengan Yunho. "Bagaimana kabarmu oppa? Apa oppa-ku menyulitkanmu?"

Walau sebal dicuekkan namun Changmin senang Yunho tertawa dan rileks berkat keceriaan Jiyeon. Tapi itu tidak berlangsung lama karena badannya langsung tegang melihat ayah dan ibu Changmin menyambut di muka pintu, begitu rapi dan berwibawa.

Rasa tak percaya diri langsung menggerogoti Yunho.

Changmin mendekat dan menyentuh punggung Yunho.

Yunho sedikit rileks karena sikap Changmin itu meski kembali kaku ketika membungkuk mengucap salam malah dijawab dengan ekspresi bingung. Bertanya-tanya mana perempuan calon pendamping putranya itu, tapi Changmin langsung menyeret keduanya masuk ke rumah dengan wajah serius.

"Bilang sekali lagi Shim Changmin," perintah ayah tegas. Ibu dan Jiyeon hingga tak berani bersuara mendengar nada bicara itu.

"Dia, Jung Yunho, partnerku selama setahun ini."

"Satu tahun?! Sudah satu tahun dan kami tidak tahu?!"

"Aku bisa menjelaskannya ayah…"

"Tentu saja kamu harus menjelaskan! Itu gunanya…" ayah melirik Yunho kemudian mengalihkan pandangan lagi ke Changmin. "Kamu di sini."

"Aku tidak berani mengenalkan Yunho pada kalian karena aku tidak tahu akan seserius apa. Tapi aku baru benar-benar yakin kami serius."

"Changmin…ayah ingin bicara hanya denganmu saja…"

"Tidak," Changmin mengeratkan genggaman tangannya. "Kalau ini tentang kami, ayah harus bicara denganku dan Yunho. Dia partnerku."

"Ayah ingin bicara denganmu sebagai ayah dan anak," titah ayah itu membuat Changmin kehilangan kosa kata. "Ikut ayah sekarang."

Dengan enggan Changmin melepas genggaman tangannya pada Yunho yang sedari duduk tadi dipegangnya. Yunho membungkuk dalam diam sebelum akhirnya ayah dan Changmin menghilang di balik pintu ruangan lainnya. Seketika terdengar helaan nafas ibu dan Jiyeon.

Belum sempat Yunho membuka mulutnya tiba-tiba ibu Changmin beranjak dan ikut masuk ke ruangan itu. Tinggallah Jiyeon yang memperhatikan Yunho dengan ekspresi tidak tertebak. Yunho merasa canggung setengah mampus.

"Santai saja denganku oppa," ucap Jiyeon pada akhirnya yang disambut nafas lega Yunho. "Aku mendukung kalian kok. Sejak di rumah sakit itu aku sudah merestui kalian."

"Thank's," Yunho tak tahu harus bilang apa jadi hanya tersenyum hambar. "Tapi kenapa kamu langsung setuju?"

Entah kenapa Yunho merasa ada sebuah keharusan menanyakan pertanyaan itu.

"Menurut insting kewanitaanku, kamu orang yang baik oppa. Katanya kan laki-laki itu semuanya brengsek dan kurasa kamu tidak. Karena cowok itu hanya ada dua, kalau tidak brengsek berarti gay."

Yunho hanya meringis kering mendengarnya, bertanya-tanya dari mana anak sekolah seperti Jiyeon mendengar lelucon khas orang dewasa seperti itu. Kamu hanya tidak tahu kalau aku pernah brengsek Jiyeon.

"Oppa jalan dengan cowok itu bukan hal baru, ayah dan ibu tahu kok," Jiyeon langsung bisa menebak arah pertanyaan itu. "Sejak dulu mereka selalu pusing melihat oppa kesana kemari, bagaimana membuatnya bisa settle dan ternyata orang itu kamu oppa."

"Terima kasih."

Jiyeon hanya menganggukkan kepala. "Nah, sekarang aku adikmu dan sebagai adik aku boleh minta tolong sesuatu?"

Meski bingung dan kaget namun Yunho menggangguk juga akhirnya. Hei, memangnya aku punya pilihan lain?

"Bagaimana kalau oppa mengantarku beli es krim?"

"Eh?"

 

******************

 

"Jadi bagaimana?" desak Yunho saat menemukan Changmin di dalam kamar.

Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar milik Changmin. Laki-laki yang lebih muda itu berdiri menyandar menatap ke luar jendela dan mengantupkan mulutnya rapat. Menolak menjawab. Ini jelas bukan pertanda baik.

"Apa yang terjadi tadi?"

Changmin sudah tahu dari Jiyeon bahwa dialah yang mengajak Yunho pergi, dipikirnya itu adalah langkah bijak mengingat situasi akan memanas dengan cepat dan ternyata benar. Yunho tadi menghitung setidaknya hampir 45 menit mereka keluar dan begitu balik Changmin menyuruhnya masuk kamar.

"Demi Tuhan…katakan sesuatu Min!"

"Aku sedang berpikir hyung!" tanpa sadar Changmin mengucapkannya dengan nada tinggi. Yunho tersentak dan mengatupkan bibirnya antara kecewa dan kesal diabaikan. "Maaf aku tidak bermaksud berteriak padamu."

Melihat raut kecewa di wajah Yunho membuat Changmin teringat konfrontasi dengan ayahnya tadi.

"Kami tidak masalah kamu berpetualang dengan berapa banyak laki-laki tapi jangan untuk serius. Masih banyak wanita baik di luar sana untuk kamu nikahi. Jangan habiskan hidupmu untuk jadi seperti ini."

"Seperti ini yang bagaimana? Sia-sia maksudnya? Tapi selama ini aku berubah karena bersamanya ayah! Menjadi lebih baik. Dia pria yang baik, jauh lebih baik daripada aku. Kami saling mencintai."

"Jika ayah dan ibu hanya butuh cucu dariku…"

"Bukan masalah itu! Kami ingin kamu menjalani hidup yang normal, yang tidak melawan tatanan sosial."

"Menikahi seorang wanita, tinggal bersama dan memiliki anak-anak yang lucu? Tapi aku belum tentu bahagia dan bisa saja bunuh diri?"

"Jangan bicara yang tidak-tidak Shim Changmin! Kamu belum mencobanya, sekarang kamu masih muda, masih dalam pencarian, jangan buru-buru memutuskan."

"Aku sudah mencoba dan mencari. Kalian tahu itu."

"Tapi nak…"

"Ayah pernah bilang padaku di malam sebelum aku debut, bahwa nantinya kebahagiaan dan kejujuran yang paling sulit didapatkan ketika sudah jadi artis, jadi semakin dewasa. Sekarang aku mendapatkan keduanya. Lalu sekarang aku diminta untuk melepasnya hanya untuk cangkang yang indah tapi dalamnya busuk?"

"…."

"Selama ini aku tidak pernah meminta macam-macam tapi tolong kali ini saja restui hubunganku dan jangan membuat Yunho meninggalkanku. Aku serius."

"Bagaimana jika ayah mengajukan satu syarat?"

"A..pa?"

Lamunan Changmin buyar ketika kalimat Yunho mulai dicerna otaknya.

"Min…ada apa? Kamu membuatku takut…" kalimat Yunho itu terhenti karena Changmin memeluknya, masih tanpa kata dan semakin erat. Yunho merasakan aura kesedihan menguar dari tubuh itu. Kesedihan yang pekat dan tak terlihat dasarnya. Sesuatu yang sangat dibencinya.

"Ayah dan ibu tidak membencimu hyung. Masalahnya ada padaku. Mereka menganggapku seperti anak kecil."

"Benarkah? Tak perlu berbohong padaku Min," Yunho melepaskan diri dari pelukan itu dan mencari jawaban di dalam mata Changmin. "Aku lebih tua darimu, aku bisa mengerti…apapun itu."

Changmin tersenyum kecut, merasakan bahwa seharusnya ini bisa dihadapi bersama sebagai sama-sama pria dewasa. Tapi sebagai kekasih sudah nalurinya untuk melindungi partnernya kan. Changmin tak suka melihat Yunho yang suram dan ini jelas akan mendorongnya ke jurang.

"Kwenchana. Seperti katamu, kita ak

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT