(16) Revelation and Understanding

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

CHAPTER 16

 

 

 

“Nah, kita kembali lagi bersama Shim Changmin! Bagaimana dengan “Heaven’s Day” yang diputar tadi? Kurasa lagu itu membuat kalian kangen dengan pacar kalian kan? Apakah begitu Changmin-ssi?”

“Hahaha…aku belum punya pacar.”

“Sayang sekali, jika sudah punya pacar nyanyikanlah itu untuknya.”

“Tentu saja, mungkin dengan lilin dan bunga.”

“Auww…Changmin-ssi ini romantis sekali. Bisa kudengar fans menjerit-jerit di luar sana. Oh iya, hari ini studio penuh karena begitu banyak fans yang datang. Bagi yang tidak bisa datang bisa mengirim pertanyaan pada kami untuk Changmin-ssi….dan sekarang kami sudah punya beberapa pertanyaan. Ada yang bertanya ‘oppa apakah cincinmu itu couple dengan seseorang? Kamu sering sekali memakainya’. Memangnya cincin yang mana?”

“Oh…ini cincin aksesoris biasa, aku menyukainya, tidak ada alasan khusus.”

“Changmin-ssi menunjukkan cincinnya padaku, dikenakan di telunjuk kanan.”

“Kadang kanan kadang kiri, tergantung mood saja.”

“Bukankah posisinya itu agak tidak wajar?”

“Ya aku memang agak aneh kok….hahaha.”

…..

…..

“Kenapa kamu ganti salurannya?” Tanya Jihye heran ketika Yunho tahu-tahu memindah saluran radio. Saat ini dia masih sibuk menyetir menuju restoran untuk makan malam. Jihye tadi menjemput Yunho setelah selesai manggung di acara TV bersama Changmin.

“Aku tidak ingin mendengarnya.”

“Bosan denger suaranya terus?” goda Jihye yang mengingat belakangan ini Yunho terus bersama Changmin karena masih masa promosi comeback.

“Apa kamu suka mendengar pacarmu berbohong di depanmu?”

Jihye langsung mengatupkan mulutnya dan melirik kakaknya yang membuang muka ke luar jendela. Dapat dilihatnya cincin silver polos melingkar di jari kelingking Yunho. Sepertinya itu yang dibahas Changmin tadi. “Kalian berantem lagi?”

“Nggak.”

“Kalau dia berbohong begitu lalu bagaimana saat kalian bertemu lagi?”

“Ya nggak gimana-gimana, biasa saja.”

“Dia tidak minta maaf?”

“Tidak, karena kita sudah sama-sama tahu.”

“Apa kamu tidak capek oppa?”

“Kadang.”

Jihye tahu pasti kakaknya itu walaupun senakal apapun saat remaja tetap saja tidak suka berbohong. Kalau berkelit ahlinya tapi tidak dengan berbohong. Jadi sekarang dia membayangkan betapa lelahnya jadi kakaknya itu. Akan bertahan sampai kapan ya?

“Kamu kenapa mendadak mengajakku makan di luar?” Tanya Yunho saat keluar dari mobil di parkiran sebuah restoran yang dia tahu ini tidak murah harganya. “Dapat bonus besar ya?”

“Hanya ingin saja.”

“Aku tidak percaya.”

“Baguslah kalau tidak percaya.”

Detik itu juga Yunho merasa menghadapi Changmin dalam wujud perempuan. Memang berjodoh sekali hidupnya dengan manusia macam itu.

“Ada apa Jihye? Kamu membuatku penasaran.”

“Ada deh…”

Akhirnya Jihye dan Yunho mengambil tempat duduk berhadapan di pojok ruangan, memesan makanan dan melanjutkan obrolan tadi sambil menunggu. Jihye mendadak terlihat begitu gelisah, jauh berbeda dengan sikap santainya tadi.

“Bilang saja, oppa tidak akan marah,” goda Yunho yang ternyata tidak mengubah raut serius di wajah Jihye.

“Ini soal Jang Woo Hyuk-ssi….”

Yunho mengerutkan alisnya. Jihye memang sudah mengenal seniornya itu secara tidak sengaja.

“Aku pacaran dengannya.”

Yunho berkedip beberapa kali dalam keheningan yang terasa begitu lama.

“Oh….” Ucapnya canggung. Seharusnya bilang “Selamat” tapi rasanya terlalu campur aduk.

“Kamu pasti tidak menyukai kabar ini kan?” Jihye terlihat begitu kecewa dan itu membuat Yunho merasa bersalah.

“Hei, aku juga senang mendengarnya,” Yunho berpindah kursi ke sebelah Jihye dan merangkulnya. Dirasakannya tubuh itu agak gemetar, sepertinya benar-benar gugup. “Kamu sungguh-sungguh mencintainya? Kalau memang iya jalani saja.”

“Tapi bagaimana dengan hubunganmu dengan Changmin oppa?”

Meski bukan saat yang tepat untuk terharu tapi toh Yunho merasa tersentuh dengan perhatian adiknya itu. Dia memikirkan hubungan kakaknya di atas dirinya sendiri.

“Tenang saja….kami akan baik-baik saja,” Yunho tersenyum tulus saat mengusap lengan Jihye meski dalam hatinya juga ragu.

.

.

.

Bagaimana Jihye bisa bersinggungan dengan Jang Woo Hyuk?

Itu semua salah Yunho.

Karena itulah dia tidak bisa marah, kecewa atau menantang hubungan itu.

Semua bermula gara-gara kompetisi dance dan memar di tubuh Yunho saat itu. Woo Hyuk adalah senior yang perhatian, menemukan Yunho seperti itu maka dia begitu berusaha keras membantu. Jadi dia berinisiatif mengantar materi acara ke apartemen Yunho tanpa tahu kalau dia sudah pindah. Karena panik akhirnya Yunho berbohong sekarang tinggal dengan adiknya. Alhasil Jihye yang menerima kedatangan Woo Hyuk dan siapa sangka pria itu jatuh cinta pada pandangan pertama.

Yunho sendiri belakangan ini sudah cukup curiga dengan sikap Woo Hyuk yang begitu gencar menanyakan tetek bengek soal Jihye padanya. Sebenarnya itu cukup merepotkan baginya karena harus berbohong lagi dan menyeret Jihye. Jujur saja, hidupnya sudah cukup capek menyusun skenario macam-macam untuk menutupi hubungannya dengan Changmin.

Siapa sangka dalam satu bulan Jang Woo Hyuk sudah menembak Jihye.

Siapa sangka pula Jihye juga menyukai Jang Woo Hyuk.

Perfect.

Ingin nyebur ke sumur Sadako saja rasanya, sambil menggandeng Changmin tentunya.

“Bisa bilang apa kan?” jawab Changmin santai tanpa mengubah posisinya di sofa dan memindah saluran TV. Yunho mendesah panjang menandakan ketidakpuasan. Dia melirik MV baru Changmin yang ditayangkan di TV dan langsung dilanjutkan interview.

“Kamu tidak merasa aneh nonton dirimu sendiri?”

“Nggak.” Changmin mengunyah makanannya tanpa mengalihkan pandangannya dari TV. “Sejak trainee aku dibiasakan untuk menonton semuanya, untuk mengecek kesalahan buat diperbaiki ke depannya.”

Yunho merebut remote dan mematikan TV. Changmin menatapnya datar.

“Lalu kita harus bagaimana?”

“Ya bilang saja sejujurnya. Kita sudah tinggal bersama dan tolong bantu kami menutupinya. ”

“Begitu saja?”

“Iya.”

Yunho mengernyit dan Changmin mengecup cepat ujung hidungnya.

“Aku tidak ingin menghancurkan hidup adikmu hanya karena menyelamatkan kita. Kita berusaha semampunya dan aku percaya kita bisa. Sejauh ini baik-baik saja kan?”

Yunho memperhatikan tangan Changmin yang meremas jarinya, kini merasa jari mereka begitu pas. Changmin memang bisa mendinginkan kepanikannya. Akhirnya Yunho mengangguk dan senyuman langsung terulas di bibir Changmin.

Setidaknya kali ini tidak perlu berbohong lagi.

 

 

********************

 

 

Yunho tahu sih Changmin itu kadang bisa terlalu cuek, atau dalam kamusnya adalah “sedikit menikmati hidup”, tapi tidak disangka begini caranya. Entah darimana dapat ide cemerlang untuk sekalian bertemu dengan Jang Woo Hyuk sebagai couple. Tiba-tiba Yunho teringat wejangan leadernya itu dulu untuk menjauhi Changmin. Masalahnya waktu itu kan sudah mengangguk!

“You love me hyung. Remember that.”

Yunho menatap jengah Changmin yang di belakang kemudi melalui spion. “Kamu nervous.”

“Anniyo.”

“Masih ada satu belokan untuk berputar pulang ke rumah.”

“Anniyo.”

“Aku tidak apa-apa kalau kamu memutuskan putar balik saja.”

“Hyung…please…”

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju apartemen Jihye. Tentu saja, di sana menunggu Woo Hyuk yang pasti sekarang terlampau excited. Itu kelihatan dari isi inbox Yunho yang dibombardir pesan dari Woo Hyuk sejak semalam, bahkan Jihye sampai meneleponnya karena saking khawatirnya. Tapi mau bagaimana lagi.

Walau lebih tua tapi untuk urusan keputusan besar Changmin yang menentukan, semacam kepala keluarga. Begitulah cara mereka tinggal bersama selama ini. Yunho yang menjadi manajer rumah, kecuali memfungsikan diri sebagai reminder karena tingkat pikunnya yang parah, untuk urusan menabung dan segala hal terkait finansial karena dia hemat dan perhitungan. Bahkan dia menolak dibelikan mobil Changmin dengan alasan terlalu mencolok. Akhirnya setelah proses bujuk rayu, Yunho menerima motor yang itu pun tak terlalu mahal.

“Aku tahu dia pernah menyuruhmu menjauhiku, jadi tenang saja. Posisimu tetap aman.”

Yunho tanpa sadar menggigiti bibir bawahnya gelisah. Rupanya Changmin masih ingat benar kejadian dulu itu, di awal-awal pertemuan mereka.

“Bukan itu, aku khawatir dia marah padamu. Kalau aku sih mungkin berakhir buruk dengannya tapi toh masih memilikimu jadi tidak apa-apa kurasa. Aku juga khawatir dengan Jihye. Sepertinya dia benar-benar menyukainya. Aku tak mau dia harus memilih.”

“Makanya aku melakukan ini di awal. Jika ditunda-tunda akan serba terlanjur. “ Changmin mengecup cepat pipi Yunho saat berhenti di lampu merah. “Lebih baik habis-habisan di awal kan.”

Yunho menghembuskan nafasnya berat dan berusaha tersenyum walau hasilnya jelek. Rasanya sudah bisa bersandar di jok mobil lebih nyaman.

Walau Changmin begitu manis tapi tetap saja rasanya seluruh badan jadi tembok batu bata ketika membuka pintu apartemen Jihye dan mendapati Woo Hyuk mengernyit melihat Changmin mengekor di belakang Yunho.

“Pacarmu datang telat?” sapa Woo Hyuk tanpa basa-basi ketika memeluk Yunho sekilas, setelah menyalami Changmin duluan.

“Aku akan menjelaskan sesuatu di sini,” sahut Changmin cepat dan membiarkan Yunho menghampiri Jihye. Changmin tiba-tiba merasa dejavu. “Orang itu adalah aku.”

“Itu?”

“Orang yang kamu tanyakan tadi hyung.”

Perubahan ekspresi Woo Hyuk tak akan bisa dilupakan Changmin dan Yunho. Entah bagaimana dengan Jihye, tapi tidak ada tanda-tanda keanehan di dirinya.

“Kalian?!”

Changmin dan Yunho mengangguk dengan senyum terpaksa. Lalu hening yang tak seberapa buruk rasanya. Hanya terlalu hening saja.

Akhirnya Woo Hyuk mampu memandang Yunho dan Changmin bergantian. “Berapa lama?”

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT