(14) When I Don't Know Who You Are

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

Yunho ternyata benar-benar serius dengan ucapannya soal meja makan. Changmin hanya memberikan kartu kreditnya dan besoknya meja makan sudah ganti.

Ganti jadi lebih jelek menurut Changmin.

Sejak awal memang sudah tidak terlalu berharap banyak karena tahu bagaimana payahnya selera Yunho terhadap bentuk benda, tapi tak menyangka juga bakal begini. Meja kayu persegi yang simpel dan elegan berubah menjadi sebuah meja buruk rupa. Meja itu dari kaca dengan ruang di bawahnya, semacam laci, yang dapat digunakan untuk menaruh barang yang seharusnya sih hiasan yang cantik.

Tapi bagi Changmin itu sungguh tidak ada taste-nya.

…bahkan dia sudah dapat membayangkan apa komentar Kyuhyun jika melihatnya nanti. Aku harus menggagalkan house warming party itu!

"Akhirnya sofamu menemukan jodohnya," sindir Changmin tajam yang langsung dipahami artinya oleh Yunho. Sofa buluk hasil pemberian tetangga apartemen. (chap 8)

"Tapi kamu sangat menyukai sofa itu, jadi pasti juga akan menyukai meja ini," jawab Yunho seceria mungkin. "Aku sengaja memilih yang kaca agar kita tidak melakukan tindakan bodoh lagi."

Kita?

Itu idemu!

…..

Tapi karena aku setuju maka kurasa aku juga bodoh sih.

...

"Tapi masih ada pilihan model lain yang lebih baik kan."

"Menurutku ini bagus dan ini...multifungsi."

Melihat betapa seriusnya wajah Yunho saat mengatakan itu akhirnya membuat Changmin memilih bungkam. Ini hanya meja, bukan masalah yang serius kan, belum pernah ceritanya dia hilang selera makan hanya karena bentuk meja.

"Oke, ayo sekarang kita makan dan setelah ini…" Changmin sengaja menggantung kalimatnya hingga Yunho menatapnya. "Aku mau 'memakanmu'."

"Yah! Shim Changmin!"

Changmin tergelak mendengarnya, benar-benar trauma sepertinya.

…tidak apa-apa asal bukan trauma padanya.

 

**********************

 

"Oppa!"

Teriakan riang Jiyeon itu langsung membuat Changmin kaku di depan pintu. Apa terlalu capek setelah kerja seharian lalu berhalusinasi? Tapi Jiyeon ada di depannya saat ini dengan cengiran lebar ciri khasnya.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Haish! Adik mengunjungi kakaknya kan hal yang wajar dan kamu seharusnya senang oppa."

Changmin melirik ke arah Yunho yang hanya dibalas tatapan ya-begitulah-keadaannya. "Lalu kamu bawakan apa untuk oleh-oleh oppamu yang ganteng ini?" tanya Changmin sudah melepas atributnya dan ganti pakaian rumah.

"Aku buru-buru jadi hanya kubelikan roti ini. Tujuan utamanya kan mengantarkan buku resep untuk kakak ipar," jawab Jiyeon ceria sambil menunjukkan roti yang dibelinya. Changmin kembali menatap Yunho. Apa maksudnya?

"Jadi begini. Tadi pagi umma menelepon, biasa saja sih tapi akhirnya aku cerita sedang belajar memasak dan tiba-tiba umma ingin memberikan buku resepnya, katanya resep makanan kesukaanmu. Aku sudah bilang akan mengambilnya nanti tapi ternyata Jiyeon mengantarnya ke sini."

Jiyeon menunjukkan senyum lebarnya mendengar itu. "Aku juga membantu oppa memasak lho."

Changmin tidak tahu harus merespon bagaimana melihat dua wajah keluarganya itu yang begitu bangga atas pencapaian mereka sendiri.

Mungkin benar kata manajer-ssi kalau aku harus mulai diet sekarang.

Akhirnya Yunho, Changmin dan Jiyeon merasakan makan bersama bertiga. Meski bermulut tajam pada adiknya namun diam-diam Changmin suka melihat interaksi Yunho dengan Jiyeon yang luar biasa ramai tapi dalam konteks menyenangkan. Keduanya juga terlihat meyakinkan selama berkutat di dapur, meninggalkan Changmin dengan teleponnya untuk mengurus pekerjaan.

Sebenarnya Changmin ingin bersikap lebih luwes dengan bergabung dengan Yunho dan Jiyeon tapi akhirnya canggung sendiri. Yunho berusaha mengajaknya santai tapi dia sendiri yang merasa tak nyaman dan akhirnya memutuskan tidak memaksakan diri. Dia hanya mampir sesekali mengecek hanya untuk membuat Jiyeon berteriak-teriak karena keusilannya.

Setelah hampir 3 jam membuat keributan akhirnya Jiyeon pamit pulang menjelang sore. Yunho menahannya karena ingin mengenalkan Jihye padaya. Changmin pun mengerutkan kening kaget karena tidak dimintai pendapat sebelumnya meski merasa tak apa-apa. Jiyeon juga bilang tidak keberatan bertemu calon saudara ipar walau mengeluh gugup.

Akhirnya Jihye datang tepat waktu seperti janjinya, karena Yunho terus-terusan berisik mengingatkan untuk jangan pulang molor. Jiyeon tampak terpesona melihat Jihye yang masih mengenakan seragam kantornya. Pada dasarnya Jihye memang cantik, apalagi dalam mode profesional, membuatnya terlihat lebih percaya diri dan elegan. Jiyeon beberapa kali mengatakan "cantik" yang membuat Jihye agak terkejut dan tersipu.

Mereka hanya mengobrol ringan dan tidak lama karena khawatir Jiyeon pulang terlalu malam. Tadinya Changmin ingin mengantar dengan mobil tapi Jiyeon ngotot pulang sendiri karena ingin mampir-mampir dulu. Akhirnya Changmin hanya melepasnya naik taksi.

"Kurasa dia mengidolakanmu Jihye setelah ini," ucap Changmin santai saat masuk rumah setelah mengantar Jiyeon turun ke bawah. Terlalu senang membuatnya langsung nyerocos. Tapi dia berhenti berbicara ketika melihat Jihye dan Yunho memisahkan diri saat masuk tadi. Tampaknya mereka terlibat obrolan serius dan tidak ingin diketahui olehnya.

"Mengidolakan apanya? Tidak ada yang spesial kok," jawab Jihye canggung. "Dia lebih spesial menurutku, anak yang cerdas dan aktif."

"Aku kakaknya dan aku bisa melihat caranya memandangimu tadi."

"Maklumlah masih remaja, biasanya mencari sosok yang keren," sambung Yunho yang ditatap Changmin penuh arti dan langsung dipahaminya. "Seperti seseorang yang kukenal."

Jihye menatap Changmin dan Yunho bergantian dalam kebingungan.

Pembicaraan itu rupanya membuat keduanya risih sehingga Changmin memutuskan mengorek soal hal tadi. "Tampaknya kalian tadi membicarakan sesuatu yang serius. Ada apa?"

"Tidak apa-apa Min, bukan hal yang…"

Changmin langsung memberikan tatapan tajam pada Yunho.

"Kurasa Changmin-ssi harus tahu," potong Jihye cepat yang membuat lengannya ditarik Yunho.

Changmin puas dengan posisinya sekarang. "Yunho…aku partnermu jadi aku harus tahu. Bukannya dulu kamu sendiri yang bilang begitu?"

"Aku sudah pulang ke rumah minggu lalu," Jihye mengucapkannya sambil memandangi Yunho dan Changmin bergantian. Yunho terlihat begitu gelisah di posisinya yang berdiri menyandar lemari buku sedangkan Changmin duduk di sofa dengan tenang. Setenang mungkin yang dia bisa.

"Lalu hasilnya?"

"Aku tidak menyarankanmu untuk ke sana dalam bulan ini. Responnya lebih buruk dari dugaanku."

"Bagaimana keadaan ayah?"

"At least tidak kena serangan jantung tapi vertigonya kumat dan itu membuatku harus bolos kerja."

"Maaf merepotkanmu," ucap Yunho penuh sesal dan dibalas Jihye dengan membuat gerakan tangan "tidak apa-apa". "Sudah biasa kok."

"Aku tidak menyebutkan identitasmu Changmin-ssi, aku hanya bilang kalian berdua ingin ke rumah. Tapi aku keceplosan kalau kalian sudah serumah. Ayah lalu berteriak-teriak,ya kamu tahu sendirilah seperti apa. Ibu bilang akan mengabariku lagi dan kenapa kamu tidak berbicara langsung dengan ibu soal ini oppa?!"

Jihye benar-benar marah di kalimat terakhirnya dan cukup menyentak Yunho. "Mianhe, aku masih takut melakukannya. Kupikir itu akan membuat posisimu semakin rumit. Aku berencana bicara pada ibu setelah kamu balik dari rumah."

"Dulu ibu selalu mendukungmu tapi karena tak menghubunginya soal ini akhirnya malah membuatnya sedikit kecewa padamu oppa. Entah apakah bisa membantu atau tidak. Tahu sendirilah ayah. Selanjutnya semua ada pada tanganmu oppa," Jihye kemudian memandang Changmin tajam. "…dan kamu tentunya."

Changmin menghela nafas panjang, rasa-rasanya dibanding Yunho sekarang dia yang jauh lebih syok. Mengulur waktu pergi ke sana ada

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT