11. Sweet Trap

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

Memang benar kata Jang Woo Hyuk, pikir Yunho.

Memang "cuma rapat" karena kepusingan baru datang setelah rapat selesai. Saat rapat dengan cepat memutuskan konsep, tapi dari diskusi tak sampai sejam itu membuahkan pusing berbulan-bulan. Intinya, Yunho menghabiskan banyak waktu bersama Woo Hyuk hanya untuk membuat koreografi baru.

Bikin susah-susah begadang selama 5 hari eh ditolak dengan berbagai alasan konyol (menurut Yunho) dan akhirnya harus mengulang lagi. Dulu sih jadi back dancer enak, tinggal terima jadi, kalaupun pusing paling karena harus menghapal gerakan rumit dalam waktu super singkat. Tapi sekarang dia harus memikirkan gerakan dance dengan banyak persyaratan. Rumit sekali.

Yunho memandangi wajahnya yang kuyu di depan cermin besar sebuah ruangan tak lebih dari 5x5 meter ini. Jadi koreografer tapi bernasib tidak bisa pakai studio utama karena padat oleh jadwal trainee dan grup lainnya yang menggunakan bergantian. Ya, begitulah agensinya Changmin...pelit fasilitas. Koreografer saja harus mengungsi di studio kecil dalam gedung atau pakai sekolah dance lain.

Tanpa disadari Yunho ternyata Woo Hyuk sudah masuk ruangan dengan kaleng minuman dingin di tangan, menyerahkan padanya.

"Capek? atau emosi?"

Yunho menatap heran pada Woo Hyuk. "Wajahmu itu kelihatan sekali mulai kehilangan kesabaran," kekeh Woo Hyuk santai. Yunho jadi tersenyum hambar sambil memandangi pantulan di cermin. Iya ya? Changmin sih pernah bilang memang gampang emosi dan tak bisa menyembunyikannya, terutama dari dia.

"Ternyata rumit ya. Hyung hebat sekali bisa bertahan selama ini."

"Di situ kan tantangannya. Tapi begitu gerakannya sudah jadi dan akhirnya ngetrend rasanya tak tergantikan dan malah terobsesi mencari hal baru lagi. Kamu nanti juga akan merasakan hal seperti itu."

Yunho mendengarkan wejangan itu dengan khidmat. Jadi berpikir apa yang dilakukan Changmin. Apakah dia juga tinggal enaknya saja menerima hasil jadi dari produser dan komposer atau ikut pusing memikirkan tetek bengek seperti ini.

Ngomong-ngomong soal Changmin...

"Aku sudah memindahkan barangku," ucap Changmin di telepon, padahal tahu Yunho ada di lantai bawahnya. Sekarang dia memang ada di studio mengurusi rekaman lagu baru untuk album comeback.

"Cepat sekali."

"Cepat apanya, kan sudah dua minggu lebih sejak kita ke sana. Tapi aku belum menatanya sih karena ngurusin ini."

"Oh..." Yunho hanya bisa mengatakan itu karena sedang blank, antara capek dan banyak yang dipikirkan. Tapi bisa dia rasakan Changmin di seberang sana memutar bola matanya jengah.

"Haish...kamu pasti lupa lagi kan."

"Mianhe."

Jawaban itu terdengar lemah dan menurut Changmin nada agak-agak tidak beres. "Ada apa?"

"Tidak apa-apa. Kenapa memangnya?"

"Kamu terdengar seperti tidak yakin."

"Tidak yakin apa?"

"Entahlah. Rasanya ada yang aneh."

"Itu cuma perasaanmu. Aku hanya capek dan pusing biasa."

Tanpa sadar Changmin mengetuk-ketukkan jarinya ke meja yang berisi kertas berserakan. Jawaban itu tetap tidak memuaskannya, mengingat apa saja yang terjadi belakangan ini diantara mereka. Yaitu tidak terjadi apa-apa. Hening.

"Bagaimana kalau kita nanti dinner bareng?" usul Changmin manis yang dia yakin Yunho pasti tahu maksudnya itu adalah ajakan semi perintah.

"Uhmm...kurasa tidak bisa. Besok deadline jadi aku akan sampai malam banget di sini."

"Jangan sampai menginap, usahakan pulang. Nanti kamu sakit."

"Kamu juga pulanglah." Lalu Yunho teringat sesuatu. "Jadi sekarang kamu pulang kemana? Yang baru?"

"Masih yang lama karena barangnya masih acak-acakan di tempat baru. Lagipula masih ada sisa masa sewa," Changmin terdiam sesaat setelah hanya mendengar jawaban "Oh" singkat. "Aku tidak mau sendirian di tempat baru."

Nafas Yunho tercekat. Hampir saja melupakan hal itu. Changmin pindah apartemen demi tinggal bersamanya jadi sudah hal yang wajar untuk menunggunya juga.

Yunho sendiri punya kebiasaan lebih suka menghabiskan waktu di luar apartemen karena tidak nyaman ditinggali. Apalagi saat ada banyak kerjaan, dengan senang hati dia akan pulang terakhir. Kini dia harus mulai mengubah kebiasaan itu karena ada yang menunggunya. Entah harus senang atau sedih, saat ini seperti mati rasa karena stress, yang jelas rasanya aneh.

"Hei..."

"Oh iya, aku mendengarkan."

"Lalu bagaimana?"

"Kita bicarakan besok saja ya, setelah deadlineku selesai." Yunho nekat saja menawar karena sudah tidak punya pilihan lain. Saat ini dia harus fokus dengan pekerjaannya. Seharusnya Changmin juga mengerti karena pekerjaannya itu menyangkut dirinya.

Di seberang telepon Changmin memandangi jadwal yang tercetak rapi di kertas yang dibagikan saat rapat. Sejauh ini tidak ada perubahan jadwal, besok memang seharusnya review dance yang pertama. Tapi kan setelah review ganti deadline-ku untuk menyelesaikan take, keluh Changmin tanpa berani menyuarakannya.

"Baiklah," putus Changmin tidak rela. "Jangan lupa makan."

"Hum...kamu juga jaga dirimu, jangan lupa mandi."

Changmin tertawa mendengarnya tanpa disadari yang di seberang sana ikut tersenyum mendengarnya.

Yunho memang sering komplain dia malas mandi jika belum benar-benar merasa kotor atau risih. Kebiasaan jaman masih jadi member grup dengan jadwal gila-gilaan yang mandi pun harus terburu-buru sehingga Changmin lebih sering memilih tidak mandi sebelum semuanya selesai. Kini semuanya sudah berubah.

"Baiklah, aku akan mandi….tapi bersamamu."

"Yah!"

Changmin tergelak meski Yunho langsung mematikan sambungan dan tersenyum penuh kemenangan. Dia pasti kesal tidak bisa mengataiku karena ada Woo Hyuk-ssi di sana.

 

 

***************

 

 

Berpacaran dengan sesama entertainer alias selebriti dengan pekerjaan tak jauh beda sudah jadi hal biasa bagi Changmin. Malah karena itulah dia lebih nyaman berhubungan dengan sesama selebriti, kasihan dengan orang biasa yang tak akan bisa memahami pekerjaannya. Tapi dia belum pernah berpacaran dengan yang pekerjaannya mirip-mirip tapi satu lapangan, sembunyi-sembunyi pula.

Memang pada akhirnya Changmin dan Yunho bersepakat untuk menyembunyikan hubungan agar suasana bekerja menjadi nyaman untuk semua pihak. Kalau nantinya bermasalah tidak akan mengikutkan pihak lain, tapi manajer tidak termasuk hitungan ini sih karena dia terlanjur sudah tahu.

But Yunho is really no joke when comes to work.

Changmin selalu berpikir dia sudah paling rajin dan tidak ada ampun untuk urusan pekerjaan, bahkan dibanding para hyung-nya dulu. Tapi melihat Yunho benar-benar membuatnya geleng-geleng kepala. Orang itu seperti tidak punya rem, tombol pause-nya rusak saat dalam mode high speed work, tombol skip juga tidak ada.

Changmin menghitung dengan jarinya kalau bujukan makan bareng belum ada yang berhasil sejak minggu lalu. Sejak review pertama hasilnya buruk malah membuat Yunho semakin mengurung diri di studio hingga lupa makan. Diam-diam memberikan makanan tambahan juga tak berguna karena Yunho selalu lupa segala hal saat bekerja. Bahkan mengingatkan sambil marah-marah pun tak digubris, malah berakhir bertengkar. Merepotkan sekali.

Changmin gatal sekali ingin "menitipkan" dan "mengawasi" Yunho melalui Jang Woo Hyuk tapi harus menahan diri daripada ketahuan. Manajernya pun ogah membantu karena terlalu banyak pekerjaan dan tidak mau menimbulkan kecurigaan. Kalau begini rasanya Changmin ingin berteriak ke seantero kantor kalau Yunho itu pacarnya.

Changmin memijit-mijit pelipisnya karena tiba-tiba migrain saat membaca not balok lagu barunya. Baru pulang setelah seharian syuting iklan dan belum tidur dan hari ini harus selesai take vocal, minimal beres satu lagu karena kegagalan kemarin-kemarin. Kebiasaannya mengecek ponsel tiap 5 menit malah membuahkan masalah baru karena betapa iritnya Yunho membalas pesannya. Rasanya menyebalkan. Seharusnya hubungan ini tidak membuatnya semakin pusing kan? Seharusnya bisa berangkat kerja dengan lebih ringan berkat tertawa bersama atau berciuman setiap hari di rumah.

Ciuman? Sudah tak ingat kapan terakhir melakukannya.

Bertemu saja hanya sekilas di kantor.

Menyedihkan.

Saat seperti ini membuat Changmin berpikir jadi kangen dengan empuknya kasurnya yang feels homey, apalagi kasur yang ada Yunho di situ. Tidur sambil memeluk Yunho memang yang terbaik, tubuhnya nyaman seperti guling. Ah…tapi sekarang dia sudah jauh lebih kurus karena bekerja terlalu keras.

Jadi khawatir kan.

Itu membuat Changmin kembali mengecek ponselnya, mengeluarkan amunisi terakhir.

CM: Mochi-kun~ kamu tidak kangen padaku? Ayo kita makan.

Semula Changmin pasrah tidak digubris hingga tiba-tiba langsung dibalas.

YH: Tentu saja kangen *kiss* Mau makan di mana?

CM: Di tempat biasanya saja.

YH: Oke. Jam berapa?

CM: Kamu sudah selesai sekarang?

YH: Masih setengah jam lagi.

CM: Oke, kita berangkat bareng dari sini.

YH: Hei...

CM: It's okay. Trust me.

Yunho asli bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Changmin. Anak itu sering tak terduga dan kali ini membuatnya was-was. Tapi toh dia percaya saja disuruh Changmin turun ke parkir basement dan disambut dengan wajah datar. Tak ada siapa-siapa, hanya berdua. Changmin menyapanya biasa, menyuarakan ajakan makan dan menggiringnya masuk mobil dan meninggalkan tempat parkir.

Di dalam mobil Yunho menatap Changmin heran yang dibalas tatapan bingung.

"Wae?"

"Just like that?"

"What did you expected? Korean drama series?" Changmin tak mengalihkan matanya dari jalanan di depannya. "Sorry, aku lebih suka dorama."

Yunho tergelak mendengar jawaban itu yang akhirnya ikut membuat Changmin tertawa. Kali begini baru sadar dirinya terlalu banyak berpikir, lebih mengutamakan mendaftar kemungkinan buruk dibanding hasil bagus apa saja yang mungkin didapat. Changmin jauh lebih simpel darinya, cuek tapi tetap on track, dan itu mengimbangi sifatnya tadi.

Rasanya seluruh stress pekerjaan langsung terangkat dari tubuh Yunho dan Changmin. Ah...seharusnya sering-sering meluangkan waktu singkat tapi berkualitas seperti ini.

"Ke Nobody Knows?"

Changmin mengangguk.

"Memangnya sudah buka?"

"Buka dong, khusus untukku."

Sebenarnya Nobody Knows masih baru akan buka sejam lagi tapi Changmin sudah langganan bertahun-tahun sehingga dapat perlakuan khusus. Beberapa pegawai tampak menata meja-meja dan cuek dengan kehadiran mereka, hanya si pemilik yang sudah berteman baik dengan Changmin yang menyambut. Chef utama juga menyapa dan memastikan pesanan yang sudah di-reservasi via telepon tadi. Terlalu sering datang membuat mereka hapal menunya di luar kepala.

Jadi, waktu menunggu itu dihabiskan dengan bermesraan dong. Sudah lama tak berduaan pula. Meski biasanya Yunho bersikap dingin saat capek dan banyak pekerjaan namun kali ini malah dia yang paling berminat. Bahkan sudah duduk di pangkuan Changmin.

"Sangat mer

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT