(17) Perfect Surprise

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

 

CHAPTER 17

 

 

 

Orangtua adalah isu paling sensitif diantara Changmin dan Yunho sejak tinggal bersama. Bahkan menyebutkan mama dan papa Shim bisa membuat mereka jadi awkward mampus, terutama membahas keluarga Jung. Jadi beginilah keadaannya. Changmin memegangi kepalanya dengan menyurukkan wajah di meja makan, di depan Yunho menyilangkan tangan di dada.

"Berani-beraninya kamu bilang seperti itu Shim Changmin."

"Aku tidak menghindar hyung."

"Apa aku menuduhmu menghindar?"

"Tapi matamu bilang begitu. Aku tahu."

"Baguslah kalau kamu tahu jadi kosongkan jadwalmu sebentar untuk bertemu ibuku. Hanya sehari Min, 2-3 jam juga tidak masalah. Terserah bisamu kapan."

Changmin menarik-narik rambutnya frustasi. Entah ini pertengkaran yang keberapa kali dan dengan siapa saja sudah tak ingat, yang jelas sekarang kesabarannya sudah di ubun-ubun. Changmin yakin dia bukan tipe egois tapi kali ini saja dia ingin diprioritaskan!

"Kamu tahu sendiri kan. Jadwalku tidak bisa diubah seenak itu."

"Demi Tuhan Min! Kamu artisnya! Entah bagaimana caranya gunakan hakmu untuk mengatur jadwal. Ini urusan keluarga!"

"Tapi aku masih punya agensi hyung! Memangnya kamu pikir aku tidak mendiskusikannya? Aku sudah berusaha mengakali tapi memang sudah tidak bisa diapa-apakan. Please..."

"Jangan suruh aku memahami kondisimu…"

"Pleaseeeee…"

"Aku juga nggak mau itung-itungan pengorbanan tapi kalau seperti ini bagaimana lagi. Selama ini aku sudah berkorban banyak. Dimana tanggung jawabmu? Begini saja tidak bisa, apalagi nanti ke depannya yang lebih serius. Bagaimana kalau punya anak."

Gerutuan pelan Yunho itu tertangkap telinga Changmin yang membuatnya langsung meledak. "Kita tidak akan punya anak kan."

"Apa maksudmu?"

"Ya kita tidak akan punya anak."

Dahi Yunho semakin mengkerut jelek dalam keheningan yang menyiksa. "…aku tidak bilang kita yang akan punya anak…ini… "

"Oke…aku tidak bermaksud…" potong Changmin cepat menyadari keteledorannya bisa keceplosan begini.

"Tapi itu bukan berarti kamu bisa seenaknya ya! Masalah ini juga tanggung jawabmu!" potong Yunho tajam hingga Changmin tersentak di kursinya. Setidaknya topik anak sudah terlupakan. "Itu bukan alasan dan aku yakin kamu tahu itu dengan pasti."

Changmin tersentak kedua kalinya ketika Yunho membanting pintu kamar mereka, kebiasaannya saat marah besar. Akhirnya dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menghela nafas panjang. Saat ini hanya bisa berharap Yunho tidak ingat ucapannya soal anak. Cukuplah urusan bertemu ibu Jung memusingkannya, tak perlu ditambahi lainnya yang bersumber dari dirinya sendiri lagi.

Ini semua sungguh di luar perkiraan Changmin. Tak ada yang menyangka dalam kurun seminggu lagi ibu Yunho datang untuk ambil bagian dari acara dance competititon-nya. Seharusnya ayahnya juga ikut tapi tidak bisa ke Seoul hari itu, entah benar-benar tidak bisa atau memang tidak mau tapi ini melegakan Changmin.

Yunho sendiri terpekur di atas ranjang dengan memeluk bantalnya. Walau tak pernah membahas soal anak tapi dia terkejut kenapa tiba-tiba Changmin mengatakan hal seperti itu dan reaksinya setelah itu adalah panik. Sekarang malah lebih memikirkan itu dibanding soal kedatangan ibunya nanti. Karena kan sudah jelas Changmin tak bisa bertemu.

 

 

*********************

 

 

Tak ada yang lebih awakward daripada Jang Woo Hyuk saat ini. Sejak bangun tidur pun dia sudah merasakan feeling tidak enak tentang latihan hari ini dan memang benar. Changmin dan Yunho bersikap sangat dingin satu sama lain maupun terhadap dirinya selama latihan. Keduanya terlihat saling menghindari yang juga disadari dancer lainnya. Sedangkan dia juga harus berjuang melawan rasa canggungnya sebagai pihak ketiga yang tahu duduk persoalannya dengan jelas tapi harus tutup mulut.

Masalahnya lagi, dia harus pintar-pintar menjaga fokus Yunho karena episode kali ini sangat penting.

Manajer-ssi yang juga tahu masalahnya juga ikut menghela nafas. Changmin sudah membicarakan jadwal dengannya agar bisa meluangkan waktu bersama keluarga Jung tapi hanya kabar buruk yang didapatnya. Dia meratap pada manajer-ssi, dalam artian sebenarnya, tapi tak berguna. Jadilah dia pasrah saja memberesi koper untuk berangkat ke Makau tanpa melihat Yunho di rumah. Ini sudah cukup siang dan pasti orang itu sudah ke studio. Sudah tiga hari mereka perang dingin begini.

Changmin yakin sekali membutuhkan pelukan Kyuhyun atau Minho saat ini.

Wajah manajer-ssi yang bersimpati pun tak mempan mengangkat beban di hatinya.

"Sorry…really really sorry…I will back home asap."

 

 

*********************

 

 

Yunho memandangi pesan di layar ponselnya tanpa minat.

"Siapa itu oppa?"

Suara Mary membuyarkan lamunan Yunho. "Nothing," ucapnya sambil mematikan ponsel. Ya, tombol turn off. Salahnya itu dilakukannya di depan Mary.

"Dari pacarmu ya oppa?" Tanya Mary usil yang hanya dijawab endikan bahu Yunho. Lalu perempuan itu terkekeh tapi tidak berkomentar lebih jauh, apalagi Jang Woo Hyuk sudah memasuki ruangan dan mereka menghabiskan 4 jam ke depan untuk menari seperti biasanya.

Tapi tentu saja inti permasalahan tidak luput dari Jang Woo Hyuk. Saat istirahat, tanpa ada Mary, dia menanyakan pada Yunho bagaimana soal kehadiran orangtuanya. Karena besok seharusnya sudah filming.

"Ayahku tetap tidak bisa datang, jadi nanti ibu dan Jihye saja. Tidak apa-apa kan? Nanti malam datang dan menginap di tepat Jihye."

"Tidak masalah." Jang Woo Hyuk yang semula ragu akhirnya meneruskan. "Lalu bagaimana Changmin?"

"Nggak datang."

Jang Woo Hyuk hanya manggut-manggut dan melirik kasihan. Yunho tampak menyibukkan dirinya dengan membereskan sesuatu di dalam tasnya. "Apapun hasilnya, harus kita rayakan. Oke?!" rangkul Woo Hyuk yang menerbitkan sedikit senyum di bibir yang cemberut terus itu. Yunho pun mengangguk.

Yunho sendiri memilih menginap di tempat Jihye karena Changmin tak ada. Dia juga masih tega tidak mengangkat telepon kekasihnya yang baik hati itu dan sekedar membaca pesan tanpa membalasnya. Malas saja kalau ujung-ujungnya bertengkar padahal saat ini dia butuh ketenangan jiwa untuk bisa fokus, jadi lebih baik tak membuka obrolan.

"Baiklah kalau memang kamu nggak mau bicara. I understand. Tapi sebelum tampil kamu harus mengangkat teleponku. Harus. Let me support you."

Yunho menggigiti bibirnya, berpikir keras. Ini antara ego dan perasaan.

Perasaan membutuhkannya tapi juga perasaan tidak terima harus menjawab pertanyaan dari ibunya ketika menanyakan kemana Changmin. Yunho kesal harus menjawabnya "dia terlalu sibuk untuk datang" dan mendapat tatapan kecewa dari ibunya. Itu menyebalkan. Sugguh!

Mungkin sudah saatnya membuat basic rule untuk mengatasi saat marahan begini.

 

 

*********************

 

 

But show must go on.

Persiapan dua minggu rasanya sekejab saja dan Yunho baru tersadar ketika berada di ruang ganti studio untuk filming. Malam ini penentuannya untuk ke final atau dialah yang akan pulang. Semalaman tidak bisa tidur memikirkan segala kemungkinan dan apa yang harus dilakukannya. Khawatir, senang dan takut bercampur jadi satu yang untungnya masih bisa dibaginya dengan sang ibu. Sebenarnya sih tidak suka melakukannya karena merasa sudah cukup "tua" tapi Changmin tidak ada di sisinya dan dia masih enggan menghubungi.

Yunho cukup kaget Changmin benar-benar mendiamkannya dan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT